Kabupaten Pandeglang
BAB
6
ANALISIS KELAYAKAN
Dalam tahapan ini akan dilihat beberapa penilaian kelayakan dari tiga
calon lokasi untuk Gerai Pangan dan Industri Kerajinan yaitu
1. Ruas Jalan Cigadung Mengger
2. Ruas Jalan Mengger Labuan
3. Ruas Jalan Labuan Caringin
6.1.
Dalam analisis kelayakan penyediaan lahan untuk gerai pangan local dan
Industri Kerajinan di Kabupaten Pandeglang harus melihat kebijakan
terkait
sebagai
payung
atau
landasan
hokum
dalam
penentuann
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
kawasan
perdagangan
dan
jasa,
industri,
mempunyai
fungsi
utama
sebagai
pengembangan
dan
juga
sebagai
Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)
yang
sistem
perkotaan
yang
ditetapkan
oleh
Pemerintah
yang
melayani
skala
kabupaten
atau
beberapa
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta Struktur Ruang Kabupaten
Pandeglang. Kebijakan Pola Ruang untuk 3 calon lokasi semuanya berada
di pinggir sepanjar koridor jalan arteri primer yang merupakan kawasan
budidaya dan diarahkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa sehingga
sangat cocok untuk lokasi rest area.
Kebijakan
pemerintah
Kabupaten
Pandeglang
dalam
hal
rencana
jaringan
jalan
babas
hambatan
prospektif
dengan
peraturan
perundangan
yang
berlaku.
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Cibaliung Sumur;
Cigadung Cipacung;
Saketi Ciandur;
Mengger Mandalawangi Caringin;
Picung Munjul;
Munjul Panimbang;
Ciseuket Sobang Tela; dan
Munjul Cikaludan Cikeusik.
2) usulan pengembangan ruas jalan meliputi:
Cikeusik Batas Lebak;
Mandalawangi Limusluhur;
Karangtanjung Nanggor;
Cadasari Kaduela;
Bama Perdana;
Citeluk Tempat pelelangan ikan;
Sodong Kadumula; dan
Padali Sukawaris.
d. Jaringan jalan kabupaten
Kabupaten Pandeglang memiliki ruas jaringan jalan kabupaten yang
relatif panjang, sehingga berdasarkan analisis yang telah dilakukan
dalam rencana sistem jaringan jalan kabupaten dalam jangka waktu
20
tahun
kedepan
disusun
skala
prioritas
perbaikan
maupun
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
6.2.
Analsis aspek teknisi sangat diperlukan dalam kegiatan ini, hal ini
sebabkan salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan lokasi rest area yang sangat erat
kaitannya dengan aspek transportasi dalah hal ini adalah kinerja jalan.
Dalam
klasifikasi
fungsi
dan
sistem
jaringan
ruas-ruas
jalan
ditinjau
yang
ada.
kolektor
klasifikasi berdasarkan sistem jaringan terdiri dari jalan primer dan sekun
der (Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Nomor10/BNKT/1991
tentang Klasifikasi Jaringan Jalan Perkotaan).
Kinerja untuk ruas jalan raya atau tingkat pelayanan jalan dapat diukur
dengan menggun akan arus lalu lintas dan
jalan, volume jalan, Volume Capacity Ratio, dan Level of Service. Untuk
lebih jelasnya dipaparkan
sebagai berikut :
Kapasitas Jalan
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Mobil Penumpang (smp) per jam. Hubungan antara arus dengan waktu
tempuh atau kecepatan tidaklah linear. Penambahan kendaraan tertentu
pada saat arus rendah akan menyebabkan penambahan waktu tempuh
yang kecil jika dibandingkan dengan penambahan kendaraan pada saat
arus tinggi. Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai
terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya
sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain atau bergerak
sangat lamban (Wijayanto, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan ada lah lebar jalur atau
lajur, ada tidaknya pemisah/median jalan, hambatan bahu/kerb jalan,
gradien jalan, didaerah perkotaan atau luar kota, ukuran kota. Persamaan
untuk menghitung kapasitas jalan daerah perkotaan adalah sebagai
berikut :
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Keterangan :
C : Kapasitas (smp/jam)
Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp : Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerb
FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota
Berdasarkan persamaan diatas dapat dijelaskan kapasitas ruas jalan dari tiga calon lokasi tersebut
1. Ruas Jalan Cigadung Mengger
Berdasarkan hasil survey traffic Counting pada ruas jalan, untuk kapasitas jalan di ruas jalan Cigadung Mengger
pada jam puncak pagi untuk arah masuk menuju ruas jalan sebesar 2.302 smp/jam sedangkan untuk arah keluar
dari ruas jalan sebesar 2.430 smp/jam. Pada siang hari terjadi penurunan kapasitas jalan dimana untuk arah
masuk ruas jalan sebesar 1.913 smp/jam sedangkan untuk arah keluar ruas jalan sebesar 1.837 smp/jam.
Sedangkan ketika pada sore harinya terjadi kenaikan kembali, dimana untuk arah masuk ruas jalan sebesar
2.522 smp/jam sedangkan untuk arah keluar ruas jalan sebesar 2.319 smp/jam. Untuk lebih jelasnya mengenai
kapasitas di Ruas Jalan Cigadung Mengger dapat dilihat pada table dibawah ini.
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
ARAH
BU
S
MOTO
R
Masuk
07:00-09:00
36
1048
252
230
40
973,5
48
1250
225
194
80
926
20
575
237
320
48
943,5
52
524
216
352
57
857,5
40
1173
217
316
75
1005
36
1013
211
338
76
925
Keluar
Masuk
11:00-13:00
Keluar
Masuk
16:00-18:00
Keluar
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
masuk ruas jalan sebesar 882 smp/jam sedangkan untuk arah keluar ruas jalan sebesar 1.017 smp/jam.
Sedangkan ketika pada sore harinya terjadi kenaikan kembali, dimana untuk arah masuk ruas jalan sebesar
1.268 smp/jam sedangkan untuk arah keluar ruas jalan sebesar 1.182 smp/jam. Untuk lebih jelasnya mengenai
kapasitas di Ruas Jalan Mengger - Labuan dapat dilihat pada table dibawah ini.
ARAH
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
BU
S
32
24
48
20
26
24
Co
FCw
FCsp
FCsf
FCcs
1542,5
1445,5
988
1140
1420,5
1324
0,92
0,92
0,92
0,92
0,92
0,92
1
1
1
1
1
1
0,97
0,97
0,97
0,97
0,97
0,97
1
1
1
1
1
1
1377
1290
882
1017
1268
1182
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Berdasarkan hasil survey traffic Counting pada ruas jalan, untuk kapasitas jalan di ruas jalan Labuan - Caringin
pada jam puncak pagi untuk arah masuk menuju ruas jalan sebesar 742 smp/jam sedangkan untuk arah keluar
dari ruas jalan sebesar 626 smp/jam. Pada siang hari terjadi penurunan kapasitas jalan dimana untuk arah masuk
ruas jalan sebesar 677 smp/jam sedangkan untuk arah keluar ruas jalan sebesar 494 smp/jam. Sedangkan ketika
pada sore harinya terjadi kenaikan kembali, dimana untuk arah masuk ruas jalan sebesar 665 smp/jam
sedangkan untuk arah keluar ruas jalan sebesar 600 smp/jam. Untuk lebih jelasnya mengenai kapasitas di Ruas
Jalan Labuan - Caringin dapat dilihat pada table dibawah ini.
ARAH
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
BU
S
22
24
24
20
18
22
Co
FCw
FCsp
FCsf
FCcs
462,5
436
403
352
426
393,5
831,5
702
759
554
745
672,5
0,92
0,92
0,92
0,92
0,92
0,92
1
1
1
1
1
1
0,97
0,97
0,97
0,97
0,97
0,97
1
1
1
1
1
1
742
626
677
494
665
600
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
VCR = V/C
Keterangan :
VCR : Volume kapasitas ratio (nilai tingkat pelayanan)
V : Volume lalu lintas (smp/jam)
C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Sedangkan standar nilai VCR ditetapkan berdasarkan MKJI (Manual Kapasitas
Jalan Indonesia) adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan analisis volume lalu lintas pada tiap ruas dan juga kapasitas ruas jalan maka dapat
di simpulkan semua ruas jalan memiliki tingkat pelayanan dengan nilai di atas 1 atau tingkat pelayananya E hal ini
disebabkan karena waktu survey dilakukan ketika weekend, dimana banyak kendaraan yang melintas ke tiga ruas
tersebut untuk melakukan perjalanan wisata ataupun yang lainnya, sehinggan untuk mengurai kemacetan
pembangunan rest area bisa menjasi salah saru solusinya.
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Tabel
Karaktersitik Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat
Pelayanan
A
C
D
Karakteristik
Kondisi arus beban yang kecepatan
tinggi. Pengemudi dapat memilih
kecepatan yang di inginkan tanpa
hambatan
Arus stabil tetapi kecepatan operasi
mulai dibatasi oleh lalu-lintas,
pengemudi
memliki
kebebasan
yang
cukup
untuk
memilih
kecepatan
Arus stabil, akan tetapi kecepatan
dan gerak kendaraan dikendalikan
Arus
mendekati
tidak
stabil,
kecepatan masih di kendalikan, v/c
masih dapat di tolerir
Volume lalu-lintas mendekati atau
berada pada kapasitas, arus tidak
stabil, kecepatan terkadang terhenti
Arus
dipaksakan
atau
macet,
kecepatan rendah volume di bawah
kapasitas, antrian panjang dan
terjadi hambatan-hambatan besar
Nilai
0,00
0,20
0,21
0,44
0,45
0,74
0,75
0,84
0,85
1,00
> 1,00
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
6.3.
Kabupaten
Pandeglang
melalui
pengembangan
kawasan
daya
saing
wilayah
sekaligus
mendukung
Modal sosial adalah salah satu konsep baru yang digunakan untuk
mengukur
kualitas
hubungan
dalam
komunitas,
organisasi,
dan
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
modal
memungkinkan
social
untuk
bersifat
mencapai
produktif,
tujuan
yang
tertentu.
membuatnya
Misalnya,
suatu
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
pernyataan
antarorganisasi
ekonomi.
sosial
Coleman
akan
tersebut,
mempengaruhi
bahwa
keterkaitan
berfungsinya
aktivitas
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
yang
lebih
luas
yang
diklasifikasikan
sebagai
faktor
dan
pemerintahan
serta
nilai-nilai
universal
seperti
nilai
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
sosial.
Hubungan
timbal
balik
antara
faktor-faktor
tersebut
akan
kawasan
dekat
pantai,
atau
jika
dulu
masih
disebut
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
sehingga
tidaklah
mengherankan
bila
masyarakat
pendidikan
yang
lebih
baik
terutama
terhadap
perubahanperilaku dan akhlak dan masyarakat usia produktif sekolah (517 tahun) lebih memelilih bekerja daripada mengikuti pembelajaran di
sekolah formal dengan alasan keterbatasan ekonomi.
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
pula
sebagian
penduduk
yang
lain
berwirausaha
denganberjualan aneka ragam komoditi dan produk di Pasar, di sekolahsekolah dan di tempat strategis lainnya. Sedangkan sector pertanian
dianggapsebagai penghasilan tambahan atau sampingan karena sector
pertanian di Kabuapaten Pandeglang dianggap belum memberikan nilai
tambah yang cukup bagi masyarakat asli pandeglang untuk menunjang
kehidupan seharihari, namun lain halnya dengan sektor pariwisata,
masyarakat asli pandeglang banya yang berdangang makanan minuman,
menawarkan jasa tikar dan urut, dan juga menawarkan kerajianan lokal di
sekitar pantai wisata bahari umum seperti di carita dan Labuan.
Individu
pendatang
yang
tinggal
di
Kabupaten
Pandeglang
pada
Dalam
situasi
seperti
ini
apabila
pendatang
tidak
bisa
terhadap
masyarakat
pendatang
(pendatang)
tersebut,
tersebut
namun
dapat
sebaliknya
berinteraksi
apabila
dan
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
masyarakat
asli
(yang
sudah
turun
temurun
tinggal),
tersebut
cenderung
untuk
berusaha
meningkatkan
pengaruh
luar
tidak
signifikan.
Di
wilayah
Kabupaten
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
umum
masyarakat
tingkat
lainnya
kepercayaan
masih
masyarakat
cenderung
minim
lokal
terhadap
terutama
terhadap
menarik
bahwa
sebagian
besar
masyarakat
pandeglang
mulai
masyarakat.
lunturnya
Makna
nilai-nilai
gotong
royong
kegotong
pun
royongan
tampaknya
diantara
telah
mulai
relatif
banyak
dan
beragam,
mulai
dari
kelompok
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Kelompo
k
Sosial
Ikatan
Pengraji
n
Carita
Tahun
dan
Tujuan
Berdiri
2009,
memper
s
atukan
kelompo
k
kerajina
n
di
sekitar
wilayah
tersebut
agar
memper
mudah
mengem
bangkan
sayap
hasil
kerajina
n
Jumlah
Anggota
Lokasi
40
pengrajin
CaritaLabuan
Sumber
dana
Kas
Anggota,
sumbanga
n
keuntunga
n
penghasila
n
anggota
Potensi
Permasalahan
Kerajinan
kreatif
di sekitar
pantai
diminati
oleh
wisatawa
n
Dipimpin
oleh
pemuda
yang
masih
memiliki
motivasi
tinggi
Anggota
memliki
motiovas
i belajar
yang
tinggi
(mengiku
ti
Jaringan
Kerjasama
internal belum
kuat (masih
banyak
pengrajin
tidak
ikut
dalam
kelompok ini)
Kemampuan
membangun
jaringan
eksternal
masih
terbatas
pada Smesko
dan
ADIRA
Bantuan lebih
banyak pada
pelatihan
kerja dan
modal bahan
baku ,
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
pelatihan
dan
seminar)
Asosiasi
Pengusa
ha
Emping
1960an,
sebagai
sentra
penjuala
n
emping
terpadu
125
pengusaha
dengan
memperkej
akan 50250
pekerja.
Menes
Kelompo
k
Usaha
Bersama
43
Nelayan
Membantu
nelayan
dalam
rangka
meningkatk
an hasil
tangkapan
dengan
memiliki
perahu
sendiri dan
untuk
memiliki
tempat
pengalenga
n
sendiri
Pandeg
lang
Kas
Anggota,
sumbanga
n
keuntunga
n
penghasila
n
anggota
Sudah
berdaya
saing
dengan
wilayah
lain
Dipimpin
oleh
pemuda
yang
masih
memiliki
motivasi
tinggi
bukan
diprioritaskan
dalam
membangun
jaringan
kerjasama
yang
lebih
luas
Hanya
terpusat di
wilayah
Menes
Bantuan lebih
banyak pada
pelatihan
kerja dan
modal bahan
baku ,
bukan
diprioritaskan
dalam
membangun
jaringan
kerjasama
yang
lebih
luas
Jaringan
Kerjasama
internal belum
kuat Bantuan
lebih banyak
pada
pelatihan
kerja dan
modal bahan
baku ,
bukan
diprioritaskan
dalam
membangun
jaringan
kerjasama
yang lebih
luas
Kelompok Usaha
Ikatan
Carita
Asosiasi Pengusaha
Pengaruh
Terhadap Agro
Industri
Pengrajin
Emping
Pengaruh
Terhadap
Pariwisata
Para
pengunjung
menjadi
lebih
teratur ketika ingin
membeli
cendera
mata berupa hasil
kerajinan
seperti
kerang, badak, dan
sebagainya
(satu
pintu)
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Emping
Kelompok Usaha
Bersama
Paandeglang
menjadi terkenal di
wilayah Banten dan
sekitarnya
selain
karena lebih mudah
mengkomunikasika
n
produk ke pembeli
tetapi juga memicu
para investor untuk
menanamkan
modalnya
Para
nelayan
memiliki
wadah
untuk
berkomunikasi
mengenai rencana
penyediaan
kapal
dan penyediaan
tempat
pengalengan ikan
Secara
Eksternal,
kelompok-kelompok
usaha
yang
terdapat
di
menimbulkan
permasalahan
apalagi
perilaku
kekerasan.
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
yang
ada
di
masyarakat
jarang
menimbulkan
permasalahan
apalagi perilaku kekerasan. Kalaupun ada perbedaan yang berpotensi
menimbulkan keresahan atau gangguan ketertiban di lingkungan
permukiman,
umumnya bersumber dari perbedaan dalam hal kekayaan/kepemilikan
barang
materiil dan perbedaan status sosial. Perbedaan ini biasanya akan
memicu
kesenjangan dan prasangka sosial yang rawan bagi stabilitas sosial di
lingkungan
komunitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, hampir
semua
kecamatan di Kabupaten Pandeglang tidak memiliki prasangka sosial
yang
negatif terhadap pendatang atau masyarakat lain yang status sosialekonominya
lebih tinggi.
6.3.4 Temuan Analisis Modal Sosial
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
Budaya yang kental dari nuansa Pandeglang hingga saat ini adalah
budaya Jawara dan Kyai. Jawara biasanya berasal dari kawasan utara
Kabupaten Pandeglang, dan Kawasan Selatan, sedangkan Ulama dan Kyai
berasal dari kawasan pusat Kabupaten Pandeglang, dan sebagian
kawasan dekat pantai, atau jika dulu masih disebut Kawedanaan, maka
kawasan para Ulama biasanya tinggal di kawasan pegunungan, dan
Kawasan Pesisir Pantai, tepatnya di Kawedanaan Pandeglang dan
Kawedanaan Menes serta Caringin Masyarakat pendatang lebih memeliki
etos kerja yang lebih baik, momitivasi tersebut timbul karena ingin
survive di wilayah yang baru. Tingkat pendidikan rendah, menjadikan
mayoritas masyarakat bekerja dan bermatapencaharian dalam sektor non
formal, banyak diantara mereka (penduduk asli) yang merantau ke
Wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek) untuk bekerja
dan berwirausaha.
Feasibility Study Pengadaan Lahan Gerai Pangan Lokal Dan Industri Kerajinan
Kabupaten Pandeglang
kelompok
masyarakat
masyarakat
pendatang
yang
dari
telah
kalangan
mampu
Ulama,
jawara
beradaptasi
dan
dengan