Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTIK PROFESI MAHASISWA (PPM)


(individu)
GANGGUAN BELAJAR
DI DUSUN SIDOWAYAH DESA SIDOHARJO KEC. JAMBON KAB. PONOROGO
Disusun untuk melengkapi tugas dan
Memenuhi syarat matakuliah Praktik Profesi Mahasiswa

Disusun oleh :
TITUT ARUM FAIDA
28833133057

JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2016
1

BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan hal
yang harus dilewati dalam tahapan kehidupan manusia di dunia.
Perkembangan dan pertumbuhan

manusia berlangsung selama masa

kehidupannya, mulai dari masa dalam masa kandungan sampai masa


tuanya. Bahkan sifat ataupun karakter dari orang tua juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak melalui pewarisan dari kromosom
yang disumbangkan dari ibu dan ayah dalam proses pembuahannya.
Proses Perkembangan dan pertumbuhan seharusnya berjalan
sesuai dengan tahapan usia yang sedang dijalani. Banyak faktor yang
menyebabkan

terjadinya

ketidakseimbangan

perkembangan

dan

pertumbuhan dengan usianya. Ketidakseimbangan ini memiliki kategorikategori tertentu, salah satunya adalah retardasi mental.
Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang
menyeluruh
gangguan

secara

bermakna

adaptasi

sosial,

dan
dan

secara

langsung

bermanifestasi

menyebabkan
selama

masa

perkembangan.1 Periode perkembangan menurut definisi ini adalah mulai


dari lahir sampai umur 18 tahun. Gangguan adaptasi sosial menurut
definisi ini secara langsung disebabkan oleh penurunan fungsi intelektual.
Retardasi mental atau sering disebut idiot ternyata banyak
ditemukan di wilayah Desa Sidoharjo dengan mencapai angka 150 jiwa
dengan berbagai tahapan usia. Kebanyakan dari data yang diperoleh
adalah dalam usia 20 tahun ke atas dan sedikit yang masih dalam usia
dibawah 20 tahun. Retardasi mental memiliki tiga kategori yaitu ringan,
sedang, dan berat.
Tidak terlepas dari pembahasan retardasi mental di dusun
Sidowayah masih terdapat permasalahan lain yang juga menyertai
fenomena tersebut. Yang membuat takjub ternyata terdapat anak yang
1 Titi Sunarwati Sularyo dan Muzal Kadim (2000). Retardasi Mental. Vol 2 No. 3
3

lahir normal dan berkembang dan tumbuh dengan normal namun terlahir
dari pasangan kedua orang tua yang dua-duanya adalah retardasi mental.
Berkaitan dengan tumbuh kembang anak ternyata banyak anak
di dusun Sidowayah yang ternyata kurang mendapat perhatian secara
penuh karena kedua orang tua yang sibuk untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Karena mata pencaharian yang mereka andalkan adalah dari
berladang dan pekerjaan sampingan lainnya seperti mengolah hasil laang
alaing seperti ketela.
Dengan melihat kondisi keuarga yang seperti itu maka terjadilah
banyak kasus adanya gangguan belajar pada anak-anak disekitar RT 5 RW
3. Dari sinilah saya mengambil tema gangguan belajar dari seorang anak
yang memiliki bapak dengan gangguan pendengaran dan ibu yang
melahirkan anak pertama pada usia rawan melahirkan yaitu mendekati
usia 40 tahun.
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Profesi Mahasiswa
Tujuan program PPM Jurusan TP IAIN Tulungagung adalah :
a. Memberikan wahana aplikasi kelimuan bagi mahasiswa
b. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan asesmen yang sesuai
dengan kebutuhan pada bidang profesional dan kemasyarakatan.
c. Merangsang kemampuan intervensi psikoterapi terhadap problem
yang ditemukan di lapangan dengan pendekatan yang tepat
d. Memberikan pengalaman profesional mahasiswa sebagai calon
terapis, sehingga benar-benar menjadi lulusan yang siap pakai pada
bidang profesional dan kemasyarakatan.
Manfaat yang ingin diperoleh dari kegiatan PPM bagi mahasiswa
adalah:
a. Melatih berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang terkait
dengan bidang ilmunya.
b. Membuka wawasan konkrit tentang situasi dan kondisi lapangan yang
berkaitan dengan keahlian akademik atau bidang ilmunya.

c.

