Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah abortus dipakai untuk menunjukan mengeluarkan hasil konsepsi sebelum


janin dapat hidup diluar kandungan. Samapai saat ini janin yang terkecil, yang
dilaporkan dapat hidup diluar kandungan mempuyai berat badan 297 grm waktu lahir.
Akan tetapi, karena jarangnya janin yang dilahirakn dengan berat badan dibawah 500
grm dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan
sebelum janin mencapai berat 500 grm atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang
berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortud buatan ialah
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapentik ialah
abortus buatan yang dilakukan atas indiksi medik.
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak
dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi; juga karena sebagian abortus spontan
hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan
dan kejadaian ini dianggap sebagai haid terlambat.

BAB II
KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu dengan berat kurang dari 500 gram.
Klasifikasi Abortus :
Abortus dapat di bagi dalam 2 golongan, yaitu :
a. Abortus Spontan, adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi
luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
b. Abortus Buatan/Abortus provokatus, adalah abortus yang disengaja baik
dengan memakai obat-obatan maupun alat yang bertujuan untuk mengakhiri
proses kehamilan.
Abortus spontan di bagi menjadi :

Abortus kompletus, yaitu hasil konsepsi keluar seluruhnya.

Aborutus Inkompletus, yaitu hasil konsepsi telah keluar sebagaimana


dari cavum uteri dan masih ada yang tertinggal.

Abortus Insipiens, yaitu abortus yang sedang mengancam yang


ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah
membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam cavum uteri.

Abortus Iminens, yaitu abortus tingkat permulaan yang ditandai


dengan perdarahan pervoginam, astium, uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi seluruhnya masih bertahan dalam kandungan.

Missed Abortion, yaitu abortus yang ditandai dengan embrio / fetus


telah meninggalnya dalam kandungan dan hasil konsepsi seluruhnya
masih bertahan dalam kandungan.

Abortus Habituallis, abortus yang terjadi selama 3 kali berturut-turut


atau lebih.

Abortus Infeksiosa, yaitu abortus yang disertai dengan komplikasi


infeksi.

Abortus buatan dibagi menjadi : - Abortus Medisinalis


- Abortus kriminalis
B. Etiologi
1. Kelamin ovum
2. Kelamin genitalia ibu
3. G3 sirkulasi plasenta
4. Penyakit-penyakit ibu (pneumonia, anemia berat, toxoplasmosis)
5. Antagonis resus
6. Faktor serviks
7. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.

C. Patofisiologis
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, kemudian
dikuli atau netrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus, keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara
mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu villi koriales menembus desidua lebih
dalam sehingga umumnya palacenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan perdarahan pada kehamilan 14 minggu ke atas umunya yang
dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin disusul beberapa waktu kemudian
placenta. Perdarahan tidak banyak jika placenta terlepas dengan lengkap.
Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur. Hasil
konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Adakalanya
kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
jelas (blighted ovum), mungkin pula janin telah mati lama (missed Abortion).
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat maka
ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kruenta.
Bentuk ini menjadi molakarnosa, apabila pigmen darah telah diserap dan dalam
sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lain

adalah mola tuberosa, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol karena
terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang tidak meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses mumifikasi, jaringan mengering dan karna cairan amnion berkurang
karena diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih
lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiroseus). Kemungkinan
lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadi proses maserasi :
kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena tensi cairan
dan seluruh jaringan berwarna kemerah-merahan.

D. Manifesitasi klines
-

pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah atau


kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun,
denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal
atau meningkat.

Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan


hasil sonsepsi.

Rasa mulas/keram perut di atas daerah simphisis sering


disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.

Pemeriksaan ginekologi :

a. inspeksi vulva :

perdarahan pervaginam, ada atau

tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau


busuk dari vulva.
b.

Inspekula

perdarahan dari cavum uteri,

astium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak


jaringan keluar dari ostrium, ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostrium.
c.

