Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah demokrasi berasal dari sistem yang berlaku di negara-negara kota (city state)
Yunani Kuno pada abad ke 6 sampai dengan ke 3 sebelum masehi. Waktu itu demokrasi yang
dilaksanakan adalah demokrasi langsung yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk
membuat keputusan politik dan dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negaranya
yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas hal tersebut dimungkinkan karena negara kota
mempunyai wilayah yang relatif sempit dan jumlah penduduk tidak banyak (kurang lebih 300
ribu jiwa). Sedangkan waktu itu tidak semua penduduk mempunyai hak :

bersifat langsung dari demokrasi Yunani Kuno dapat diselenggarakan secara efektif
karena berlangsung dalam kondisi sederhana, wilayahnya terbatas serta jumlah
penduduknya

sedikit

(kurang

lebih

300

ribu

jiwa

dalam

satu

kota).

Ketentuan demokrasi yang hanya berlaku untuk warga negara resmi.

Hanya bagian kecil dari penduduk.

Gagasan demokrasi Yunani hilang dari dunia Barat ketika Romawi Barat dikalahkakn oleh
suku German. Dan Eropa Barat memasukkan Abad Pertengahan (AP). Abad pertengahan di
Eropa Barat dicirikan oleh struktur total yang feodal (hubungan antara Vassal dan Lord).
Kehidupan sosial dan spiritual dikuasai Paus dan pejajabat agama lawuja. Kehidupan
politiknya

ditandai

oleh

perebutan

kekuasaan

antar

bangsawan.

Dari sudut perkembangan demokrasi AP menghasilkan dokumen penting yaitu Magna Charta
1215. Ia semacam contoh antara bangsawan Inggris dengan Rajanya yatu John . Untuk
pertama kali seorang raja berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan menjamin beberapa
hak bawahannya. Mungkin Anda belum tahu siapa pemikir-pemikir yang mendukung
berkembangnya demokrasi. pemikir-pemikir yang mendukung berkembangnya demokrasi
antara lain: John Locke dari Inggris (1632-1704) dan Mostesquieu dari Perancis (1689-1755).
Menurut Locke hak-hak politik mencakup atas hidup, hak atas kebebasan dan hak untuk
mempunyai milik (life, liberty and property). Montesquieu, menyusun suatu sistem yang
dapat menjamin hak-hak politik dengan pembatasan kekuasaan yang dikenal dengan Trias
1

Politica. Trias Politica menganjurkan pemisahan kekuasaan, bukan pembagian kekuasaan.


Ketiganya terpisah agar tidak ada penyalahgunaan wewenang. Dalam perkembangannya
konsep pemisahan kekuasaan sulit dilaksanakan, maka diusulkan perlu meyakini adanya
keterkaitan antara tiga lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif.
Pengaruh paham demokrasi terhadap kehidupan masyarakat cukup besar, contohnya:
-

perubahan

sistem

pemerintahan

di

Perancis

melalui

revolusi.

- revolusi kemerdekaan Amerika Serikat (membebaskan diri dari dominasi Inggris).


B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1. Apa makna dari demokrasi?
2. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
3. Bagaimana cara memperoleh pendidikan demokrasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui makna dari demokrasi
2. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui cara memperoleh pendidikan demokrasi
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini:
1. Dapat mengetahui makna demokrasi
2. Dapat mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia
3. Dapat mengetahui cara memperoleh pendidikan demokrasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan makna demokrasi
A. Menurut etimologis/bahasa
Menurut etimologis/bahasa, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari demos =
rakyat dan cratos atau cratein = pemerintahan atau kekuasaan. Demokrasi berarti
pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi rakyat
mendapat kedudukan penting didasarkan adanya rakyat memegang kedaulatan.
B. Menurut Harris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintah
melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat untuk mengatur,
mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan orang lain.
C. Menurut Henry B. Mayo
Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum
ditunjukkan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasan aterjaminnya kebebasan politik
D. Menurut International commission for jurist
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusankeputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh
mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas.

E. Menurut Abraham Lincoln


Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government
of the people, by the people, and for the people).
Pemerintahan dari rakyat berarti pemerintahan negara itu mendapat mandat dari rakyat
untuk menyelenggarakan pemerintahan. Rakyat adalah pemegang kedaulatan atau kekuasaan
tertinggi dalam negara demokrasi. Apabila pemerintah telah mendapat mandat dari rakyat
3

untuk memimpjn penyelenggaraan bernegara, pemerintah tersebut sah. Seorang pemimpin


seperti presiden, gubernur, bupati, kepala desa, pemimpin politik yang telah dipilih oleh
rakyat, berarti telah mendapat mandat secara sah dari rakyat. Pemerintahan yang dijalankan
adalah pemerintahan demokrasi, sebab berasal dari mandat rakyat.
Pemerintahan oleh rakyat berarti pemerintahan negara itu dijalankan oleh rakyat.
Meskipun dalam praktik yanh menjalankan penyelenggara bernegara itu pemerintah, tetapi
orang-orang itu pada hakikatnya yang telah dipilih dan mendapat mandat dari rakyat. Selain
itu pemerintah oleh rakyat berarti pemerintah negara itu diawasi oleh rakyat. Dalam negara
demokrasi, pemerintah oleh rakyat itu dijalankan oleh sekelompok orang yang disebut wakil
rakyat, sebab apabila semua rakyat menjalankan pemerintahan hal itu tidak akan mungkian
dilakukan . wakil rakyat inilah yang memilih dan menentukan pemerintah negara sekaligus
yang akan mengawasi penyelenggaraan penerintahan. Rakyat secara tidak langsung melalui
wakil-wakilnya membentuk pemerintahan dan mengawasi jalannya pemerintahan. Dan inilah
yang disebut demokrasi tidak langsung.
Pemerintahan untuk rakyat berarti pemerintahan itu menghasilkan dan menjalankan
kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Apabila
kebijakan yang dihasilkan hanya untuk kepentingan sekelompok orang dan tidak berdasarkan
kepentingan rakyat maka pemerintahan itu bukan pemerintahan yang demokratis. Karena itu
dalam negara demokrasi, pemerintah harus berusaha sebaik mungkin agar kebijakan yang
dikeluarkan adalah berasal dari aspirasi rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Agar kebijakan
itu aspiratif dan untuk kepentingan rakyat, pemerintah harus bertanggung jawab kepada
rakyat dan diawasi oleh rakyat.
Dalam demokrasi, kekuasaan pemerintah dinegara itu berada ditangan rakyat, rakyat
adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan di negara tersebut. Pemerintahan yang
menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disebut pemerintahan demokrasi.
Pemerintahan demikrasi dapat pula dinyatakan sebagai sistem pemerintahan yang
berkedaulatan rakyat.

