Liputan6.com, Jakarta - Setelah sepekan Kabinet Kerja bekerja, hari ini Presiden
Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan program perdananya, yaitu Kartu Indonesia
Sehat (KIH), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan
Maharani mengatakan, tiga program ini akan diluncurkan oleh Presiden Jokowi di
lima tempat melalui Kantor Pos di Jakarta.
"Pada 3 November atau Senin, beliau meluncurkan kartu tersebut," kata Puan, seperti
yang dikutip, Senin (3/11/2014).
Puan mengungkapkan, penerapan program tersebut dilakukan secepatnya karena
Presiden Joko Widodo berkeinginan masyarakat Indonesia segera mendapatkan
kesejahteraan yang lebih baik dari program sebelumnya.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, program tersebut akan
ditujukan untuk 1,289 juta masyarakat miskin dalam bertahap. Dengan total anggaran
sebesar Rp 6,44 triliun, menggunakan anggaran Bantuan Sosial Kementerian Sosial.
KIS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat miskin terhadap kesehatan. KIS
akan diberikan kepada anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga tidak
menggeser Sistem JKN.
"BPJS penyelenggaranya, JKN sistemnya, semua satu kesatuan kok," ungkap
Khofifah.
Sedangkan program KKS, dibuat untuk meningkatkan kemapuan masyarakat yang
kurang mampu. Kedepannya bantuan ini diusulkan dalam bentuk e-money untuk
menggerakkan usaha yang produktif.
"Kira-kira setara dengan 24,5 juta penduduk Indonesia. Sekitar 25 persen dari total
penduduk itu terbawah," tambahnya.
Menteri Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan menambahkan, KIP pada fase
pertama akan diterapkan pada 18 provinsi kabupaten kota, dengan sasaran 152.434
siswa. Dia memastikan jumlah tersebut akan bertambah. Pasalnya, data tersebut
menggunakan data Bantuan Siswa Miskin (BSM), ke depannya siswa rentan
miskinpun juga akan mendapat bantuan tersebut.
"Data ini adalah data yang didapat TNP2K 2013. Pada fase pertama ini program KIP
akan menggunakan data siswa miskin yang kemarin menerima Bantuan Siswa Miskin
(BSM)," pungkasnya. (Pew/Ndw)
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2128039/jokowi-luncurkan-tiga-kartu-saktikis-kip-dan-kks
Tak
Tersentuh
Warga Penjaringan, Jakarta Utara mendatangi acara penyerahan KKS, KIS dan KIP di
pelataran parkir Masjid Jami Luar Batang Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (13/5/2015).
mengumpulkan
data.
"Pernah diminta kumpulkan data, tetapi enggak tahu nanti dapat kartu apa. Tidak
dijelaskan,"
ujar
dia.
Warga lainnya, Endrayati (40), menilai, kurangnya sosialisasi dari pemerintah
membuat dia kesulitan saat akan mendaftar untuk mendapatkan KIP. Sebab, saat ini
dia baru saja mengangkat dua anak sebagai anak asuhnya.
"Tanggungan saya ada empat anak, dua kandung, dua angkat. Saya cuma tahunya
bawa KTP sama KK, tetapi tidak tahu mengurus ke mana," tutur warga RT 10/17
tersebut.
Tak hanya kedua warga itu, beberapa warga lainnya bahkan mengaku tidak tahu jika
ada acara penyerahan kartu KKS, KIS, dan KIP oleh empat menteri.
Warga hanya tahu ada acara penyerahan kartu karena melihat ada keramaian.
"Enggak tahu ada acara serah-serahan kartu. Tahu begitu, saya bawa KTP sama KK.
Soalnya saya belum dapat. Kalau ngurus ke kantor kelurahan malas, ribet," kata
Nengsih
(34).
Sementara itu, Camat Penjaringan Yani Wahyu Purwoko menegaskan akan
menindaklanjuti keluhan warganya. Dia mengaku tidak tahu masih ada warga yang
belum
tersentuh
program
sosial
pemerintah
tersebut.
"Ya, bagi warga yang belum terdaftar akan kita daftarkan segera. Nanti, kita juga
akan
koordinasikan
dengan
Sudin
Sosial
Jakut,"
ujarnya.
