Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yangberkembang cepat


akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskuler (Susilo, 2000).
Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh karena gangguan
peredaran darah otak dimana secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat
(dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang
terganggu (Pertiwi, 2010).
Stroke didefenisikan kondisi dimana terjadinya kerusakan pada sebagian otak
disebabkan karena pembuluh darah yang tersumbat sehingga oksigen tidakterpenuhi dengan
baik. Penyakit stroke merupakan penyebab kematian utama didunia dan dapat menyebabkan
kematian, kelumpuhan, gangguan bicara, menurunkan kesadaran dan banyak akibat lainnya.
Penyakit stroke ini dapat terjadi karena gangguan penyakit seperti jantung, diabetes mellitus
dan hipertensi (Sarafino, 2006).
Dr. Alfred Sutrisno Sp.BS (2007) seorang dokter saraf dan staf senior di University of
Auckland mengatakan bahwa stroke merupakan gangguan saraf yang menetap, yang
diakibatkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, yangterjadi sekitar 24 jam atau lebih.
Lanny

Sustrani,

Syamsir

Alam,

Iwan

Hadibroto

(2004)

mengatakan

bahwaberdasarkan istilah awam stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba
dengan akibat kematian atau kelumpuhan sebelah bagian tubuh.
Secara sederhana stroke terjadi jika aliran darah ke otak terputus. Otak kita tergantung
pada pasokan darah yang berkesinambungan, yang dialirkan oleh arteri (pembuluh nadi).
Jika pasokan darah berhenti, akibat pembekuan darah atau pecahnya pembuluh darah, sedikit
atau banyak akan terjadi kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki (infark otak).
Dampaknya adalah fungsi kontrol bagian tubuh oleh daerah otak yang terkena stroke itu akan
hilang atau mengalami gangguan dan dapat mengakibatkan kematian.
Berat atau ringannya dampak serangan stroke tersebut sangat bervariasi, tergantung
pada lokasi dan luas daerah otak yang rusak Bila aliran darah terputus hanya pada area yang
kecil atau terjadi pada daerah otak yang tidak rawan, efeknya ringandan berlangsung

sementara. Sebaliknya, bila aliran darah terputus pada daerah yang luas atau bagian otak
vital, terjadi kelumpuhan yang parah sampai pada kematian.
Shimberg (1998) menyatakan bahwa stroke merupakan penyakitserebrovaskuler
(pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringanotak (infark serebral), hal
tersebut terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak atau keadaan di mana
sel-sel otak mengalami kerusakan, karena tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Penyakit serebrovaskuler atau stroke yang menyerang kelompok usia diatas 40 tahun
adalah akibat patologi pada sistem pembuluh darah otak, proses inidapat berupa penyumbatan
lumen pembuluh darah oleh trombus (pecahan bekuandarah/plak) atau emboli (udara, lemak),
dan pecahnya pembuluh darah otak.
Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifatprimer
karena kelainan kongenital maupun degeneratif, ataupun bersifat sekunder akibat proses lain
seperti peradangan, arteriosklerosis, hipertensi, dan diabetesmelitus, oleh karena itu
penyebab stroke sangat kompleks (Misbach, 1997).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KLASIFIKASI STROKE
Menurut Prof. S.M. Lumbantobing, ahli saraf pada fakultas kedokteran UI(2001)
menyatakan bahwa secara umum stroke dapat terbagi atas dua bagian yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Stroke dapat diklasifikasikan dengan beberapa jenis dari kedua bagian
besar stroke tersebut yaitu :
a. Stroke Iskemik
Menurut Prof. S.M. Lumbantobing, ahli saraf pada fakultas kedokteran UI(2001),
stroke iskemik secara patofisiologis adalah kematian jaringan otak karena pasokan darah yang
tidak mencukupi. Stroke iskemik disebabkan penggumpalan darah, penyebab utamanya
adalah aterosklerosis pembuluh darah dileher dan kepala.
Stroke iskemik terdiri dari :
1) Stroke Iskemik Trombotik: Stroke jenis ini terjadi karena adanya penggumpalan pada
pembuluh darah ke otak. Ini terkait denganhipertensi dan merupakan indikator penyakit
ateroklerosis.
2) Stroke Iskemik Embolik: terjadi tidak dipembuluh darah otak,melainkan ditempat lain,
seperti jantung. Penggumpalan darah terjadi dijantung, sehingga darah tidak bisa mengaliri
oksigen dan nutrisi ke otak.
3) TIA (Transient Ischemic Attack): serangan iskemik sementara.Gejalanya mirip stroke, tapi
hanya terjadi dalam beberapa menit. Tidak sampai berjam- jam. Gejalanya antara lain : wajah
pucat, tangan atau kaki kanan atau kiri- lumpuh. Vertigo (sakit kepala)juga menjadi salah
satu gejala, juga disfagia (sulit menelan), lemahnya kedua kaki, mual, dan ataksia (jalan
sempoyongan). Lalu pasien juga tak bisa berbicara atau memahami omongan orang, kesulitan
melihat dengan satu atau kedua mata, serta hilangnya keseimbangan dan koordinasi.
b. Stroke Hemoragik