B. Bentuk-bentuk demokrasi
I. DEMOKRASI LANGSUNG
Rakyat secara langsung terlibat dalam pemilihan umum.
Syarat-syarat:
a.Wilayah tidak luas
4

b.

Jumlah penduduk sedikit

Kelemahan:
a. biaya besar
b. sulit mengambil keputusan
II. DEMOKRASI PERWAKILAN/ DEMOKRASI TIDAK LANGSUNG
1.Rakyat menyalurkan Aspirasinya lewat wakil-wakilnya di lembaga perwakilan
2.Syarat-syaratnya:
a.

Wilayah negara Luas

b.

jumlah penduduk besar

3. kelemahan:
Suara rakyat kadang terabaikan
Bisa dimanipulasi
Praktik demokasi yang datang lebih belakangan sebagai jawaban terhadap beberapa
kelemahan demokrasi langsung; praktik demokrasi pada asosiasi yang berukuran besar seperti
negara.
Berdasarkan pada partisipasi yang terbatas, maksudnya partisipasi warga hanya dalam
waktu singkat dan hanya dilakukan beberapa kali dalam kurun waktu tertentu seperti dalam
bentuk keikutsertaan dalam pemilihan umum.
Berdasarkan pada partisipasi yang tidak langsung, masyarakat tidak mengoperasika
kekuasaan sendiri tapi memilih wakil yang akan membuat kebijakan atas nama masyarakat.
Pemerintah dan yang diperintah terpisah secara tegas, demokratis tidaknya demokrasi,
bentuk ini tergantung pada kemampuan para wakil yang dipilih membangun dan
mempertahankan hubungan yang efektif antara pemerintah dan yang diperintah.
Sistem kelembagaan:
1. Para wakil rakyat yang dipilih: parlemen
2. Para pejabat negara yang dipilih: kepala pemerintahan dan pembantunya, yudikatif, dll
3. Pemilihan umum yang adil, bebas, dan berkala
4. Media massa yang membuka kesempatan bagi kebebasan berpendapat dan kebebasan
mendapat informasi dan pengetahuan.
5. Sistem asosiasi yang bersifat autonom: partai politi, organisasi massa, dll
6. Hak pilih bagi semua orang dewasa dan hak untuk menduduki jabatan-jabatan politik
III. DEMOKRASI CAMPURAN/ DEMOKRASI PERMUSYAWARATAN
Demokrasi yang mana rakyat secara langsung menyalurkan aspirasinya, namun peran
lembaga perwakilan tetap mendukung proses demokrasi yang sedang berlangsung.
5

Bentuk demokrasi paling kontemporer, dipraktikkan pada masyarakat yang kompleks dan
berukuran besar, bentuk demokrasi yang menggabungkan aspek partisipasi langsung dan
bentuk demokrasi perwakilan.
Memberikan tekanan yang berbeda dalam memahami makna kedaulatan rakyat:
kedaulatan

yang

berkaitan

dengan

keterlibatan

masyarakat

dalam

membicarakan,

mendiskusikan, dan mendebatkan isu-isu bersama atau dalam menentukan apa yang pantas
dianggap isu bersama, demokratis tidaknya sebuah kebijakan tergantung pada apakah
kebijakan tersebut sudah melalui proses pembicaraan, diskusi, dan perdebatan yang
melibatkan masyarakat luas.
Ada pemisahan yang tegas antara pemerintah dan yang diperintah. Tapi pemisahan yang
lebih penting adalah antara negara dan masyarakat sipil. Negara merupakan tempat
menggodok dan melaksanakan kebijakan, sedangkan masyarakat sipil merupakan tempat
berlangsungnyapermusyawaratan.
Selain itu ada juga pemisahan antara wilayah publik dan wilayah privat. Wilayah public
adalah wilayah permusyawartan sedangkan wilayah privat adalah wilayah tempat seseorang
memikirkan apa isu yang penting dan kenapa isu itu perlu dibicarakan, didiskusikan dan
didebatkan secara publik.
1. Semua sistem kelembagaan demokrasi perwakilan
2. Debat publik, lewat media massa, lewat pertemuan warga negara yang terjadi secara
spontan di tempat-tempat publik
3. dialog
Kelebihan dan Kekurangan Bentuk-Bentuk Demokrasi
Demokrasi langsung
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Menjamin kendali warga negara terhadap Sulit dioperasikan pada masyarakat yang
kekuasaan politik
berukuran besar
Mendorong warga negara meningkatkan Menyita terlalu

banyak

waktu

yang

kapasitas pribadinya, misalnya meningkatkan diperlukan warga negara untuk melakukan


kesadaran politik, meningkatkan pengetahuan hal-hal lain, dan karenanya bisa menimbulkan
pribadi
apatisme
Membuat warga negara tidak tergantung pada Sulit menghindari bias kelompok dominant
politisi yang memiliki kepentingan sempit
Masyarakat
lebih
mudah
menerima Masyarakat lebih dekat dengan (konflik)
keputusan yang sudah dibuat

politik dan karenanya berpotensi melahirkan


kehidupan bersama yang tidak stabil
6

Demokrasi Perwakilan
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Lebih mudah diterapkan dalam masyarakat Jarak yang jauh dari proses pembuatan
yang lebih kompleks

kebijakan yang sesungguhnya bisa membuat


masyarakat bisa menolaknya ketika hendak

diterapkan
Mengurangi beban masyarakat dari tugas- Mudah terjebak dalam kepentingan para
tugas

membuat,

merumuskan,

dan wakil rakyat yang bertentangan dengan

melaksanakan kebijakan bersama


kepentingan masyarakat
Memungkinkan fungsi-fungsi pemerintahan Demokrasi perwakilan menghadapi persoalan
berada di tangan-tangan yang lebih terlatih

waktu dan jumlah seperti yang dihadapi


demokrasi langsung

Cenderung menciptakan politik yang stabil


karena menjauhkan masyarakat dari (konflik)
politik, dan karenanya mendorong konfromi
Demokrasi Campuran/ Demokrasi Permusyawaratan
KELEBIHAN
Memberikan kesempatan yang lebih baik Dalam

KEKURANGAN
praktiknya permusyawaran

sulit

bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses menghindari kecenderungan elitisme


pembuatan kebijakan, tanpa mendekatkan
mereka dengan (konflik) politik
Mendorong warga negara untuk

selalu Sulit mengharapkan setiap warga negara

memiliki kesadaran politik yang tinggi dan memiliki kepedulian politik yang sama dan
selalu memperkaya diri dengan pengetahuan setara
tentang perkembangan masyarakatnya
Mendorong warga negara untuk selalu Memerlukan

masyarakat

memikirkan kepentingan bersama

yang

pendidikan

tinggi

dengan

tingkat

dan

sarana

komunikasi yang modern

c. Nilai-nilai demokrasi
Sebenarnya pengertian pokok demokrasi merupakan adanya jaminan hak-hak asasi dan
partisipasi rakyat. Akan tetapi , dalam pertumbuhannya mengalami perubahan karena
dipengaruhi oleh factor-faktor, yaitu factor politik, Social, ekonomi, dan kebudayaan. Suatu
Negara dapat memberikan isi dan sifat pada demokrasi. Bangsa Indonesia sejak dulu sudah
mempraktikkan ide tentang demokrasi walaupun bukan tingkat kenegaraan, masih tingkat

desa dan disebut dengan demokrasi desa. Contoh pelaksanaan demokrasi

desa yaitu

pemelihan kepala desa dan rembug desa, inilah yang disebut dengan demokrasin asli.
Bentuk demokrasi pada masa sekarang berbeda dengan bentuk demokrasi masa yang
lalu, misalnya bentuk demokrasi sekarang berbeda dengan bentuk demokrasi pada masa
UUD RIS tahun 1949 dan masa UUD sementara tahun 1950. Adapun yang paling utama
dalam menentukan berlakunya sistem demokrasi disuatu Negara ialah ada atau tidaknya asas
demokrasi pada sistem itu, sebagai berikut:
a) Pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap martabat
manusia dengan tidak melupakan kepentingan umum.
b) Adanya partisipasi dan dukungan rakyat kepada pemerintah. Jika dukungan
rakyat tidak ada, sulitlah dikatakan bahwa pemerintah adalah sustu pemerintahan
demokrasi.
Mempergunakan

pendekatan kontekstual, demorasi di Indonesia adala demorasi

Pancasila, sebab pancasila merupakan ideology Negara, pandangan hidup bangsa Indonesia,
dasar Negara Indonesian, dan sebagai identitas nasional Indonesia. Di dunia barat, demokrasi
berkembang dalam suatu sistem masyarakat yang liberal (bebas dan merdeka). Oleh karena
itu, lahirlah suatu bentuk demokrasi yang dinamakan demokrasi liberal, yang hak-hak asasi
manusia setinggi-tingginya, bahkan kadang-kadang diatas kepentingan umum.
Atas dasar itu, akan dibahas bahwa demokrasi didasari oleh beberapa nilai . menurut
Hendry B. Mayo yang telah mencoba untuk merinci nilai-nilai tersebut, yang diutarakannya :
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga;
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah;
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur;
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum;
e. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman; serta
f. Menjamin tegaknya keadilan;sedangkan
Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dan nilai-nilai pancasila sbb;
1. kedaulatan rakyat
2. republik
3. negar berdasar atas hokum
4. pemerintah yang konstitusional
5. sistem perwakilan
6. prinsip musyawarah
8

7. prinsip ketuhanan.
Demokrasi pancasila dapat diartikan secara luas dan sempit;

secara luas : demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang

didasarkan pada nilai-nilai pancasila dalam bidang politik, ekonomi, dan


social.

yang

Secara sempit : demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat


dilaksanakan

menurut

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/ perwakilan.
Dengan demikian, untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan beberapa
lembaga berikut;
a. Pemerintah yang bertanggung jawab.
b. Satu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan kepentingankepentingan dalam masyarakat.
c. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik.
d. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
e. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak dan mempertahnkan keadilan.
Berdasarkan UUD 1945 negara Indonesia adalah Negara demokrasi. Sebenarnya apa
yang dimaksud demokrasi itu?. Demokrasi adalah pemerintah oleh rakyat dimana kekuasaan
tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka
pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Abraham Lincoln menyebutkan, demokrasi
adalah pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (is a government of the people,
by the people, and the people.
Dengan adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban diharapkan akan lebih muda
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemerintah Negara Republik Indonesia berdasarkan
konstitusi.
Kegagalan demokrasi pada zaman orde baru, tidak berasal dari konsep dasar demokrasi
pancasila, tetapi lebih pada praktik atau pelaksanaannya yang mengingkari keberadaan
demokrasi pancasila itu.
Adapun tujuan dari demokrasi pancasila yaitu ;
Menciptakan prasarana dan sarana yang diperlukan bagi pelaksanaaan
demokrasi pancasila
9

Membuat dan menata kembali program-program pembangunan ditengah-tengah


berbagai persoalan yang dialami masyarakat sekarang ini
Bagaimana program-program itu dapat menggerakkan partisipasi seluruh
masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus akan menjadi control bagi pelaksanaan
pembangunan yang lebih efektif, khususnya bagi pemerintah , baik dipusat maupun didaerah.
Dengan demikian, dapat dicegah hal-hal yang negative dalam pembangunan, seperti korupsi,
penyalahgunaan wewenang, dll.

d. Keunggulan demokrasi
Sebagaimana telah diuraikan ciri-ciri demokrasi antara lain :
a.

Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat/ kehendak rakyat

b.

Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama

c.

Kekuasaan merupakan amanah rakyat

d.

Kedaulatan ada di tangan rakyat, dan lembaga perwakilan rakyat


mempunyai kedudukan penting dalam sistem kekuasaan Negara

Bentuk-bentuk pemerintahan antara lain :

Oligarki : sistem pemerintahan yang dijalankan oleh segelintir orang banyak.


Partisipasi rakyat dalam pemerintahan dibatasi atau bahkan ditiadakan dengan
dihapuskannya lembaga perwakilan rakyat dan keputusan hukum tertinggi berada
ditangan rakyat.

Anarki : pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak ada peraturan yang benarbenar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan kehendaknya sendiri tanpa
aturan yang jelas.

Mobokrasi : pemerintahan yang ddikuasai oleh kelompok orang untuk kepentingan


kelompok yang berkuasa, bukan untuk kepentingan rakyat. Biasanya mobokrasi
dipimpin oleh sekelompok orang yang mempunyai motivasi yang sama.

Diktator : kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa mutlak.

Keunggulan Demokrasi
1.

Menghindari Tirani: kita ketahui bahwa tirani itu


adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi
dan dijalankan untuk kepentingan pribadi.
10

2.

Menjamin hak asasi: menyeimbangkan antara hak dan


kewajiban sehingga tidak ada peraturan yang hanya mementingkan kepentingan pribadi,
tapi cenderung mementingkan kepentingan bersama sehingga tidak menyebabkan hak
dan kewajiban saling tumpang tindih.

3.

