Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang DBD dan PHBS dengan Kejadian
Demam Berdarah Dengue Pada Orang Dewasa.
Latar belakang
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus dengan vektor nyamuk yang
paling cepat tersebar penularannya di dunia. Dalam lima puluh tahun terakhir,
jumlah kasus dengue telah meningkat tiga puluh kali dan telah menyebar ke
negara-negara baru, sehingga kurang lebih lima puluh juta infeksi Dengue yang
telah terjadi pada masa tersebut dan sekitar 2,5 miliar populasi beresiko terjangkit
virus ini karena tinggal di daerah endemis.1
Di Indonesia, DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968.5 Sejak
awal ditemukan, jumlah kasus menunjukan kecenderungan yang terus meningkat
baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadik
selalu terjadi KLB tiap tahun. Daerah rawan DBD merata hampir di seluruh pulau
di Indonesia. DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Utara, Kepulauan
Riau, Yogyakarta, Jawa Barat dan Papua Barat merupakan provinsi-provinsi yang
pernah tercatat sebagai pemilik lima besar angka insiden DBD dalam jangka 4
tahun (2005-2009). Namun, data Depkes RI 2009 menyebutkan bahwa daerah
risiko DBD dari tahun 2005-2009 juga pernah mencatat Jawa Tengah, Lampung,
Sulawesi Tengah dan Gorontalo sebagai daerah dengan risiko tinggi
Pencegahan terhadap DBD dapat dilakukan dengan mengontrol vektornya yaitu
Aedes aegepty. Manajemen lingkungan, kontrol biologi dan kontrol kimia
merupakan cara yang efektif dalam memberantas perkembangbiakan dari Aedes
aegepty.1 Keberhasilan pencegahan DBD membutuhkan partisipasi masyarakat.
Pengetahuan tentang penyakit DBD serta pencegahannya menjadi hal yang
penting diketahui oleh masyarakat. Di tingkat keluarga pun begitu. Hendaknya
orang tua khususnya ibu, yang memang memiliki peran untuk mengelola rumah
tangga di rumah, memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit DBD serta
pencegahannya. Rendahnya pengetahuan tentunya sejalan dengan munculnya
risiko terkena DBD. Dengan demikian, jika keluarga khususnya ibu memiliki
.
Rumusan Masalah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang DBD dan PHBS dengan Kejadian
Demam Berdarah Dengue Pada Orang Dewasa.
Metode Penelitian
desain penelitian dengan Analitik Observasional secara case-control
Variabel terikat : kejadian DBD pada orang dewasa (dengan melihat rekam medis)
Variabel bebas : Tingkat pengetahuan DBD ( dengan kuisioner tingkat
pengetahuan) dan Tingkat pengetahuan PHBS ( dengan kuisioner)
Tujuan :
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang DBD dengan kejadian DBD
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang PHBS dengan kejadian DBD
Topik :
Pendidikan Kedokteran dan kesehatan / ilmu kedokteran jiwa
Judul :
Hubungan tingkat stres dengan frekuensi masturbasi pada mahasiswa fakultas
kedokteran universitas sebelas maret.
Latar Belakang
Perilaku
masturbasi lebih dari 2 kali seminggu memiliki kemungkinan lebih besar untuk menuju
ke perilaku masturbasi komplsif.
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara tingkat stres dengan frekuensi masturbasi pada
mahasiswa fakultas kedokteran universitas sebelas maret.
Metode
desain penelitian dengan analitik observasional,dengan cross sectional
variable bebas, tingkat stress mahasiswa (rendah, sederhana, tinggi)
variable Kontrol : mahasiswa fakultas kedokteran tahun ke 3 dan 4
Fisiologi
Judul :
Hubungan Index Massa Tubuh dengan Tingkat VO2 maks pada anggota UKM
Bola Basket Cadavers Fakultas Kedokteran UNS
Rumusan Masalah
Adakah Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan tingkat VO2 maks pada
anggota UKM Bola Basket Cadavers Fakultas Kedokteran UNS
Latar Belakang
Bola basket merupakan olah raga yang sangat popular di seluruh penjuru
dunia. Dalam olahraga bola basket diperlukan kebugaran fisik yang baik agar
pemain mampu menjaga stamina selama bermain. Salah satu komponen
kebugaran fisik yang penting adalah Endurance. Endurance sendiri dibagi dalam
beberapa jenis antara lain Muscular Endurance dan Cardiorespiratory
Endurance.
Cardiorespiratory Endurance dapat diukur dengan mengukur tingkat VO2
maks.VO2 maks merupakan banyaknya oksigen yang digunakan oleh tubuh
selama menjalani latihan (Rombergs dan Roberts, 2000). Sedangkan menurut
Guyton, VO2 maks merupakan kondisi dimana jumlah O2 maksimal yang
ditangkap oleh paru paru, diedarkan oleh sistem kardiovaskular, dan dikonsumsi
oleh sel / jaringan per menit.
Penelitian yang dilakukan Harira, dkk menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan nilai VO2 maks antara siswa pemain basket dan siswa yang tidak
terlatih dalam olahraga. Didapatkan hasil yakni siswa yang mendapat latihan fisik
dengan olahraga bola basket memiliki rata rata niai VO2 maks lebih tinggi dari
pada siswa yang tidak mendapat latihan fisik.
Namun selain latihan fisik masih banyak faktor lain yang mempengaruhi
tingkat VO2 maks seseorang. Menurut Yunir dan Soebadi, Tinggi badan dan berat
badan memiliki pengaruh terhadap VO2 maks. Tinggi badan dan Berat badan
dapat diukur dengan pengukuran Antropometri dan dijadikan profil Indeks Massa
Tubuh (IMT).
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercaya dapat
menjadi indikator atau menggambarkan kadar adiposit dalam tubuh seseorang.
Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat digunakan untuk menentukan status gizi
seseorang apakah kurang, normal dan obesitas. Semakin tinggi profil IMT
seseorang semakin besar pula luas permukaan tubuh seseorang
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan perbedaan profil
Index Massa Tubuh terhadap level VO2 maks pada anggota UKM Bola Basket
Cadavers Universitas Sebelas Maret yang mengikuti latihan fisik secara rutin