Colok vagina :

porsio masih terbuka atau sudah

tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri,


besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan,
tidak nyeri pada saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa kavum douglasi tidak menonjol dan
tidak nyeri.

E. Penatalaksanaan
1. Abortus kompletus
-

bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3x1 tablet


selama 3 sampai 5 hari.

Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus


atau transfuse darah.

Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi

Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.

2. Abortus inkompletus
-

bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan


NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin
ditransfusi darah.

Setelah syok diatasi, lakukakan kerokan dengan kurat tajam


lalu suntikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler.

Bila jamin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggi,


lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi.

3. Abortus insipiens
-

Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus


spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan
morfin.

Pada kehamilan kurang dari 12 minggu yang biasanya


disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus
memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan
kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrim 0,5 mg
intramuskuler.

Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infuse


oksitosin 10 Iu dalam dekstrose 5 % 500 ml dimulai 8 tetes
per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi
abortus komplit

Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,


lakukan pengeluaran plasenta secara manual

4. Abortus iminens
-

Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan


rangsang mekanik berkurang.

Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila
pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.

Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negate, mungkin


janin sudah mati, pemeriksaan USG untuk menentukan
apakah janin masih hidup.

Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg.


Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600
1000 mg.

Diet tinggi protein dan tambahan Vitamin C

Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan


antiseptik

untuk

mencegah

infeksi

terutama

masih

mengeluarkan cairan coklat.


5. Missed Abortion
-

Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan


konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam

Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau


segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.

Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan


serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan
dilatasi serviks dengan kilatator hegar, kemudian hasil
konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret
tajam.

Pada

kehamilan

lebih

dari

12

minggu,

berikan

dietilstilbestrol 3x5 minggu lalu infus oksitosin 10 Iu dalam


dekstrose 5 %
-

Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari di bawah pusat,


keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20
% dalam kavum uteri melalui dinding perut.

6. Abortus Infeksiosa
-

Obat pilihan pertama : Penisilin Prokain 800.000 Iu IM tiap


12 jam, ditambah kloramfenikol 1 g peroral.

Obat pilihan kedua : Ampisilin 1g peroral ditambah


metronidazol 500 mg.

Obat pilihan lainnya : Ampisilin dan kloramfenikol, Penisilin


dan Metronidazol, Ampisilin dan Gentamisin.

Tingkatkan asupan cairan.

F. Pemeriksaan Diagnostik
-

Dengan spekulum

Hitungan darah lengkap, golongan darah dan penentuan Rh


mengindentifikasi kebutuhan individu.

Urin

atau

radioimunoegai

serum

untuk

gonadotrpin

korionik : memeriksa kehamilan.


-

Papanicolau smear : mengesampingkan displasia.

Kultur gonorea, Reagen Plasma Cepat (RPR) : menentukan


adanya PHS

Ultrasonografi

dapat

dilakukan

untuk

memastikan

kehamilan untuk menghitung kehamilan atau melokalisasi


plasenta.
-

Pemeriksaan sitologik

Biopsi

Perdarahan

Payah ginjal akut

Perforasi

Infeksi

Syok

G. Komplikasi

BAB III

10

KONSEP DARAS KEPERAWATAN

A. Pengkajian Data Dasar


-

Sirkulasi

Rewiyat hipertensi esensial, penyakit vaskuler


-

Integritas ego

Kehamilan mungkin sudah / belum direncanakan.


Mungkin sangat cemas / ketakukan
-

Makanan / cairan

Status nutrisi ibu buruk


-

Nyeri / ketidaknyamanan

Kram pelvis, sakit pinggang


-

Keamanan

Pemajanan pada agen toksik / hematogenik


Riwayat penyakit inflamasi pelvis, penyakit hbungan seksual, atau pemajanan
pada penyakit menular seperti rubella, sitomegalovirus, atau herpes aktif.
-

Seksualitas

Perdarahan vagina, direntang dari bercak sampai perdarahan nyata.


