Anda di halaman 1dari 4

A.

Judul Praktikum
: Ekskresi
B. Tanggal Praktikum
: 6 November 2015
C. Tujuan Praktikum
:
1. Memeriksa kandunngan glukosa, albumin, klorida dalam urin
2. Mengenal bau ammmonia dari hasil penguraian dalam urin
3. Membuktikan kandungan urea dalam urin
4. Membandingkan hasil uju glukosa albumin, klorida, dan urea pada beberapa urin
orang normal denan urin yang diberi perlakuan
D. Hasil pengamatan dan Analisis
Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat
yang tidak deperlukan (zat sisa) ataupun zat yang membahayakan tubuh dalam bentuk
larutan.(Tim pengjar, 2015:13).
Untuk praktikum ekskresi ini dilakukan pengujian terhadap sampel urin dengan
perlakuan yang berbeda pada setiap urin yang akan dijadikan sebagai sampel dalam
percobaan. Dari urin orang normal, urin perokok, urin yang mengomsumsi obat-obatan,
urin anak kecil, urin penderita Diabetes, urin ibu hamil, urin lansia, dan urin yang
mengkomsumsi alkohol dari sampel urin tersebut dilakukan empat jenis pengujian,
yaitu uji glukosa, uji allbumin, uji klorida dan uji bau atau aroma dari ammonia yang
terdapat dalam urin.
Untuk mengetahui adanya glukosa dilakukan dengan menggunakan larutan
benedict, karena fungsi larutan benedict adalah untuk sebagai memeriksa ada atau
tidaknya kandungan glukosa dari suatu sampel percobaan. Dapat disimpulkan bahwa
pada urine yang menderita diabetes kadar glukosa dalam urine tinggi sebesar 5% hal ini
bisa disebabkan dikarenakan kekurangan optimal ginjal dalam penyaringan , atau
karena pankreas tidak menghasilkan atau hanya sedikit menghasilkan hormon insulin
yang dapat membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen.. Sedangkan pada sample
selain yang satu tadi berwarna hijau dan oranye menandakan kadar glukosa diurine
masih cenderung normal.
Uji selanjutnya kandungan albumin didalam urin. Pengujian ini menggunakan
larutan asam nitrit. Berdasarkan hasil praktikum terlihat adanya cincin berwarna putih
pada urin yang telah diberi larutan asam nitrit. Hal tersebut terjadi pada seluruh sampel
urin, dan menunjukan bahwa adanya gangguan pada ginjal yang tidak dapat menyaring
urin dan dapat juga adanya kerusakan pada organ ginjal.
Kadar albumin yang tinggi dalam urin dengan kesehatan yang merupakan
indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau karena iritasi selsel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat
(Alfasia, 2011)

Dalam uji adanya klorida dalam urin dilakukan dengan menambahkan beberapa
tetes AgNO3 perubahan yang terjadi adalah adanya endapan berwarna putih pada
semua sampel kecuali pada perokok dan pengmsumsi alkhohol, hal ini terjadi karena
adanya gangguan pada organ ginjal atau hati.
Klorida yang terdapat dalam urine berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam
tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai
menjadi ion-ion, oleh karena itu klorida terdapat dalam urin. Klorida selalu terdapat
dalam urin, pada filtrasi molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam mineral
direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses
augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl (Sudjadi, 2002).
Untuk pengujian amonia dalam urin di peroleh hasil bahwa semua untuk sample
urin mengandung bau amonia yang tinggi ketika dipanaskan. dalam hal ini bahwa
adanya pengaruh makanandan minuman yang di konsumsi dari orang yang dijadikan
sample. Pada penderita diabetes adan pekomsumsi alhohol tercium bau gula dan
caramel, sedangan pada sampel lain tercium bau pesing. Semakin menyengat bau urin
tersebut maka kandungan amonianya tersebut semakin tinggi.
Hewan yang mnegekresikan anoniak dalam bentuk utuh dikatakan sebagai
amonotetik. Amoniak tidak boleh menumpuk didalam seekor hewan karena senyawa ini
sangat toksik. Paparan sedikitnya 10 ppm saja pada burung dapat menimbulkan iritasi
pada saluran pernapasannya. Amoniak dicairan tubuh meski hanya 5 mM sudah cukup
toksik bagi sebagian besar hewan. Dampaknya pada hewan bisa bermacam-macam,
misalnya bisa mengubah pH didalam el

dam karena mempengaruhi metebolisme

protein, selain itu juga fungsi enzim juga akan berubah. Diduga fungsi mitokondria
akan berubah juga karna terjadi gangguan terhadap produksi proton yang diperlukan
untuk oksidasi fosforilasi dan produksi ATP. Amoniak sangat larut di dalam
air(Goenarso, 2005:5.27).
Untuk pengujian urea dalam urin di peroleh hasil bahwa semua untuk sample urin
mengalami perubahan warna dari kuning menjadi bening.

N
o

Jenis Urin

Orang
normal

Perokok

Perubahan Yang Terjadi Setelah Di Uji


Albumi
Glukosa
Klorida Amonia
Urea
n
orange
Tidak
Bau
Bau
Dari
terbentu pesing
pesing
kuning
k cincin
menjadi
Bening
Hijau tapi
Tidak
Tidak
Bau
Tidak ada

tidak pekat
3

Konsumsi
obat-obatan

Hijau

Anak kecil

Hijau

Penderita
Diabetes

Kuning

Ibu Hamil

Sedikit
kehijauan

Lansia

Hijau

Konsumsi
Alkohol

Orange

terbentu
k cincin
Terbentu
k cincin

ada
endapan
Terdapat
endapan
dibawah
(putih)
Terdapat
endapan

pesing

perubaha
n warna
Tidak
Dari
bau
kuning
tengik
menjadi
Bening
Tidak
Bau
Dari
ada
(biasa)
kuning
cincin
menjadi
Bening
Terbentu Terdapat Bau gula Dari
k cincin
endapan
kuning
menjadi
Bening
Tidak
Terdapat Bau
Dari
terbentu endapan pesing
kuning
k cincin
(putih)
pekat
menjadi
Bening
Tidak
Terdapat Bau
Dari
terbentu endapan pesing
kuning
k cincin
(keruh
pekat
menjadi
sedikit
Bening
itam)
Terbentu Tidak
Bau
Dari
k cincin
ada
karamel kuning
endapan (sedikt
menjadi
harum)
Bening

Urea merupakan senyawa buangan nitrogen yang utama oada hewan terestrial.
Tidak seperti hewan akuatik, mereka tidak dapat mengekskresikan anomiak karena
akan memerlukan jumlah besar air untuk membuangnya. Urea memeliki kelebihan,
meskipun mudah larut tetapi toksisitasnya lebih kecil bila dibandingkan dengan
amoniak. Hewan yang mengekskresikan urea dikelompokan sebagai ureotelik. Urea
dapat diproduksi oleh hewan vertebrata maupun inrvebrata menurut siklus
urea(Goenarso, 2005:5.28).
E. Daftar Pustaka
Alfasia, A.2011. Laporan Praktikum Sistem
Sekresi.http://alenalfasia.blogspot.com/2011/08/ laporan-praktikum-sistem-eksresi.html
(11/0/2015, 4:54)
Goenarso, Darmadi. 2005. Fisiologi Hewan.UT
Tim Pengajar. 2015. Panduan Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung. UIN
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama. Jakarta
Sudjadi, dkk. 2002. Biologi.Yudhistira. Jakarta

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


Sistem Ekskresi
Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah
Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu
Drs. R. Ading Pramadi, MS

Oleh :
Nida Nadillah
(1132060053)
Pendidikan Biologi V/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

Anda mungkin juga menyukai