Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak kemih (diuresis) melalui kerja langsung
terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak
langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung
(digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran), atau merintangi sekresi hormon antidiuretik
ADH (air, alkohol) (Tjay, 2007).
Walaupun kerjanya pada ginjal,diuretika bukan obat ginjal, artinya senyawa ini tidak dapat
memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal,demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika
diperlukan dialysis,tidak dapat ditangguhkan dengan penggunaan senyawa ini. Beberapa diuretika pada
awal pengobatan justru memperkecil ekskresi zat-zat penting urin dengan mengurangi laju filtrasi
glomerulus sehingga memperburuk insufisiensi ginjal (Mutschler, 2010).
Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat
asing dan sisa pertukaran zat dari dalam darah dimana semuanya melintasi saringan ginjal kecuali zat
putih telur dan sel-sel darah. Fungsi penting lainnya adalah meregulasi kadar garam dan cairan tubuh.
Ginjal merupakan organ terpenting pada pengaturan homeostasis, yakni keseimbangan dinamis antara
cairan intra dan ekstrasel, serta pemeliharaan volume total dan susunan cairan ekstrasel. Hal ini terutama
tergantung dari jumlah ion Na+, yang untuk sebagian besar terdapat di luar sel, di cairan antar sel, dan di
plasma darah (Tjay, 2007).
Pengaruh diuretic terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan tempat kerja
diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat penggunaan suatu diuretik. Secara umum diuretic dapat
dibagi menjadi dua golongan besar yaitu, penghambat mekanisme transpor elektrolit di dalam tubuli
ginjal, dan diuretik osmotik. Obat yang menghambat transport elektrolit di tubuli ginjal adalah: (1)
benzotiazid; (2) diuretic kuat; (3) diuretic hemat kalium; dan (4) penghambat karbonik anhydrase dan
juga ada obat antagonis ADH (Nafrialdi, 2012).

Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum obat diuretik ini adalah sebagai berikut,
1. Mahasiswa mampu menjelaskan efek dari obat diuretik pada hewan percobaan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan volume urine yang dihasilkan oleh hewan akibat pemberian obat
diuretik
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kerja dari obat diuretik

Manfaat
Manfaat dari pembuatan laporan praktikum obat diuretik ini adalah sebagai berikut
1. Mahasiswa mampu mengetahui efek dari obat diuretik pada hewan percobaan
2. Mahasiswa mampu mengetahui volume urine yang dihasilkan oleh hewan akibat pemberian obat
diuretik
3. Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme kerja dari obat diuretik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi diuretik
Diuretik berasal dari kata dioureikos yang berarti merangsang berkemih atau merangsang
pengeluaran urin (Dorland,2011). Diuretika adalah senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang
lebih banyak. Jika pada peningkatan ekskresi garam-garam, maka diuretika ini dinamakan saluretika atau
natriuretika (diuretika dalam arti sempit) (Tjay, 2007). Menurut Nafrialdi (2012), diuretik ialah obat yang
dapat menambah pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan
adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menujukkan jumlah pengeluaran
(kehilangan) zat zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretic adalah untuk memobilisasi cairan edema,
yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali
menjadi normal.
Daftar Pustaka :
1. Mutschler, Ernst. 2010. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Bandung : ITB
2. Tjay, Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting, PT Gramedia ; Jakarta
3. Nafrialdi. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
4. Dorland, W.A Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland Ed.28 (Alih Bahasa :
AlbertusAgung Mahode). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai