Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN
GLOBAL WARMING HUBUNGANNYA DENGAN PETERNAKAN

OLEH :
KELOMPOK 9
MUHAMMAD FADLAN R 200110100292
FAJAR HUDAYA UTAMA 200110100293
SYAHIDAH ASMA AMANINA
TINSARI
HENI SUMARNI

200110100300

200110100301
200110100302

UNIVERSITSA PADJADJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
2011
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH

Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang,


manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang
dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum,
neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama
perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan
agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga
dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan hidup manusia pula.
Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi
industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian.
Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran
perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama
dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi
ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus
berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah
dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha
yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan
pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian
terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah

mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat


tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar
bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan
dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di
dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming
sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa
pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk
membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan
mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan
tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti
dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.

TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN LINGKUNGAN
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan
udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan,
semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan
biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya

berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua
orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di
kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah,
dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk
sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian
seseorang.
LINGKUNGAN HIDUP
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad
renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya
didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka
lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama
manusia.
2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati
oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari bendabenda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan
hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air
tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan
terjadi

bencana

kekeringan,

banyak

hewan

dan

tumbuhan

mati,

perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan


lain-lain.

PEMBAHASAN
80% Global Warming disebabkan Hewan Ternak
Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, pada November
2006 PBB telah merilis laporan mengejutkan yang berhasil membuka
mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca datang dari
aktifitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya.
Di sisi lain, mobil, sepeda motor, truk-truk besar, pesawat terbang, dan
semua sarana transportasi lainnya yang bisa Anda sebutkan hanya
menyumbang 13% emisi gas rumah kaca. Bayangkanlah kenyataan ini:
Ternyata penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam
kehidupan planet kita saat ini bukanlah mobil, sepeda motor, ataupun truk
dan bus dengan polusinya yang menjengkelkan Anda. Tetapi emisi
berbahaya itu datang dari sesuatu yang nampak sederhana, tidak
berdaya, dan nampak lezat di meja makan Anda. Yaitu daging!
Mungkin bagi Anda hal ini sangat berlebihan. Tetapi ketahuilah
bahwa laporan ini bukan dirilis oleh sekelompok ilmuwan paranoid yang
tidak kompeten, ataupun peneliti dari tingkat universitas lokal. Laporan ini
dirilis langsung oleh PBB melalui FAO (Food and Agriculture Organization

Organisasi Pangan dan Pertanian). Tentu agak sulit membayangkan


bagaimana mungkin seekor anak ayam yang terlahir dari telurnya yang
begitu rapuh, yang terlihat begitu kecil dibandingkan luasnya planet ini,
bisa memberikan pengaruh yang begitu besar pada perubahan iklim.
Jawabannya adalah pada jumlah mereka mereka yang luar biasa banyak.
Amerika Serikat saja menjagal tidak kurang dari 10 miliar hewan darat
setiap tahunnya (tidak termasuk ikan dan hewan laut lainnya). Bayangkan
berapa banyak jumlahnya bila digabungkan dengan seluruh dunia.
1. Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampulampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat
ruangan, mesin pemotong, dll. Salah satu inefisiensi listrik terbesar adalah
dari mesin-mesin pendingin untuk penyimpanan daging. Baik yang ada di
peternakan maupun

yang ada di titik-titik

perhentian

(distributor,

pengecer, rumah makan, pasar, dll) sebelum daging tersebut tiba di


rumah/piring makan Anda. Anda tentu tahu bahwa mesin-mesin pendingin
adalah peralatan elektronik yang sangat boros listrik/energi.
2. Transportasi yang digunakan, baik untuk mengangkut ternak, makanan
ternak, sampai dengan elemen pendukung peternakan lainnya (obatobatan dll) menghasilkan emisi karbon yang signifikan.
3. Peternakan menyedot begitu banyak sumber daya pendukung lainnya,
mulai

dari

pakan

ternak

hingga

obat-obatan

dan

hormon

untuk

mempercepat pertumbuhan. Mungkin sepintas terlihat seperti pendukung


pertumbuhan ekonomi. Tapi dapatkah Anda membayangkan berapa
banyak lagi emisi yang dihasilkan tiap industri pendukung tersebut?
Perekonomian yang maju tidak ada lagi artinya kalau planet kita hancur!
Masih

banyak

sektor-sektor

industri

ramah

lingkungan

yang

bisa

dikembangkan di dunia ini. Jadi mengapa harus mengembangkan sektor


yang membahayakan kehidupan kita semua?