Menjamin kebebasan umum: bisa dikaitkan dengan


kepentingan umum aatupun kepercayaan, dimana kita bisa menentukan sesuai dengan
hati nurani dan bisa kita jalankan.

4.

Menentukan nasib sendiri.

5.

Otonomi moral: kebebasan menentukan sikap,


misalnya dalam berorganisasi

6.

Membangun perkembangan manusia.

7.

Persamaan poltik.

8.

menjaga perdamaian

9.

mendorong kemakmuran

E. Macam-macam demokrasi
A. Demokrasi parlementer (Liberal)
Demokrasi Parlementer di negara kita telah dipraktikkan pada masa berlakunya UUD
1945 periode pertama (1945_1949), kemudian dilanjutkan pada masa berlakunya RIS 1949
DAN UUD 1945 . Pelaksanaan Demokrasi Parlementer tersebut secara yuridis formal
berakhir pada tanggal 5 juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945.
Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959), kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil sehingga program dari suatu kabinet tidak dapat dilaksanakan
dengan baik dan berkesinambungan. Salah satu factor penyebab ketidakstabilan tersebut
adalah sering bergantinya kabinet yang bertugas sebagai pelaksana pemerintahan. Hal ini
terjadi karena dalam negara demokrasi dengan sistem kabinet parlementer, kedudukan kabinet
berada dibawah DPR (parlemen) dan keberadaannya sangat bergantung pada dukungan DPR.
Faktor lain yang menyebabkan tidak tercapainya stabilitas politik adalah perbedaan
pendapat yang sangat mendasar di antara partai politik yang ada saat itu. Beranjak dari
berbagai kegagaalan dan kelemahan itulah maka demokrasi parlementer di Indonesia
ditinggalkan dan diganti dengan demokrasi terpimpin sejak 5 juli 1959.
B. Demokrasi Pancasila Terpimpin

11

Adanya kegagalan konstituante dalam menetapkan UUD baru, yang diikuti suku politik
yang memanas dan membahayakan keselamatan bangsa dan negara, maka pada 5 juli 1959
Presiden Soekarno mengeluarkan suatu keputusan yang dikenal dengan dekrit Presiden.
Dekrit Presiden dipandang sebagai usaha untuk memberi jalan dari kemacetan politik
melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Istilah demokrasi terpimpin untuk pertama
kalinya secara resmi dalam pidato presiden Soekarno pada 10 november 1959 ketika
membuka siding konstituante dibandung.
Secara konsepsional, demokrasi terpimpin berarti pemerintahan rakyat yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam konteks ini,
mengandung arti bahwa yang membimbing sekaligus landasan kehidupan demokrasi di
Indonesia adalah sila ke empat pancasila, dan tidak pada perseorangan atau pimpinan.
Demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi
masyarakat pada waktu itu, hal itu dapat dilihat dari ungkapan bung Karno ketika
memberikan amanat pada konstituante tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok demokrasi
tepimpin antar lain:
a. Demokrasi terpimpin adalah bukanlah dictator, berlainan dengan demokrasi sentralisme,
dan berbeda pula dengan demokrasi liberal yang dipraktikkan selama ini.
b. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar hidup
bangsa Indonesia.
c. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan kemasyarakatan
yang meliputi bidang , politik, ekonomi dan social.
d. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah hikmat kebijaksanaan, bukan
oleh hikmat kebijaksanaan , bukan oleh perdebatan, penyiasatan yang diakhiri dengan
pergaduan kekuatan, serta penghitungan suara pro dan kontra, serta
e. Oposisi, dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun, diharuskan
dalam alam demokrasi terpimpin.
Berdasarkan pokok pikiran diatas, tampak bahwa demokrasi terpimpin tidak
bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945, serta budaya bangsa Indonesia. Namun dalam
praktiknya,konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya sehingga sering
kali menyimpan dari nilai-nilai pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa.
C. Demokrasi pancasila pada orde baru
1. Latar belakang dan makna demokrasi pancasila

12

Banyaknya berbagai penyelewengan dan permasalahan yang dialami bangsa


Indonesia [ada masa berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin,
dianggap karena kedua jenis demokrasi tidak cocok diterapkan di Indonesia yang
bernapaskan kekeluargaan dan gotong royong. Demokrasi pancasila bersumberkan pada
pola piker dan tata nilai social budaya bangsa Indonesia, dan menghargai hak individu
yang tidak terlepas dari kepentingan social.
Secara lengkap makna demokrasi pancasila adalah: kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan; yamg berketuhanan yang
maha Esa; yang berkemanusiaan adil dan beradab; yang berpersatuan Indonesia; serta
yang berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Ciri dan aspek demokrasi pancasila
Demokrasi pancasila memiliki cirri khas, antara lain bersifat kekeluargaan dan
kegotongroyongan yang bernafskan Ketuhanan Yang maha Esa; menghargai hak-hak asasi
manusia dan menjamin adanya hak-hak miniritas; pengambilan keputusan sedapat
mungkin didasarkan atas musyawarah untuk mufakat; serta bersendi atas hukum.
Dalam demokrasi pancasila, kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas
kelembagaan, hal ini bertujuan untuk menyelesaikan segala sesuatu melalui saluransaluran tertentu sesuai dengan UUD 1945. Hal ini penting untuk menghindari adanya
kegoncangan politik dalam negara.

F. Pelaksanaan demokrasi
UNDANG-UNDANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Pilkada diselenggarakan oleh komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU
kabupaten/ kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu)
provinsi dan Panwaslu kabupaten/ kota.
Peserta Pilkada
Berdasarkan Undang-undang No 32 tahun 2004, peserta pilkada adalah pasangan
calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah
dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada
juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang.
Undang-undang ini menindak lanjuti keputusan Mahkamah konstitusi yang membatalkan
beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undamg-undang nomor 32 tahun 2004.
Berdasarkan Undang-undang nomor 32 tahun 2004
13

Pada saat Pilkada, dapat diidentifikasi bahwa hamper dalam setiap tahapan seperti
tahapan penetapan daftar pemilih, tahapan pengajuan dan penetapan calon kepala daerah,
tahapan kampanye, tahapan pemungutan dan penghitungan suara serta penetapan
pasangan calon kepala daerah/ wakil kepala daerah mengandung potensi terjadinya
permasalahan yang perlu diantisipasi. Paska pilkada, menyangkut persoalan-persoalan
yang kemungkinan terjadi seperti adanya penolakan atau gugatan terhadap hasil Pilakda.
Semua persoalan tersebut harus dapat dirumuskan secara komprehensif untuk dicarikan
solusi sebagai langkah antisipasi.
Diantara berbagai persoalan tersebut yang patut juga mendapatkan perhatian karena
nantinya akan berdampak pada pelaksanaaan pilkada adalah:

Arah dan kejelasan revisi paket Undang-Undang dibidang politik termasuk UU


nomor tahun 2003 tentang Pemilihan Umum yang draf revisinya sedang dalam
pembahasan.

Menyangkut perubahan nama partai-partai politik peserta pemilu 2004


implikasinya dengan pelaksanaan pilkada 2008.

ARAH DAN KEJELASAN REVISI UU DI BIDANG POLITIK TERMASUK UU


NOMOR 12 TAHUN 2003 IMPLIKASINYA TERHADAP PILKADA 2008
Karena ada keterkaitan antara UU Nomor 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum dengan
UU Nomor 32 tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah utamanya yang mengatur tentang
pemilihan kepala daerah, maka revisi terhadap UU Nomor 12 tahun 2003 akan membawa
implikasi terhadap penyelenggaraan pilkada tahun 2008 diantaranya :
1. Bagaimana tentang keberadaan lembaga penyelenggara pemilu apakah masih seperti
saat ini artinya KPU sebagai lembaga yang bersifat nasional (ada di Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota) ataukah hanya akan ada di Pusat saja atau di Pusat dan
Provinsi sementara KPU Kabupaten menjadi ad hoc. Perubahan atas kelembagaan
penyelenggaraan ini akan berdampak pada keberadaan KPU di daerah yang menurut
UU Nomor 32 diberikan tugas khusus menyelenggarakan pilkada.
2. Apakah dalam revisi akan mengatur penyelenggaraan Pemilu dengan Pilkada yang
diselenggarakan oleh rezim pemilu yakni KPU? Ataukah kedua kegiatan tersebut
akan dipisahkan dan diselenggarakan oleh lembaga yang berbeda? Apabila
14

kecendrungan pertama yang dilakukan akan berdampak pada pengelolaan, pola


koordinasi dan pengaturan oleh KPU. Apabila kecendrungan kedua yang dipilih
maka pengaturan dan pengelolaan pilkada dilkakukan oleh pemerintah. Dan kedua
kecenderungan ini tentu berdampak pada penyelenggaraan pilkada 2008.
3. Yang perlu juga mendapatkan perhatian dari pembuat UU, bahwa SK keanggotaan
KPU Provinsi di seluruh Indonesia akan berakhir pada bulan Mei 2008, sedangkan
KPU Kabupaten/Kota akan berakhir pada bulan Juni 2008. Masa Jabatan Gubernur
Bali akan berakhir bulan Agustus 2008 (menurut informasi ada sejumlah provinsi
yang juga akan menggelar pilkada tahun 2008, seperti Jabar, Jateng, Jatim, NTB,
NTT, Lampung, Sumatera Utara). Untuk Bali, lima bulan sebelum masa jabatan
Gubernur saat ini berakhir, persiapan pilkada sudah harus dilakukan. Maka
penyelenggaraan tahapan pilkada akan dimulai bulan maret 2008. Berdasarkan SK
penetapan anggota KPU Provinsi, hanya akan mempersiapkan penyelenggaraan
pilkada dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2008 sedangkan KPU
Kabupaten/Kota sampai dengan bulan Juni 2008, terhadap sisa waktu dari Mei
sampai dengan Agustus bagaimana?
4. Berkenaan dengan poin 1 dan 2 di atas sudah semestinya sudah ada kejelasan apakah
paket UU dibidang Politik saat ini akan direvisi, bagaimana arah dan revisi UU
nomor 12 Tahun 2003 sesegera mungkin dapat dirampungkan, mengingat disamping
membutuhkan waktu untuk mensosialisasikan, menyesuaikan dengan ketentuan lain
juga berkaitan dengan persiapan penyelenggaraan pilkada 2008 dan pemilu 2009.
KETERKAITAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PILKADA 2008
Amandemen ketiga UUD 1945 pasal 18 A menyebutkan bahwa gubernur dan wakil gubernur
dan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota, dipilih secara demokratis. Implementasi
terhadap pasal 18A Undang Undang Dasar 1945 telah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah bahwa Kepala Daerah dipilih secara langsung.
Dilaksanakannya pemilihan kepala daerah secara langsung sebagaimana amanat UndangUndang nomor 23 Tahun 2004 telah membawa perubahan yang sangat mendasar bagi tatanan
kehidupan politik di daerah. Kepala daerah yang awalnya dipilih oleh DPRD kini dipilih
secara langsung oleh rakyat.

15

DPRD sebagai representasi kepentingan politik partai tidak lagi menjalankan fungsinya untuk
memilih kepala daerah. Namun demikian, bukan berarti partai politik kehilangan fungsinya
dalam melakukan rekruitmen politik utamanya dalam mengisi jabatan-jabatan politis seperti
kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Peran partai politik masih sangat dominan dan menentukan dalam proses pemilihan kepala
daerah secara langsung. Pasal 56 (1) UU Nomor 32 tahun 2004 mengatakan bahwa Kepala
daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan
asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dalam ayat (2) disebutkan Pasangan
calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh partai politik atau gabungan partai
politik.
Pasal 59 ayat (1) pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah pasangan calon yang
diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Dalam
penjelasan ayat (1) dikatakan yang dimaksud dengan partai politik atau gabungan partai
politik dalam ketentuan ini adalah partai politik atau gabungan partai politik yang memiliki
kursi di DPRD. (2) Partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan
sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15% (lima belas
persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilihan Umum anggota DPRD di daerah
yang bersangkutan.
Berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/P-III/2005 menyatakan penjelasan
pasal 59 ayat (1) dinyatakan tidak berlaku. Oleh karena itu mengacu pada keputusan MK
tersebut, partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mengajukan pasangan calon
adalah partai politik atau gabungan partai politik yang memperoleh suara dalam pemilihan
umum sekurang-kurangnya 15%, walaupun partai politik atau gabungan partai politik tersebut
tidak memiliki keterwakilan politik di DPRD.
Dicabutnya penjelasan pasal 59 ayat (1) telah memberikan kesempatan bagi seluruh partai
politik peserta pemilu 2004 untuk melakukan rekruitmen politik utamanya dalam mengajukan
paket pasangan calon dengan tetap mengacu persyaratan sekurang-kurangnya 15% perolehan
suara pada pemilu legislatif di daerah yang bersangkutan. Peluang ini hendaknya dapat
dimanfaatkan oleh partai dalam beperan serta dengan baik sendiri-sendiri (dengan syarat

16

15%) ataupun melalui gabungan partai politik untuk membangun koalisi dalam mengusung
paket calon yang hendak diajukan.
Ketentuan tersebut diatas juga telah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2005
tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah pada Bab V Pendaftaran dan Penetapan Pasangan calon bagian pertama
Peserta pemilih, pasal 36 (1) peserta pemilihan adalah pasangan calon yang diusulkan oleh
partai politik atau Gabungan Partai Politik secara berpasangan; (2) Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat mendaftarkan pasangan
calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15% dari jumlah kursi
DPRD atau 15% dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan anggota DPRD di
daerah yang bersangkutan. Dalam penjelasan ayat ini disebutkan, menggunakan salah satu
persentase perolehan kursi dalam DPRD atau persentase akumulasi perolehan suara sah.
Dari ketentuan tersebut, yang berhak mengajukan calon adalah Partai Politik peserta pemilu
2004. Partai politik peserta pemilu 2004 adalah partai politik yang memenuhi persyaratan
menjadi peserta Pemilu tahun 2004 sebagaimana diatur dalam pasal 7 (1) poin a. Diakui
keberadaannya sesuai dengan Undang Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik.
Pembentukan partai politik sebagaimana diatur UU Nomor 31 Tahun 2002 pasal 2, dalam
ketentuan ini disebutkan didirikan dan dibentuk dengan akta notaris dan dalam pasal 3
mengatur tentang pengesahan partai politik sebagai badan hukum dilakukan oleh menteri
Kehakiman (Menteri Hukum dan HAM)
UU Nomor 31 Tahun 2002 juga mengatur tentang pembubaran dan penggabungan partai
politik. Pasal 20 menyatakan, partai politik bubar apabila :
a)

Membubarkan diri atas keputusan sendiri

b)

Menggabungkan diri dengan partai politik lain; atau

c)

Dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi.

UU nomor 31 tahun 2002 pasal 21 (1) Partai politik dapat bergabung dengan partai politik
lain dengan cara :

17

a) Bergabung membentuk partai politik baru dengan nama, lambang dan tanda gambar baru;
atau
b) Bergabung dengan menggunakan nama, lambang dan tanda gambar salah satu partai
politik.
(2) Partai politik baru hasil penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3. UU nomor 31 tahun
2002. (3) Partai politik yang menerima penggabungan dari partai politik lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak diwajibkan untuk memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3 UU nomor 31 tahun 2002.
Pasal 22 Pembubaran partai politik sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 huruf a dan huruf b
dan penggabungan partai politik sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 diumumkan dalam
Berita Negara oleh Departemen Kehakiman (Departemen Hukum dan HAM)
Kalau ketentuan aturan dalam UU Nomor 31 tersebut diatas dikaitkan dengan pasal 9 UU
Nomor 12 Tahun 2003, yang menyebutkan bahwa :
Ayat (1) Untuk dapat mengikuti Pemilu berikutnya, partai politik peserta pemilu harus:
a) Memperoleh sekurang-kurangnya 3% jumlah kursi di DPR;
b) Memperoleh sekurang-kurangnya 4% jumlah kursi di DPRD Provinsi yang tersebar
sekurang-kurangnya di setengah jumlah provinsi di seluruh Indonesia; atau
c) Memperoleh sekurang-kurangnya 4% jumlah kursi DPRD Kabupaten/Kota yang tersebar
di setengah jumlah kabupaten/kota seluruh indonesia.
Ayat (2) Partai Politik Peserta Pemilu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya dapat mengikuti Pemilu berikutnya apabila:
a) Bergabung dengan partai politik Peserta Pemilu yang memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);

18

b) Bergabung dengan partai politik yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan selanjutnya menggunakan nama dan tanda gambar baru sehingga memenuhi
perolehan minimal jumlah kursi.
Kalau hasil pemilu 2004 dikaitkan dengan ketentuan pasal 9 UU Nomor 12 Tahun 2003, maka
tidak semua partai politik peserta pemilu 2004 dapat menjadi peserta pemilu pada tahun 2009.
Secara nasional ada 7 dari 24 partai politik yang lolos electoral threshold. Bagaimana dengan
partai-partai yang tidak lolos electoral threshold apakah akan ikut pemilu? Kalau mau ikut
pemilu haruslah memenuhi ketentuan pasal 9 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2003. Apabila ini
yang dilakukan bagaimana status partai politik tersebut setelah bergabung? Apakah ketentuan
pasal 20 UU Nomor 31 Tahun 2002 yang mengatur? Kalau ya berarti partai yang bergabung
itu apakah dapat dianggap sudah bubar?
Bertolak dari pengalaman penyelenggaraan pemilu 2004, sebelum dilakukan pemilu akan
diawali dengan verifikasi partai politik peserta pemilu, hal yang sama tampaknya juga akan
dilakukan pada pemilu 2009 kecuali bagi parpol yang sudah lolos electoral threshold. Bagi
partai politik baru sebelumnya harus memenuhi ketentuan UU nomor 31 Tahun 2002 proses
ini tentu membutuhkan waktu yang relatif lama dan panjang.
Kaitannya dengan pilkada 2008, bagaimana hak partai politik peserta pemilu 2004 yang telah
berubah/bergabung menjadi partai politik baru dalam pencalonan kepala daerah? Hasil
konsultasi pemerintah daerah provinsi Bali bersama KPU provinsi Bali kepada Menteri
Dalam Negeri, telah disampaikan jawaban dalam bentuk surat tertulis dengan nomor surat
120/1245/OTDA yang ditanda tangani Direktur Jendral Otonomi Daerah dengan mengacu
pada pasal 35 ayat (1) dan pasal 36 ayat (2) bahwa partai politik hasil Pemilu Tahun 2004
yang telah berubah/bergabung menjadi partai politik baru tidak berhak untuk mencalonkan
pasangan calon.
Berkenaan dengan hal tersebut, pada saat pelaksanaan tahapan pilkada tahun 2008 perlu
dilakukan verifikasi terhadap partai politik peserta pemilu 2004 di Bali untuk; dengan
mengkonsumsikan kepada partai politik yang bersangkutan, menanyakan kejelasan status
badan hukum partai politik ke Departemen Hukum dan HAM.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dalam berbagai kurun waktu

