PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring laju perkembangan peradaban dunia, banyak terjadi perubahan pola
hidup dalam masyarakat. Masyarakat cenderung tidak disiplin dalam menerapkan pola
makan gizi seimbang, gaya hidup yang tidak sehat sehingga akan memherikan dampak
pada pergeseran pola penyakit, yaitu dari pola penyakit infeksius bergeser ke pola
penyakit degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang tam
Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu serba instan dan cepat. Seiring
dengan itu ternyata kita harus membayar mahal dengan kesehatan kita. Di dalam
makanan ada beberapa faktor yang apabiia dikonsumsi terus menerus dalam jangka
panjang dapat menurunkan kualitas kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu, kita
membutuhkan sesuatu yang dapat mempertahankan kesehatan tubuh kita. khususnya
dalam melancarkan peredaran darah, mengurangi timbunan lemak dalam pembuluh
darah ( mencegah penyumbatan ) dan meringankan kerja jantung (zuifianto arbi, 2008 ).
Dewasa ini tingkat kepedulian masyarakat akan pemeliharaar kesehatan
terhadap berbagai resiko yang dapat menimbulkan stroke masih sangat rendah, terlihat
dari insiden stroke cenderung meningkat setiap tahunnya sehingga stroke menjadi
masalah serius yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan
biaya yang dikeluarkan sangat besar ( Misbach, 2004).
Resiko stroke meningkat seiring dengan beratnya dan banyaknya faktor resiko.
Data epidemiologi menyebutkan resiko untuk timbulnya serangan ulang stroke adalah 30
% dan populasi yang pernah menderita stroke memiliki kemungkinan serangan ulang
adalah 9 kali dibandingkan populasi normal ( Misbach, 2004 ).
Stroke merupakan sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat,
berupa defisit neurologis vokal dan latau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian. Penyebab stroke sangat kompleks dengan berbagai
faktor resiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, gaya hidup dan
ada penyebab yang tidak dapat dimodifikasi seperti umur, jenis kelamin, genetik
(Mansjoer, 2000).
Umumnya stroke berlanjut dengan depresi, artinya penderita sadar kondisinya
sudah lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari, hal ini disebabkan oleh masalahmasalah yang timbul pada penderita stroke seperti kelumpuhan pada salah satu sisi
tubuh, menurun atau hilangnya perasaan (tidak bisa membedakan panas dan dingin),
stroke
memerlukan
banyak
dukungan
untuk
mempercepat
neurohormonal.
b.
Sikap, keyakinan, dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional, dan adaptif
c.
d.
e.
Relaksasi.
f.
g.
2. Stres yang disertai keluhan seperti bangun pagi tidak segar atau letih, lekas capek pada
saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut
tidak nyaman, jantung berdebar, hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.
3. Tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot
semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali, bangun
terlalu pagi dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
4. Stres dengan keluhan tidak mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit
dan menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur,
sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menunm, serta timbul ketakutan dan
kecemasan.
5. Stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental, ketidakmampuan menyelesaikan
pekerjaan yang ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan
cemas, bingung dan panik.
6. Stres dengan tanda-tanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar,
dingin dan banyak keluar keringat, serta pingsan atau collaps.
2.1.9 Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Reaksi
terhadap
stres
berbeda-beda
tergantung
tingkat
kedewasaan
Stres Ringan, stressor yang dihadapi setiap orang teratur seperti terlalu banyak
tidur, kemacetan lalu lintas situasi seperti ini biasanya berlangsung bebcrap menit atau
jam dan belum berpengaruh kepada fisik dan mental hanya saja mulai sedikit tegang.
2.
Stres Sedang, berlansung lebih lama, dari beberaa sampai beberapa hari,
misalnya perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit atau
ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.
3.
Stres Berat, situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai
1.
kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk
meningkatkan penghasiian keluarga.
2.
pendidikan selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau masya.rakat sekitar.
4.
mana anggota keluarga belajar tentang disiplin, niiai, normal, budaya, dan prilaku yang
berlaku dikeluarga dan masyarakat,
5.
Fungsi pemenuhan
Mengetahui
kemampuan
keluarga
dalam
mengambil
keputusan
Trombosis (bekuan)
darah
di
dalam
pembuluh
darah
atak
leher
atau
infektif, penyakit jantungrheumatik, infarkmiokard serta infeksi primonal adalah tempattempat diasal emboli. Embolus biasanya menyumbat dari arteri serebral tengah atau
cabang-cabangnya yang merusak sirkulasi serebral.
3.
4.
atau reseptif.
Apraksia
(ketidakmampua.n
melakukan
tindakan
yang
dipelajari
sebelumnya.
3. Gangguan Persepsi.
Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam
hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi visual karena
gangguan jaras sensori primer diantara mata dan korteks visual. Homonimus
hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang) dapat terjadi karena stroke dan
mungkin sementara dan permanen. Sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh
yang paralysis dan kehilangan sensori yang akhir.
4. Disfungsi Kandung Kemih.
Setelah stroke pasien mesngalami inkontinensia urinarius sementara karena
konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, ketidakmampuan untuk
menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan pastural. Kadang-kadang
setelah stroke kandung kemih menjadi atonik, dengan kerusakan sensasi dal respon
terhadap pengisisan kandung kemih.
5. Kerusakan Fungsi Kognitif dan Efek Psikologik.
Bila kerusakan telah terjadi pada labus frontal, mempelajari kapasitas, memori,
atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat
ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan
kurang motivasi yang menyehabkan pasien menghadapi masalah frustasi, depresi umum
terjadi dan diperberat oleh respons alamiah pasien terhadap penyakit katastrofik.