4. Peternakan membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Demi pembukaan


lahan peternakan, begitu banyak hutan hujan yang dikorbankan. Hal ini
masih diperparah lagi dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk

menanam pakan ternak tersebut (gandum, rumput, dll). Padahal akan


jauh lebih efisien bila tanaman tersebut diberikan langsung kepada
manusia. Peternakan sapi saja telah menyedot makanan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan kalori 8,7 miliar orang! Lebih dari jumlah
populasi manusia di dunia. KELAPARAN DUNIA TIDAK AKAN TERJADI JIKA
SEMUA ORANG BERVEGETARIAN. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa
seorang vegetarian menyelamatkan hingga setengah hektar pepohonan
setiap tahunnya! Hutan hujan tropis mengalami penggundulan besarbesaran untuk menyediakan lahan peternakan. Lima puluh lima kaki
persegi hutan tropis dihancurkan hanya untuk menghasilkan satu ons
burger! Perusakan hutan sama dengan memperparah efek pemanasan
global karena CO2 yang tersimpan dalam tanaman akan terlepaskan ke
atmosfer bersamaan dengan matinya tanaman tersebut.
5. Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang
signifikan. Sapi secara alamiah akan melepaskan metana dari dalam
perutnya selama proses mencerna makanan (kita mengenalinya sebagai
bersendawaglegekan kata orang jawa). Metana adalah gas dengan
emisi rumah kaca yang 23 kali lebih buruk dari CO2. Dan miliaran hewanhewan ternak di seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang
pada akhirnya menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak
kurang dari 100 milliar ton metana dihasilkan sektor peternakan setiap
tahunnya!
6. Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO (Nitrogen
Oksida) yang notabene 300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2.
Pertanyaannya adalah: Memangnya seberapa banyak kotoran ternak yang
ada? Di Amerika Serikat saja, hewan ternak menghasilkan tidak kurang
dari 39,5 ton kotoran per detik! Bayangkan berapa banyak jumlah
tersebut di seluruh dunia! Jumlah yang luar biasa besar itu membuat
sebagian besar kotoran tidak dapat di proses lebih lanjut menjadi pupuk
atau hal-hal berguna lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh pelaku industri
peternakan modern adalah membuangnya ke sungai atau ke tempat-

tempat lain yang akhirnya meracuni tanah dan sumber-sumber air.


Kontribusi gas NO dari sektor peternakan sangatlah signifikan!

14 Cara mengurangi Global Warming


Ada bermacam cara memperlambat dampak pemanasan global, cara-cara
tersebut umumnya mudah dan sederhana. Tetapi kurang dilakukan secara
serius oleh kebanyakan orang. Padahal pemanasan global adalah masalah

yang serius. Suhu Bumi yang terus meningkat akan ber efek panjangnya
musim kering atau kemarau. Mencairnya gunungan es di kutub. Naiknya
permukaan air laut. Dan sulitnya mencari sumber mata air. Kalau sudah
begitu siapa coba yang tanggung jawab? Berhubung Masih belum terlalu
parah efeknya, mari kita lakukan 14 langkah perubahan menuju hidup
yang lebih baik, berkualitas dan ramah lingkungan.
1. Batasi Penggunanaan kertas
Tanamkan di pikiran anda kuat-kuat, bahwa setiap anda menggunakan
selembar kertas maka anda telah menebang sebatang pohon. Oleh
karena itu gunakan kertas se-efektif mungkin misalnya dengan mencetak
print out bolak-balik pada setiap kertas. Bila anda nge-print sesuatu yang
tidak terlalu penting, gunakanlah kertas bekas yang dibaliknya masih
kosong.
2. Ganti bola lampu.
Segera ganti bola lampu pijar anda dengan lampu neon. Lampu neon ini
membutuhkan energi yang lebih sedikit dibanding lampu pijar. Ingat
setiap daya daya listrik yang anda pakai maka anda turut serta
menghabiskan sumber daya energi listrik yang kebanyakan berbahan
bakar fosil. Bahan bakar fosil adalah bahan bakar tak terbarukan, dan
dalam jangka sepuluh tahun ke depan mungkin bahan bakar jenis ini akan
habis.
3. Hindari Screen Saver
Shut down Komputer anda jika tidak akan digunakan dalam jangka lama,
atau jika anda terpaksa meninggalkan komputer dalam keadaan menyala,
matikan screen saver. Mengaktifkan screen saver akan memakan energi
dan mengeluarkan emisi Co2. Jadi matikan screen saver anda sekarang!