Melatih

mahasiswa

untuk

mengaplikasikan

pemahaman

dan

kompetensinya dalam melakukan usaha keilmuan melalui kegiatan


penelitian lapangan (field research)
d. Membuka wawasan mahasiswa dalam memahami dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan nyata di lembaga/instansi profesional
dan masyarakat yang berkaitan dengan bidang keahliannya.

C. Lokasi Pelaksanaan PPM


1. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan PPM Tasawuf Psikoterapi adalah di RT 05 RW
03 Dusun Sidowayah Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten
Ponorogo.
2. Deskripsi Tempat Pelaksanaan
Wilayah kampung idiot ini terletak di kaki gunung yang juga
berbatasan langsung dengan kabupaten Pacitan di balik gunung
tersebut. Kampung ini termasuk terletak di daerah yang cukup jauh
dari perkotaan kabupaten Ponorogo yaitu jarak tempuh hampir lebih
dari 1 jam. Wilayah yang terletak di kaki gunung menyebabkan
kesulitan air di saat musim kemarau panjang. Mata pencaharian utama
warganya adalah berladang. Ladang ini sekarang tidak bisa ditanami
padi karena air dari gunung yang dulunya dialirkan keladang untuk
pengairan padi di lading sekarang dialirkan ke pipa-pipa warga untuk
digunakan dan dikonsumsi setiap hari. Di musim kemarau mereka
harus bersusah payah untuk mengambil air di sungai atau sumber air
yang masih terdapat air.
Tanah di wilayah ini cenderung ke dalam tanah liat yang jika
musim hujan menjadi becek dan licin saat dilewati. Dengan kondisi
tanah seperti ini warga tetap mengakali lading sekitar rumah agar
tetap bisa ditanami tanam yang mungki bisa dipanen setiap hari,
misalnya seperti tanaman cabai, kacang panjang, atau terong.
5

3. Hal-hal lain yang dianggap penting


Wilayah kampung idiot ini diperkirakan terletak dalam garis
dengan kandungan mineral tanah yang rendah dan yang digunakan
sehari-hari pada musim penghujan adalah air dari sumber air dari
aliran air sumber di puncak gunung. Para warga berasumsi inilah salah
satu factor yang mungkin menyebabkan tingginya angka Retardasi
mental di dusun ini. Namun ini masih berupa asumsi warga, belum ada
lembaga terkait yang meneliti mengenai permasalahan ini.

BAB II
ASESMEN
A. Identifikasi Kasus
1. Subjek
Berikut adalah identitas klien :
Nama
: Ahmad Thiyibi
Tempat/tanggal lahir : Ponorogo, 2003
Alamat
: Dsn. Sidowayah, Ds. Sidoharjo, Kec. Jambon, Kab. Ponorogo
Jumlah Saudara
: 1 (satu)
Anak ke
: 1 (pertama)
2. Orangtua Klien
Berikut adalah identitas orang tua klien :
Nama Ayah
: Parno
Usia
: 43
Agama
: Islam
PendidikanTertinggi : SD
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Dsn. Sidowayah, Ds. Sidoharjo, Kec. Jambon, Kab. Ponorogo
Nama Ibu
: Nyamik
Usia
: 48
Agama
: Islam
Pendidikan Tertinggi : Tidak tamat SD
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Dsn. Sidowayah, Ds. Sidoharjo, Kec. Jambon, Kab. Ponorogo
3. Susunan Keluarga

4. Riwayat Hidup
Pada masa kehamilan dengan kondisi ekonomi dan wilayah
dusun Sidowayah serta latar belakang pendidikan yang kurang,
memungkinkan calon ayah dan ibu baru tidak melakukan pemeriksaan
secara teratur ke bidan terdekat. Sehingga memungkinkan si bayi
kekurangan asupan vitamin tambahan saat dalam kandungan.

Riwayat hidup klien adalah ia dilahirkan pada bulan puasa


dimana sang ibu tetap berpuasa walaupun dalam kondisi hamil tua.
Pada saat menjelang melahirkan sang ibu sempat kehabisan air ketuban
sehingga si bayi terpaksa dikeluarkan dengan Kop bayi di rumah sakit
kota Ponorogo.
Saat menginjak usia 1,5 tahun klien sempat memiliki benjolan di
dada sebelah kiri yang menurut dokter adalah tumor jinak. Klien sempat
di bawa ke rumah sakit kota untuk menjalani pengambilan benjolan
tersebut. Dan sampai saat ini benjolan itu tidak muncul dan tumbuh
lagi.
Masa sekolah klien sempat tidak naik kelas saat TK A dan kelas 2
SD. Dan seharusnya klien saat ini sudah masuk SMP kelas 1. Tapi
sekarang ternyata masih kelas 5 SD.

B. Jadwal Asesmen

C. Problematika
1. Keluhan/Problem Yang Dihadapi
Dari hasil observasi yang dilakukan, AT mengalami kesulitan dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran perhatian AT mudah teralihkan dengan sesuatu yang baru,
lambat dalam mengikuti instruksi, kesulitan mengikuti ritme atau meniru gerakan yang
dicontohkan. Selain itu AT juga selalu membuat kesalahan hitungan yang
sama, kesulitan dalam mengurutkan dan membedakan huruf, serta kehilangan huruf dan
angka saat menulis.
Saat klien diminta untuk mengerjakan soal matematika klien
tidak bisa mengerjakannya padahal soal tersebut adalah untuk kelas 2
SD. Kemudian klien diminta untuk membaca buku cerita anak TK ia juga
mengalami kasulitan dalam mengeja 1 kalimat saja. Selain itu klien
seharusnya sekarang duduk di kelas 1 SMP namun pada kenyataannya
masih duduk di kelas 5 SD.
Berdasarkan keluhan di atas dapat disimpulkan bahwa klien
mengalami gangguan dalam belajar.
2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui gangguan apa yang dihadapi AT
dan seberapa besar gangguan yang dialaminya. Sehingga dengan mengetahui secara
keseluruhan maka dalam pemberian intervensi(treatment) akan lebih tepat sasaran.
D. Anamnesis
1. Autoanamnesis(kluhan klien)
Keluhan yang disampaikan klien adalah ia mengakui bahwa ia
tidak bisa dan dalam dirinya ia terkadang menolak untuk diajari orang
dewasa disekitarnya. Saat klien datang ke posko PPM saya mencoba
untuk mengajarinya, awalnya ia menerima namun ketika dia mulai tidak
bisa ia akan meminta bantuan dari temannya. Dan ketika saya mencoba
9

untuk memperkuat persepsi bahwa ia bisa mngerjakannya, klien tetap


mempertahankan persepsi dirinya bahwa ia tidak bisa. Saat ditanya
kemauannya untuk belajar sebenarnya kemauannya untuk belajar
tinggi.

