Anda di halaman 1dari 9

FALLING FILM EVAPORATOR

I.

II.

III.

IV.

Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
a. Mengoperasikan peralatan Falling Film Evaporator
b. Memilih temperatur dan tekanan yang optimum untuk umpan tertentu
c. Menghitung koefisien perpindahan panas pada FFE / kalandria
d. Menerapkan efisiensi penggunaan kukus (steam) sebagai sumber panas
e. Menjelaskan piranti pengendalian tekanan secara elektronis pada system kontrol
Alat yang digunakan
Alat eporator
Jerigen
Baskom
Buret
Erlenmeyer
Gelas kimia
Pipet volume
Bulp
Stand buret dan statif
Timbangan
Stopwatch
Bahan yang digunakan
KOH
HCl
Air
Indikator pp
Dasar Teori
Falling film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses evaporasi yang
diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE) bersama-sama
dengan climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan
dapat diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran
panas, yaitu jenis kolom calandria shell and tube.
Proses penguapan di dalam FFE :

Umpan di masukkan melaui bagian atas kolom dan secara gravitasional. Jika vakum
tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan diningdinding bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian lapisan
tipis (film).Maka panas yang diberikan oleh medium pemanas di dalam penukar panas
akan dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya, penguapan pelarut
dan membawa temperatur uap dari titik temperatur di atasnya. Sehinggga di dalam

kolom evaporator akan terdapat campuran antara larutan pada temperatur penguapan
pelarut atau sedikit lebih tinggi atau rendah dari uap pelarut. Karena temperatur pada
tangki pemisah dan pendingin (kondensor) lebih rendah dari pada temperatur pada
bagian bawah kolom maka sistem pada bagian kolom tersebut akan mengalami
evakuasi yang dalam arti sebenarnya terjadi penurunan tekanan sehingga kondisi
seperti vakum terjadi oleh karena campuran tersebut akan terhisap menuju tangki
pemisah dimana bagian campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan
pekat turun menuju tangki pengumpul produk, sehingga uap pelarut menuju
kondensor dikondensasikan dan turun menuju tangki destilat.
Pada sistem dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa vakum proses akan
berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih rendah dari pada kondisi
atmosferik. Selain itu kemungkinan aliran balik karena pembentukan uap pelarut dan
tekanan parsial yang dikandungnya lebih kecil.
FFE memiliki efektivitas yang baik untuk :
a. pengentalan larutan-larutan yang jernih
b. pengentalan larutan berbusa
c. pengentalan larutan-larutan yang korosif
d. beban penguapan yang tinggi
e. temperatur operasi yang rendah
Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa factor lainnya :
a. Konsumsi uap
b. Steam ekonomi
c. Kadar kepekatan
d. Persentasi produk
Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan adalah :
a. Neraca massa dan energi
b. Koefisien perpindahan panas
c. Efisiensi
Metode FFE sudah banyak digunakan pada industri :
a. Produksi pupuk organic
b. Proses desalinasi
c. Bubur kertas dan industri kertas
d. Bahan alami/larutan biologi
Perhitungan teoritikal FFE sistem curah
Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
o Konsumsi uap

o Ekonomi uap atau ratio penguapan


o Kadar kepekatan, konsentrasi produk, dan distilat atau kondensat dari umpan
o Persentase produk
Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan yaitu :
o Neraca massa dan neraca energi
o Koefisien perpindahan panas
o Effisiensi
Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju
perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :
Q = U A dT
dengan U = koefisien keseluruhan perpindahan panas dalam sistem

V.

Prosedur Kerja
Mencuci alat evaporator yang akan digunakan.
Lalu memasang selang pendigin dan mengalirkan air pendingin.
Melarutkan 60 gram KOH dalam 3 liter air , diambil 20 mL dan dititrasi dengan
HCl
Masukkan larutan tadi ke dalam tangki umpan yang telah berisi penuh dengan air
Masukkan indikator pp ke dalam tangki umpan kemudian aduk sampai benar-benar
homogen.
Pada panel pengendali nyalakan katup udara tekan dan diteruskan dengan memutar
saklar utama pada posisi angka 1 disusul saklar tekanan juga ke angka 1
Set tekanan steam sebesar 1,1, 2,0 dan 2,8 Bar dengan mengaturnya pada tombol set
point
Tekan tombol pompa kemudian atur laju umpan sebesar 100 L/menit
Pada saat umpan telah memasuki kalandria mulai buka katup suplai steam kemudian
biarkan proses berlangsung.
Setiap 10 menit diambil produk, kondesat dan steam kemudian ditimbang, untuk
produk diambil 20 mL dan dititrasi, dicatat ukur laju pada destilat, laju pada produk,
temperatur produk, dan catat variabel-variabel terukur yang ada pada panel
pengendali serta konduktifitas produk dan destilat
Lakukan pengamatan ini 3 kali dengan selang waktu 10 menit
Setelah selesai matikan alat dengan mengatur set off.
Lalu menunggu beberapa saat hingga suhu uap/produk pekat turun menjadi 0 C .
Mematikan aliran pendingin.

VI.

Ti4
Ti6
Ti7
Ti8
Ti1
0
Ti1
4

Ti4
Ti6
Ti7
Ti8
Ti1
0
Ti1
4

Ti4
Ti6
Ti7
Ti8

Mematikan aliran listrik.

Data Pengamatan.

suhu
(oC)
117,
9
132,
7
28,6
44

waktu = 10 menit , P = 1,1 bar, Q1 =3,466 m3/h


stream + air+
produk
jerigen
kondensat
jerigen+
(kg)
( kg)
(kg)
air (kg)

10,52

10,56

0,9

6,34

V. Titrasi
(Hcl) (mL)

4,4

92,8
40,3

suhu
(oC)
130,
3
146,
4
29,4
46,2

waktu = 20 menit , P = 2,0 bar, Q1 =3,46 m3/h


produk
stream + air+
kondensat
jerigen+
(kg)
jerigen ( kg)
(kg)
air (kg)

8,12

12,27

2,1

6,72

V. Titrasi
(Hcl) (mL)

4,8

97,7
41

suhu
(oC)
138,
7
153,
8
33,2
48

waktu = 30 menit , P = 2,8 bar, Q1 =3,46 m3/h


produk
stream + air+
kondensat
jerigen+
(kg)
jerigen ( kg)
(kg)
air (kg)
6,76
11,9
3,32
6,48

V. Titrasi
(Hcl) (mL)
6

Ti1
0
Ti1
4

VII.

97,5
41,8

Perhitungan.
P = 1,1 bar
Neraca Massa Keseluruhan:
L+V
F=
S
L
S

V
S

10,52 kg
10 mnt

=(

0,9 kg
10 mnt

)X

1 mnt
60 s

= 0,017533 kg/s + 0,0015 kg/s


= 0,01903kg / s
Neraca Enthalpi.
Penentuan Hf
Feed
(kg/s)

T(oC)

Hf( kJ/Kg)

40

167,5

45

188,4

0,01903

Hf pada 40,3C = y1 +

X+X 1
X 2X 1

= 167,5 kJ/Kg +

( y2 y1)
40,3 oC+ 40 oC
45 oC+ 40 oC

= 168,754 kJ/Kg

Penentuan HL

Dengan cara yang sama juga diperoleh :


produk
(L) (kg/s)
0,01753

T( oC
)
90

HL( kJ/K
g)
376,9

95

398

HL pada 92,8oC
388,716

(188,4 kJ/Kg + 167,5 kJ/Kg)

Penentuan Hv

produk
(V) (kg/s)
0,015

T( oC
)
90

Hv( kJ/K
g)
376,9

95

398

HV pada 92,8oC
388,716

Penentuan Hs dan Hc
Steam
P abs = 1,1 bar + 1,01325 bar
= 2,11325 bar

P ( bar)

Hs (kJ/Kg)

Hs pada 2,11325
bar

2
3

2707
2725

2709,039 kJ/Kg

P ( bar)

Hc(kJ/Kg)

Hc pada 2,11325
bar

2
3

504,7
561,5

511,1326 kJ/Kg

F . Hf + S. Hs = V . Hv + L . HL + S . Hc
S=

V . Hv+ L . HLF . Hf
(HsHc)
0,0015

kg
kJ
kJ
kJ
kg
kJ
x 388,716
+0,017533
x 388,716
0,01903 x 168,754
s
Kg
Kg
Kg
s
kg
kJ
kJ
(2709,039
511,1326
)
Kg
Kg

= 0,001905 kg/s

Penentuan Qp

T (oC)

Hg
(kJ/kg)

Hf( kJ/kg)

Lamda

117,9

2702,85

494,796

2208,054

m ( kg/s)
0, 962778

Qp = m . Lamda
= 0,962778 kg/ s . 2208,054 kJ/kg
= 2125,865 kJ/s
Qd= m . Cp . ( t2 t1 )
= 0,962778 kg / s . 83729,19764 kJ/kgoC . (117,9 44 )oC
= 5957273 kg/s

Qp = U . A . TLMTD
U =

Qp
A . TLMTD
2125,865 kJ / s
2,5 m 2.50,6274681 oC

=16,79614 kJ/s m2 oC

Daftar Pustaka
matekim.blogspot.com/2010/05/f-f-e.html
http://www.angelfire.com/ak5/process_control/evaporator.html

Pembahasan lina
Pada percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai umpan yaitu larutan KOH.
Disamping itu untuk mengetahui apakah climbing film evaporator yang dipakai bekerja
dengan efektif atau tidak dapat dilihat dan distilat yang dihasilkan. Apabila distilat jernih
terjadi evaporasi tetapi jika distilat berwarna maka proses evaporasi tidak terjadi dimana
umpan ikut teruapkan tidak hanya solvennya tetapi solutnya pun ikut teruapkan.
Umpan (larutan gula) dimasukkan kedalam separator (pemisah) untuk memisahkan
zat cair yang terbawa ikut dari uap. Zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam tabung sebagai
akibat dari peristiwa didih, zat cair yang terpisah kembali ke dasar tabung dengan gravitasi.
Umpan encer biasanya pada suhu sekitar suhu kamar, masuk ke dalam suatu sistem dan
bercampur dengan zat cair yang kembali dari separator. Umpan itu mengalir ke atas di dalam
tabung sebagai zat cair dalam jarak tertentu, yang tidak panjang, sambil menerima kalor dari
uap. Hasil dari kondensasi berupa distilat yang berwarna jernih dan di tampung di tangki
penampungan destilat. Suhu air pendingin yang keluar dari kondensor lebih tinggi dari pada
suhu masuk karena air itu menyerap panas dari kondensor.
Pada evaporasi ini terbukti bahwa volume titrasi berbanding lurus dengan konsentrasi,
semakin volume penitrasi yang dipakai maka akan semakin besar juga konsentrasinya dan
semakin pekat juga larutan KOH tersebut.

Anda mungkin juga menyukai