Anda di halaman 1dari 4

The Real Story

Sudah pukul 07.00 pagi, namun tak ada satupun sinar mentari yang tertangkap oleh
dua bola mataku. Terlihat gumpalan awan hitam yang sejak subuh bertengger di langit. Yang
kini menyisakan rintikkan air dan basahi minang putihku. Ku angkat rok abu-abu seraya
berjingkat menghindari genangan air. Aku memasuki area sekolah dengan tergesa-gesa,
mengingat sudah lima menit yang lalu aku terlambat. Tetapi tak hanya aku yang terlambat,
anak asrama putri yang lain masih banyak. Begitu pula dengan anak asrama putra yang lain.
Berhenti! Yang merasa gemuk berhenti! suara teriakan yang menggelegar disertai
cacian kembali terdengar. Suara khas satpam sekolah ini membuat perut semakin kenyang.
Akhirnya anak asrama putri yang merasa terlambat, mereka berhenti di depan kantor
Madrasah Aliyah. Sedangkan anak putra, berhenti di depan pos satpam.
Kalian kenapa terlambat? Mau di hukum model apa lagi? satpam sekolah
berkacak pinggang sembari melihat anak-anak berbaris rapi. Taka da satupun dari mereka
yang berani angkat bicara. Semua membisu dengan menundukkan kepala.
Ayo jawab! Kenapa terlambat? semua masih membisu. Kenapa diam semua? ayo
jawab! Apa kalian bisu? suara menggelegar itu kembali menyentakkan daun telinga setiap
insan. Hujan pak! karna kaget, anak asrama putri maupun putra segera menjawab dengan
singkat dan serempak.
Gara-gara hujan, kalian terlambat sekolah? tanyanya dengan suara yang khas
sembari mondar-mandirdan berkacak pinggang dengan sorotan mata yang amat tajam.
Jangan jadikan ini suatu alasan! Semua itu tak ada alasan untuk terlambat! kali ini ia angkat
bicara sembari menunjuk-nunjuk dengan berkacak pinggang.
Oke, hari ini saya dispen. Sekarang cepat masuk kelas masing-masing. Tetapi,
kalau besok terlambat lagi akan saya hukum!. Akhirnya, aku dan teman-teman hanya bisa
bersyukur dan menghela nafas panjang.
Hmmbaru saja jadi anak baru, belom-belom sudah terlambat! Gimana nanti?
dalam benakku berkata sambil menyusuri beberapa anak tangga. Tapi, aku harus bisa
berangkat awal OK! ku beri semangat pada diriku. Akhirnya aku tiba di depan kelas lalu
masuk bersama teman-teman sekelas dengan keadaan seragam sedikit basah karna rintikkan
hujan. Kulihat di setiap sudut kelas. Ternyata, delapan puluh persen murid terlambat. Karna
Sembilan puluh lima persen anak asrama dan sisanya anak penduduk.
Kejadian seperti ini sudah biasa di lalui. Tiada hari tanpa terlambat bukan karna
mereka malas atau lamban, namun ada kegiatan penting yang harus di ikuti di asarama,
seperti mengaji habis subuh setiap hari. Kecuali hari jumat sorogan kitab atau bisa disebut
bandongan. Bahkan mengantri mandi.
Bagi anak asrama yang terlambat pasti ada hukumannya. Semua itu tergantung yang
menghukumnya. Bagi anak putra biasannya hukumannya push up di depan kantor Madrasah
Aliyah atau depan pos satpam, dan lain-lain. Bagi anak putri hukumannya di guyur dengan

air satu gayung, di suruh wiridan sembariberdiri di depan kantor madrasah aliyah, dan lainlain.
****
Awal memasuki kelas XI Bahasa, selalu aja aku di jahili anak kelas. Yang disuruh
maju perkenalan diri di setiap guru-guru masuk. Ah, apalagi disuruh pakai bahasa jepang.
Untung saja aku bisa mengelaknya. Belum lagi yang dicomblangin sama anak putra. Lambat
laun aku terbiasa dengan suasana seperti ini, karna temanku sudah memberitahu. Hari demi
hari kulalui dengan kebersamaan yang teramat hangat. Ya, sehangat keluarga sendiri.
****
Sudah enam bulan aku menuntut ilmu di Madrasah Aliyah HM Tribakti Lirboyo
Kediri, tak terasa seiring bergulirnya waktu. Kini ujian kenaikan kelas di depan mata, pada
tangggal 02 juli 2013, mulai pukul 07.00 pagi sampai selesai. Akhirnya terlampau juga. Aku
sangat puas, karna kami berhasil lolos mengikuti berbagai macam rintangan. Di mulai dari
ujian MADIN, LBM, dan TQ. Kurasakan kebebasan. Ya, teramat bebas bagai burung terbang
bebas di langit.
****
Tanggal 22 juni 2013, pentas seni dan haflah akhirusannah dilaksanakan, suasana
hiruk pikuk di pagi itu. Siswa-siswi tampak sibuk menyiapkan kebutuhan masing-masing.
Ada yang menyiapkan dagangannya untuk standnya, siap-siap tampil untuk pentas seni,
menyiapkan mading 3D, dan lain-lain.
Aku tak kalah sibuk, karna aku dan kawan-kawan (Maris, Loly, Zinzun, Mbak Heni,
Mbak Hima, Mbak Fiah, Fashich, Nisrina, dan Pipit) juga mempersiapkan diri untuk tampil.
Kami menampilkan drama bahasa inggris yang berjudul Isnt about ten millions. Acara
pentas seni berlangsung hingga malam menjelang isya.
****
Keesokan harinya, acara akhirusannah di mulai. Aku dan anak-anak JKM wira-wiri
bangun pagi sekitar pukul 02.00, kami rewang menyiapkan nasi kotak untuk para tamu
undangan, wali santri, dan santri yang tamatan di ndalem kulon. Kami sangat antusias
mebantu Ibu Nyai, karna kami ngalap barokah marang Nyai.
Tak terasa sudah pukul 06.00, kami masih belum bersiap-siap ke aula muktamar
dan berganti seragam putih abu-abu. Kami malah asyik rewang. Tiba-tiba anak JKM ronorene datang sambil membawa mobil pick up untuk mengantar nasi kotak ke tempat lokasi
yang sudah siap. Disinilah kurasakan indahnya kebersamaan bersama keluarga JKM ronorene dan wira-wiri.
The End

Minang
Sorogan kitab / bandongan

: Kerudung almamater sekolah formal


: Membaca kitab kosongan disertai tanya jawab nahwu dan
shorof

MADIN

: Madrasah diniyah

LBM

: Lajnah bahtsul masail

TQ

: Tadris al-quran

Rewang

: Bantu-bantu

Tamatan

: Lulusan kelas 9 Tsawiyah, 12 Aliyah, 3 Tsanawiyah madin,


dan 3 Aliyah madin

Ngalap barokah marang Nyai : Mencari barokah kepada beliau


JKM

Profile

: Jamiyyah Khidmatul Mahad

Nama Lengkap
: Bthari Sekararum Segoro Putri
Nama Panggilan
: Bthari, Sekar, Arum, Puput, dan Echa
TTL
: Tulungagung, 11 Oktober 1996
Tinggi Badan
: 162cm
Nama Ayah
: Lindu Segoro
Nama Ibu
: Liya Lolitasari
Kewarganegaraan : Indonesia
Domisili
: Perum Pondok Benowo Indah Blok : BB-34
Hobi
: Menari
Motto
: Experience Is The Best Teacher
Pendidikan Terakhir : IAIN Tulungagung

Anda mungkin juga menyukai