Anda di halaman 1dari 3

Hipotermia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel
ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak
dapat menggantikan diagnosis medis.
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis. Wikipedia
bukan pengganti dokter.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.

Hypothermia
Seorang pria yang mengalami hipotermia sedang mendapatkan
perawatan.

Klasifikasi dan rujukan luar

Bidang

Kedaruratan medis

ICD-10

T68.

ICD-9-CM

991.6

DiseasesDB

6542

eMedicine

med/1144

Patient UK

Hipotermia

MeSH

Templat:Mesh2

[sunting di Wikidata]

Hipotermia adalah suatu kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan
mengatasi tekanan suhu dingin.[1]Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam
tubuh di bawah 35 C.[2] Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu
antara 36,5-37,5 C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif
menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.[1]
Gejala hipotermia ringan adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna
abu-abu, detak jantung melemah,tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai
usaha tubuh untuk menghasilkan panas.[2] Pada penderita hipotermia moderat, detak jantung
dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit.[2] Pada
penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat
kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, danpernapasan sangat lambat hingga tidak
kentara (kelihatan).[2]

Hipotermi terjadi bila terjadi penurunan suhu inti tubuh dibawah 35 C (95 F). Pada suhu ini,
mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh. [3]

Daftar isi
[sembunyikan]

1Epidemiologi

2Klasifikasi

3Manajemen

4Referensi

Epidemiologi[sunting | sunting sumber]


1. Usia Lanjut : orang berusia lanjut kurang sensitive terhadap persepsi suhu, kurang
bergerak, dan adanya penyakit sistemik menyebabkan terganggunya fisiologis tubuh
dalam menjaga suhu tubuh. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor sosioekonomik.
2. Neonatus : neonatus rentan terhadap hipotermi karena tingginya rasio permukaan kulit
dengan berat tubuh, dan kurangnya fungsi menggigil, serta rendahnya repson adaptasi
terhadap lingkungan.
3. Malnutrisi : kurangnya deposit lemak dibawah kulit menyebabkan lebih rentannya kulit
kehilangan panas, dan kurangnya sumber energi yang digunakan sebagai sumber
panas.[3]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]


Hipotermi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber paparan yaitu :
1. Hipotermi Primer : terjadi akibat paparan langsung individu yang sehat terhadap dingin.
2. Hipotermi sekunder : mortalitas banyak terjadi pada fase ini di mana terjadi kelainan
secara sistemik.
Hipotermi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan temperature tubuh, yaitu :
1. Ringan = 34-36 C[4]
Kebanyakan orang bila berada pada suhu ini akan menggigil secara hebat, terutama di
seluruh ekstremitas. Bila suhu tubuh lebih turun lagi, pasien mungkin akan mengalami
amnesia dan disartria. Peningkatan kecepatan nafas juga mungkin terjadi. [5]
2. Sedang = 3034 C[4]
Terjadi penurunan konsumsi oksigen oleh sistem saraf secara besar yang
mengakibatkan terjadinya hiporefleks, hipoventilasi, dan penurunan aliran darah ke
ginjal. Bila suhu tubuh semakin menurun, kesadaran pasien bisa menjadi stupor, tubuh
kehilangan kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya resiko
timbul aritmia.[5]
3. Berat = <30 C[4]
Pasien rentan mengalami fibrilasi ventrikular, dan penurunan kontraksi miokardium,

pasien juga rentan untuk menjadi koma, pulse sulit ditemukan, tidak ada reflex,apnea,
dan oligouria.[5]

Manajemen[sunting | sunting sumber]


Pasien dengan hipotermi ringan dapat diterapi langsung di lapangan, yaitu dengan melepas atau
menjauhkan benda atau zat yang mendinginkan, kemudian diberi penghangat seperti handuk
atau selimut. [6]
Sementara pasien dengan hipotermia sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di
rumah sakit berupa rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh. Perawatan ini berupa
rewarming aktif yang diikuti rewarming pasif, rewarming aktif yaitu mendekatkan benda hangat
atau panas dari luar tubuh yang ditempelkan pada tubuh pasien. Contohnya yaitu air panas yang
sudah dimasukan ke tempat khusus kemudian ditempelkan ke tubuh. [6]
Bila pasien teraba dingin, tetapi sirkulasi masih terjaga dengan baik, maka tugas penolong
adalah untuk menjaga agar korban tidak kehilangan panas tubuh lebih banyak, dan berusaha
untung menghangatkan (rewarm), bila pasien mengalami cardiac arrest atau henti jantung, maka
dilakukan resusitasi jantung-paru dengan modifikasi sesuai dengan prosedur. [7]
Jangan menunda prosedur yang darurat seperti intubasi dan pemasangan kateter, tapi lakukan
secara hati-hati dan terus lakukan monitor terhadap ritme jantung, karena pasien rentan
mengalami fibrilasi ventrikular. [7]

Anda mungkin juga menyukai

  • Hipoglikemi
    Hipoglikemi
    Dokumen1 halaman
    Hipoglikemi
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen3 halaman
    Asma
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Infeksi
    Infeksi
    Dokumen5 halaman
    Infeksi
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen3 halaman
    Anemia
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Hipotermia
    Hipotermia
    Dokumen3 halaman
    Hipotermia
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Pedoman KTR
    Pedoman KTR
    Dokumen52 halaman
    Pedoman KTR
    Zainoor 'Ain Jamil
    100% (1)
  • Referat Asma Anak
    Referat Asma Anak
    Dokumen24 halaman
    Referat Asma Anak
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Demam Reumatik
    Demam Reumatik
    Dokumen2 halaman
    Demam Reumatik
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Hipoglikemi
    Hipoglikemi
    Dokumen1 halaman
    Hipoglikemi
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen5 halaman
    Meningitis
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Rubela
    Rubela
    Dokumen2 halaman
    Rubela
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Mastoiditis
    Mastoiditis
    Dokumen1 halaman
    Mastoiditis
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen3 halaman
    Campak
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen12 halaman
    Pneumonia
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Mual
    Mual
    Dokumen1 halaman
    Mual
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Muntah
    Muntah
    Dokumen1 halaman
    Muntah
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Tuberkulosis
    Tuberkulosis
    Dokumen4 halaman
    Tuberkulosis
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Edema Paru
    Edema Paru
    Dokumen1 halaman
    Edema Paru
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Batuk
    Batuk
    Dokumen3 halaman
    Batuk
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Bronkitis
    Bronkitis
    Dokumen3 halaman
    Bronkitis
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen10 halaman
    Asma
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Radang Paru
    Radang Paru
    Dokumen10 halaman
    Radang Paru
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Dahak
    Dahak
    Dokumen1 halaman
    Dahak
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • BAB II Anestesi Obgyn
    BAB II Anestesi Obgyn
    Dokumen48 halaman
    BAB II Anestesi Obgyn
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Undangan Pernikahan
    Undangan Pernikahan
    Dokumen2 halaman
    Undangan Pernikahan
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Oligomenorea
    Oligomenorea
    Dokumen1 halaman
    Oligomenorea
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Polivinil Klorida (: Iupac Polietilena Polipropilena
    Polivinil Klorida (: Iupac Polietilena Polipropilena
    Dokumen2 halaman
    Polivinil Klorida (: Iupac Polietilena Polipropilena
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat
  • Shock
    Shock
    Dokumen1 halaman
    Shock
    Titi Afrianto
    Belum ada peringkat