Anda di halaman 1dari 14

GEOLOGI INDONESIA

GEOLOGI REGIONAL KAB.PASAMAN,


SUMATERA BARAT

Roby Fernando (410012044)


Bima Sakti (410012113)
Deby Kerenhapuh (410012185)

GEOGRAFIS

Secara administratif, daerah


penyelidikan berada di wilayah
Kabupaten Pasaman, Provinsi
Sumatera Barat. Kabupaten
Pasaman merupakan
kabupaten paling utara di
Provinsi Sumatera BaratPosisi
geografis daerah penyelidikan
berada pada 100o0852100o1528 BT dan 00o0346

FISIOGRAFI
Secara umum, daerah penelitian termasuk ke dalam Jalur
Pegunungan Barisan dari zona fisiografi Sumatera Tengah.
Daerah penelitian berada dalam zona fisiografi Sumatera
Tengah yang dibagi ke dalam tujuh zona fisiografi (van
Bemmelen, 1949), meliputi:
1. Dataran pantai Sumatera.
2. Dataran rendah bergelombang yang berada pada Cekungan
Sumatera Tengah.
3. Zona depresi Sub-Barisan Sumatera Tengah.
4. Pegunungan Barisan Depan yang bermula dari Cekungan
Ombilin, menerus ke arah tenggara hingga hulu Sungai
Batanghari berupa blok sesar naik.
5. Sekis Barisan, berada pada bagian timur Bukit Barisan yang
terdiri atas batuan beku dan batuan metamorf yang terlipat kuat.
6. Jalur Pegunungan Barisan berupa pegunungan memanjang
berarah barat laut- tenggara dengan puncak gunung api muda.
7. Dataran alluvial pantai barat Sumatera.

Stratigrafi
Regional
Daerah penelitian dominan berada pada Aliran yang
Tak Teuraikan yang berupa lahar dan endapanendapan kolovium lainnya yang diperkirakan berumur
Pliosen-Holosen.

Peta geologi regional Padang


(dimodifikasi dari Gafoer dkk., 1996)

Stratigrafi
Regional

Korelasi stratigrafi regional


Padang
(dimodifikasi dari Gafoer

Urutan stratigrafi regional dari daerah


penelitian dari tua ke muda sebagai berikut:
Formasi Kuantan (Puku) berumur KarbonPerm terdiri dari batusabak, kuarsit dan
arenit metakuarsa, wake, dan filit.
Batugamping Perem (Pl) berupa
batugamping pejal yang mengandung
sisipan tipis batusabak, filit, serpih, dan
kuarsit berumur Perem Tengah bagian
atas.
Andesit (Basal Tersier) Awal (Ta) ditutupi
oleh batuan sedimen Tersier dan
mendasari G. Sirabungan dan beberapa
bukit yang lebih rendah di sebelah
timurnya.
Aneka Terobosan (Tmi): granodiorit, granit,
dan leukogranit.
Aliran yang Tak Teruraikan (QTau) berupa
lahar dan endapan-endapan kolovium
lainnya.
Tuf Batuapung dan Andesit (Basal).
Andesit dari G. Talamau (Qat) berupa
aliran-aliran (lava), lahar, dan endapanendapan kolovium lainnya yang tidak
diketahui dengan pasti sumbernya yang

Tektonik dan Struktur Geologi


Regional
Pulau Sumatera terbentuk akibat adanya interaksi
antara lempeng samudera Hindia dan lempeng
Benua Eurasia. Interaksi ini merupakan pertemuan
lempeng konvergen dimana lempeng Samudera
Hindia yang tersubduksi ke bawah lempeng Benua
Eurasia (Hamilton, 1979). Pulau Sumatera dapat
diklasifikasikan menjadi 5 unit tektono-struktural
(Pulunggono, 1993, op. cit. Darman dan Sidi,
2000), yaitu:
Punggungan Luar-busur Sunda (Sunda Outer-arc
Ridge), terletak sepanjang tepi cekungan depanbusur Sunda (Sunda Fore-arc Basin), merupakan
punggungan non-volkanik yang memanjang dari
Laut Andaman hingga tenggara Jawa. Geologi
unit ini diwakili oleh geologi Nias dan Pulau
Simeulue.
Cekungan Depan-busur (Sunda Fore-arc Basin),
terletak di antara punggungan luar-busur Sunda
non-volkanik (Sunda Outer-arc Ridge) dengan
pegunungan Barisan. Secara umum, ada 2

Cekungan Belakang-busur Sumatera (Sumatera Back-arc Basin), merupakan unit yang


terbentuk dari kumpulan cekungan-cekungan, seperti: cekungan Sumatera Utara,
Cekungan Sumatera Tengah, dan Cekungan Sumatera Selatan.
Pegunungan Barisan (Barisan Mountain Range), merupakan busur vulkanik yang
umumnya berkomposisi batuan berumur Permian-Karbon hingga Mesozoikum. Daerah
penelitian terletak pada unit tektono-struktural ini.
Sumatera Intra-arc atau Intramontane Basin, dipisahkan oleh pengangkatan subsekuen
dan erosi dari bekas pengendapan sebelumnya. Unit ini meliputi Cekungan Ombilin yang
memanjang dari selatan Solok ke arah barat daya melewati Payakumbuh dengan jarak
berkisar 120 km. Cekungan ini sangat dalam, terisi oleh endapan sedimen Tersier dengan
umur Eosen hingga awal Miosen Tengah.

Daerah penelitian terletak dalam unit tektono-struktural Pegunungan Barisan yang


dipengaruhi oleh Sumatra Fault System (SFS), yang dikenal sebagai Zona Sesar Semangko
yang memiliki arah barat laut-tenggara. Pola dan arah struktur yang berada pada daerah
penelitian diduga dipengaruhi secara tidak langsung oleh SFS. SFS kemungkinan juga
berpengaruh besar dalam pembentukan jalur hidrotermal yang membentuk sistem panas
bumi maupun area mineralisasi pada daerah penelitian (Simangungsong, 2005).

Struktur Geologi Daerah Penelitian


Struktur geologi yang berkembang di daerah
pasaman Bonjol terdiri dari struktur sesar normal
yang secara umum jurusnya berarah barat lauttenggara dan satu sesar berarah barat daya-timur
laut. Dari penelitian Pusat Sumberdaya Geologi
(2007) dengan analisis citra landsat dan
pengamatan lapangan, maka di daerah ini
terdapat 5 sesar normal, yaitu:
Sesar Malintang Struktur sesar ini berarah
relatif barat laut-tenggara. Sesar Malintang
adalah sesar normal dengan bagian turun
berada di sebelah barat daya dan bagian naik
berada di sebelah timur laut. Struktur sesar ini
melibatkan Satuan Sedimen Formasi Sihapas
dan Lava Bukit Malintang yang berumur
Miosen.
2. Sesar Bonjol Struktur sesar ini berarah relatif
sama dengan sesar Malintang, yaitu barat lauttenggara. Sesar Bonjol ini membentuk sesar
tangga (step fault) dengan sesar Malintang,
1.

Struktur Geologi Daerah Penelitian


4. Sesar Padang Baru berarah relatif barat lauttenggara dan berada di bagian tengah daerah
penelitian. Sesar ini merupakan sesar normal
dengan bagian turun berada di bagian barat
daya dan bagian naik berada di sebelah timur
laut. Indikasi sesar ini di permukaan dicirikan
oleh adanya mata air panas Padang Baru, zona
hancuran batuan, kekar-kekar, dan kelurusan
punggungan.
5. Sesar Takis Sesar ini menempati bagian
tengah daerah penelitian dan berarah relatif
barat daya-timur laut. Sesar Takis merupakan
sesar normal dengan bagian tenggara bergerak
relatif turun terhadap bagian barat laut. Indikasi
di lapangan menunjukkan kemunculan mata air
panas Takis, mata air panas sungai Limau, mata
air panas sungai Langkuik/Kambahan, adanya
zona hancuran batuan, kekar-kekar, air terjun,
dan jalur mineralisasi.

VULKANISME & STRATIGRAFI DETAIL


Batuan yang menyusun daerah penelitian didominasi oleh batuan vulkanik,dimana
Vulkanisme yang berkembang di daerah pasaman sangat beragam mulai dari vulaknisme
yang tua(miosen) sampai yang muda(kwarter).
1. Lava Bukit Malintang (Tmbm) Satuan ini menempati bagian timur
daerah penelitian berupa perbukitan memanjang berlereng terjal
yang diwakili oleh Bukit Malintang. Satuan batuan ini disusun oleh
aliran lava dasitik yang berumur Miosen.
2. Lava Tua (Tmv) . Singkapan batuannya telah mengalami pelapukan
yang cukup kuat dan dibeberapa tempat telah mengalami proses
ubahan/mineralisasi. Berdasarkan hasil analisis sayatan tipis contoh
batuan, diperoleh jenis batuan penyusunnya adalah andesit piroksen.
Satuan ini diperkirakan berumur Miosen.
3. Lava Gunung Baringin 1 (Qlbr1) Satuan ini berada di bagian barat
daya daerah penelitian. Satuan batuan ini dipotong oleh sesar normal
Alahan Mati yang berarah barat laut-tenggara yang diduga
merupakan dinding barat zona depresi di daerah penelitian. Jenis
batuan penyusunnya adalah andesit piroksen. Umur dari satuan ini
diperkirakan Kuarter Awal.
4. Lava Gunung Baringin 2 (Qlbr2) Satuan ini berada di bagian baratbarat daya daerah penelitian berupa punggungan memanjang
berlerang sedang. Dibeberapa tempat dijumpai tekstur vesikuler yang
diperkirakan merupakan bagian atas dari aliran lava Gunung Baringin.
Jenis batuan penyusunnya adalah andesit piroksen. Satuan batuan ini
sebagian menutupi secara selaras satuan Lava Gunung Baringin 1.
Satuan ini diperkirakan berumur Kuarter Awal.
5. Aliran Piroklastik Maninjau (Qapm) Satuan batuan ini tersebar di
bagian selatan daerah penelitian dan membentuk morfologi

VULKANISME & STRATIGRAFI DETAIL


6. Lava Bukit Gajah (Qlg) Satuan batuan ini terletak di bagian
barat laut daerah penellitian membentuk bukit tersendiri. Batuan
penyusunnya berupa lava berjenis andesitik dan sebagian telah
mengalami pelapukan kuat. Satuan ini merupakan produk erupsi
efusif Bukit Gajah dan diperkirakan berumur Kuarter.
7. Lava Bukit Tinggi (Qlbt) Satuan batuan ini menempati bagian
barat laut daerah penelitian dengan penyebaran yang cukup luas
membentuk punggungan berlereng sedang. Jenis batuan
penyusunnya adalah andesit basaltis. Satuan ini diperkirakan
merupakan produk erupsi efusif Bukit Tinggi yang berada di luar
daerah penelitian dan diperkirakan berumur Kuarter.
8.Lava Bukit Simarabun 1 (Qls1) Satuan batuan ini menempati
bagian tenggara daerah penelitian yang membentuk
punggungan bukit berlereng sedang. Berdasarkan hasil analisis
sayatan tipis contoh batuan, jenis batuan penyusunnya adalah
andesit piroksen. Satuan ini diperkirakan hasil erupsi Bukit
Simarabun yang berada di luar daerah penelitian dan berumur
Kuarter
9.Lava Bukit Binuang (Qlb) Satuan batuan ini menempati bagian
tengah-selatan daerah penelitian dan membentuk kerucut Bukit
Binuang yang berlereng sedang. Jenis batuan penyusunnya
adalah andesit piroksen. Berdasarkan hasil dating umur batuan
dengan metode fission track, diperoleh umur mutlak untuk
satuan ini adalah 1,30,1 juta tahun yang lalu atau kala
Plistosen.

SUMBER DAYA
ALAM
1. Manifestasi Panas Bumi Manifestasi
panas bumi di daerah yang tersebar di
bagian tengah yang didominasi oleh
kemunculan mata air panas. Mata Air
Panas Hasil pengamatan di lapangan
sesuai dengan laporan penyelidikan
terpadu oleh tim survei PSDG adalah
sebagai berikut:
. Mata air panas Padang Baru
(APPB) Mata air. Mata air panas
ini muncul pada satuan batuan
Sedimen Danau (Qs).
. Mata air panas Takis (APT).
Temperatur air panas di
permukaan tercatat 87,9o
. Mata air panas sungai Limau
(APL). Temperatur air panas di
permukaan tercatat 73,5o
. Mata air panas sungai
Langkuik/Kambahan (APK).
Temperatur air panas di

SUMBER DAYA
ALAM
2. Batuan Ubahan (Batuan Alterasi) Batuan ubahan karena pengaruh hidrotermal ditemukan
di bagian barat laut daerah penelitian atau sebelah utara Bukit Gajah, di sekitar mata air
panas Takis, dan di lereng barat punggungan memanjang Bukit Malintang. Singkapan batuan
berwarna putih-kuning kecokelatan, dominan mineral lempung, dijumpai sedikit mineral pirit,
dengan intensitas alterasi sangat kuat. Berdasarkan analisisi PIMA diperoleh mineralogi
berupa: montmorilonit, halosit, muskovit, paragonit, ilit, dan teflon.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai