“SISTEM ENERGI”
1
2
Sistem energi adalah energi yang menjadi penentu keberlangsungan hidup suatu
masyarakat, dalam kemampuannya menjaga berbagai proses ekologis, menggerakkan
berbagai aktivitas ekonomi dan secara umum meningkatkan kualitas hidup.
Keberlangsungan tingkat dan kualitas aktivitas sangat tergantung kepada ketersediaan
dan konsumsi energi (Hughes, 2000).
Dalam penerapan sistem energi Indonesia masih terdapat permasalahan dalam
sub-sistem energi, antara lain :
a. Pada proses produksi energi primer terjadi penurunan karena proses eksplorasi
dan eksploitasi sumber daya alam belum maksimal.
b. Dominasi energi fosil tidak diimbangi dengan eksplorasi. Hal ini menyebabkan
Indonesia masih melakukan import minyak mentah (crude oil) dalam
pemenuhan energi di Indonesia.
c. Pengembangan energi baru dan terbarukan yang terhambat guna pemenuhan
energi di Indonesia.
d. Dalam proses transfortasi dan konversi energi kendala yang dihadapi adalah
distribusi refinary dan pembangkit listrik kurang merata.
e. Pembangunan yang tidak merata mengakibatkan pembangunan nasional tidak
stabil.
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan di dunia ini. Sedangkan energi cahaya
yang dihasilkan dari lampu adalah perubahan energi listrik menjadi energi
cahaya yang bisa menerangi.
4. Energi panas bumi
Energi yang berasal dari panas bumi tersimpan dalam jauh di kerak bumi.
Bentuk dari energi ini adalah batuan panas, uap panas, dan air panas alami yang
berasal dari dalam bumi. Panas bumi menjadi salah satu energi alternatif yang
bisa menggantikan energi fosil yang digunakan sekarang ini. Panas bumi yang
dihasilkan alami oleh bumi ini sangat bagus untuk kelestarian alam ini karena
tidak menyebabkan polusi yang bisa membahayakan alam ini. Selain itu juga
lebih ekonomis dibandingkan energi fosil berupa minyak bumi.
2. Peraturan-Peraturan
Undang-undang
UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
- Mengatur mengenai perlakuan yang sama terhadap seluruh pelaku usaha serta
diterapkannya mekanisme pasar secara bertahap.
- Meningkatkan efisiensi pengelolaan minyak dan gas bumi serta menghindari
conflict of interest melalui pemisahan fungsi pemerintahan dengan fungsi
pengusahaan.
UU No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan
7
Peraturan Lainnya
PP di bidang Migas
- PP No. 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
- PP No. 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan
Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas
Bumi melalui Pipa.
- PP No. 31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Bentuk PERTAMINA menjadi
Persero, mengatur tentang pengalihan bentuk Pertamina yang didirikan
berdasarkan UU No.8 Tahun 1971 menjadi Perseroan (Persero) sebagaimana
dimaksud dengan UU NO.9 Tahun 1969.
PP di bidang Ketenagalistrikan
- PP No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik,
mengatur tentang jenis dan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPL),
tata cara permohonan IUPL, serta kewajiban dan tanggung jawab pemegang
IUPL.
- PP No. 25 Tahun 1999 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik
8
lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang
terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
b. Cadangan Terbukti (Proved Reserved) adalah sumber daya mineral terukur yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis cadangan
sebagai berikut:
a. Cadangan Geologi (Geological Reserved) adalah sejumlah cadangan yang batas-
batasnya ditentukan oleh suatu model geologi. Dalam cadangan ini belum
diperhitungkan faktor lain seperti prosentase perolehan penambangan dan
pengurangan lainnya.
b. Cadangan Tertambang (Mineable Reserved) adalah sejumlah cadangan yang
secara teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti cut-off grade dan
stripping ratio telah diperhitungkan.
c. Cadangan Terambil (Recoverable Reserved) adalah sejumlah cadangan dari
mineable reserved yang telah memperhitungkan faktor prosentase perolehan
penambangan.
Batubara (miliar
3. 104,8 20,98 18 0,254 83
ton)
Coal Bed
4. 453 - - - -
Methane (TSCF)
Sumber : KESDM,2012
10
Sumber : KESDM,2012
Kabupaten Wajo dengan besarnya cadangan 603,7 BSCF atau setara 425 MW.
Dari besarnya cadangan tersebut baru dimanfaatkan untuk pembangkit sebesar
85 MW atau sebesar 20%. Cadangan batubara sebesar 36,6 juta ton. Batubara
baru digunakan untuk bahan bakar keperluan rumah tangga dan industri kecil
dalam bentuk briket batubara. Potensi sumber daya air (PLTA) yang tersebar di
berbagai Kabupaten, dengan daya terpasang besarnya 3.094,1 MW. Potensi
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) besarnya 102.097 kW, tersebar
di 21 lokasi yang terletak di berbagai Kabupaten. Sedangkan potensi mikrohidro
(PLTMH) sebesar 3.037,3 kW, tersebar di 51 lokasi yang terletak di berbagai
Kabupaten. Potensi panas bumi diperkirakan sebesar 49 MW yang tersebar di
sembilan Kabupaten.
17) Sulawesi Utara
Provinsi Sulawesi Utara memiliki potensi sumber energi primer yang
dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik, yaitu panas
bumi, dan tenaga air. Potensi panas bumi yang ada diperkirakan 540 MW, dan
potensi air 160,7 MW. Disamping itu ditemukan cekungan minyak bumi yang
perlu disurvey lebih lanjut besar potensinya.
18) Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi sumber energi primer yang
dapat digunakan sebagai sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik, yaitu
air (PLTA, Minihidro, dan mikro hidro), dan panas bumi. Potensi air untuk
PLTA yang mempunyai skala cukup besar antara lain di Kabupaten Donggala,
Palu besarnya 74,8 MW, di Kabupaten Poso mempunyai total potensinya
sebesar 684 MW. Sedangkan potensi air skala kecil (minihidro) dengan
kapasitas antara 0,5 – 3 MW banyak tersebar di berbagai kabupaten, secara total
kapasitasnya mencapai sekitar 26,45 MW. Potensi panas bumi yang ada tidak
terlalu besar terletak di desa Bora Donggala sebesar 5 MW. Dan potensi panas
bumi diperkirakan sebesar 66 MWe tersebar di wilayah ini.
19) Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beranekaragam potensi sumber
energi primer yang dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit tenaga
listrik, yaitu air (PLTA Mikrohidro) dan panas bumi. Potensi sumber daya air
15
Provinsi ini memiliki potensi tenaga air yang dapat dikembangkan adalah
diperkirakan mencapai 24 MW dan panas bumi yang diperkirakan mencapai 614
MWe.
26) Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat memiliki bermacam sumber energi untuk
pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari tenaga air yang sebagian besar sudah
dikembangkan, panas bumi, minyak bumi, dan gas alam. Potensi panas bumi
yang dapat dikembangkan diperkirakan sebesar 1.297 MWe, minyak bumi 222
MW dan gas alam sebesar 1,27 TSCF.
27) Banten
Provinsi Banten memiliki potensi panas bumi yang dapat dikembangkan
untuk tenaga listrik yang diperkirakan mencapai 285 MWe, sedangkan potensi
batubara hanya diperkirakan mencapai 10 juta ton.
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Riza dan Hidayat Amir. Ketahanan Energi : Konsep, Kebijakan dan
Tantangan bagi Indonesia
Girianna, Montty. 2012. Policy Paper Keselarasan Kebijakan Energi Nasional
(KEN), dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), dan Rencana
Umum Energi Daerah (RUE). Jakarta.
Yusgiantoro, Purnomo. 2004. Kebijakan Energi Nasional 2003-2020. Jakarta :
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
Sumber Internet :
Anonim, 2012. Sistem Managemen Energi Berdasarkan ISO 50001. Dalam :
http://www.paradigm-consultant.com/2012/10/03/sistem-manajemen-energi-
berdasarkan-iso-50001/
Anonim. Dalam : http://benergi.com/konsep-energi-dan-jenis-energi-dalam-
kehidupan
Anonim. Sistem Energi. Dalam : https://prezi.com/nv7fw14x-b4o/sistem-energi/
Anonim. Dalam :http://benergi.com/konsep-energi-dan-jenis-energi-dalam-
kehidupan
Anonim. 2011. Dalam : https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/potensi-
sumber-energi-lokal-di-setiap-provinsi-di-indonesia/
19
TUGAS KELOMPOK
KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN ENERGI
“SISTEM ENERGI”
Disusun Oleh :
Kelas : 7 EGB
Dosen Pengampu : Ir. Sahrul Effendy A., M.T.