Foucault tidak menitik beratkan pada bahasa (sistem kebahasaan atau tata bahasa), tetapi
lebih mendekatkan diri pada konsep sebuah disiplin. Kata disiplin merujuk pada dua hal yang
berbeda. Pertama, disiplin merupakan disiplin keilmuan, seperti kedokteran, psikologi, dan
sains. Kedua, disiplin merupakan sebuah institusi yang memiliki kontrol sosial, misalnya
penjara, sekolah, dan rumah sakit. Singkatnya, ide Foucault tentang wacana menunjukkan
hubungan kesejarahan yang spesifik antara disiplin (tubuh sebuah pengetahuan) dan praktek
disipliner (bentuk-bentuk kontrol sosial dan tanggung jawab sosial).
Secara tradisional, pengetahuan didefinisikan sebagai pengetahuan teknis untuk
memahami atau mengetahui bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana cara untuk melakukan
sesuatu. Akan tetapi, pengetahuan menurut Foucault merupakan masalah sosial, secarah, dan
politik yang akan menentukan apakah sebuah pernyataan dapat dinyatakan salah atau benar.
Teks dalam wacana Foucault tidak hanya kolesksi teks atau material (dokumen sejarah atau
transkripsi sebuah percakapan), tetapi juga merupakan sebuah bentuk pengorganisasian
bagian-bagian
dari
sebuah
wacana
(pernyataan-pernyataan).
Pernyataan
tersebut
menganduang satuan aturan yang berlaku pada kurun waktu tertentu dan pada masyarakat
tertentu. Wacana juga melihat dan mencoba mengurai apa yang dapat dikatakan oleh sebuah
teks.
McHoul dan Grace (2002) menjelaskan kriteria-kriteria yang harus hadir dalam
wacana Foucault, yaitu formasi, transformasi, dan korelasi (objek, konsep, dll). Kaidah
formasi adalah kondisi-kondisi yang memungkinkan objek-objek dan konsep-konsep menjadi
suatu wacana. Kaidah transformasi merupakan batasan kapasitas sebuah wacana untuk
memodifikasi dirinya sendiri. Sebuah wacana memiliki struktur tertentu yang menandai dan
membedakannya dengan wacana lain, sehingga tidak dapat dengan seenaknya berubah-ubah.
Oleh karena itu, batasan tersebut diperlukan untuk mendefinisikan sebuah wacana. Kaidah
korelasi adalah kumpulan dari relasi-relasi dalam sebuah wacana yang berhungan dengan
wacana-wacana lainnya.
Foucault (1978) menjelaskan bahwa wacana dapat diperlakukan sebagai: (1) bahasa
yang murni digunakan sebagai media penyampaian ide atau ekspresi dan merupakan
reperesentasi awal atau permukaan dari sebuah pemikiran abstrak yang lebih dalam; (2)
psikologi sebuah individu yang menunjukkan properti individu yang khas seperti suatu gaya
atau tema yang dianut oleh suatu individu; dan (3) semata-mata sebagai penghubung pikiran
yang memungkinkan pikiran tersebut diwujudkan sebagai suatu wacana.
Semiotik Teks
Sebelum masuk pada pembahasan semiotik teks, pengertian dan kriteria dari sebuah
teks penting untuk dijelaskan terlebih dahulu. Menurut Hoed (2011), teks adalah suatu satuan
kebahasaan (verbal) yang mempunyai wujud dan isi, atau segi ekspresi dan isi. Untuk dapat
dikatakan sebagai teks, Hoed (2011) lebih lanjut menjelaskan bahwa teks harus memiliki
beberapa kriteria, yaitu kohesi (terdapat kaitan semantis yang ditandai secara formal di antara
unsur-unsur penyusunnya), koherensi (isinya dapat berterima karena memenuhi logika
tektual), intensionalitas (teks diproduksi dengan maksud tertentu), keberterimaan (berterima
bagi pembaca/ masyarakat pembaca), interkontekstualitas (memiliki kaitan secara semantis
dengan teks yang lain), dan informativitas (mengandung informasi dan pesan tertentu).
Menurut Barthes dalam Hoed (2011) teks dilihat (1) sebagai suatu maujud (entity)
yang mengandung unsur kebahasaan; (2) sebagai suatu maujud yang untuk memahaminya
harus bertumpu pada kaidah-kaidah dalam bahasa teks tersebut; dan (3) sebagai suatu bagian
dari kebudayaan sehingga tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya dan lingkungan
spasiotemporal, sehingga faktor pemroduksi dan penerima teks juga harus diperhitungkan.
Ricoeur dalam Hoed (2011) menambahkan bahwa teks tidak hanya terikat oleh konteks
spasiotemporal. Akan tetapi, teks harus dipahami melalui hubungan teks tersebut dengan
penulis (pemroduksi teks), lingkungan (fisik, sosial, budaya), dan dengan teks lain
(intertekstualitas). Makna teks juga harus dipahami dalam konteks dialog antara pembaca dan
teks yang dibacanya. Oleh karena itu, pemahaman hanya dapat diperoleh melalui penjelasan
(explanation) dan interpretasi (Ricoeur, 1982: 157-164).
Jika kedua gagasan Barthes dan Ricoeur tersebut digabungkan, akan didapatkan
sebuah model analisis teks yang dalam proses analisisnya harus memperlihatkan:
1. makna unsur-unsur pembentukan teks (bahasa);
2. makna teks berdasarkan latar belakang pemroduksi teks;
3. makna teks berdasarkan lingkungan teks (termasuk gambar dan suasana serta
kelompok sasaran);
4. makna teks berdasarkan kaitan dengan teks lain;
5. makna teks berdasarkan dialog teks dengan pembaca (Hoed, 2011).
komunitas
blankOn,
terutama
pada
tautan
Misi
BlankOn,
yaitu
produksi dan konsumsi yang bekerja baik di dalam Indonesia maupun di luar negeri. Selama
ini sebagian besar penduduk di Indonesia dianggap oleh mereka bermental konsumtif yang
selalu meyerap segala produk-produk asing. Oleh karena itu, komunitas BlankOn ingin
berpartisipasi dalam mengubah mental tersebut menjadi mental produsen dan penghasil
dengan membentuk ekosistem BlankOn. Kata transformasi digunakan karena mereka
menginginkan perubahan total dengan arah yang berlawanan, yang mengubah bangsa
Indonesia sebagai bangsa konsumen menjadi bangsa produsen. Komunitas tersebut
menginginkan bangsa Indonesia berproduksi secara aktif, sehingga produk-produknya dapat
dipasarkan dan digunakan oleh masyarakat dunia.
Pada
bagian
Daftar
Singkat
Indikator
Keberhasilan,
komunitas
BlankOn
menyebutkan 12 (dua belas) indikator keberhasilan mereka. Akan tetapi, tidak kesemua dua
belas contoh tersebut harus dicapai atau terpenuhi. Proyek BlankOn sudah dapat dikatakan
berhasil, apabila sudah terdapat dua sampai tiga indikasi yang terpeuhi. Dengan demikian,
BlankOn sudah dapat mengatakan bahwa mereka telah membawa perubahan baru di
Indonesia dengan cukup signifikan. Indikator-indikator tersebut mencakup kemudahan akses
BlanOn, cakupan pengguna BlankOn (petani, penyandang cacat, pengusaha, pemerintah,
masyarakat luar negeri), fungsi BlankOn dalam komunikasi dan keadaan darurat/ bencana.
Analisis latar belakang komunitas, lingkungan, sasaran teks, dan kaitannya dengan teks lain
yg lebih luas Cuma kamu yg tahu.