Ini jenis stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah diotakatau pembuluh
darah otak bocor. Ini bisa terjadi karena tekanan darah ke otak tiba-tiba meninggi, sehingga
menekan pembuluh darah.
Stroke hemoragik terdiri dari :
1) Stroke Hemoragik Intraserebral: Pada kasus ini, sebagian besarorang yang mengalaminya
bisa menderita lumpuh dan susah diobati. Pada stroke jenis ini pendarahan terjadi didalam
otak. Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak, dan otak besar. Jika yang
terkena didaerah talamus, sering penderitanya sulit dapat ditolong meskipun dilakukan
tindakan operatif untuk mengevakuasi perdarahannya.
2)

Stroke

Hemoragik

Subaraknoid:

Memiliki

kesamaan

dengan

strokehemoragik

intraserebral. Yang membedakannya, stroke inidipembuluh darah diluar otak, tapi masih
didaerah kepala, sepertidi selaput otak bagian bawah otak. Maski tidak didalam
otak,perdarahan itu bisa menekan otak. Hal ini terjadi akibat adanyaaneurisma yang pecah
atau AVM (arteriovenous malformation)

B. STROKE HEMORAGIK
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut dandisebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secaraspontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena, dan kapiler (Djoenaidi
Widjaja et. al,1994) yang dikutip oleh Muttaqin, 2008.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnyapembuluh darah otak.
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi akibat perdarahan intrakranial atau intraserebri
meliputi perdarahan di dalam ruang subarachnoid atau di dalam jaringan otak sendiri.
Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah
otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan
penekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak, edema, dan mungkin
herniasi otak (Pertiwi,2010).
Beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strokehemoragik adalah salah
satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan
gangguan peredaran darah otak sehingga menimbulkan gangguan fungsi saraf akut dimana

secaramendadak dan cepat timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerahfokal otak yang
terganggu.
1. Anatomi dan Fisiologi
1. Otak
Otak manusia berisi hampir 98% jaringan saraf tubuh atau sekitar10 miliar neuron
yang menjadi kompleks secara kesatuan fungsional. Berat otak sekitar 1,4 kg dan mempunyai
volume sekitar 1200 cc. Otak laki-laki 10% lebih besar dari perempuan dan tidak ada korelasi
yang berarti antara besar otak dengan tingkat intelegensi. Seseorang dengan ukuran otak kecil
(750 cc) dan ukuran otak besar (1200 cc) secara fungsional adalah sama menurut Simon &
Scuster,1998 (Muttaqin, 2008).
Otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat badan orang dewasa. Otak menerima
15% dari curah jantung, memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400
kilokalori energi tiap harinya.