Pemeriksaan dapat menunjukkan dilatasi serviks prematur.

B. Diagnosa Keperawatan

11

perubahan perfusi jaringan b/d O2 kejaringan menurun.

Kurang volume cairan b/d perdarahan

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake kurang

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

Resti infeksi b/d prosedur tindakan

Ansietas b/d stres meningkat

Nyeri b/d prosedur tindakan

Kurang pengetahuan b/d kurang terpajang informasi

Distres spritual b/d abortus

Cedera pada ibu b/d prosedur tindakan perdarahan

C. Intervensi dan Rasional


Ansietas b/d stres meningkat
-

Akuiansietas klien. Anjurkan vertilasi perasaan

Rasional : klien mungkin memerlukan bantuan dalam mengenali reaksi.


-

Bersikap empati dan tidak menilai

Rasional menunjukkan sikap perhatian.


-

Berikan instruksi dalam teknik bernafas dan relaksasi

Rasional : menahan nafas dan menengangkan obat dapat mempengaruhi


respon fisiologis (tekanan darah, nadi dan pernapasan). Tegangan
otot dapat mempengaruhi prosedur.

12

Jelaskan prosedur sebelum dilakukan dan tinggal dengan


klien untuk memberikan umpan balik yang menyertai.

Rasional : kehadiran fisik menyakinkan dan dapat meningkatkan kerjasama


serta meningkatkan rasa aman.
Resti Infeksi b/d prosedur tindakan
-

pantau suhu, nadi dan SDP sesuai indikasi

Rasional : peningkatan suhu atau nadi lebih besar dari 100 dpm dapat
menandakan infeksi.
-

Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan


menggunakan teknik aseptik

Rasional : Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan risiko infeksi


endometrial
-

Koloborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

Rasional : digunakan hanya kadang-kadang, antibiotik profilaktik masih


kontraversial dan harus digunakan dengan kewaspadaan karena
ini dapat merangsang pertumbuhan berlebihan dari organisme
resisten.
Kurang volume cairan b/d perdarahan
-

pantau tanda dan gejala kehilangan cairan belebihan atau


syok

13

Rasional : hemoragi dihubungkan dengan kehilangan cairan lebih besar dari


500 ml dapat dimanifestasikan oleh peningkatan nadi, penurunan
TD, sianosis, disorientasi, peka rangsang dan penurunan
kesadaran.
-

ukur jumlah dan kerakter emesis

Rasional : mual dan muntah memperberat kehilangan cairan


-

Evaluasi, laporkan, dan catat jumlah serta sifat kehilangan


darah.

Rasional : perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa.


-

Lakukan tirah baring

Rasional : perdarahan dapat berhenti dengan reduksi ativitas


-

Kalaborasi untuk mendapatkan / tinjau ulang pemeriksaan


darah cepat : HDL, titer RH, kadar fibrinogen, hitung
trombosit.

Rasional : menentukan jumlah darah yang hilang.


-

Kolaborasi pemberian larutan intravena

Rasional : meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengataasi gejalagejala syok.


Perubahan perfusi jaringan b/d O2 kejaringan
menurun

14

perhatian status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume


darah

Rasional : kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan,


kemungkinan menyebabkan hipovolemia.
-

Perhatikan Hb/Ht sebelum dan setelah kehilangan darah

Rasional : nilai bandingan membantu menentukan beratnya kehilangan


darah.

Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya perubahan perilaku

Rasional : perubahan sensorium adalah indikator dari hipoksia


-

Kolaborasi dalam pemantauan GDN dan kadar PH

Rasional : membantu dalam mendiagnosa derajat hipoksia jaringan atau


asidosis yang diakibatkan dari terbentuknya asam laktat dari
metabolisme anaerobik.
-

Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan

Rasional : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk transpor sirkulasi ke


jaringan.
Nurtri kurang dari kebutuhan b/d intake kurang
-

Tingkat masukan

15

Rasional : memberikan kalori dan nutrien lain untuk memenuhi kebutuhan


metabolik serta menggantikan kehilangan cairan, karenanya
meningkatkan volume cairan sirkulasi.
-

Anjurkan tidur / istirahat adekuat

Rasional : menurunkan laju metabolisme, memungkinkan dengan oksigen


untuk digunakan untuk proses pemulihan.

