Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan Terapi Farmakologi Pada

Ambliopia
Mohammad A Rashad
Ophthalmology Department, Faculty of Medicine, Ain Shams
University, Cairo, Egypt
Abstrak
Latar belakang:
Tujuan dari penelitian ini adalah unutk membandingkan dosis
yang

disesuaikan

dari

carbidopa-levadopa

sebagai

terapi

tambahan untuk terapi oklusi pada anak dan dewasa dengan


jenis ambliopia yang berbeda.
Metode:
penelitian

prospektif

ini

memasukkan

63

pasien

dengan

ambliopia ke dalam dua grup, yaitu grup oklusi yang mencakup


35 pasien yang hanya menerima terapi oklusi dan grup
pengembangan terapi farmakologi yang mencakup 28 pasien
yang menerima carbidopa-levadopa oral bersamaan dengan
terapi oklusi selama 6 minggu.
Hasil:
Logaritma yang berarti pada sudut minimal resolusi (logMAR)
pada kedua mata dengan ambliopia tidak memiliki perbedaan
yang

signifikan

pada

grup

oklusi

(0,52,

0,52,

dan

0,51)

dibandingkan dengan grup pengembangan terapi farmakologis


(0,58, 0,49, 0,56) pada ketiga pengamatan (bulan ke 1,3, dan
12).

Terdapat

perubahan

secara

signifikan

logMAR

pada

ambliopia yang dibandingkan pada kedua grup oklusi (0,68-0,52;


0,68-0,52; 0,68-0,51) dan pada grup pengembangan terapi

farmakologi (0,81-0,58; 0,81-049; 0,81-0,51) pada bulan ke 1,3,


dan 12 pengamatan (P=0,01; P=0,01; P=0,001). Perubahan
mean logMAR pada subgrup pasien yang berumur lebih dari 12
tahun lebih baik pada grup pengembangan terapi farmakologi
(42,5%) dibandingkan grup oklusi (30%). Perubahan dari mean
logMAR pada subgrup dengan ambliopia berat lebih baik pada
grup pengembangan terapi farmakologis (34,3%) dibandingkan
grup oklusi (22%).
Kesimpulan:
Perubahan

signifikan

keseluruhan

dilaporkan

pengamatan

memperhatikan

etiologi

dari

oleh

selama

kedua

satu

ambliopia,

grup

tahun.

pada
Tanpa

levadopa-carbidopa

mungkin dapat digunakan sebagai sisipan di terapi oklusi pada


pasien dewasa sebagai sarana operasi plastik pada visual
korteks. Levadopa mungkin dapat meningkatkan efek oklusi pada
ambliopia berat dan bilateral ambliopia.
Keywords:
Ambliopia, levadopa, carbidopa, oklusi
Pendahuluan
Ambliopia

merupakan

penurunan

kemampuan

penglihatan,

biasanya dari satu mata, tetapi terkadang berasal dari kedua


mata meskipun koreksi kelainan refrakter tidak dikaitkan dengan
kelainan penglihatan. Ambliopia merupakan penyebab terbanyak
kehilangan monocular visual pada anak, remaja, dan dewasa
muda.1 Pada sebuah penelitian, 250 orang ambliopia yang
kehilangan penglihatan pada mata yang mengalami ambliopia
selama 2 tahun dari tahun 1997, 25% nya mengalami perubahan
penglihatan berat, 25% tidak dapat mengendarai kendaraam,
dan 50% nya tidak dapat melanjutkan pekerjaanya.2 Oklusi dan

atropin diterima sebagai terapinya. Namun, banyak remaja dan


anak dengan ambliopia gagal dalam mencapai ketajaman
penglihatan yang mendekati normal. Hanya 23% (ambliopia
berat) hingga 36% (ambliopia sedang) pada anak berumur 7-13
tahun mencapai ketajaman penglihatan 20/40 atau lebih baik.1
Carbidopa-levadopa merupakan terapi ambliopia sejak 1993. 3
Levadopa adalah prekursor katekolamin yang digunakan sebagai
terapi pada pasien dewasa dengan penyakit parkinson dan anak
dengan

dopamine-responsive

distonia.

Dopamin

adalah

neurotransmitter yang tidak dapat menembus sawar darah otak.


Levadopa merupakan intermediate biosintesis dopamin yang
dapat menembus sawar darah otak dimana diubah menjadi
dopamin. Carbidopa adalah inhibitor decarboxylase yang bekerja
di

perifer

yang

mengubah

levodopa

menjadi

metabolit

katekolamin sehingga memungkinkan lebih banyak levadopa


melewati

sawar

darah

otak.

Sehingga

pengurangan

dosis

levodopa dibutuhkan untuk mendapatkan efek yang diinginkan


yaitu sekitar 75%.4

Orang dewasa dengan penyakit parkinson

bisa mentolerasi dosis levodopa hingga 30mg/kg BB. 5 Levadopa


juga telah lama digunakan pada anak untuk terapi distonia
dopamin-responsive.

Dosis

kronik

adalah

4-5mg/kg

dibagi

beberapa dosis, maksimal 20 mg/kgBB/hari.6


Banyak
sebagai

penelitian
terapi

dilakukan

ambliopia.

untuk

mengevaluasi

Beberapa

penelitian

levodopa
tersebut

menggunakan levodopa pada dosis relatif tinggi (6 mg/kg/hari


13 mg/kg/hari9) tapi untuk durasi pendek (1 hari hingga 1
minggu). Penelitian lain menggunakan dosis yang lebih rendah
yaitu 1,5mg/kg/hari10-14dengan durasi yang lebih panjang (7
minggu) dan satu penelitian randomized trial belum terpublikasi
tentang levodopa sebagai terapi ambliopia yang menggunakan 2

dosis (0,51mg/kgBB vs 0,76mg/kgBB diberikan 3 kali sehari)


selama 8 minggu.15

Penelitian lain menggunakan dosis rendah

untuk durasi pendek, yaitu 30mg/hari selama 3 minggu. 16


Penelitian lain menggunakan levodopa pada dosis tinggi (69mg/kg/hari)

selama

minggu 17

atau

dosis

rendah

(1,86mg/kg/hari dan 2,36mg/kg/hari) untuk durasi yang lebih


panjang (4 minggu).

18

Selain itu, beberapa penelitian7,15,17

membandingkan dua dosis levodopa yang berbeda hanya untuk


ambliopia setelah melewati terapi lain.10,15,19
Pada ambliopia sedang hingga berat (ketajaman penglihatan
lebih baik 0,2) menunjukkan respon terapi yang sama yang
dapat dilihat pada 2 jam dan 4 jam post oklusi, dan efek
plateaued dengan tambahan patching.

20

Pada ambliopia berat

(ketajaman penglihatan 0,2 atau lebih buruk), oklusi dalam 6 jam


menunjukkan waktu yang paling efektif untuk ambliopia berat. 21
Beberapa penelitian sebelumnya menggunakan levodopa tanpa
terapi oklusi pada beberapa pasien.8,11 Beberapa penelitian
menggunakan oklusi selama 2-3 jam7,11,15 dan penelitian lain
menggunakan full time occlusion.14,17
Penelitian

terbaru

menggunakan

terapi

oklusi

berdasarkan

derajat keparahan ambliopia dan mengevaluasi dosis tertinggi


(6,25-8,3 mg/kg/hari) dari levodopa untuk durasi yang lebh lama
(6 minggu) pada kasus ambliopia yang belum pernah diberikan
terapi.
Material dan Metode
Penelitian dengan pendekatan prospektif mengikutsertakan 63
pasien dengan ambliopia yang berumur 3-24 tahun.
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pernah memiliki riwayat
oengobatan ambliopia, operasi refraksi sebelumnya, intoleransi

levodopa, dan ambliopia dengan riwayat putus obat atau tidak


patuh obat.
Subjek penelitian terdiri dari 26 laki-laki (41,3%) dan 37
perempuan (58,7%). Terdapat 16 pasien (25,4%) berumur kurang
dari 7 tahun, 28 pasien (44,4%) berumur 7-12 tahun, dan 19
pasien (30%) berumur lebih dari 13 tahun. Terdapat 33 pasien
(52,4%) dengan anisometrik/ametropik ambliopia, 20 pasien
(31,7%)

dengan

etiologi

campuran

(ametropik-strabismus)

ambliopia, dan 3 pasien (4,8%) dengan ambliopia relatif.


Terdapat 27 pasien (42,8%) dengan ambliopia ringan hingga
sedang (ketajaman penglihatan lebih dari 0,2) dan 36 pasien
(57,2%) dengan ambiopia berat (ketajaman penglihatan kurang
dari 0,2). Pembagian ini berasal dari pasien dengan bilateral
ambliopia dan memiliki satu mata yang menderita ambliopia
berat. Terdapat 15 pasien dengan bilateral ambliopia.
Semua pasien menjalani pemeriksaan ophtalmologi, termasuk
refraksi

sikloplegik.

Jarak

terjauh

ketajaman

penglihatan

diperiksa menggunakan Snelen Chart dan dikonversi menjadi


persamaan logaritma minimal angle of resolution (logMAR).
Beberapa

signifikan

eror

dari

refraksi

dkoreksi

dengan

menggunakan kacamata atau lensa kontak. Beberapa signifikan


deviasi sudut dikoreksi dengan teknik operasi.
Pasien dibagi menjadi dua grup. Grup pertama terdiri dari 35
pasien (55,6%) yang hanya menerima terapi oklusi (grup oklusi)
dan grup kedua terdiri dari 28 pasien (48,4%) yang menerima
terapi oklusi dengan levodopa-carbidopa (grup pengembangan
terapi farmakologi). Oklusi disisipkan dalan beberapa waktu pada
kedua grup, dan dilakukan selama 2-4 jam pada pasien dengan

ambliopia sedang dan 6 jam pada pasien dengan ambliopia


berat.
Kombinasi tablet carbidopa-levodopa 25/250 (1:10) (Sinemet,
Merck and Co, Inc, Whitehouse Station, NJ) diberikan secraa oral
dalam range dosis 6,25-8,3 mg/kg (0,5-2 tablet per hari). Dosis
tersebut disesuaikan dengan berat badan pasien. (Tabel 1).
Semua pasien disediakan obat dengan dosis yang cukup untuk 6
minggu. Pasien di lakukan informed consent tentang efek
samping seperti nausea,vomitting, nyeri kepala, mulut kering,
fatigue, gangguan tidur. Pasien juga diberi penjelasan tentang
manfaat

potensial

dan

alternatif

terapi

lain.

Tanda-tanda

overdosis seperti kedutan pada otot muka, gangguan tidur,


muntah berulang telah diinformasikan kepada pasien. Menelpon
pasien dilakukan untuk mencari tahu efek samping yang
mungkin muncul akibat carbidopa-levodopa. Jika intoleransi efek
samping telah dilaporkan maka pasien masuk ke dalam kriteria
eksklusi.
Ketajaman penglihatan diperiksa secara reguler selama 12 bulan.
Pada kedua grup, setiap penurunan ketajaman penglihatan di
mata ambliopia mengharuskan reoklusi dari mata dominan untuk
mencegah

kekambuhan.

Dan

setiap

penurunk

ketajaman

penglihatan di mata dominan diharuskan menghentikan oklusi


untuk mencegah kembalinya ambliopia. Dara dianalisis dengan
menggunakan t tes berpasangan dan tidak berpasangan, serta
Chi-square test.
HASIL
Terdapat pasien yang berusia lebih muda dari 7 tahun pada grup
oklusi.

Juga

terdapat

lebih

banyak

pasien

pada

grup

pengembangan trapi farmakologi yang berumur lebih dari 12


tahun. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah pasien
yang berumur 7-12 tahun (Tabel 2). Juga terdapat persentase
yang lebih tinggi pada pasien dengan ambliopia berat pada grup
pengembangan terapi farmakologis dibangdingkan grup oklusi,
tetapi perbedaannya tidak terlalu bermakna secara statistik
(Tabel 2). Jumlah ambliopia bilateral banyak ditemukan pada
grup

pengembangan

terapi

farmakologis

(11/15).

Dasar

preintervention logMAR pada ambliopia adalah 0,68 (6/24) pada


grup oklusi dan 081 (6/36) pada grup pengembangan terapi
fakmakologis. Perbedaannya tidak bermakna secara statistik.
Dasar logMAR pada mata yang dominan terbagi ke dalam dua
grup. logMAR pada pemeriksaan pertama pada ambliopia di grup
oklusi adalah 0,52 (6,18) dan untuk mata dominan adalah 0,1
(6/7,5) pada grup oklusi dan 0,06 (6/6) pada pengembangan
terapi farmakologi (Tabel 3).
Diskusi
Beberapa penelitian yang mengguanakan carbidopa-levodopa
sebagai terapi untuk jangka pendek (kurang dari 1 minggu), 7-9
dan beberapa lainnya menggunakan dosis rendah. Penelitian
saat ini menggunakan obat dengan durasi panjang (6 minggu)
dan relatif lebih tinggi dosisnya. Karena terapi oklusi digunakan
sebagai

terapi

ambliopia,

sehingga

penelitian

terkini

menggunakan oklusi sebagai terapi standar. Tujuan penelitian ini


untuk

mengevaluasi

keberhasilan

terapi

farmakologis

menggunakan lovodopa. Karakteristik penelitian yaittu derajat


ambliopia, data demografis, tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna pada kedua grup. Mean logMAR pada ketiga kali
pemeriksaan (bulan 1,3,dan 12) menunjukkan hasil yang tidak
berbeda jauh. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Dadeya

et al14 yang menerangkan bahwa terjadi perubahan ketajaman


penglihatan menjadi lebih baik pada penggunaan levodopa dan
oklusi dibanding dengan plasebo dan oklusi. Hal ini dapat terjadi
karena perbedaan metode statistik yang digunakan dalam
menganalisis data.
Berbeda dengan penelitian yang dihasilkan oleh Leguire et al 12
yang menemukan bahwa levodopa yang dikombinasikan dengan
oklusi lebih efektif dibandingkan levodopa tanpa oklusi. Tetapi,
penelitian tersebut hanya memiliki 13 sampel yang terdiri dari
satu golongan umur yaitu 7-12 tahun. Sedangkan, hasil dari
penelitian ini cukup membantu dalam menganalisis keluaran,
karena mencakup karakteristik sampel, termasuk usia, derajat
penyakit, dan tipe ambliopia.
Usia pasien
Pasien yang berusia lebih dari 12 tahun pada kedua grup
menunjukkan perubhan pada logMAR, dimana perbaikan lebih
banyak ditemukan pada pengembangan terapi farmakologi
(42,5%) dibanding grup oklusi (30%). Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dadeya et al dimana ketajaman penglihatan
membaik secara signifikan pada pasien yang berusia kurang dari
8 tahun.
Kesimpulan
Dosis levodopa yang disesuaikan dengan berat badan mungkin
merupakan terapi tambahan untuk oklusi yang dapat digunakan
pada usia kurang dari 12 tahun dan tergantung pada tingkat
keparahan ambliopia. Tetapi dalam penelitian ini tidak terbukti
lebih menguntungkan pada beberapa jenis ambliopia. Oklusi
merupakan standar emas dalam terapi ambliopa. Levadopa
mungkin sangat membantu pada kasus bilateral ambliopia dan

untuk

menghindari

maintanance

kekambuhan

mungkin

sangat

mempertahankan hasil jangka panjang.

ambliopia.
membantu

Occlusion
untuk

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Cover Evapro
    Cover Evapro
    Dokumen1 halaman
    Cover Evapro
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Geno Gram
    Geno Gram
    Dokumen1 halaman
    Geno Gram
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Cover Stase Ikakom
    Contoh Cover Stase Ikakom
    Dokumen2 halaman
    Contoh Cover Stase Ikakom
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Cover Manuskrip
    Cover Manuskrip
    Dokumen2 halaman
    Cover Manuskrip
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Cover Fix
    Cover Fix
    Dokumen2 halaman
    Cover Fix
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Gall Cult
    Gall Cult
    Dokumen14 halaman
    Gall Cult
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Credit Title
    Credit Title
    Dokumen2 halaman
    Credit Title
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Bed Site Teaching Dermatitis Seboroik
    Bed Site Teaching Dermatitis Seboroik
    Dokumen7 halaman
    Bed Site Teaching Dermatitis Seboroik
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Cover BST DS
    Cover BST DS
    Dokumen1 halaman
    Cover BST DS
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Analisis Jurnal
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Referat Insomnia
    Referat Insomnia
    Dokumen45 halaman
    Referat Insomnia
    Rizky Bayu Ajie
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Analisis Jurnal
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Cover Naskah Ujian
    Cover Naskah Ujian
    Dokumen3 halaman
    Cover Naskah Ujian
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Baji
    Baji
    Dokumen2 halaman
    Baji
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Cover BST DS
    Cover BST DS
    Dokumen1 halaman
    Cover BST DS
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Grafik
    Grafik
    Dokumen38 halaman
    Grafik
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang Dari Okta
    Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang Dari Okta
    Dokumen42 halaman
    Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang Dari Okta
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Ujian Jiwa
    Lampiran Ujian Jiwa
    Dokumen1 halaman
    Lampiran Ujian Jiwa
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen3 halaman
    Abs Trak
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Tugas Saraf
    Tugas Saraf
    Dokumen26 halaman
    Tugas Saraf
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar REFRAT
    Kata Pengantar REFRAT
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar REFRAT
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Critical Appraisal 2003
    Critical Appraisal 2003
    Dokumen6 halaman
    Critical Appraisal 2003
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Case
    Daftar Pustaka Case
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Case
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Radiologi
    Radiologi
    Dokumen37 halaman
    Radiologi
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Journal Translate TBC
    Journal Translate TBC
    Dokumen18 halaman
    Journal Translate TBC
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat
  • Refrat SLE
    Refrat SLE
    Dokumen44 halaman
    Refrat SLE
    muflikhasofiana
    Belum ada peringkat