4. Periksa tekanan ban


Setiap anda ingin bepergian janagn lupa memeriksa tekanan ban
kendaraan anda. ban yang kurang angin akan memperlambat laju
kendaraan dan akhirnya akan membutuhkan bahan bakar yang lebih
banyak.
5. Buka jendela lebar-lebar
Di Amerika , sebagian besar dari 22,7 ton emisi CO2 berasal dari rumah.
Kebanyakan emisi atau gas buang tersebut berasal dari AC, kulkas,
kompor gas atau refrigerator. Unutk meminimalkannya ketika dapat
mengatur termostat AC dengan suhu udara di luar ruangan. Kemudian
bukalah jendela lebar-lebar karena sirkulasi udara yang terjebak dapat
mengkonsumsi energi.
6. Gunakan pupuk organik.
Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen,
yang kemudian berubah menjadi N2O yang menimbulkan efek GRK (Gas
Rumah Kaca) 320 kali lebih besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun
gunakanlah

pupuk

organik.

Disamping

aman,

murah

pula.

7. Tanamlah rumpun bamboo


Pepohonan memang terbukti mampu menyerap CO2, tetapi ternyata
pohon atau rumpun bambu mampu menyerap CO2 empat kali lebih
banyak

dari

pohon-pohon

lain.

8. Naik kendaraan umum


Saat ini jumlah kendaraan pribadi sudah teramat banyak dan bikin
sumpek. Sector transportasi menyumbang sampai 14 % emisi gas rumah
kaca ke atmosfer, jika kita menggunakan kendaran umum maka kita
mengurangi emisi gas rumah kaca, karena dalam satu kendaraan umum
bisa

mengangkut

puluhan

orang,

dan

itu

sangat

hemat

energi.

Dibandingkan dengan kendaraan pribadi sperti sedan yang hanya


mengangkut maksimal empat orang.
9. Kurangi makan daging sapi
Betul, kurangi dari sekarang memakan daging sapi. Selain megandung
kalori y ang tinggi. Daging sapi juga menyumbang emisi gas rumah kaca
yang cukup signifikan. Setiap kilogaram daging sapi yang kita makan,
setara dengan menyalakan bola lampu 20 watt selama 20 hari.
10. Jangan pakai kantong plastic
Di beberapa Negara bagian Amerika, urusan kantong plastik bahkan
sampai

dibuat

undang-undangnya

segala.

LSM

peduli

lingkungan

mendorong pemerintah Negara setempat unutk melarang penggunaan


kantong plastic sebagai kantong belanjaan. Plastik ini memang unsur
yang sulit terurai, butuh 1000 tahun untuk mengurainya didalam tanah.
Efek Gas rumah kaca yang ditimbulkannya juga cukup besar. Maka
beralihlah ke kantong kain, misal dari kain serat alami.
11. Membeli produk local
Produk lokal tentu tidak memerlukan jalur distribusi yang panjang dan

membutuhkan banyak bahan bakar. Ini berarti mengurangi emisi CO2


yang dikeluarkan mobil-mobil pengangkutnya. Kemudian belilah produk
sayuran atau buah-buahan sesuai musimnya. Ini akan menghemat biaya
transportasi

dan

menghindari

harga

jual

yang

mahal.

12. Hidup efisien


Apapun aktifitas manusia di bumi akan berdampak pada bumi yang kita
diami ini. Pola komsumsi energi, pola lingkungan dan sebagainya.
Hiduplah seefisien mungkin, gunakan sedikit energi, komsumsilah sedikit
makanan,

tinggalkan

pola

hidup

konsumtif,

ramahlah

terhadap

lingkungan, sedikit bicara lebih banyak berpikir, dan sebagainya.


13. Mengemudi cerdas
Hindari perjalanan yang panjang dan menghabiskan waktu, bila mungkin
memotong jalan lakukanlah. Kurangilah aktifitas yang menggunakan
kendaraan pribadi. Jika terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, pilihlah
jalan-jalan alternative yang bebas macet dan tidak mengkonsumsi energi.
Bila anda menunggu, matikan mesin sebab gas buangan tetap keluar
sementara bahan bahan bakar terpakai.
14. Pakai baju bekas
Sekarang bukan jamannya gengsi, toh kita mati tidak membawa gengsi.
Tak perlu malu memakai baju bekas atau baju warisan orang tua. Dengan
mengurangi membeli pakaian baru maka anda membantu mengurangi
pemakaian

listrik

di

pabrik

pakaian.

Apalagi banyak bahan kain sintetis yang mengandung minyak bumi.


Bahkan katun yang berasal dari kapas ternyata mengandung pestisida.

DAFTAR PUSTAKA
http://kabarinews.com/article/Berita_Indonesia/Khusus/14_Cara_menguran
gi_Global_Warming/2085
http://gogreenindonesia.blogspot.com/2011/02/80-global-warmingdisebabkan-hewan.html

Anda mungkin juga menyukai