Namun

ia

menyadari

bahwa

keluarganya

sibuk

dengan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Kesadaran yang


negatif inilah yang membuatnya begitu pasrah menerima keadaannya.
Metode belajar klien ketika di rumah adalah dengan dibantu
bapaknya namun ketika ia sudah tidak mau belajar klien akan menangis
dan beranjak pergi ke kamar atau justru nonton TV. Dan dengan pola
asuh yang diterapkan kedua orang tua yang keduanya adalah pekerja di
ladang sehingga si klien kurang mendapat perhatian dari kedua orang
tuanya.
2. Alloanamnesis(informasi dari orag sehat disekitarnya)
Beradasarkan wawancara yang terekam atau tidak terekam saya
memperoleh informasi bahwa klien memiliki masalah dengan nilai
akademik yang menyebaban ia pernah tidak naik kelas sebanyak 2 kali
pada saat TK A dan kelas 2 SD. Nilai akademik inilah yang berkaitan
dengan cara belajar klien sehingga ia lambat dalam memahami materi
yang diajarkan di sekolah. Seperti klien belum bisa membaca dan
berhitung lancar pada taraf materi untuk kelas 2 dan 3 SD. Padahal anak
kelas 2 SD yang lain sudah mengerjakannya.
Para tetangga dan saudara terdekat juga mengakui bahwa klien
anak yang rajin membantu keluarga. Namun mereka sebenarnya juga
menyayangkan jika klien harus dalam kondisi seperti itu. Mereka juga
menyadari bahwa kondisi orang tuanya yang sibuk dan ayah yang
berkebutuhan khusus karena tidak bisa mandengar dengan baik itulah
yang menyebabkan si anak dalam kondisi seperti ini. Padahal saudarasaudara dari ayahnya ada juga yang terpelajar bahkan menjadi guru.
3. Latar Belakang Keluarga

10

Latar belakang keluarga klien yang kesemuanya bekerja di


ladang memungkinkan kurangnya perhatian dari orang dewasa di
sekitar klien. Karena walaupun ada paman klien yang masih dalam usia
produktif ia bekerja di luar daerah Sidowayah. Sehingga klien hanya
menerima perhatian dari ayah klien yang juga mengalami gangguan
pendengaran sejak kecil(tidak jelas apakah ini bawaan atau akibat
adanya gangguan setelah ia dilahirkan). Sedangkan sang ibu mengasuh
adik

klien

yang

masih

sangat

membutuhkan

perhatian

(terlalu

bergantung pada sang ibu).


4. Latar Belakang Pendidikan
Klien tinggal dengan bapak klien lulusan SD, ibu klien tidak tamat
SD, paman klien lulusan SMP, dan kakek klien yang telah menginjak usia
70, serta adik klien yang masih berusia 6 tahun.
Dengan pendidikan yang hanya lulusan SD ini memungkinkan
kurangnya informasi mengenai bagaimana memahami cara belajar
anak. Karena anak memiliki karakter dan cara belajar yang berbeda.
Dan keluarganya masih menerapkan cara belajar orang tuanya yang
telah

diperolehnya

dahulu,

sehingga

tidak

ada

perkembangan

dibandingkan masa sekarang.


5. Latar Belakang Pekerjaan
Bapak klien bekerja di ladang dan mencari rumput untuk ternak,
sang ibu juga mencari rumput untuk ternak dan kadang juga ikut
menjadi buruh bersama warga-warga lainnya. Ladang keluarga klien
ditanami

sesuai

pengahasilannya

musim
pun

yang

tidak

bisa

sedang

berlangsung.

dipastikan.

Dengan

Sehingga
ini

pun

mempengaruhi pola asuh yang diterapkan


6. Riwayat Pengasuhan
Dengan penghasilan keluarga yang bisa dikatakan pas-pasan
inilah akan membentuk pola asuh yang diterapkan keluarga kepadanya.