Untuk diketahui, acara penyerahan KKS, KIS, dan KIP itu diserahkan secara simbolis
oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani
kepada
salah
satu
warga.
Selain menerima kartu KKS, warga juga dapat langsung mencairkan uangnya melalui
petugas Pos Indonesia sebesar Rp 600.000 untuk periode Januari-April 2015.
Selain Puan, tiga menteri lainnya yang hadir antara lain Mensos Khofifah Indar
Parawansa, Mendikbud Anies Baswedan, dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
Ikut hadir juga sejumlah pejabat SKPD terkait, mulai dari Wakil Wali Kota, Kepala
BPJS, Sudinsos Jakarta Utara, dan pejabat lainnya.
Penulis
: Tangguh Sipria Riang
Editor
: Desy Afrianti
Sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2015/05/13/14461061/Warga.Penjaringan.Men
gaku.Tak.Tersentuh.Program.KKS.KIS.dan.KIP
Ini dia penampakan kartu sakti era Jokowi-JK; KIS, KIP dan KKS
yang
belum
selesai.
Perubahan situasi yang terjadi antara data terakhir dan situasi masa kini belum
tercatat oleh pemerintah.
Hal tersebut memengaruhi ketepatan penyebaran Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu
Indonesia
Pintar
(KIP),
dan
Kartu
Keluarga
Sejahtera
(KKS).
"Tentu saja ada kendala ketiga kartu itu dimana yang digunakan data pemutakhiran
2011. Dan, tentu saja ada yang salah sasaran," ujar Darmawan dalam sebuah diskusi
Habibie Center di Hotel Le Meridien Jakarta, ditulis Rabu (25 /11/2015).
Meski demikian, menurut dia, pihak pemerintah sedang gencarnya memverifikasi
data terbaru dan mulai mencetak kartu lagi pada tahun ini. Ia menargetkan verifikasi
data bisa dituntaskan pada 2015 agar penyaluran kartu selesai dibagikan pada 2016
mendatang.
"Ini segera kita verifikasi dengan cepat agar tahun depan sudah bisa dibagikan ke
tengah
masyarakat,"
pungkas
Darmawan.
acara
pembagian
kartu
tersebut
dilakukan
tanpa
ada
kurangnya
sosialisasi
oleh
pemerintah
mengenai
mekanisme
melalui
kegiatan penyuluhan, untuk siapa kartu-kartu tersebut akan diberikan, dan pemerintah
juga harus berhati-hati dalam memberikan kartu tersebut supaya tepat kepada sasaran
(golongan menengah kebawah) dan alangkah baiknya jika para masyarakat yang akan
diberikan bantuan tersebut di survey satu-persatu misalnya melalui perantara seperti
RT dan RW. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat menunjukkan bahwa
pemerintah terkesan memutuskan dan menjalankan kebijakan ini secara terburu-buru.
3.
lebih membutuhkan.
Persatuan indonesia; dapat menjadi jembatan dengan adanya kebijakan
pemerintah ini, yang membuat nyaman warga negaranyya akan
mempererat dan menpersatukan hubungan antara masyarakat dan
pemerintahan.
4.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia; kebijakan ini juga bisa
dikatakan adil karena pemerintah hanya memperuntukkan kartu-kartu
ini untuk orang-orang yang tidak mampu saja.
Untuk mengimbangi pesatnya perkembangan sosial tersebut maka
perlu dibentuk suatu kebijakan yang mengangkat nilai etika pancasila bersifat
humanistik, maksudnya nilai-nilai pancasila yang hendak diimplementasikan
melalui kebijakan harus mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk sosial. Selain itu, perumusan
kebijakan harus dilakukan dengan cara musyawarah, dengan mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat serta diliputi dengan semangat
kekeluargaan untuk bersama-sama diimplementasikan. Kebijakan yang
diambil harus berdasarkan keputusan yang telah disetujui bersama demi
tujuan bersama serta dilanjutkan dengan implementasi atau tindakan bersama.
Selain itu, merumuskan kebijakan harus berdasarkan pada nilai keadilan.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan
negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi
seluruh warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya.