Anda di halaman 1dari 5

Malaria Serebral

Suatu akut ensefalopati.


WHO memenuhi 3 kriteria:
Koma yang tidak dapat
dibangunkan atau koma
yang menetap >30 menit
setelah kejang
P. Falsiparum yang dapat
ditunjukkan
Penyebab
lain
telah
disingkirkan.
Gejala
Nyeri
kepala
yang
bertambah dan penurunan
derajat
kesadaran
dari
letargi, sopor sampai koma.
Pada kesadaran memburuk
atau koma lebih dalam
disertai
dekortikasi,
deserebrasi,
opistotonus,
tekanan
intrakranial
meningkat,
perdarahan
retina.
Gejala
motorik
seperti
tremor, myoclonus, chorea,
athetosis dapat dijumpai.
Gejala
rangsangan
meningeal jarang. Kejang
biasanya kejang umum
juga kejang fokal terutama
pada anak.
Hipoglikemi
disebabkan
konsumsi
glukosa
oleh
parasit dalam jumlah besar
untuk
kebutuhan
metabolismenya.

Meningitis
Infeksi pada cairan serebrospinal
(+)
radang
pad
pia
dan
araknoid, ruang subaraknoid,
jaringan superfisial otak &
medulla spinalis.
Berdasarkan penyebab dapat
dibagi menjadi 3 yakni :
1. Meningitis bakterial
2. Meningitis virus (aseptic)
3. Meningitis tuberkulosa
Meningitis Bakterial
Etio:
- Haemophilus influenza
- Neisseria meningitis
- Streptococcus pneumonia
Gejala:
Umumnya secara akut panas
tinggi, mual, muntah, gangguan
pernafasan,
kejang,
nafsu
amakn
berkurang,
minum
sangat berkurang, konstipasi,
diare.
Biasanya disertai septikemia dan
pneumonitis.
Kejang.
Gangguan kesadaran berupa
apati, letargi, renjatan, koma.
Tanda-tanda iritasi meningeal
kaku
kuduk,
tanda
Kernig,
Brudzinski
dan
fontanela
menonjol
untuk
sementara
waktu belum timbul.
Anak yang lebih besar dan orang
dewasa akut dengan panas,
nyeri kepala yang bisa hebat
sekali,
malaise
umum,

Ensefalitis
Peradangan pada jaringan
otak yang disebabkan
oleh
bakteri,
cacing,
protozoa,
jamur,
rickettsia, atau virus.
Supuratif Akut/ Bakterial
Akut
Etio

S.
Aureus,
streptokokus, E. coli, M.
Tuberculosa & T. Pallidum
Trias demam, kejang,
dan
penurunan
kesadaran.
Gejala
lain

terkait
dengan
adanya
abses
serebri gejala infeksi
umum TIK, nyeri
kepala yang kronik &
progresif,
muntah,
penglihatan
kabur,
kejang,
&
kesadaran

menurun.
Gejala
neurologis

bergantung bagian serebri


yang peradangan.
Kontol VS.
Px fisik pengecekan dari
keadaan neurologis
menentukan
lokasi
kerusakan pada serebri.
Px
Penunjang

pemeriksan darah, kultur


darah,
EEG,
rontgen
kepala, CTscan kepala,
arteriografi.

Abses Otak
Infeksi
dengan
pernanahan terlokalisir
di antara jaringan otak
yang
disebabkan
mikroorganisme.
Etio:
Komplikasi pada otitis
media terutama
abses
lobus
temporalis dan abses
serebral
Infeksi lokal lainnya
(misalnya
sinus
paranasal).
Infeksi
penyebaran
jauh
paru
(bronkiektasis),
pelvis, atau jantung
(endokarditis
bakterialis dan lesi
kongenital).
Gejala:
Kumpulan
pus

gambaran
massa
yang membesar di
otak.
TIK
Defisit
neurologis
(disfasia,
hemiparesis, ataksia)
Kejang
Demam sering terjadi
tetapi tidak selalu.
Progresivitas
gejala
dan tanda, terutama
dalam hitungan hari