Kolaborasi

berikan cairan / nutrisi parenteral, sesuai indikasi

Rasional : mungkin perlu untuk mengatasi dehidrasi, menggantikan


kehilangan cairan dan memberikan nutrien yang perlu bila
masukan oral di batasi.

Berikan preparat zat besi dan atau vitamin, sesuai indikasi

Rasional : bermanfaat dalam memperbaiki anemia atau defisiensi bila ada.


Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
-

Tinjau ulang tanda-tanda/gejala-gejala dengan klien dan


orang terdekat

Rasional : meningkatkan perawatan diri dan intervensi medis sesuai dengan


waktunya.
-

Bantu klien dalam menyusun kembali rutinitas setiap hari


untuk menurunkan aktivitas fisik, termasuk istirahat/periode
tidur yang diperlukan.

16

Rasional : kerusakan
kemampuan

sirkulasi/pernapasan
untuk

melakukan

dapat

mempengaruhi

aktivitasnya

dan

dpat

mengakibatkan kelelahan.
-

Indentifikasi kebutuhan terhadap bantuan rumah tangga dan


adanya sumbe-sumber yang tersedia.

Rasional : mungkin diperlukan untuk memaksimalkan istrirahat membatasi


kelelahan.
Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi
Tujuan klien mengetahui tentang abortus
Kriteria hasil

: - mendemontrasikan melanjutkan dengan tindakan dan


setelah perawatan dengan tepat
- mengungkapkan implikasi faktor Rh terhadap rencana
kehamilan selanjutnya atau untuk menerima tranfusi darah.

Intervensi
-

Kaji tingkat pengetahuan klien dan berikan informasi tentang


reproduksi

Rasional : pengetahuan penting untuk mencegah kehamilan tidak terencna


nantinya
-

Berikan/tinjau ulang informasi tentang penyebab aborsi


(spontan)

Mis: inkompabilitas Rh

17

Rasional : dapat meningkatkan pemahaman dan perawatan diri positif.


Membantu klien menyiapkan kehamilan masa datang
-

Identifikasi tanda/gejala untuk dilaporkan pada pemberi


perawatan kesehatan

Rasional : Evaluai/intervensisegera

dapat

mencegah

atau

membatasi

komplikasi
-

Berikan informasi tentang implikasi darah Rh o (D)- negatif


dan perlunya pemberian RhIgG

Rasional : untuk klien, Rho (D)- negatif, RhIgG mencegah pembentukan


anti bodi anti Rh positif sehingga efek-efek merugikan pada
kehamilan selanjutnya dapat dihindari
-

Identifikasi kelompok pendukung lokal atau pasangan yang


telah mengalami kejadian yang sama

Rasional : memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, dapat


meningkatkan penerimaan akan kehilangan/harapan untuk masa
depan
Distres Spiritual b/d abortus
Tujuan : klien menaati keyakinan/praktek religius pribadi, tidak menyalahkan
kehilangan yang diarahkan pada diri sendiri atau Tuhan.
KH : - Mendiskusikan nilai-nilai keyakinan

18

- Mengekspresikan perasaan tentang makna diri/keyakinan pada diri


sendiri
- Mengakui tanggung jawab tanpa menyalahkan diri
Intervensi
-

Tentukan keyakinan religius klien/pasangan

Rasional : membuat dasar untuk membuat rencana perawatan


-

Pastikan kebutuhan khusus klien, mis: membaptis produk


konsepsi dan/atau pemakaman formal

Rasional : bila keinginan klien untuk upacara religius tidak dilakkukan,


klien/pasangan dapat menderita distress spiritual
-

Berikan informasi dengan cara yang tidak menghakimi

Rasional : karena status emosi atau kurang pengetahuan, klien tidak


menyadari bahwa pembaptisan dapat dilakukan
-

Berikan kesempatan untuk mengekspresikan marah atau


masalah

Rasional : memungkinkan

deteksi

menyalahkan

diri

sendiri

atau

mengasingkan diri dari Tuhan dan/atau keyakian religius dan


nilai-nilai yang dianut sebelumnya.
-

Anjurkan pastisipasi klien dalam pengembangan rencana


tindakan

Rasional : dapat memberikan rasa kontrol pada klien terhadap situasi sulit

19

Berikan dukungan Rohaniawan dan beritahu rohaniwan,


sesuai kebutuhan

Rasional : klien dapat tidak mengenali / mengungkapkan kebutuhannya


sendiri terhadap dukungan spiritual.
Cedera terhadap ibu b/d prosedur tindakan,
perdarahan
Tujuan : cedra tidak terjadi
KH

: melaporkan/mengenali tanda/gejala komplikasi bebas dari efek


samping negatif dari terminasi

Intervensi :
-

Pantau dan kaji kehilangan darah, hitung dan timbang atau perkirakan
pembalut

Rasional : pengenalan dini terjadinya pengembangan masalah penting


untuk melakukan tindakan segera
-

Pantau tanda vital, perhatikan peningkatan frekuensi nadi, sakit kepala


berat.

Rasional : perubahan tersebut sering merupakan tanda akhir dari syok


hipovolemik akibat kehilangan darah

Evaluasi tingkat ketidaknyamanan

20

Rasional : nyeri abdominal, nyeri tekan, dan keram berat dapat menandakan
tertahannya jaringan atau pervorasi uterus
-

Berikan cairan I V berikan volume ekspander/produk darah sesuai


indikasi

Rasional : mencegah komplikasi berhubungan dengan kehialngan darah


-

Bantu dengan mealakukan prosedur terapeutik yang perlu (mis:


dilatasi dan kuretase

Rasional : klien dengan miseep abortion atau tidak lengakp mungkin perlu
dilatasi dan kuretase untuk menghentikan perdarahan dan
menghilangkan produk-produk konsepsi

21

DAFTAR PUTAKA

Doenges dan Moorhonse. Rencana Keperawatan Maternal. 2001. Penerbit Buku


Kedokteran EGC; jakarta
Prof. Prawirhardjo, Sarwana, SPOG. Ilmu Kebidanan. 2002. Yayasan Bina Pustaka
Sarwana Prawirhardjo: Jakarta.

22

PENYIMPANGAN KDM
Kelainan ovum

Kelainan
genitalia ibu

Gangguan
sirkulasi placenta

Penyakitpenyakit Ibu

Antagonis resus

Faktor resus

Perangsangan
pada ibu

Perdarahan dalam desidua


Mekrosis jaringan sekitar

Intoleransi aktivitas
Kelemahan
Intake nutrisi
kurang
Nosiseptor

Talamus

Hasil konsepsi terlepas


sebagian/seluruhnya

Nutrisi kurang dari


kebutuhan
Mual/muntah
Merangsang
pelepasan
mediator kimia

Nyeri

Sterss M

Uterus berkontraksi

Pusat vomiting
terangsang
Prosedur
tindakan

Koping inefektif

Abortus
Perdarahan

Hospitalisasi

O2 ke jaringan M

Cortex cerebri
Nyeri
dipersepsikan

Ansietas

Port dentry
MO

Cedra
terhadap ibu

Hipoksia jaringan
Perubahan perfusi jaringan

Resiko tinggi
infeksi

Distress
spiritual

Kurang terpajan informasi


Kurang
pengetahuan

Kekurangan
volume cairan

23

24

Anda mungkin juga menyukai