PENDAHULUAN
2,3,5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Melasma adalah hipermelanosis didapat yang biasanya bilateral dan
seringkali simetris berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda
sampai coklat tua, mengenai area yang terpajan sinar ultra violet dengan tempat
predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu. 1,2
Selama tahun 2007-2011 tercatat ditemukan sebanyak 661 kasus Melasma
di Poli Kulit dan Kelamin RSU Haji Surabaya dan menempati urutan keenam dari
seluruh kasus kulit dan kelamin.
2.2
Etiologi
Sampai saat ini penyebab melasma belum diketahui pasti. Faktor kausatif
Epidemiologi
Melasma dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang tinggal di
daerah tropis.2 Wanita dengan tipe kulit yang lebih gelap, yaitu Latin, AfrikaAmerika, Afrika-Karibia dan Asia memiliki insidens terbanyak.4-6
Tidak hanya wanita, melasma juga biasa didapatkan pada pria (10 %) 2,4,6. Di
Indonesia perbandingan kasus wanita dan pria yaitu 24 : 1. Terutama tampak pada
wanita usia subur dengan riwayat langsung terkena pajanan sinar matahari.
Insidens terbanyak pada usia 30-44 tahun.2
2.4
Patofisiologi
Belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti bagaimana patogenesis
dari penyakit melasma8,9 . Beberapa hal yang sering dikaitkan dengan penyakit
melasma antara lain adalah pengaruh sinar matahari, kehamilan, penggunaan
hormon kontrasepsi dan kosmetik10.
Peningkatan produksi melanosom karena hormon maupun karena sinar ultra
violet. Kenaikan melanosom ini juga dapat disebabkan karena bahan
farmakologik seperti perak dan psoralen. Penghambatan dalam Malphigian cell
turnover, keadaan ini dapat terjadi karena obat sitostatik.2
Radiasi sinar ultraviolet memberikan stimulus terhadap peningkatan
aktifitas melanosit. Hal ini juga menjelaskan bahwa para pasien melasma adalah
orang-orang yang tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari cukup tinggi
atau saat musim panas9,11. Jika dikaitkan dengan aktifitas maka hal ini menjadi
penting. Umumnya penderita melasma hipersensitivitas terhadap radiasi sinar
ultraviolet sehingga paparan yang singkat terhadap matahari dapat menyebabkan
hiperpigmentasi11.
Estrogen diduga dapat menyebakan melasma hal ini terlihat timbulnya
melasma pada saat kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, dan hormone
replacement theraphy (HRT) pada wanita post menopause. 12
2.5
Manifestasi Klinis
Gambar 1. Melasma4
2.6
Klasifikasi
Berdasarkan gambaran klinisnya, melasma dapat diklasifikasikan menjadi2:
a. Bentuk sentro-fasial meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial,
bawah hidung, serta dagu (63%)
b. Bentuk malar meliputi hidung dan pipi bagian lateral (21%)
c. Bentuk mandibular meliputi daerah mandibula (16%)
Adapun bentuk pengklasifikasian setelah pemeriksaan lampu wood adalah
sebagai berikut9,13 :
Tabel 1. Klasifikasi melasma13
Tipe Melasma
Epidermal
Gambaran klinis
- Berbatas jelas
- Berwarna cokelat tua
- Terlihat lebih jelas dibawah
-
sinar
Memberikan respon yang baik
4
Dermal
terhadap pengobatan
Batas tidak jelas
Berwarna cokelat terang
Tidak berubah di bawah sinar
Memberikan respon yang buruk
Mixed
terhadap pengobatan
Kombinasi antara warna cokelat
2.7
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari melasma meliputi kelainan kelainan pada pigmen.4,15
a. Riehls melanosis yakni memiliki gambaran histopatologi infiltrat
inflamasi pada bagian epidermis-dermis dan infiltrat perivaskular
limfositik
bercak berwarna coklat muda sampai coklat tua terutama di dahi, malar,
belakang telinga dan sisi leher serta tempat-tempat yang sering terkena
sinar matahari.2,23
b.
c.
d.
e.
granula
berwarna
coklat
kehitaman
yang
diduga
f. Ephelid
Makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulit
yang sering terkena sinar matahari. Dan pada musim panas jumlahnya
akan bertambah lebih besar, dan gelap. 2,10,14,23
Gambar 7. Ephelid22
g.