Kriteria Diagnosis
1. Penderita
berasal
dari
daerah
endemis
atau
berada di daerah endemis.
2. Demam
atau
riwayat
demam yang tinggi.
3. Manifestasi serebral (+)
penurunan
kesadaran
dengan atau tanpa gejala
neurologis lain, sedangkan
kemungkinan
penyebab
lain telah disingkirkan.
4. Ditemukan parasit malaria
dalam sediaan darah tepi.
5. Tidak ditemukan kelainan
cairan serebrospinal yang
berarti.
Pemeriksaan Penunjang
Mikroskopis sediaan darah
tebal dan hapusan darah
tipis parasit plasmodium
(+) menghitung jumlah
parasit & identifikasi jenis
parasit.
QBC ( semi quantitative buffy
coat) prinsip dasar: tes
fluoresensi adanya protein
plasmodium
yang
dapat
mengikat acridine orange
akan
mengidentifikasikan
eritrosit
terinfeksi
plasmodium cepat tapi
tidak dapat membedakan
jenis plasmodium dan hitung
parasit.
Rapid Manual Test (RMT)
cara mendeteksi antigen P.

kelemahan, nyeri otot dan nyeri


punggung.
Biasanya
dimulai
dengan
gangguan saluran pernafasan
bagian atas.
Selanjutnya terjadi kaku kuduk,
opistotonus,
dapat
terjadi
renjatan, hipotensi, dan takikardi
karena septikemia.
Gangguan kesadaran berupa
letargi sampai koma.
Nyeri
kepala
hebat
sekali,
rasanya seperti mau pecah dan
bertambah hebat bila kepala
digerakkan.

TIK
+
fotofobia
dan
hiperestesi.
Suhu badan makin meningkat,
tetapi jarang disertai gemetar
(chills).
Diagnosis
Panas yang mendadak dan tak
dapat diterangkan sebabnya,
letargi, muntah, kejang, dan
lain-lainnya, harus dipikirkan
kemungkinan meningitis.
Diagnosis
pasti

pemeriksaan CSF melalui Pungsi


Lumbal.
Bila
terdapat
tanda-tanda
peningkatan
tekanan
intrakranial (koma, kekakuan
deserebrasi,
reaksi
cahaya
negatif) dapat dilakukan
pungsi melalui sisterna magna.

Ensefalitis virus
Etio: RNA virus v.
parotitis, v. morbili, v.
rabies,
v.
rubella,
v.
ensefalitis jepang B, v.
dengue, v. volio, dll. DNA
virus herpes zoster,
herpes
simplex,
cytomegalovirus, variola,
vaksinia, & AIDS.
>> infeksi selaput otak atau
meningens

sering
disebut
meningoensefalitis.
Gejala konvulsi, paralisis
bulbar, gejala serebelar,
nyeri, dan kaku kuduk.
Px penunjang hampir
sama dengan ensefalitis
karena bakteri.
Gambaran khas EEG
(herpes simpleks tipe 1)
aktivitas gelombang
tajam
secara
periodik
pada temporal dengan
latar belakang fokal/difus.

Px

atau
bahkan
beberapa
minggu,
dapat
menyerupai
gambaran neoplasma
otak.
penunjang
CT scan atau MRI
harus dilakukan bila
ada
kecurigaan
abses.
Pungsi
lumbal
merupakan
kontraindikasi pada
keadaan ini.
Pemeriksaan
darah
yaitu hitung darah
lengkap
(neutrofil
dan leukotosis) dan
kultur darah.

Falsiparum
dengan
menggunakan dipstick
segera diketahui dalam 10
menit. Sensitifitasnya 73,3 %
dan spesifitasnya 82,5 %.
PCR
(Polymerase
Chain
Reaction)
Meningitis Virus (aspetik)
Sindrom
infeksi
virus
susunan saraf pusat yang
akut
dengan
gejala
rangsangan
meningeal,
pleiositosis dalam likuor
serebrospinalis
dengan
diferensiasi
terutama
limfosit, perjalanan penyakit
tidak lama dan self limited
tanpa komplikasi.
Etio

enterovirus
(poliomyelitis, Coxcakie A
dan
B),
echovirus,
mumps,
virus
herpes
simplex, varisela, herpes
zoster,
arbovirus,
virus
limfositik
koriomeningitis,
virus
hepatitis,
dan
adenovirus.
Gejala:
Umumnya
onset
mendadak,
walaupun
kadang-kadang
didahului dengan panas
untuk beberapa hari.
Anak besar panas
dan nyeri kepala yang
mendadak yang disertai

