Entamoeba histolityca merupakan kelompok rhizopoda yang
bersifat patogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba. Diarenya disertai dengan darah dan lendir. Prevalensi akibat infeksi Entamoeba histolityca cukup tinggi. Protozoa ini dapat menimbulkan diare bagi penderita, meskipun tidak tertutup kemungkinan organisme ini hidup secara komensal pada manusia sehingga tidak memperlihatkan gejala klinis yang khas. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa usus amuba, dikarenakan mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh adanya protozoa. Kontaminasasi dapat terjadi dikarenakan sistem pembuangan air kotor dan tinja tidak dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari makanan dan minuman. Selain itu perilaku tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun setelah buang air besar dan penanganan makanan yang belum memenuhi aspek sanitasi makanan menyebabkan mikroorganisme penyebab diare leluasa menginfeksi host (manusia).
Sifat Entamoeba Histolytica.
Protozoa ini menyebabkan penyakit yang di namakan amoebiasis baik yang bersifat siptomatik maupun yang bersifat asiptomatik akut maupun kronis.Amoebiasis akut yang bermanifestasi sebagai disentri dapat menjadi sangat berbahaya terutama yang beriklim tropis seperti Indonesia di bandingakan dengan daerah yabg beriklim sedang.Amoebiasis yang nondisentri merupakan gejala yang paling banyak di temukan dengan tanda tanda sering sakit perut di ikuti defekasi dengan tinja air.Di samping itu amoebiasis yang non simptomatik sangat pula sering di jumpai dalam kehidupan seharihari.Komplikasi dari amoebiasis dapat terjadi baik pada amoebiasis simptomatik amupun yang asiptomatik,misalnya terjadinya abses hepar,pleuritis amoebiasis,pericarditis,amoeboma,striktura pada usus bahkan amoebiasis serebral,genital dan kulit.
Morfologi Entamoeba Histolytica.
Trofozoitnya memiliki ciri-ciri morfologi: 1. Ukuran 10-60 m 2.Sitoplasma mengandung eritrosit, 3.Terdapat satu buah inti entamoeba, ditandai dengan karyosom padat yang terletak di tengah inti, serta kromatin yang tersebar di pinggir anint 4.Bergerak progresif dengan alat gerak ektoplasma yang lebar,disebut pseudopodia. Kista Entamoeba histolytica memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut: 1.Bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 m 2.Kista matang memiliki 4 buah inti entamoba tidak dijumpai lagi eritrosit di dalam sitoplasma 3. Kista yang belum ma-tang memiliki glikogen (chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu, namun biasanya menghilang setelah kista matang.
Siklus Hidup Entamoeba Histolytica.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kista matang dikeluarkan bersama tinja penderita
Infeksi Entamoeba histolytica oleh kista matang berinti empat Tinja terkontaminasi pada makanan, air, atau oleh tangan Terjadi ekskistasi Terjadi dalam usus dan berbentuk tropozoit Selanjutnya, bermigrasi ke usus besar. Tropozoit memperbanyak diri dengan cara membelah diri (binary fission) dan menjadi kista menumpang dalam tinja
Jenis Infeksi Entamoeba Histolytica.
Amebiasis merupakan kes yang biasa ditemui di Malaysia di mana punca utamainfeksi adalah melalui penggunaan sumber air yang terkontaminasi dengan feses yang mengandungi sista (Kan 1988; Lim 2001). Pada tahun 70-an, kajian ke atas pelbagai jenis parasit usus termasuk protozoa usus telah giat dijalankan ke atas masyarakat Orang Asli di Malaysia. Subjek kajian sama ada terdiri daripada kanak-kanak (Bisseru & Aziz 1970; Gilman et al. 1976) ataupun melibatkan semua peringkat umur (Dunn 1972; Disssanaike et al. 1977). Hasil pemeriksaan feses yang dilakukan ke atas Orang Asli menunjukkan prevalens infeksi E. histolytica adalah daripada 1% hingga 8.7% (Bisseru & Aziz 1970; Dunn 1972; Disssanaike et al. 1977). Beberapa lagi penemuan menunjukkan infeksi protozoa usus ini masih berlaku dan endemik di kalangan masyarakat Orang Asli (Karen 1992) terutamanya golongan kanak-kanak (Rajeswari et al. 1994; Rahmah et al. 1997).
Penyakit yang ditimbulkan Entamoeba
Histolytica. 1.Amebiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila terdapat sindrom disentri disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari 10 kali dalam sehari. Dan diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan species ini dalam bentuk histolitika di dalam tinja (S.M. Salendu dan Worou, 1996) 2.Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala ringan diselingi dengan obstipasi. Jika dalam tinja tidak ditemukan spesies ini, himbauan agar pemeriksaan tinja dilakukan secara berturutturut selama tiga hari dapat juga dengan melihat kelainan di sigmoid 3.Amebiasis hati, secara klinis dapat dibuat jika terdapat gejala berat badan menurun, badan lemah, demam, tidak nafsu makan disertai pembesaran hati. Pada pemeriksaan radiologi biasanya didapatkan peninggian diafragma dan pemeriksaan darah ada leukositosis (Srisasi Gandahusada, 2006).
Gejala yang ditimbulkan
Gejala klinis dari infeksi dengan entamoeba histolytica sangat bervariasi tergantung pada : 1.
2. 3.
4.
5.
Starin E.histolytica yang menginfeksi e.histolytica dari strai yang
invasive lebih berbahaya dari pada yang noninvasive karena dapat menimbulkan disetri,abses pada hati ganguan paru dan lain sebagainya. Walaupun demikian prosentasi mereka yang terinfeksi sebagainya. Walaupun demikian prosentasi mereka yang terinfeksi dengan srain yang invasive tidak begitu banyak. Kebanyakan terinfeksi strain non invasif yang hanya menimbulkan gejala minimal atau atau asimptomatis. Intensitas dari infeksi.semakin hebat infeksi yang di alami tentu saja dapat mengakibatkan ganguan yang lebih hebat. Normal flora pada hots.seperti telah di bicarakan dalam bab sebelunya bahwa normal flora memengan pentingnya peranan pada daya tahan tubuh manusia.Banyaknya normal flora mampu melindungi hots dari dari hebatnya suatu infeksi karena akan terjadi kompontensi antara parasit dan normal flora. Faktor-faktor pada hots..faktor hots yang mempengaruhi pertahanan tubuh dan kaitanyadengan intense parasit dengan di bahasnya lebih rinci pada bab yang terdahulu. Tempat infeksi itu sendiri.E histolytica terutama yang invasive dapat menyrerang banyak target organ mulai dari,usus sampai otak karena kemapuan parasit ini masuk ke dalam peredaran darah dan mulai menyerang hots karena telah menguasai peredaran darah.pada otak
Gejala yang ditimbulkan
Gejala klinis yang terjadi bergantung pada lokasi invasi Entamoeba histolytica, dan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Amebik diare, merupakan gejala yang terbanyak (50%), dengan
sifat diare yang sering, terutama berisi mukosa dan darah (jumlah feses hanya sedikit), kadang kadang dapat terjadi obstipasi. Amebik disentri, defekasi sering, ada demam, ada tenesmus, feses terdiri dari sel mukosa dan darah. Amebik apendisitis, prosesnya akut/kronis, tanpa ada demam, pemberian antibiotika tidak efektif, merupakan kontra indikasi untuk operasi. Amebik pada sekum dan kolon asendens, amebik ini menimbulkan peradangan pada sekum dan kolon asendens. Amebik granuloma, terjadi karena adanya penebalan pada dinding kolon akibat amebiasis kronis. Biasanya terjadi di sekum sampai rektum, dan ameba ini harus dibedakan dengan
Pencegahan Entamoeba Histolytica.
Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica antara lain sebagai berikut. 1.
2. 3.
4.
5. 6.
Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi
dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari
Pengobatan Entamoeba Histolytica.
Pengobatan amoebiasis umumnya menggunakan antibiotik : 1. Emetin hidroklorida Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Toksisitasnya relative tinggi, terutama pada otot jantung. Dosis untuk orang dewasa adalah 65 mg sehari,untuk anak anak dibawah 8 th 10 mg sehari. Lama pengobatan 4 6 hari berturut turut. Pada orangtua dan orang yang punya sakit berat, pemberian harus dikurangi. Tidak dianjurkan pada wanita hamil, penderita gangguan ginjal dan jantung. 2. Klorokuin Obat ini merupakan amebisid jaringan, berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan, antara lain mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gr sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 3 minggu. Obat ini juga efektif terhadap amoebiasis hati. 3. Antibiotik Tetrasiklin dan eritromisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid dengan mempengaruhi flora usus. Paromomisin bekerja langsung pada ameba. Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg berat badan/hari selama 5 hari, diberikan secara terbagi. 4. Metronidazol (Nitroimidazol) Obat ini merupakan obat pilihan, karena efektif terhadap bentuk histolitika dan bentuk kista. Efek sampingnya ringan, antara lain mual, muntah dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari