I.
TUJUAN
Stopwatch
III.
TEORI SINGKAT
Terdapat dua jenis pengendalian on/off, secara manual dan secara otomatis. Secara
manual dengan menggunakan sakelar pemilih dan secara otomatis dengan
menggunakan process contoller. Setting pada process controller harus di atur
sedemikian rupa agar harga proposional beand integral time dan derivatetive time
adalah 0 (karakteristik pengendalian on/off)
Pada pengendalian on/off secara manual, manusia termasuk operator agar
menggerakan elemen contol akhir (saklar pemilir) ke posisi on dan posisi off. Dalam hal
ini manusia bertindak sebagai controller yang menerima hasil penggukuran dan
mengepaluasi hasil pengukuran untuk menjadi input menjadi variable manipulasi.
Saklar pemilih pada PC10 mempunya 3 soket A,B,dan C dengan fungsi berbeda
ketika
dihubungkan
dengan
kabel
dan
mempunyai
output
berbeda
ketika
dihubungngkan dengan saklar pemilih N/O (normali open) dan saklar pemilih NC
(normali close)
Normal open berarti kutup positif san negative tidak terhubung dalam kondisi
normal, aliran listik tidak dapat mengalir dalam suatu loop, ini dibuktikan dengan lampu
24VAC terpasang tidak menyala saat saklar pada posisi N/O tersebut. Apabila soket A di
hubungkan ke soket B atau soket C, maka kutup positip menjadi terhubung dengan
kutup negative sehingga arus listrik dapat mengalir, lampu 24VAC terpasang akan
menyala. Normali close berarti kutub positip dan kutup negative terhungan dalam
kondisi normal aliran listrik mengalir dalam satu loop, ini di buktikan dengan lampu
24VAC terpasang menyala saat saklar pada posisi N/C tersebut. Apabila soket A di
hubungkan ke soket B atau C, hubungan pendek terjadi, akibatnya arus listrik berhenti
mengalir, lampu 24VAC terpaksa akan mati.
Kapan aplikasi ini terjadi di industry?
Gambar skema N/O dan N/C :
A
Suplay tegangan
rendah
A C tidak
tersambung
koil
24 VAC
Ke soket24 VAC
240 VAC
Ke soket240 VAC
N/O kontak
terbuka
Suplay tegangan
rendah
A C tersambung
kabel
koil
24 VAC
Ke soket24 VAC
240 VAC
Ke soket240 VAC
N/C kontak
tertutup
100 %
Set point 50 %
%P
0%
waktu
on
on
of
of
Apa bila dipasang lampu indicator 24 VAC pada soket di process controller, dapat
dilihat pada saat output 100% lampu akan menyala yang berarti arus listrik mengalir,
dan saat output menunjukkan 0% lampu akan mati yang berarti arus listrik terputus. Hal
ini juga akan berakibat sama pada soket 240 VAC apabila dihubungkan ke pemanas atau
heater.
IV. PROSEDUR KERJA
I.PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN SAKLAR PEMILIH
1. Memperhatikan pada bagian saklar pemilihan pada alat PC10 (SWITCHED
OUTPUT), posisi saklar pada kontak terbuka (N/O) dan pasang lampu 24VAC
di soket 24 VAC. Amati lampu dalam keadaan hidup atau mati.
2. memindahkan posisi saklar ke N/C (kontak tertutup), amati bahwa lampu
menjadi mati.
3. Mengambil sebuah kabel, hubungkan dari soket A ke soket C pada posisi N/O,
catat keadaan lampu. Ubah saklar ke N/C, catat perubahan
4. mengulangi langkah 3 dengan mengubah A-B dan B-C
5. Membuat table data
II. PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN PROCESS CONTROLLER.
1. Pada process controller, menekan tombol (untuk masuk ke sistem konfigurasi)
setelah digit pada layar variable process berkedip, menekan tombol f 1x,
kemudian mengataur agar harga ProP, Int dan Der pada harga 0 (nol) harga
siklus (CYt) pada harga 10 detik. Set harga histerisisi (HYSt) pada harga 2% dan
harga setpoint pada 50%. Harga variable lain tetap.
2. Memastikan aksi control (CS-2) adalah r (reverse). Biarkan harga span dan zero
3. Memasang kabel dari bagian manual output ke input pada process controller (4
-20 mA) dan letakkan lampu indicator pada soket 24 VAC di bagian bawah
process controller.
V.DATA PENGAMATAN
1.
Soket
Tak terhubung
A-B
B-C
A-C
2.
Lampu (On/Off)
N/O
OFF
OFF
OFF
ON
N/C
ON
ON
ON
OFF
Lampu On/Off
ON
ON
ON
OFF
OFF
OFF
-
Lampu On/Off
ON
47-53
53-100
100-53
53-47
47-0
ON
ON
OFF
OFF
OFF
-
Lampu On/Off
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
-
Lampu On/Off
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
-
mati. Saklar pemilih N/O (Normally Open) bertindak sebagai pemutus arus dengan
kutub positif dan kutub negatif tidak terhubung secara normal, sehingga tidak ada arus
yang dapat mengalir. Namun, jika soket A dihubung dengan soket C pada posisi N/O,
lampu 24 VAC hidup karena pada N/O kutub positif dan negative terhubung sehingga
arus mengalir dalam satu loop, kemudian pada saat dipindahkan menjadi saklar N/C
masih pada soket yang sama maka lampu 24 VAC mati, ini karena terjadinya hubungan
pendek (short circuit) yang menyebabkan arus berhenti mengalir. Oleh karena itu pada
saat kabel A ke B dan B ke C dihubungkan, lampu indikator tetap menyala
Pada pengendalian on/off menggunakan proses controller dilakukan oleh sebuah
controller dalam mematikan atau menghidupkan suatu proses. Percobaan ini dilakukan
dengan memvariasikan nilai histerisis dan nilai set point. Nilai set point merupakan nilai
yang diinginkan dalam suatu proses sedangkan histerisis merupakan batas atas dan
bawah dari set point. Pada saat memasukkan nilai histerisis 2 % dengan set point 50 %
maka lampu 24 VAC hidup 48 % dan mati 52%. Dan pada saat histerisis nya 3 %
didapatkan lampu 24 VAC hidup 47% dan mati 53% . sedangkan saat set pointnya 40 %
untuk histerisis 5 % didapatkan lampu 24 VAC hidup 35 % dan mati 45%. Kemudian
set point diubah menjadi 70 % dengan histerisis 5% maka lampu 24 VAC hidup 65 %
dan mati 75%. Dari sini bisa dilihat bahwa semakin besar nilai histerisis nya maka
semakin besar rentang daerah netral nya dan batasan-batasan nya sesuai dengan set
point yang sudah di tentukan.
VII.
KESIMPULAN
Daerah netral adalah rentang antara batas atas dengan batas bawah
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT
TrimTool
Kabel Penghubung
Lampu Indikator
Process Controller