Ensefalopati

Sepsis
Sepsis respons sistemik terhadap infeksi dimana
patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah
sehingga terjadi aktivitas proses inflamasi.
Terminologi dan Definisi Sepsis

SIRS
(Systemic
Syndrome)

Inflammatory

Response

suhu >380C atau <360C


frekuensi jantung >90x.menit
frekuensi napas >20x/menit atau PaCO2 <32 mmHg
leukosit darah >12000/mm3, <4000/mm3 atau
>10% leukosit imatur
Sepsis Kumpulan gejala klinis SIRS akibat infeksi
mikroorganisme.

1.
2.
3.
4.

Sepsis berat disertai dengan disfungsi organ,


hipoperfusi atau hipotensi termasuk asidosis laktat,
oligouria dan penurunan kesadaran.

Sepsis dengan hipotensi sepsis dengan tekanan


darah sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan
darah sistolik >40 mmHg dan tidak ditemukan
penyebab hipotensi lainnya.

Septik syok sepsis dengan hipotensi meskipun


telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau
memerlukan vasopresor untuk mempertahankan

dengan kaku kuduk.


Gejala lain nyeri
tenggorok,
nausea,
muntah,
kesadaran
menurun, nyeri pada
kuduk dan punggung,
fotofobia,
parastesia,
dan mialgia.
Bayi tidak khas
bayi mudah terangsang
dan menjadi gelisah.
Mual dan muntah sering
dijumpai tetapi gejala
kejang jarang dilihat.
Bila
penyebabnya
echovirus atau virus
coxsacie

dapat
disertai ruam dengan
panas
yang
akan
menghilang setelah 4-5
hari.
Px Fisik kaku kuduk,
tanda
Kernig
dan
Brudzinsky kadang-kadang
positif.
Likuor
serebrospinalis
berwarna jernih dengan
jumlah
sel 20 sampai
beberapa ribu per mm3.
Awal

jumlah
sel
polimorfonukleus
lebih
banyak daripada limfosit
dalam
beberapa
hari
keadaan

terutama
mononukleus
pada
diferensiasi.

tekanan darah dan perfusi organ.

Sindroma Disfungsi Organ Multipel (MODS)


adanya penurunan fungsi organ pada pasien sakit
berat dimana homeostasis tidak dapat dipertahankan
tanpa adanya intervensi.

Gejala:

Demam, menggigil dan gejala konstitusional berupa


rasa lemas, lelah, kecemasan atau bingung.

Abnormalitas tanda-tanda vital seperti takipnea,


takikardia dan peningkatan tekanan nadi dapat
menjadi petunjuk adanya sepsis, sekalipun tidak
ada demam.

Tahap awal curah jantung tetap terjaga atau


meningkat, mengakibatkan akral yang hangat
berlanjut pasien mulai menunjukkan tanda-tanda
perfusi distal yang buruk, yaitu akral dingin syok
septik tahap lanjut tanpa adanya demam menjadi
sulit dibedakan dengan jenis syok lainnya dan
karenanya diperlukan tingkat kecurigaan yang
tinggi.

Seringkali keadaan ini merupakan diagnosis per


exclusionum.

Diagnosis
Tidak ada tes diagnosis yang spesifik untuk sepsis.
Diagnosis etiologi pasti isolasi mikroorganisme dari
darah atau daerah lokal infeksi.
Setidaknya dibutuhkan dua sampel darah (10 mL
masing-masing) untuk kultur.
Kultur
pewarnaan Gram dan bahan dari infeksi
primer atau lesi kulit yang terinfeksi dapat
membantu menentukan etiologi mikroba.

Kadar glukosa dan protein


normal
atau
sedikit
meninggi.
Diagnosis
Etiologi hanya dapat
dibuat dengan isolasi
virus.
Diagnosis
biasanya
dibuat
berdasarkan
gejala klinis, kelainan
likuor
serebrospinalis
dan perjalanan penyakit
yang self limited.

Kulit dan mukosa harus diperiksa dengan cermat dan


berulang-ulang
untuk
lesi
yang
mungkin
menghasilkan informasi diagnostik.

Anda mungkin juga menyukai