Senile lentigo
Senile lentigo muncul hampir sama banyaknya baik pada pria dan
wanita paruh baya atau lansia. Bercak coklat berbentuk lingkaran
dengan ukuran yang bervariasi terjadi pada wajah, punggung tangan,
dan bagian ekstensor dari lengan yang terpapar sinar matahari.2,23
2.8
Diagnosis
7
3,4
3,15
2,3
Pengelupasan
kimiawi
dilakukan
dengan
dimana
dapat
meningkatkan
produksi
pigmen
dan
menggelapkan melasma.3,13
2.10 Prognosis
Biasanya melasma menetap selama beberapa tahun. Melasma yang
berkaitan dengan kehamilan akan menetap selama beberapa bulan setelah
melahirkan dan melasma yang berkaitan dengan pengobatan hormonal akan
10
3.1
3.2
Identitas Pasien
Nama
: Ny. AM
Alamat
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Tanggal masuk
No. RM
Anamnesa
Keluhan utama
Bercak-bercak kecoklatan pada wajah sejak 1,5 tahun ini.
Riwayat Penyakit Sekarang
11
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: kakak dan ibu memiliki keluhan
yang sama
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat
Riwayat Sosial Ekonomi
Suami pasien bekerja sebagai petani, sedangkan pasien adalah ibu rumah
tangga.
3.3
Pemeriksaan Fisik
12
: Cukup
: compos mentis
: 110/80 mmHg
: 98 x/menit isi dan tegangan cukup
: 28 x/menit tipe napas abdominal
: 36,5C aksila
: Kesan gizi cukup
:
:
:
:
:
Normal
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Normal, tidak ada deviasi, tidak ada sekret
Normal, tidak ada kelainan
Bibir tidak pucat, tidak ada kelainan
Torak
Abdomen
Ekstremitas
Superior
:
:
Inferior
tangan (-/-)
akral hangat, edema, deformitas, atrofi otot kedua
kaki (-/-)
b. Status dermatologis
Lokasi
:
Efloresensi
Regio zygomatica
Regio oralis
Regio nasalis
Regio orbitalis
Terdapat makula hiperpigmentasi berbatas tegas
dengan tepi tidak teratur dan simetris
13
3.4
Diagnosis Banding
1.
2.
3.
3.5
Melasma
Hiperpigmentasi pasca inflamasi
Efelid
Diagnosis Kerja
Melasma
14
3.6
Tatalaksana
Umum
Khusus
3.7
Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad fungsionam
Quo ad sanam
Quo ad cosmeticum
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Grawkrodjer DJ. Pigmentation. In: Dermatology an Illustrated Colour Text. 3rd ed.
British: Crurchill Livingstone; 2002: p.70-1
2. Soepardiman L. Kelainan Pigmen. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.
p.289-95
15
3. Damoa AS, Lambert WC, Schwartz RA. Melasma: Insight into a distressing
dyschromia. Aesthetic Dermatology. 2006; 8(1): p.1-6
4. Roberts WE. Melasma. In: Kelly AP, Taylor SC, editors. Dermatology for Skin of
Colour. New York: McGraw-Hill; 2009. p.332-6
6. Bleehen SS, Anstey AV. Disorders of Skin Colour. In: Burns T, Breathnach S, Cox N,
Griffiths C, editors. Rooks Textbook of Dermatology. 7th ed. Massachusetts :
Blackwell. 2004. p. 39.40
7. Kim EH, Kim YC, Lee ES, Kang HY. The Vascular Characteristics of Melasma.
Journal of Dermatological Science. 2007; 46: p.111-6
http://dermnetnz.org/colour/melasma.html
14.
15.
Lynde CB, Kraft JN, Lynde CW. Topical Treatments for Melasma and
18.
2010
June
25.
[cited
2011
Jan
22].
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/1069191-overview
20.
Anonym. Minocycline Pigmentation Photo. [online]. 2011. [cited
2011 Jan 22]. Available from: http://www.dermnet.com/MinocyclinePigmentation/picture/4431
21.
Anonym. Riehl Melanosis. [online]. 2010. [cited 2011 Jan 22].
Available from: http://dermaamin.com/site/atlas-of-dermatology/17r/1078-riehls-melanosis-.html
22.
Anonym. 2-freckle or ephelid. [online]. 2008 Jan 2. [cited 2010 May 20].
Available
from:
http://ourdermatology.blogspot.com/2008/01/2-freckle-or-
ephelid.html
23.
17