Anda di halaman 1dari 12

Entamoeba Histolytica.

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Malisa Nurtias
Maulana Fajar.W
Pradnya Paramita
Yulia Fatmawati

IA

Entamoeba Histolytica.

Entamoeba histolityca merupakan kelompok rhizopoda yang


bersifat patogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba.
Diarenya disertai dengan darah dan lendir. Prevalensi akibat
infeksi Entamoeba histolityca cukup tinggi. Protozoa ini dapat
menimbulkan diare bagi penderita, meskipun tidak tertutup
kemungkinan organisme ini hidup secara komensal pada
manusia sehingga tidak memperlihatkan gejala klinis yang khas.
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa usus amuba,
dikarenakan mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh adanya protozoa. Kontaminasasi dapat
terjadi dikarenakan sistem pembuangan air kotor dan tinja tidak
dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari makanan dan
minuman. Selain itu perilaku tidak mencuci tangan dengan
menggunakan sabun setelah buang air besar dan penanganan
makanan yang belum memenuhi aspek sanitasi makanan
menyebabkan mikroorganisme penyebab diare leluasa
menginfeksi host (manusia).

Sifat Entamoeba Histolytica.


Protozoa ini menyebabkan penyakit yang di namakan
amoebiasis baik yang bersifat siptomatik maupun yang
bersifat asiptomatik akut maupun kronis.Amoebiasis
akut yang bermanifestasi sebagai disentri dapat menjadi
sangat berbahaya terutama yang beriklim tropis seperti
Indonesia di bandingakan dengan daerah yabg beriklim
sedang.Amoebiasis yang nondisentri merupakan gejala
yang paling banyak di temukan dengan tanda tanda
sering sakit perut di ikuti defekasi dengan tinja air.Di
samping itu amoebiasis yang non simptomatik sangat
pula sering di jumpai dalam kehidupan seharihari.Komplikasi dari amoebiasis dapat terjadi baik pada
amoebiasis simptomatik amupun yang
asiptomatik,misalnya terjadinya abses hepar,pleuritis
amoebiasis,pericarditis,amoeboma,striktura pada usus
bahkan amoebiasis serebral,genital dan kulit.

Morfologi Entamoeba Histolytica.


Trofozoitnya memiliki ciri-ciri morfologi:
1. Ukuran 10-60 m
2.Sitoplasma mengandung eritrosit,
3.Terdapat satu buah inti entamoeba, ditandai dengan karyosom
padat yang terletak di tengah inti, serta kromatin yang tersebar
di pinggir anint
4.Bergerak progresif dengan alat gerak ektoplasma yang
lebar,disebut pseudopodia.
Kista Entamoeba histolytica memiliki ciri-ciri morfologi sebagai
berikut:
1.Bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 m
2.Kista matang memiliki 4 buah inti entamoba tidak dijumpai lagi
eritrosit di dalam sitoplasma
3. Kista yang belum ma-tang memiliki glikogen (chromatoidal
bodies) berbentuk seperti cerutu, namun biasanya menghilang setelah kista matang.

Siklus Hidup Entamoeba Histolytica.


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kista matang dikeluarkan bersama tinja penderita


Infeksi Entamoeba histolytica oleh kista matang berinti
empat
Tinja terkontaminasi pada makanan, air, atau oleh
tangan
Terjadi ekskistasi
Terjadi dalam usus dan berbentuk
tropozoit
Selanjutnya, bermigrasi ke usus
besar.
Tropozoit memperbanyak diri
dengan cara membelah diri
(binary fission) dan menjadi kista
menumpang dalam tinja

Jenis Infeksi Entamoeba Histolytica.


Amebiasis merupakan kes yang biasa ditemui di Malaysia di
mana punca utamainfeksi adalah melalui penggunaan sumber
air yang terkontaminasi dengan feses yang mengandungi sista
(Kan 1988; Lim 2001). Pada tahun 70-an, kajian ke atas
pelbagai jenis parasit usus termasuk protozoa usus telah giat
dijalankan ke atas masyarakat Orang Asli di Malaysia. Subjek
kajian sama ada terdiri daripada kanak-kanak (Bisseru & Aziz
1970; Gilman et al. 1976) ataupun melibatkan semua peringkat
umur (Dunn 1972; Disssanaike et al. 1977). Hasil pemeriksaan
feses yang dilakukan ke atas Orang Asli menunjukkan prevalens
infeksi E. histolytica adalah daripada 1% hingga 8.7% (Bisseru
& Aziz 1970; Dunn 1972; Disssanaike et al. 1977). Beberapa
lagi penemuan menunjukkan infeksi protozoa usus ini masih
berlaku dan endemik di kalangan masyarakat Orang Asli (Karen
1992) terutamanya golongan kanak-kanak (Rajeswari et al.
1994; Rahmah et al. 1997).

Penyakit yang ditimbulkan Entamoeba


Histolytica.
1.Amebiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila terdapat
sindrom disentri disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari
10 kali dalam sehari. Dan diagnosis laboratorium ditegakkan
dengan menemukan species ini dalam bentuk histolitika di
dalam tinja (S.M. Salendu dan Worou, 1996)
2.Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala ringan diselingi
dengan obstipasi. Jika dalam tinja tidak ditemukan spesies ini,
himbauan agar pemeriksaan tinja dilakukan secara berturutturut selama tiga hari dapat juga dengan melihat kelainan di
sigmoid
3.Amebiasis hati, secara klinis dapat dibuat jika terdapat gejala
berat badan menurun, badan lemah, demam, tidak nafsu
makan disertai pembesaran hati. Pada pemeriksaan radiologi
biasanya didapatkan peninggian diafragma dan pemeriksaan
darah ada leukositosis (Srisasi Gandahusada, 2006).

Gejala yang ditimbulkan


Gejala klinis dari infeksi dengan entamoeba histolytica sangat bervariasi
tergantung pada :
1.

2.
3.

4.

5.

Starin E.histolytica yang menginfeksi e.histolytica dari strai yang


invasive lebih berbahaya dari pada yang noninvasive karena dapat
menimbulkan disetri,abses pada hati ganguan paru dan lain sebagainya.
Walaupun demikian prosentasi mereka yang terinfeksi sebagainya.
Walaupun demikian prosentasi mereka yang terinfeksi dengan srain
yang invasive tidak begitu banyak. Kebanyakan terinfeksi strain non
invasif yang hanya menimbulkan gejala minimal atau atau
asimptomatis.
Intensitas dari infeksi.semakin hebat infeksi yang di alami tentu saja
dapat mengakibatkan ganguan yang lebih hebat.
Normal flora pada hots.seperti telah di bicarakan dalam bab sebelunya
bahwa normal flora memengan pentingnya peranan pada daya tahan
tubuh manusia.Banyaknya normal flora mampu melindungi hots dari
dari hebatnya suatu infeksi karena akan terjadi kompontensi antara
parasit dan normal flora.
Faktor-faktor pada hots..faktor hots yang mempengaruhi pertahanan
tubuh dan kaitanyadengan intense parasit dengan di bahasnya lebih
rinci pada bab yang terdahulu.
Tempat infeksi itu sendiri.E histolytica terutama yang invasive dapat
menyrerang banyak target organ mulai dari,usus sampai otak karena
kemapuan parasit ini masuk ke dalam peredaran darah dan mulai
menyerang hots karena telah menguasai peredaran darah.pada otak

Gejala yang ditimbulkan


Gejala klinis yang terjadi bergantung pada lokasi invasi
Entamoeba histolytica, dan dapat dikelompokkan sebagai
berikut.

Amebik diare, merupakan gejala yang terbanyak (50%), dengan


sifat diare yang sering, terutama berisi mukosa dan darah
(jumlah feses hanya sedikit), kadang kadang dapat terjadi
obstipasi.
Amebik disentri, defekasi sering, ada demam, ada tenesmus,
feses terdiri dari sel mukosa dan darah.
Amebik apendisitis, prosesnya akut/kronis, tanpa ada demam,
pemberian antibiotika tidak efektif, merupakan kontra indikasi
untuk operasi.
Amebik pada sekum dan kolon asendens, amebik ini
menimbulkan peradangan pada sekum dan kolon asendens.
Amebik granuloma, terjadi karena adanya penebalan pada
dinding kolon akibat amebiasis kronis. Biasanya terjadi di
sekum sampai rektum, dan ameba ini harus dibedakan dengan

Pencegahan Entamoeba Histolytica.


Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang
disebabkan oleh Entamoeba histolytica antara lain sebagai
berikut.
1.

2.
3.

4.

5.
6.

Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi


dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci
bersih dengan air.
Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci
tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.Tidak
boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola
dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin
diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak
yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.
Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa
dan berobat ke rumah sakit.
Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala
sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada
orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari

Pengobatan Entamoeba Histolytica.


Pengobatan amoebiasis umumnya menggunakan antibiotik :
1.
Emetin hidroklorida
Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Toksisitasnya relative
tinggi, terutama pada otot jantung. Dosis untuk orang dewasa adalah
65 mg sehari,untuk anak anak dibawah 8 th 10 mg sehari. Lama
pengobatan 4 6 hari berturut turut. Pada orangtua dan orang yang
punya sakit berat, pemberian harus dikurangi. Tidak dianjurkan pada
wanita hamil, penderita gangguan ginjal dan jantung.
2. Klorokuin
Obat ini merupakan amebisid jaringan, berkhasiat terhadap bentuk
histolitika. Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan, antara lain
mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa
adalah 1 gr sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 3
minggu. Obat ini juga efektif terhadap amoebiasis hati.
3. Antibiotik
Tetrasiklin dan eritromisin bekerja secara tidak langsung sebagai
amebisid dengan mempengaruhi flora usus. Paromomisin bekerja
langsung pada ameba. Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg berat
badan/hari selama 5 hari, diberikan secara terbagi.
4. Metronidazol (Nitroimidazol)
Obat ini merupakan obat pilihan, karena efektif terhadap bentuk
histolitika dan bentuk kista. Efek sampingnya ringan, antara lain mual,
muntah dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari

Anda mungkin juga menyukai