DEFINISI
Penyakit inflamasi dari saluran pernapasan
yang disebabkan oleh adanya hiperresponsif
dari saluran napas dan sumbatan jalan
napas yang bersifat reversible
(Maes, Joos, & Brusselle, 2012)
Gejala yang muncul diantaranya adanya
wheezing, batuk, sesak napas, dan dada
terasa berat (Madore & Laprise, 2010)
Dikarakterisasi:Inflamasi
saluran pernafasan,
spasmus reversibel otot
polos bronkus & bronkiolus
INSIDENSI
Penyakit asma ini juga merupakan penyakit
yang paling sering diderita anak-anak dan
penyebab kematian yang tertinggi (Kraai et al.,
2013).
WHO memperkirakan terdapat 235 juta orang di
seluruh dunia yang menderita asma
The Centers for Disease Control and Prevention
: prevalensi asma di kalangan anak-anak di
Amerika Serikat meningkat dari 3,6% pada
tahun 1980 menjadi 5,8% pada tahun 2003
ETIOLOGI
Faktor genetik
Faktor biokimiawi
Faktor saraf otonom
Faktor imunologis
Hambatan sistem
adrenergik
Kurangnya adenil siklase
Meninggginya sistem
parasimpatis
bronkospasme
PATOFISIOLOGI
PATOGENESIS
Proses
inflamasi
kronik
yang
khas,
melibatkan dinding saluran respiratorik,
menyebabkan terbatasnya aliran udara
dan
peningkatan
reaktivitas
saluran
napas.
Hiperreaktivitas
ini
merupakan
predisposisi
terjadinya
penyempitan
saluran
respiratorik
sebagai
respon
terhadap berbagai macam rangsang.
Gambaran khas adanya inflamasi saluran
respiratorik adalah aktivasi eosinofil, sel
mast, makrofag, dan sel limfosit T pada
mukosa dan lumen saluran respirtorik.
Manifestasi klinis
Batuk
Dipsnea
Nyeri dada
Bernafas
cepat
Wheezin
g
Gelisah
STADIUM 1
Edema
dinding
bronkus
Batuk
Sputum
kental
STADIUM 2
Batuk dengan
sputum jernih
Mulai sesak
napas
ekspirium
memanjang
Bunyi mengi
Otot
pernafasan
bekerja
STADIUM 3
Obstruksi
yang lebih
berat
Suara nafas
kadang
tidak
terdengar
K l a s i fi k a s i a s m a
Klasifikasi
Gejala
Asma intermitten
Asma persisten
ringan
-Gejala
Asma persisten
sedang
-Setiap hari
-Serangan 2x/minggu, bisa berharihari
-aktifitas &tidur terganggu
-menggunakan obat
setiap hari
-Berkelanjutan
-Aktifitas fisik terbatas
-Serangan sering
Gejala malam
dua kali sebulan
> 2 kali sebulan
sering
Derajat serangan
Parameter
klinis, fungsi
paru,
laboratorium
Ringan
Sedang
Berat
Ancaman
henti
nafas
Sesak
(breathless):
Berjalan
Bayi :
menangis
keras
Berbicara
Bayi :
Tangis pendek dan
lemah Kesulitan
menetek/makan
Istirahat
Bayi :Tidak mau
makan/ minum
Posisi
Bisa berbaring
Duduk bertopang
lengan
Kesadaran
Dapat
terganggu
Biasanya terganggu
Bicara
Kalimat
Penggal kalimat
Kata - kata
Ringan
Sedang
Berat
Ancaman
henti nafas
Wheezing
Sedang,
sering hanya ada
akhir ekspirasi
Nyaring,
sepanjang
ekspirasi
Sering terdengar
tanpa stesoskop
Sulit / tidak
terdengan
Penggunaan
otot bantu
ekspiratorik
Biasanya tidak
Biasanya ya
Ya
Gerakan paradok
torako
abdominal
Retraksi
Dangkal, retraksi
interkostal
Sedang,
ditambah
retraksi
suprasternal
Dalam, ditambah
nafas cuping
hidung
Dangkal/ hilang
Denyut nadi
< 100
100 - 120
> 120
Bradikardia
Sa O2
> 95 %
91 95 %
90 %
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
PALPASI
PERKUSSI
HIPERSONOR
DAERAH PEKAK JANTUNG DAN HATI MENGECIL
AUSKULTASI
SUARA WHEEZING
EKSPIRIUM MEMANJANG
RONKI
Klasifikasi asma
Asma Alergik
Asma Idiopatik/Nonalergik
Asma Gabungan
Asma alergik
Kharakteristik asma :
Asma kronik :
Komplikasi
Hipoksemia
Emfisema
Bronkhitis
Pneumotoraks
Penatalaksanaan Medis
Bronkodilator : efektif
mengatasi bronkospasme
, beberapa obat
bronkodilator juga ada
yang mempunyai efek
antiinflamasi
Antiinflamasi : efektif
mencegah penglepasan
Jenis Obat
I. Bronkodilator :
- Agonis 2 adrenoseptor
- Xantin
- Antagonis muskarinik
II. Antinflamasi :
- Glukokortikoid
Penatalaksanaan
Keperawatan
Memberikan oksigen 4 6 liter/menit melalui
nasal catheter.
R/ Pemberian oksigen akan meningkatkan
fraksi O2 inspirasi, dimana pasien
mengalami obstruksi jalan napas karena
bronchokonstriksi sehingga terjadi retensi
CO2 di paru. Fraksi O2 yang tinggi akan
menurunkan CO2 dan mencegah terjadinya
asidosis respiratori dan lebih lanjut asidosis
metabolik akibat kekurangan O2.
Penatalaksanaan
Keperawatan
Monitor tanda vital setiap 30 menit secara
berkelanjutan.
R/ Obat beta agonist selain mengaktifasi
reseptor beta 2 di bronchus juga
menstimulasi reseptor beta 2 di pembuluh
darah di otot sehingga terjadi vasodilatasi.
Efek vasodilatsi ini bisa menimbulkan
hipotensi.
Penatalaksanaan
Keperawatan
Monitor saturasi O2 dan Peak Expirasi Flow
pasien setiap 5 - 10 menit setelah
pengobatan.
R/ Nilai Peak Expirasi Flow merupakan
standar untuk menilai kemajuan pasien
asthma terhadap kemajuan treatment. Nilai
PEF normal adalah > 80 %.
.
Penatalaksanaan
Keperawatan
Berikan terapi cairan intravena.
R/ Terapi cairan intravena diberikan untuk
mengatasi dehidrasi akibat masukan cairan
yang kurang dan peningkatan usaha napas
(Supriyatno et al., 2009)
Penatalaksanaan
Keperawatan
Penatalaksanaan
Keperawatan
Penatalaksanaan
Keperawatan
Penatalaksanaan
Keperawatan
Penatalaksanaan
Keperawatan
Lakukan fisioterapi dada bila serangan asthma
sudah membaik dan tanda wheazing sudah hilang
R/ Fisioterapi dada membantu pengeluran sekret di
saluran napas.
Thank You