LAPORAN PENYULUHAN Kelas Ibu Hamil
LAPORAN PENYULUHAN Kelas Ibu Hamil
Nama Peserta
Nama Pendamping
Nama Wahana
Tema Penyuluhan
Secara khusus
Tujuan Penyuluhan
Tanggal
Waktu
Tempat
Jumlah Peserta
25orang
LAPORAN
mengakibatkan
komplikasi kehamilan.
Berdasarkan penilitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat memiliki
potensi dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita
hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat
mengancam jiwanya. Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan akan menemukan wanita
hamil dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat mengancam jiwa.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap
tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil
tersebut beresiko mengalami komplikasi. Hal tersebut juga memerlukan kerjasama dari para
ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu.
Kematian ibu yang terjadi pada waktu
komplikasi
kehamilan 90%
disebabkan
oleh
obstetri secara langsung adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Secara tidak langsung
kematian ibu juga dipengaruhi oleh keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali
tanda bahaya kehamilan dan membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan.
Keterlambatan
dalam
mencapai
fasilitas
kesehatan
dan pertolongan
difasilitas
pelayanan kesehatan.
Angka kematian ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN. Angka kematian
ibu di Indonesia menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2005
sebesar 262 per 100.00 kelahiran hidup. Tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI)
sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup (Andra, 2007) Angka Kematian
Ibu di Jawa
Tengah tahun 2003-2007 sebesar 101,36 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010
diharapkan AKI menjadi 125 per 100.000
kelahiran
kehamilan
harus dikenali dan terdeteksi sejak dini sehingga dapat ditangani dengan benar karena
setiap tanda bahaya kehamilan bisa mengakibatkan komplikasi kehamilan. Tanda
bahaya kehamilan antara lain: perdarahan pervaginam, bengkak pada muka atau tangan
yang disertai sakit Kepala yang hebat, penglihatan kabur dan kejang, nyeri abdomen
Bagian bawah, mual muntah berlebihan, demam tinggi, janin kurang bergerak seperti
biasanya dan ketuban pecah dini.
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan
dengan anggota negara-negara anggota ASEAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di indonesia tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran
hidup1. Ada lima penyebab utama kematian ibu di negara-negara berkembang, diantaranya
adalah perdarahan, sepsis, hipertensi akibat kehamilan, aborsi yang tidak aman dan persalinan
macet. Komplikasi penyebab kematian ibu terbanyak adalah karena perdarahan pada
kehamilan 45,7%, hipertensi selama kehamilan 14,5% dan infeksi 15%.
Angka kematian yang tinggi pada umumnya di sebabkan oleh 3 hal pokok yaitu masih
kurangnya pengetahuan ibu mengenai sebab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi
dalam kehamilan, persalinan, serta nifas, kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu
mengenai kesehatan reproduksi serta kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi
semua ibu hamil.
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan merupakan hal yang penting untuk
diketahui oleh masyarakat, khususnya ibu hamil. Pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan seperti perdarahan pervaginam, hiperemesis gravidarum, preeklamsi dan eklamsi,
ketuban pecah dini, sakit kepala yang lebih dari biasa, gangguan penglihatan, pembengkakan
pada wajah dan tangan, nyeri abdomen serta janin tidak bergerak seperti biasanya ini penting
karena apabila tanda-tanda bahaya tersebut diketahui sejak dini, maka penanganan akan lebih
cepat. Mendeteksi secara dini tentang tanda bahaya tersebut dengan cara mengetahui apa saja
tanda tanda bahaya dari kehamilan tersebut.
Ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi kehamilan maka
kemungkinan besar ibu akan berfikir untuk menentukan sikap dan berperilaku untuk
mencegah, menghindari atau mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut dan ibu memiliki
kesadaran untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya,
sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat ditangani secara dini dan
tepat oleh tenaga kesehatan.
Pemerintah mendukung dan sudah membuat program melalui komitmen bersama
dengan Milenium Development Goals atau MDGs pada tahun 2015, mengenai dua sasaran
dan indikator yang secara khusus terkait dengan kesehatan ibu dan anak yakni mengurangi
angka kematian ibu dan bayi. Target dari MDGs pada tahun 2015 adalah bisa menurunkan
angka kematian ibu (AKI) sampai dengan 124 per 100.000 kelahiran hidup.
Pendamping,
..................................................................................................................................
2. Kepribadian dan profesionalisme :
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................