-Anis Masruroh PATOFISIOLOGI HERPES ZOSTER Herpes zoster dan varisella merupakan infeksi akut primer yang ditularkan melalui virus varisella zoster (VZV), sebelum menderita penyakit herpes zoster pasien biasanya menderita varicella zoster (cacar air terlebih dahulu). Penderita yang terkena varicella zoster dapat sembuh atau penderita sembuh dengan virus yang menjadi laten (tanpa manifestasi klinis). Setelah penderita sembuh dari cacar, virus ini (VZV) berdiam di ganglion susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Terkadang, virus ini juga turut menyerang ganglion arterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala gejala gangguan motorik. (Handoko RP. Penyakit Virus Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-4, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005; halaman 110) Selama terjadinya infeksi varisela, VZV meninggalkan lesi dikulit dan permukaan mukosa ke ujung serabut saraf sensorik. Kemudian secara sentripetal virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik. Dalam ganglion ini, virus memasuki masa laten dan disini tidak infeksios dan tidak mengadakan multiplikasi lagi, namun tidak berarti ia kehilangan daya infeksinya. Bila daya tahan tubuh penderita manurun, akan terjadi reaktivasi virus. Virus mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Ini menyebabkan nekrosis pada saraf serta menjadi inflamasi yang berat dan biasanya disertai nevralgia yang hebat.VZV yang infeksius ini mengikuti serabut saraf sensorik/sehingga terjadi neuritis. Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf sensorik dikulit dengan gambaran erupsi yang khas untuk erupsi horpes zoster. (Prof. dr. Marwali Harahap, 2000 : halaman 93)