11

Orang dewasa di rumahnya yang semua sibuk bekerja dan saat dimana
harus berkumpul dan saling bercengkerama mereka hilang karena
dihabiskan hanya untuk meluapkan kasih sayang tanpa memperdulikan
bahwa sebenarnya si anak butuh kehadiran orang tua. Saat si anak ingin
meluapkan keluh kesahnya di sekolah tidak ditemuainya orang tuanya,
saat pulang. Sehingga si anak melampiaskan kesendiriannya kepada
teman-temannya, karena sepulang sekolah waktunya habis digunakan
untuk bermain. Sehingga si anak bisa dikatakan kurang perhatian dan
kasih saying.
7. Riwayat Kesehatan Fisik Dan Psikologis
Dengan riwayat sakit yang pernah dialami si klien, yaitu dengan
adanya benjolan di dada sebelah kiri yang bisa dikatakan tumor jinak
ini. Dan kurangnya vitamin tambahan saat hamil serta proses kelahiran
yang dramatis memungkinkan si klien mengalami adanya disfungsi otak
minimal,

yang

mungkin

bermanifestasi

dalam

berbagai

bentuk

gangguan psikiatrik, di antaranya ialah kesulitan belajar.


8. Latar Belakang Lain yang Terkait
Proses persalinan pada saa ibu puasa tidak begitu berpengaruh
jika dibandingkan dengan usia ibu yang melahirkan pada usia rawan
yaitu sekitar 40 tahun. Ini pun berkolaborasi dengan kondisi saat
melahirkan yang sampai kehabisan air ketuban padahal si bayi keluar.
Sehingga dengan terpaksa harus menggunakan alat bantu berupa kop
bayi.

12

BAB III
INTERPRETASI HASIL ASESMEN (SESUAI KASUS)
A. Aspek Intelektual
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, AT mempunyai
gangguan

organic

yaitu

gangguan dalam sistim saraf pusat/otak anak atau organ pendengaran


atau organ penglihatan, misalnya oleh karena adanya infeksi baik
langsung maupun tidak langsung pada otak, trauma pada otak, penyakit
bawaan, gangguan konduksi listrik ( epilepsi ), gangguan metabolic
sistemik, dll. Semua ini dapat yang menyebabkan timbulnya disfungsi otak
minimal, yang mungkin bermanifestasi dalam berbagai bentuk gangguan
psikiatrik, di antaranya ialah kesulitan belajar. Kesulitan belajar atau
learning disabilities, adalah tidak bisa bisa belajar karena gangguan
neuropsikologik. Yang terganggu adalah proses belajar, penyebabnya
adalah gangguan di sistem susunan saraf pusat atau otak. Kesulitan
belajar dapat timbul dalam pelajaran bahasa (bahasa baca dan bahasa
tulis)

dan

pelajaran

berhitung.

Meskipun penyebabnya karena gangguan otak, namun banyak klinikus


lainnya memandang gangguan ini dalam persepsi yang lain. Misalnya para
pedagog

atau

menghubungkan

para

guru

gangguan

akan

melihat

ioni

karena

aspek

dikdatis.

kemampuan

Psikolog

belajar

dan

intelegensia, tanpa peduli penyebabnya karena gangguan mekanisme


kerja otak.
Gangguan kesulitan belajar ini tidak sepenuhnya disebabkan
adanya gangguan dalam system otak, namun juga memungkinkan adanya
pengalaman atau memori yang belum secara benar dan tepat dimiliki oleh
klien yang dibenarkan pada masa pembelajaran. Misalnya ketika klien
mempelajari urutan angka ia menghafal dengan keliru tapi urutan yang
keliru ini dibenarkan oleh orang lain sehingga apa yang ada dalam
memorinya adalah apa yang telah dipelajarinya selama ini dan atanpa
13

adanya

orang

yang

mau

untuk

mengoreksi

urutan

tersebut.

Ini

memungkinkan terjadi pada saat ia belajar dengan sang bapak yang


memiliki gangguan pendengaran.
B. Aspek Sosial
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, AT memiliki pribadi
yang introvert yaitu pribadi yang tertutup dan cenderung pendiam. Klien
juga

lebih

suka

bermain

dengan

anak-anak

di

bawah

usianya

dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ini juga disebabkan anak


seusianya sudah menjalani sunat sedangkan klien belum disunat. Selain
itu anak-anak seusianya sudah masuk SMP kelas 1 sedangkan klien masih
duduk di kelas 5 SD. Ada unsure rasa malu dalam diri klien namun klien
seolah tak bisa merubah keadaan dengan segala latar belakang kondisi
yang dialaminya.
C. Aspek Emosional
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, masalah emosional AT
ternyata sangat mempengaruhi cara belajarnya, sehingga berakibat buruk
pada

prestasinya.

AT

seakan-akan

protes

terhadap

situasi

yang

dihadapinya lewat tingkah lakunya yang malas belajar. AT beranggapan


ibu tak pernah marah lagi pula tak ada yang perduli jika aku belajar atau
tidak. Karena kenyataan disiplin dan kontrol dari orang tua kurang sekali.
Ibu

fokus

pada

adiknya

daripada

kehangatan

emosi

keduanya.

Seharusanya ibu mampu membagi kasih sayang keduamya secara adil.


Termasuk cara bijaksana orang tua untuk mengatasi rasa iri dua
bersaudara AT dan adiknya yang cenderung usil dan suka mengganggu.
Kedua orang tua AT membiarkan AT tidak belajar ketika AT sudah
tidak mau belajar sama sekali. Ini menunjukkan bahwa kedua orang tua AT
tidak

memberi kesan kepada AT bahwa pekerjaan sekolah itu penting.

Sehingga akibatnya AT tidak terdorong untuk berprestasi.

14

Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai


perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa
belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman

D. Aspek Bicara Dan Bahasa


Dari hasil observasi yang telah dilakukan, AT memiliki cara bicara
yang tidak
E. Aspek Fisik Dan Motorik
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, AT
F. Dinamika Kepribadian
G. Diagnosis
Berdasarkan hasil asesmen dan wawancara diperoleh diagnose
bahwa klien AT mengalami:
1. Tidak naik kelas selama 2 kali saat Tk dan kelas 2 SD disebabkan
adanya gangguan belajar
2. Malas belajar, ini adalah sebuah bentuk protes dari klien karena
kurang perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua
3. Cara belajar yang kurang tepat, ini juga dipengaruhi bapak klien yang
mengalami gangguan pendengaran sejak kecil. Kondisi orang tua ini
memungkinkan terciptanya memori yang salah saat belajar.
4. Masih belum bisa membedakan bangun ruang.
5. Masih belum menguasai penjumlahan, pengurangan, apalagi
perkalian dan pembagian dengan baik.
6. Lingkungan keluarga yang kurang intim (kelekatan yang dibangun)
saat berkumpul
7. Orang dewasa dirumahnya semua sibuk di lading
8. Anak-anak dengan Learning Disorder yang tidak di terapi, akan
mempengaruhi kepercayaan diri mereka.
H. Prognosis
Bila kondisi ini tetap dipertahankan memungkinkan klien akan
tinggal kelas lagi karena cara belajarnya masih dangat memerlukan
15

pengarahan. Prognosis negatifnya ketika si klien sudah tidak mau belajar


orang tua justru membiarkannya tanpa memberikan pengertian bahwa
belajar dan mengerjakan tugas sekolah itu penting. Prognosis positif
Pola asuh yang diterapkan juga memerlukan pembenahan karena
jika

tidak

ini

akan

mempertahan

prognosis

negative

yang

perlu

dihilangkan.
I. Tinjauan Kasus (landasan teori)
Yang jadi permasalahannya adalah siapa yang akan meneruskan
cara belajar yang saya terapkan pada klien saat peserta PPM kembali ke
Tulungagung.

16

BAB IV
RANCANGAN PROGRAM TERAPI
A. Tujuan Intervensi
Intervensi yang saya terapkan adalah terapi perilaku dengan
tujuan yaitu:
1. Melemahkan atau mengeliminasi perilaku maladaptif
2. Memperkuat perilaku adaptif
3. Tidak adanya reaksi kecemasan yang bersifat melemahkan
B. Pendekatan/Teknik
Dengan tujuan seperti di atas saya menggunakan teknik
C. Rencana Intervensi
Dalam masa PPM kami yang selama 30 hari kami menjadwalkan
2 kali pertemuan dalam 1 minggu yaitu pada hari Minggu dan Selasa pada
pukul 08.00 sampai selesai.

METODE

SES

KEGIATAN

EVALUASI

WAKTU

TERAPI

TERAPI

TARGET

Ketrampila

Membuat

120

Celengan

menit

Bernyanyi

90 menit

Bermain

150

permainan

menit

CAPAIAN
n
Art
Therapy
Terapi
bermain

tradisional
Ketrampila
n

Membuat
kerajinan
tangan

17

TARGE

Art

therapy
Berwisata

Mewarnai

90 menit

gambar
I

Berkunjung

120

ke taman

menit

baca dusun

18

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa klien mengalami
gangguan belajar akibat kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang
tuanya. Itu disebabkan orang tua yang sibuk untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari sehingga melupakan tugasnya sebagai orang tua. Tugas orang
tua bukanlah hanya memenuhi kebutuhan fisik saja namun juga kebutuhan
psikologisnya berupa kehadirannya menghadapi keluh kesah dan cerita si
anak.
Dukungan dari orang tua juga sangat diperlukan dalam tumbuh
kembang anak. Selain itu sedikit paksaan dan hukuman juga diperlukan
untuk membuat anak bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan.
Seperti teori yang di ucapkan Erickson, bahwa disharmonis dan harmonis itu
diperlukan agar manusia tahu menempatkan dirinya. Misalnya seperti tugas
perkembangan pada anak usia sekolah yaitu industry vs inferiority bahwa ia
harus memiliki ketekunan dan rendah diri dimana ia harus tahu bahwa hidup
itu perlu sebuah aturan untuk membatasi kehidupan agar tidak mengganggu
kehidupan orang lain. Jadi menurut Erickson pada usia ini anak seharusnya
sudah diajari tentang hokum atau aturan yang ada di rumah, sekolah,
tetangga dan masyarakat. Selain itu ia harus mampu hidup bersama dengan
orang lain dan bekerja sama dengannya. Sehingga memiliki inisiatif yang
tinggi dan mudaj bergaul dan mencapai apa yang diinginkan. Dan sebaliknya
jika anak pemalu dan penuh rasa bersalah ia akan mengembangkan
perasaan inferior atau kurang berharga.
Belum selesai
Saran untuk keluarga klien sebenarnya inilah salah satu bentuk
protes klien terhadap kedua orang tuanya yang kurang perhatian dan kasih
sayang. Karena orang tua terlalu sibuk dengan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Sehingga melupakan tugasnya sebagai orang tua. Untuk
pembaca semoga dengan membaca tumpukan kertas penuh tinta ini bisa
19

sedikit memberi manfaat, sebagai calon orang tua atau yang sudah menjadi
orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan psikologis anak. Untuk
mahasiswa apabila masih ada kekurangan dalam laporan ini apabila ada
yang ingin melanjutkan semoga lebih mengetahui sebab dan hasil yang lebih
sempurna.

20

DOKUMENTASI

Saat memberikan terapi perilaku dengan memberi memori yang tepat dan
benar dalam hal berhitung

21

Saat memberi terapi dengan alat bantu yang lebih memudahkannya


menghitung

22

DAFTAR PUSTAKA
Sularyo, Titi Sunarwati dan Muzal Kadim. 2000. Sari Pediatri, Retardasi
Mental. Vol 2 No. 3. (Jurnal dengan topic khusus)
Musbikin, Imam. 2008. Mengatasi Anak-anak Bermasalah.Yogyakarta : Mitra
Pustaka
Nuryanti, Lusi, S. Psi., M. Psi, Psikolog. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : PT
Indeks

23

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar hadir
Panduan observasi
Hasil observasi
Guide wawancara
Verbatim wawancara
Surat-surat
Dokumentasi

24

Anda mungkin juga menyukai