19

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos artinya rakyat dan kratos/kratein
artinya pemerintahan. Jadi pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, yang
artinya: pemerintahan di mana rakyat memegang peranan penting.
Itulah pengertian demokrasi dilihat dari asal katanya. Pasti Anda sudah memahaminya
bukan? Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai kurun waktu,
yaitu:
a. Kurun waktu 1945 1949
Pada periode ini sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila seperti yang diamanatkan oleh
UUD 1945 belum sepenuhnya dapat dilaksanakan karena negara dalam keadaan darurat
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Misalnya, Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang semula berfungsi sebagai pembantu Presiden menjadi berubah fungsi sebagai
MPR. Sistem kabinet yang seharusnya Presidensil dalam pelaksanaannya menjadi
Parlementer seperti yang berlaku dalam Demokrasi Liberal.
b. Kurun Waktu 1949 1950
Pada periode ini berlaku Konstitusi RIS. Indonesia dibagi dalam beberapa negara bagian.
Sistem pemerintahan yang dianut ialah Demokrasi Parlementer (Sistem Demokrasi Liberal).
Pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri dan Presiden hanya sebagai lambang. Karena
pada umumnya rakyat menolak RIS, sehingga tanggal 17 Agustus 1950 Presiden Soekarno
menyatakan kembali ke Negara Kesatuan dengan UUDS 1950.

c. Kurun Waktu 1950 1959


Pada periode ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering disebut Demokrasi
Liberal dan diberlakukan UUDS 1950.
Karena Kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar,
masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongannya.
Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami
rakyat Indonesia selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS
1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan
jiwa Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan
ketatanegaraan Indonesia membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara serta merintangi pembangunan semesta berencana untuk mencapai
20

masyarakat adil dan makmur; sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan
dekrit mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta
tidak berlakunya UUDS 1950.
d. Kurun Waktu 1959 1965
Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang digunakan adalah UUD
1945 dengan sistem demokrasi terpimpin.
Menurut UUD 1945 presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, presiden dan
DPR berada di bawah MPR. Pengertian demokrasi terpimpin pada sila keempat
Pancasila adalah dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, akan tetapi presiden menafsirkan terpimpin, yaitu pimpinan terletak di
tangan Pemimpin Besar Revolusi.
Dengan demikian pemusatan kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya pemusatan
kekuasaan di tangan presiden menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan
terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan
oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI) yang merupakan bencana
nasional bagi bangsa Indonesia.
e. Kurun Waktu 1966 1998
Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde baru yang bertekad
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Secara tegas dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan dikembalikan fungsi
lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD 1945.
Dalam pelaksanaannya sebagai akibat dari kekuasaan dan masa jabatan presiden
tidak dibatasi periodenya, maka kekuasaan menumpuk pada presiden, sehingga
terjadilah penyalahgunaan kekuasaan, dengan tumbuh suburnya budaya korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Kebebasan bicara dibatasi, praktek demokrasi menjadi
semu. Lembaga negara berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah.
Lahirlah gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa yang menuntut reformasi
dalam berbagai bidang. Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri

21

Soeharto sebagai presiden.


f.

Kurun Waktu 1998 - sekarang (Orde Reformasi)


Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara
dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR - MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.

UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM


Pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Tentang
pemilihan umum anggota dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah, dan dewan
perwakilan rakyat daerah.
Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang-orang untuk mengisi
jabatan-jabatan polik tertentu. Jabatan-jabatan yang disini beraneka-ragam, mulai dari
Presiden, wakil rakyat di pelbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks
yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS
atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.Sistem pemilu
digunakan adalah asas luber dan jurdil.
Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada
merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa
kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari
pemungutan suara.
22

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu


ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah
ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.
UNDANG UNDANG PARTAI POLITIK:
Pembentukan partai politik sebagaimana diatur UU Nomor 31 Tahun 2002 pasal 2,
dalam ketentuan ini disebutkan didirikan dan dibentuk dengan akta notaris dan dalam pasal 3
mengatur tentang pengesahan partai politik sebagai badan hukum dilakukan oleh menteri
Kehakiman.
Peran partai politik masih sangat dominan dan menentukan dalam proses pemilihan
kepala daerah secara langsung. Pasal 56 (1) UU Nomor 32 tahun 2004 mengatakan bahwa
Kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dalam ayat (2) disebutkan
Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh partai politik atau
gabungan partai politik.
Beberapa persoalan kritis yang dihadapi partai politik
1. Persoalan keterwakilan kelompok marginal dan minoritas
2.Masalah good governance dalam partai (peningkatan kapasitas,transparasi dan
akuntabilitas)
3. Masalah demokrasi internal di Parpol
Mendorong Keterwakilan kelompok Marginal dan Minoritas
Partai adalah representasi beragam kelompok dalam masyarakat, dan menjadi saluran
aspirasi dari beragam kelompok yang kepentingannya diperjuangkan lewat partai politik
Keterwakilan kelompok marginal seperti perempuan, penyandang cacat, etnis, pemuda dan
golongan minoritas sangat minim
Partai gagal menangkap persoalan dan aspirasi masyarakat dan bagaimana seharusnya
merespon kepentingan yang beragam itu Mendorong keterwakilan kelompok marjinal dan
minoritas
Keterwakilan kelompok marginal seharusnya tercermin sejak awal ketika partai didirikan
dan tergambar jika kita melihat keanggotaan, kepengurusan dan bagaimana partai
menempatkan kadernya pada jabatan publik
Implikasi dari rekomendasi tsb, pembentukan parpol, kepengurusan, dan penempatkan kader
hendaknya berprinsip kesetaraan dan partisipasi yang adil bagi setiap warga negara tanpa

23

diskriminasi atas dasar apapun serta terbuka dan mengaffirmasi kelompok marjinal
mengingat titik start mereka yang tidak sama.
Akomodasinya di UU Parpol
UU Parpol bab pembentukan Parpol ( psl 2 ayat 2)
Pendirian dan pembentukan parpol sebagaimana dimaksud pada ayat(1)menyertakan 30 %
(tiga
puluh per seratus) keterwakilan perempuan
UU Parpol bab pembentukan parpol ( psl 2 ayat 5):
Kepengurusan parpol di tingkat pusat sebagaimana dimaksud psl 3 disusun dengan
mengikutsertakan sekurang kurangnya 30 % keterwakilan perempuan
Akomodasinya di Undang Undang parpol
Kepengurusan parpol di tingkat propinsi kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
pasal 19 ayat 2 dan 3 disusun dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurangkurangnya 30 % yang diatur dalam AD/ART partai masing masingsanksi sosial---- Psl 20
Psl 19 : Penyebaran kepengurusan 60 % di tingkat propinsi, 50 % di tingkat kabupaten/kota
dan 25 % di tingkat kecamatan.
Mendorong Good Governance dalam partai
Ada beragam persoalan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas, transparansi,
akuntabilitas partai diantaranya
1. Masalah keuangan
2. Masalah pelaporan kepada publik
3. Masalah organisasi sayap partai
4. Masalah pendidikan politik dan sistim kaderisasi
5. Dorongan bagi model kepengurusan yang kolegial-collective-spesialisasi dan mekanisme
penyelesaian konflik.

G. Pendidikan demokrasi
Pendidikan demokrasi
1. Pendidikan demokrasi secara formal, yaitu pendidikan yang melewati tatap muka,
diskusi timbale balik, presentasi, serta studi kasus untuk memberikan gambaran

24

kepada siswa bagaimana agar mencintai negara dan bangsa. Pendidikan formal
biasanya dilakukan disekolah dan diperguruan tinggi.
2. Pendidikan demokrasi secara informal, yaitu pendidikan yang melewati tahap
pergaulan dirumah ataupun masyarakat sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi.
Selain itu, sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya yang lansung
dirasakn hasilnya.
3. Pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang melewati tahap diluar lingkungan
masyarakat. Pendidikan ini lebih makro dalam berinteraksi sebab pendidikan
diluar sekolah mempunyai variable ataupun parameter yang signifikan terhadap
pembentukan jiwa seseorang.
Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk melaksanakan demokrasi yang
benar.

Pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima

dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga
masyarakat berprilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi
muda akan pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi. Pengetahuan dan kesadaran itu
meliputi tiga hal:
1. Kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat itu sendiri, demokrasi adalah pilihan terbaik diantara yang buruk
tentang pola hidup bernegara.
2. Demokrasi adalah sebuah learning process yang lama dan tidak sekedar meniru dan
masyarakat lain.
3. Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentransformasikan nilai-nilai
demokrasi pada masyarakat.
Pada tahap selanjutnya, pendidikan demokrasi akan menghasilkan masyarakat yang
mendukung sistem politik yang demokratis. Sistem politik demokrasi hanya akan langgeng
apabila didukung oleh masyarakat demokratis, yaitu masyarakat yang berlandaskan pada
nilai-nilai demokrasi di negaranya.
Sosialisasi nilai-nilai demokrasi melalui pendidikan demokrasi adalah bagian dari
sosialisasi politik negara terhadap warganya. Namun demikian, pendidikan demokrasi
tidaklah identik dengan sosialisasi politik itu sendiri. Sosialisasi politik mencakup pengertian
yang luas, sedangkan pendidikan demokrasi mengenai cakupan yang lebih sempit. Sesuai
dengan makna pendidikan sebagai proses yang sadar dan terencana , sosialisasi nilai-nilai

25

demokrasi dilakukuan secara terencana, terprogram, teroganisasi secara baik khususnya


melalui pendidikan formal.
Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi disekolah adalah mengenai
kurikulum pendididkan demokrasi. Kurikulum pendidikan demokrasi menyangkut dua hal ;
penataan dan isi materi. Penataan menyangkut pemuatan pendidikan demokrasi dalam suatu
kegiatan kurikuler ( mata pelajaran atau mata kuliah). Isi materi berkenaan dengan kajian atau
bahan apa sajakah yang layak dari pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi dapat saja
merupakan pendidikan yang di integrasikan kedalam berbagai bidang studi, missal dalam
mata pelajaran PPKN dan Sejarah atau diintegrasikan ke dalam kelompok ilmu social lainnya.
Akan tepat bila pendidikan demokrasi masuk dalam kelompok studi social. Di lain pihak
pendidikan demokrasi dapat pula dijadikan subject matter tersendiri sehingga merupakan
suatu bidang studi atau mata pelajaran.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilnu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Pendidikan untuk menjadikan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
adalah pendidikan demokrasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

26

1.

Makna demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,


dan untuk rakyat.

2.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia yaitu dalam perjalanan sejarah


politik bangsa, negara kesatuan RI pernah melaksanakan demokrasi:

a) Demokrasi Parlementer (Liberal)


b) Demokrasi Pancasila Terpimpin
c) Demokrasi Pancasila pada Orde Baru
3.

Cara memperoleh pendidikan demokrasi yaitu secara:


a. Formal: pendidikan yang melewati tatap muka, diskusi timbale balik,
presentasi, serta studi kasus untuk memberikan gambaran kepada siswa
bagaimana agar mencintai negara dan bangsa.
b, Informal: pendidikan yang melewati tahap pergaulan dirumah ataupun
masyarakat sebagai bentuk aplikasi nilai demokrasi.
c. Nonformal: pendidikan yang melewati tahap di luar lingkungan masyarakat.

B. SARAN
Sebaiknya warga Negara menggunakan sarana demokrasi sebagai salah satu
medium atau perantara untuk mencapai Negara yang demokrasi dan terhindar dari
penyelewengan yang bias menyebabkan terjadinya kekacauan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Panduan Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Kepribadian (Pendidikan
Kewarganegaraan).
Tim Penyusun. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Makassar: UPT MKU Unhas
27

www.Google.com

28

Ketut Rasmiati

C 12108016

Etri Pertiwi

C 12108256

Dewi Purnamawati A

C 12108259

Siti Kumala Sari

C 12108263

Dewanti Marlinda

C 12108272

A. Evi Adrianti

C 12108280

Nur Aisyah A

C 12108281

Dedi Purnomo

C 12108285

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


29

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
makalah ini. Makalah yang kami buat dalam satu jilid ini berisi materi mengenai makna dari
demokrasi, macam-macam demokrasi, nilai-nilai demokrasi, keunggulan demokrasi, jenisjenis demokrasi yang pernah berlaku di masyarakat, pelaksanaan demokrasi, dan pendidikan
demokrasi.
Laporan ini berfokus terhadap ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Kami menggunakan
bahasa yang sederhana yang memudahkan kita untuk memahaminya. Makalah ini juga
berguna untuk memperluas dan menambah wawasan, serta menunjang pemahaman dan
melatih keterampilan mahasiswa.
Makalah ini disajikan secara sistematis dan disertai dengan MIND MAP(kerangka
berfikir) yang relevan, sehingga mempermudah mahasiswa untuk mempelajarinya.
Akhir kata tegur sapa dari semua pihak yang bersifat membangun sangat di harapkan
untuk perbaikan dan penyempurnaan. Semogo Tuhan selalu melimpahkan

petunjuk dan

bimbingan-Nya kepada kita semua

Makassar,

November 2008

Penyusun:

30

DAFTAR ISI

Halaman Judul
i
Kata Pengantar
.ii
Daftar Isi
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah

2
C. Tujuan Penulisan
................2
D. Manfaat Penulisan
.....2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi.
3
B. Bentuk-bentuk
..4
C. Nilai-nilai
..8
D. Keunggulan
.10
E. Macam-macam
...11
F. Pelaksanaan
13
G. Pendidikan
..25
BAB III PENUTUP
31

A. Kesimpulan
27
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA

28

32

Anda mungkin juga menyukai