Masalah psikologik lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh labilitas emosional,
frustasi, dendam yang kurang kerja sama (Brunner & Sudarth, 2002).
2.3.6. Pencegahan(P.R.E.V.E.N.T)
Tujuh rencana pokok NSW Stroke Recovery Association Untuk pencegahan stroke :
1.
2.
Reduce high blood Pressure (kurangi tekanan darah tinggi), yang merupakan
Eliminate stress
singkirkan stres.
4.
5.
6.
7.
1. Stres Ringan, stressor yang dihadapi setiap orang teratur seperti terlalu banyak tidur,
kemacetan lalu lintas situasi seperti ini biasanya berlangsung beberap menit atau jam
dan belum berpengaruh kepada fisik dan mental hanya saja mulai sedikit tegang.
2. Stres Sedang, berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari, misalnya
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit atau
ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.
3. Stres Berat, situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa
tahun, seperti perselisihan perkawinan terus-menerus, kesulitan fmansial yang
berkepanjangan, penyakit fisik yang berkepanjangan, pada keadaan stres berat ini
individu sudah mutai ada gangguan fisik dan mental.
3.2.2 Defenisi Operasional
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan
dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan
individu didalam lingkungan tersebut. Reaksi terhadap stres berbeda-beda tergantung
tingkat kedewasaan kepribadiaan, pendidikan dan pengalaman hidup seseorang. Reaksi
psikologis yang mungkin timbul dalam menghadapi stres seperti menghadapi langsung
dengan segala resikonya, menarik diri dan tidak mau tahu tentang persoalan yang
dihadapinya, menggunakan mekanisme pertahanan diri (Hadi, 2004).
TERHADAP
PELAYANAN
KANDUNGAN
RSUD
KERJA
RSUD
23.ANALISIS
TINGKAT
KEPUASAN
TERHADAP
PELAYANAN
JASA
KESEHATAN RAWAT JALAN POLIKLINIK KIMIA FARMA CABANG
PEKALONGAN TAHUN 2007
24.HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT
INAP YANG MENGGUNAKAN ASKESKINDI RSU PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL2008
25.PENGARUH MUTU PELAYANAN PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN
RAWAT INAP KELAS III DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
2008
26.HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET
BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DI PUSKESMAS DEPOK I
MAGUWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007
27.HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN
PASIEN PESERTA ASKES RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
53.PENGARUH
LINGKUNGAN
DAN
MOTIVASI
KERJA
TERHADAP
PRODUKTIVITAS PERAWAT RAWAT INAP DI BADAN PENGELOLAAN
RSUD KABUPATEN KEBUMEN 2008
54.PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT
PERILAKU PASIEN RAWAT INAP DI POLI OBSGYN RSU AISYIYAH
DIPONEGORO PONOROGO
55.PENGARUH
FAKTOR-FAKTOR
MOTIVASI TERHADAPPRODUKTIVITAS
KERJA
PERAWAT
DI
RUMAH
SAKIT
ISLAMYOGYAKARTA PERSAUDARAAN DJAMAAH HAJI INDONESIA (RSIY
PDHI) YOGYAKARTA 2008
56.HUBUNGAN
KEPATUHAN
MINUM
OBAT
DENGAN
TINGKAT
KESEMBUHAN PENYAKIT PADA BALITA YANG DIDIAGNOSE ISPA DI
PUSKESMAS CEPER KLATEN JAWA TENGAH TAHUN 2008
57.HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KEGIATAN
POSYANDU DENGAN FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TULUNG KLATEN TAHUN 2007
58.PENGARUH BINROH (BIMBINGAN ROHANI) TERHADAP MOTIVASI
KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI
AISYAH MADIUN 2008
59.HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PENINGKATAN
KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSI SITI AISYAH MADIUN
TAHUN 2008
60.FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS II DI RUMAH SAKIT BETHESDA
YOGYAKARTA TAHUN 2008
61.PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
62.PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
PERAWAT RAWAT INAP DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
63.PENGARUH KEMAMPUAN KERJA, PROMOSI JABATAN DAN KOMPENSASI
TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BPRSUD KEBUMEN
64.HUBUNGAN
MOTIVASI
INTERNAL
DAN
EKSTERNAL
DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA DI PELAYANAN REKAM MEDISRSU KOTA
BANJAR-JAWA BARATTAHUN 2008
65.PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JAMKESMAS TERHADAP KEPUASAN
PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2008
YANG
MEMPENGARUHI
MINAT
PASIEN
JALAN
KARYAWAN
BEHAVIOR (OCB)
MUHAMMADIYAH
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
PUSKESMAS MUSUK II KABUPATEN BOYOLALI
HIPERTENSI DI
PENURUNAN
INFORMATIKA
165.HUBUNGAN ANTARA
SENAM
LANSIA
DENGAN
KEMANDIRIAN
MELAKUKAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI DI PSTW UNIT BUDHI
LIHIR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTATAHUN 2007
166.PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS TERHADAP
SIKAP REMAJA DALAM MENCEGAH TERINFEKSI HIV/AIDS DI PONDOK
PESANTREN AL-KHOERIYAH CIHERANG CIBEUREUM TASIKMALAYA
JAWABARAT
167.HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BUYUT UDIK KECAMATAN GUNUNG
SUGIH LAMPUNG TENGAH
SELAMA
ASY-SYFA
KERJA
SAKIT
TANDA
BAHAYA
DI PUSKESMAS
POSTPARTUMTENTANG
DI BPS SRI MARTUTI