Gambar 2.1 Anatomi Otak

Gambar 2.2 Bagian-bagian Otak


Bagian-bagian otak:
a. Hemisfer serebri
Bagian terbesar otak yang terdiri dari: korteks adalah lapisanluar yang terdiri dari sel
saraf tebal sekitar 2 mm mengandung 70% dari neuron semua sistem saraf; serat saraf
menghubungkan otak dengan medula spinalis; talamus adalah massa sel saraf besar yang
berbentuk telur dalam substansia alba, ganglia basalis terdiri dari nukleus lenticularis,
nukleus caudatus, dan beberapa ganglionyang lebih kecil; korpus kolosum adalah pita tebal
serat yang menghubungkan kedua hemisfer melalui struktur ini informasi sensorik saling
bertukar antara kedua hemisfer. Hemisfer serebri terbagi menjadi 4 lobus yaitu:

1) Lobus frontalis
Gyrus precentralis (tepat di depan sulcus centralis)merupakan area motorik otak,
tempat terdapat banyak sel saraf merangsang gerakan motorik. Terlihat dalam mental, emosi
dan fungsi fisik. Bagian anterior berperan dalam kontrol tingkah laku tidak sadar seperti
kepribadian, tingkah laku sosial, pendapat dan aktifitas intelektual yang kompleks. Bagian
sentral dan posterior mengatur fungsi motorik.
2) Lobus parietalis
Gyrus postcentralis terletak dibelakang sulcus centralis,merupakan area sensorik otak
tempat

apresiasi

sensasi

raba,

tekan

dan

perubahan

suhu

ringan,

dan

proprioception(kesadaran dalam menempatkan posisi dan aktivitas alat). Menerjemahkan


input sensoris seperti stereognasis (merasakan dan mengartikan obyek yang menghubungkan
sensasi dengan pengalaman dan pengetahuan). Kesadaran bagian-bagian tubuh dan
pengembangan gambaran diri.
3) Lobus occipitalis
Mengandung area visual otak, tempat tujuan sensasi yangdatang dari mata.
4) Lobus temporalis
Mengandung area auditorius, tempat tujuan sensasi yang datang dari telinga. Area
bicara adalah bagian dari korteks yang berhubungan dengan semua aspek bicara (mendengar,
bicara, membaca, menulis). Terletak pada hemisfer kiri pada semua orang yang dominan
tangan kanan dan sebagian besar orang dominan tangan kiri. Area ini mencakup bagian
bawah lobus frontalis dan bagian atas lobus temporalis yang saling berdekatan.
b. Otak tengah (Mesensefalon)
Otak tengah adalah struktur kecil di antara hemisfer serebri dibagian atas dan pons di
bagian bawah. Berfungsi untuk memproses data audio visual, generasi dari respons motor
somatik, pemeliharaan kesadaran.
c. Pons
Pons adalah massa tebal jaringan saraf yang bersambungandengan otak tengah di atas
Medula Oblongata di bawah. Mengulang informasi sensorik dan cerebellum dan talamus.
Pusat motorik viseral alam bawah sadar.

d. Medulla oblongata (MO)


Bagian sempit jaringan saraf yang mengandung sel pusatjantung dan pernapasan yang
merupakan pusat pengontrol jantung dan paru. Batang otak adalah: otak tengah, pons,dan
MO yang dianggap sebagai unit fungsional. Mengulang informasi sensorik ke Talamus
menuju ke bagian lain dari batang otak. Pusat regulasi otonom dari organ viseral
kardiovaskuler, pernapasan, dan aktivitas sistem pencernaan.
e. Cerebrum
Wilayah terbesar dari otak yang terdiri dari substansia grisea(gray matter) ditemukan
pada korteks serebri dan nukleus serebri. Substansia alba ( white matter) terdapat pada
korteks neural dan sekitar nukleus. Berfungsi untuk: proses pikiran alam sadar, fungsi
intelektual; memproses dan menyimpan memori; regulasi alam sadar dan bawah sadar dari
kontraksi otot rangka.
f. Cerebellum
Terdiri dari lobus centralis kecil dan lobus kanan dan kiri yanglebih besar. Fungsi
utama adalah pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot untuk
mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh.
g. Ventrikel
Serangkaian ruang yang saling berhubungan di dalam otak.Memproduksi cairan
cerebrospinal.
h. Cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal (CSS) atau Liquor cerebrospinal (LCS)mengisi ventrikel. CSS
merupakan cairan jernih yang dibentuk dari plasma darah di dalam plexus choroideus. Sekitar
500 ml disekresi setiap hari. CSS berfungsi untuk mempertahankan volume di dalam
tengkorak tetap konstan dengan meningkatkan atau menurunkan jumlah pada setiap
penurunan atau peningkatan isi kranial lain, bekerja sebagai bufer yang melindungi otak dari
semua gangguan, menerima produk sampah dari metabolisme otak dan mentransfernya ke
dalam darah.
Medula spinalis bersambungan dengan medula oblongata diatas memiliki panjang 45
cm, menempati dua pertiga atas canalisvertebralis dan berakhir pada tingkat vertebrae

lumbalis I dan II dan mengecil membentuk kerucut dihubungkan dengan coccygeusoleh filum
terminale, pita jaringan ikat yang ditutupi oleh meningen.
Hipotalamus adalah daerah sentral sel saraf kecil tepatdibawah talamus. Hipotalamus
berhubungan dengan talamusdengan ujung saraf autonom, dengan kelenjar hipofisis melalui
infundibulum. Hipofisis adalah pusat penting untuk integrasi fungsi dasar seseorang.
Hipofisis merupakan bagian dari sistem endokrin, oleh karena itu berhubungan erat dengan
kelenjar hipofisis, mengirimkan faktor-faktor kimia melalui infundibulum ke dalam kelenjar
dan mengontrol aktivitas hormonalnya. Mengontrol jam biologis, mengatur aktivitas 24 jam,
tidur, suhu, sekresi hormon. Mengontrol nafsu makan, mengontrol keseimbangan air,
mengintegrasikan reaksi emosional.

2. Sistem Persarafan
a. Nervus Olfaktorius (Nervus Cranialis I)
Nervus olfaktorius terdiri dari komponen saraf sensorik yangberfungsi untuk
penciuman.
b. Nervus Optikus (Nervus Cranialis II)
Nervus optikus terdiri dari komponen saraf sensorik untukpenglihatan. Setiap nervus
mengandung sekitar satu juta serat, setiap serat berhubungan dengan batang kerucut retina.
Impuls visual ditransmisikan ke area visual otak di lobus occipitalis.
c. Nervus Okulomotorius (Nervus Cranialis III)
Nervus okulomotorius terdiri dari komponen saraf motorikyang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atas, kontriksi pupil, sebagian besar gerakan ekstraokular.
d. Nervus Troklearis (Nervus Cranialis IV)
Nervus troklearis terdiri dari komponen saraf motorik untukgerakan mata ke bawah
dan ke dalam.

e. Nervus Trigeminus (Nervus Cranialis V)


Nervus trigeminus terdiri dari komponen saraf sensorik danmotorik. Komponen
motorik berfungsi sebagai otot temporalis dan maseter (menutup rahang dan mengunyah)
gerakan rahang ke lateral. Komponen sensorik berfungsi sebagai refleks kornea atau refleks
mengedip; komponen sensorik dibawa oleh saraf kranial V, Respon motorik melalui saraf
kranial VII. Mensarafi kulit wajah, dua pertiga depan kulit kepala; mukosa mata; mukosa
hidung dan rongga mulut, lidah dan gigi.
f. Nervus Abdusens (Nervus Cranialis VI)
Nervus abdusens terdiri dari komponen saraf motorik yangberfungsi sebagai deviasi
mata ke lateral.
g. Nervus Fasialis (Nervus Kraialis VII)
Nervus fasialis terdiri dari komponen saraf motorik untuk otot-ototekspresi wajah
termasuk otot dahi, sekeliling mata serta mulut, lakrimasi dan salivasi. Komponen saraf
sensorik untuk pengecapan dua pertiga depan lidah (rasa manis, asam dan asin).
h. Nervus Auditorius (Nervus Cranialis VIII)
Nervus auditorius memiliki dua bagian yaitu: nervus koklearisterdiri dari komponen
saraf sensorik untuk pendengaran. Nervus vestibularis atau vestibulokoklearis terdiri dari
saraf sensorik untukkeseimbangan dan posisi ruang.
i. Nervus Glosofaringeus (Nervus Cranialis IX)
Nervus glosofaringeus terdiri dari komponen saraf motorikpada faring untuk menelan,
refleks muntah dan pada parotis untuk salivasi. Komponen saraf sensorik pada faring, lidah
posterior, termasuk rasa pahit.
j. Nervus Vagus (Nervus Cranialis X)
Nervus vagus terdiri dari komponen saraf motorik pada faring,laring: untuk menelan,
refleks muntah, fonasi; visera abdomen. Komponen saraf sensorik pada faring, laring: refleks
muntah; visera leher, thoraks dan abdomen.

k. Nervus Asesorius (Nervus Cranialis XI)


Nervus asesorius terdiri dari komponen saraf motorik berfungsi pada otot
sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius; untuk pergerakan kepala dan
bahu.
l. Nervus Hipoglosus (Nervus Cranialis XII)
Nervus hipoglosus adalah saraf motorik untuk pergerakanlidah.

3. Sirkulasi darah otak

Gambar 2.3 Anatomi pembuluh darah otak


Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 %konsumsi oksigen total
tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu
arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling
berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi (Satyanegara, 1998)
yang dikutip oleh Muttaqin, 2008.

a. Arteri carotis communis


Arteri ini mempunyai cabang yaitu arteri karotis interna daneksterna. Arteri karotis
eksterna memperdarahi wajah, tiroid, lidah danfaring. Arteri karotis interna masuk dalam
tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum dan terbagi menjadi
artericerebralis anterior dan media.
b. Arteri vertebralis
Arteri vertebralis merupakan cabang dari arteri subclavia padapangkal leher, pada
sambungan pons dan MO, kedua arteri vertebralisbergabung membentuk arteri basilaris
yang bercabang untuk cerebellum, MO, dan pons, dan berakhir dengan terbagi menjadi arteri
cerebralis posterior dextra dan sinistra.
Circulus arteriosus (circulus Willisi) adalah cincin arteri pada dasar otak yang
dibentuk oleh:
1) Kedua arteri cerebri anterior dan arteri communican anterior.
2) Arteri cerebri media pada tiap sisi.
3) Arteri communicans posterior (menghubungkan arteri cerebri media dan posterior pada
tiap sisi).
4) Arteri cerebri posterior pada setiap sisi.
Normalnya hubungan arteri-arteri ini sangat baik sehingga sumbatan pada salah satunya tidak
mengganggu suplai darah ke otak.
c. Arteri cerebri anterior
Arteri cerebri anterior memperdarahi lobus frontalis danparietalis, termasuk korteks
somestetik dan korteks motorik. Sumbatan pada cabang utama Arteri cerebri anterior akan
menimbulkan hemiplegia kontralateral yang lebih berat di bagian kaki dibandingkan bagian
tangan serta bisa terjadi paralisis bilateral dan gangguan sensorik.
d. Arteri cerebri media
Arteri ini memperdarahi sebagian lobus frontalis, parietalis,temporalis, dan
occipitalis. Sumbatan di dekat percabangan kortikal utamanya dapat menimbulkan afasia
berat (hemisfer serebri dominan bahasa). Selain itu juga mengakibatkan kehilangan posisi
dan diskriminasi taktil dua titik kontralateral serta hemiplegia kontralateral yang berat,
terutama ekstremitas atas dan wajah.

e. Arteri cerebri porterior


Arteri ini memperdarahi lobus occipitalis dan sebagian lobus parietalis. Arteri ini
untuk area visual otak (Gibson, 2003 dan Muttaqin, 2008).

4. Etiologi
Penyebab perdarahan otak yang paling umum terjadi adalah:
1. Aneurisma berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari arteriosklerosis.
3. Aneurisma mikotik dari vaskulitis nekrose dan emboli sepsis.
4. Malformasi arteriovena (AVM), terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri,
sehingga darah arteri langsung masuk vena.
5. Ruptur arteriol serebri, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah (Muttaqin, 2008).
Faktor resiko pada stroke adalah:
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif.
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepsi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi)
7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol (Smeltzer & Bare,2002).

5. Patofisiologi
Ada dua bentuk Cerebrovasculer accident (CVA) bleeding

Gambar 2.4 Stroke Hemoragik


1. Pendarahan Intra Serebri (PIS)
Pecahnya

pembuluh

darah

(mikroaneurisma)

terutama

karenahipertensi

mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan
jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) yang
terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan
intraserebri yang disebabkan hipertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus, pons,
dan serebellum (Muttaqin, 2008).
2. Perdarahan Subarakhnoid (PSA)
Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry (AVM).Aneurisma yang pecah
ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar
parenkim otak (Juwono, 1993). Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang subarakhnoid
menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme
pembuluh darah serebri yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala hebat, penurunan
kesadaran) maupun fokal (hemipharese, gangguan hemisensorik, afasia dan yang lainnya).
Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tandarangsangan selaput otak lainnya.

Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhiolid pada retina dan
penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasmepembuluh
darah serebri. Vasospasme sering terjadi 3-5 hari setelah terjadinya perdarahan, mencapai
puncaknya pada hari ke- 5 atau hari ke- 9, dan dapat menghilang setelah minggu ke-2 sampai
dengan minggu ke-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan
yang berasal dari darah dan dilepaskan ke dalam cairan serebrospinal dengan pembuluh arteri
di ruang subarakhnoid.
Vasospasme mengakibatkan disfungsi otak global mupun fokal.Otak dapat berfungsi
jika kebutuhan O2 dan glukosa otak terpenuhi. Energi yang dihasilkan di dalam sel saraf
hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak memiliki cadangan O2 sehingga jika
terjadi kerusakan atau kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan mengakIbatkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar
metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma.
Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala disfungsi serebri. Otak mengalami
hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob, yang dapat
menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak (Muttaqin, 2008).

6. Manifestasi Klinis
Kemungkinan kecacatan yang ditimbulkan stroke menurut Purwadianto &Sampurna,
2000 adalah:
1. Daerah arteri Serebri media
a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi homonim kontralateral
c. Afasia bila mengenai hemisfer dominan
d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
2. Daerah arteri Karotis interna
a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi homonim kontralateral
c. Afasia bila mengenai hemisfer dominan

d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan


3. Daerah arteri Serebri anterior
a. Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai
b. Incontinentia urine
c. Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah arteri Posterior
a. Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenaidaerah makula karena
daerah ini juga diperdarahi oleh arteri Serebri media
b. Nyeri talamik spontan
c. Hemibalisme
d. Aleksi bila mengenai hemisfer dominan
5. Daerah vertebrobasiler
a. Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak
b. Hemiplegi alternans atau tetraplegi
c. Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum Stroke Akut menurut Perhimpunan DokterSpesialis Saraf
Indonesia (PERDOSSI) 2007 meliputi:
1. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
a. Evaluasi cepat dan diagnosis
Oleh karena jendela terapi stroke akut sangat pendek, evaluasidan diagnosis klinik
harus cepat. Evaluasi gejala dan tanda klinik meliputi:
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaan neurologik dan skala stroke.

4) Studi diagnostik stroke akut meliputi CT scan tanpa kontras, kadar gula darah, elektrolit
darah, tes fungsi ginjal, EKG,penanda iskemik jantung, darah rutin, PT/INR, aPTT,
dansaturasi oksigen.
2. Terapi Umum
a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
1) Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan pipa orofaring.
2) Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen
b. Stabilisasi hemodinamik
1) Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari cairan hipotonik)
2) Optimalisasi tekanan darah
3) Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan cairan sudah mencukupi, dapat diberikan
obat-obat vasopressor.
4) Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama.
5) Bila terdapat CHF, konsul ke kardiologi.
c. Pemeriksaan awal fisik umum
1) Tekanan darah
2) Pemeriksaan jantung
3) Pemeriksaan neurologi umum awal
a) Derajat kesadaran
b) Pemeriksaaan pupil dan okulomotor
c) Keparahan hemiparesis
d. Pengendalian peninggian TIK
1) Pemantauan ketat terhadap risiko edema serebri harus dilakukan dengan memperhatikan
perburukan gejala dan tanda neurologik pada hari pertama stroke
2) Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS < 9 dan pasien yang mengalami
penurunan kesadaran
3) Sasaran terapi TIK < 20 mmHg
4) Elevasi kepala 20-30.
5) Hindari penekanan vena jugulare
6) Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik

7) Hindari hipertermia
8) Jaga normovolemia
9) Osmoterapi atas indikasi: manitol 0,25-0,50 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi setiap 46 jam, kalau perlu diberikan furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB IV.
10) Intubasi untuk menjaga normoventilasi.
11)Drainase ventrikuler dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat stroke iskemik serebelar
e. Pengendalian Kejang
1) Bila kejang, berikan diazepam bolus lambat IV 5-20 mg dan diikuti phenitoin loading dose
15-20 mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit.
2) Pada stroke perdarahan intraserebral dapat diberikan obat antiepilepsi profilaksis, selama 1
bulan dan kemudian diturunkan dan dihentikan bila kejang tidak ada.
f. Pengendalian suhu tubuh
1) Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika dan diatasi
penyebabnya.
2) Beri asetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5C
g. Pemeriksaan penunjang
1) EKG
2) Laboratorium: kimia darah, fungsi ginjal, hematologi dan faal hemostasis, kadar gula
darah, analisa urin, dan elektrolit.
3) Bila curiga PSA lakukan punksi lumbal
4) Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan rontgen dada
3. Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat Inap
a. Cairan
1) Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin , CVP pertahankan antara 5-12 mmHg.
2) Kebutuhan cairan 30 ml/kgBB.
3) Balance cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah
pengeluaran cairan yang tidak dirasakan.
4) Elektrolit (sodium, potassium, calcium, magnesium) harus selalu diperiksaa dan diganti
bila terjadi kekuranngan.
5) Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasilGDA.

6) Hindari cairan hipotonik dan glukosa kecuali hipoglikemia.


b. Nutrisi
1) Nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam.
2) Beri makanan lewat pipa orogastrik bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran
menurun.
3) Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari.
c. Pencegahan dan mengatasi komplikasi
1) Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut (aspirasi, malnutrisi,
pneumonia, DVT, emboli paru, dekubitus, komplikasi ortopedik dan fraktur)
2) Berikan antibiotik sesuai indikasi dan usahakan tes kultur dan sensitivitas kuman.
3) Pencegahan dekubitus dengan mobilisasi terbatas.
d. Penatalaksanaan medik yang lain
1) Hiperglikemia pada stroke akut harus diobati dan terjaga normoglikemia.
2) Jika gelisah dapat diberikan benzodiazepin atau obat anti cemas lainnya.
3) Analgesik dan anti muntah sesuai indikasi
4) Berikan H2 antagonist, apabila ada indikasi.
5) Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil.
6) Rehabilitasi
7) Edukasi keluarga.
8) Discharge planning (Taufik, 2010)

8. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi setelah serangan stroke adalah:
1. Kejang pada pasien pasca stroke sekitar 4-8 %.
2. Trombosis Vena Dalam (TVD) sekitar 11-75 % dan Emboli Pulmonum sekitar 3-10 %.
3. Perdarahan saluran cerna sekitar 1-3 %.
4. Dekubitus.
5. Pneumonia.
6. Stress.

7. Bekuan darah.
8. Nyeri pundak dan subluxation. (Badali, 2010)

Anda mungkin juga menyukai