Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

A. Pengertian proteksi radiasi


Proteksi

yaitu

perlindungan,

sedangkan

radiasi yaitu pemancaran dan gelombang yang membawa tenaga melalui ruang,
tenaga

yang

dipancarkan

gelombang

melalui

ruang

dan

zat

antara,

pengobatan dengan zat radioaktif.


Proteksi radiasi yaitu cabang ilmu keselamatan manusia maupun lingkungan
berkaitandengan pemberian perlindungan kepada seseorang atau sekelompok
orang atupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan yang merugikan
kesehatan akibat paparan radiasi.
Untuk menghindari efek-efek yang yang merugikan tubuh manusia dan
makhluk biologis yang diakibatkan oleh radiasi pengion, perlu dilakukan tindakan
proteksi terhadap radiasi.
B. Tujuan proteksi radiasi
1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan dan membatasi
Peluang terjadinya efek stokastik sampai pada suatu nilai batas yang dapat
diterima oleh masyarakat.
2. Untuk meyakinkan bahwa pekerja atau kegiatan

yang

berkaitan

dengan

penyinaran radiasi dapat dibenarkan.


C. Ruang lingkup proteksi radiasi
1. Pengaturan fisika berbagai jenis radiasi dan zat radioaktif
2. Menentukan hubungan antara tingkat kerusakan biologi dengan dosis radiasi
yang diterimaorgan atau jaringan
3. Penelahaan transportasi radionuklida di lingkungan
4. Melakukan desain terhadap perlengkapan kerja, proses dan sebagainya untuk
mengupayakan keselamatan radiasi baik di tempat kerja maupun lingkungan.

D. Asas-asas proteksi radiasi


1. Justifikasi (pembenaran)
Manfaat harus lebih besar dari lingkungan yang di timbulkan.
2. Optimisasi
Paparan radiasi harus di berikan serendah mungkin dengan mempertimbangkan
factor ekonomi dan social.
3. Pembatasan Dosis Perorangan
Dosis yang diterima perorangan tidak melebihi nilai batas yang ditetapkan.
E. Macam-macam proteksi radiasi
Proteksi radiasi bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan sumber
pengion dibagi dalam beberapa golongan yaitu :
1. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi
Pada terapi dosis tertentu yang diberikan kepada penderita, jaringan
sehat sekitarnya perlu mendapat perlindungan sebaik-baiknya. Pada
penyinaran sekitar mata, mata harus mendapat perlindungan dengan
menggunakan timah hitam lead eye shield agar lensa mata terhindar dari
keruasakan. Pada penyinaran tumor yang tidak ganas dan terhadap anak-anak
perlu hati-hati dengan jumlah dosis yang diberikan, tidak diperkenankan
dilakukan berulang kali penyinaran oleh karena radiasi bersifat penyebab
kanker.
2. Proteksi terhadap pekerja diagnostic radiologi
Pekerja diagnostic radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung
sinar-X. untuk menghindari radiasi dari sinar-X dapat dibuat sekecil mungkin
50% tanpa mengganggu informasi medis yang diperlukan. Faktor yang perlu
diperhatikan dalam proteksi terhadap pekerja adalah:
a. Filter/filtration
Penyaringan/filter sangat berguna untuk mengurangi intensitas sinar-X
yang dihasilkan oleh tabung sinar-X. umumnya setiap unit sinar-X harus
mempunyai filter Al setebal 3 mm, jika tidak maka energi rendah sinar-X

yang seharusnya dihilangkan oleh filter akan mencapai pada tubuh,


sehingga tubuh akan lebih banyak menerima radiasi yang tidak
diperlukan.
b. Kollimator
Merupakan suatu cela yang berfungsi mengatur luas (area) dari bekas
sinar-X yang diperlukan. Menurut NEXT (Nationwide Evaluation of X ray
Trends), perbandingan antara luas bekas sinar dengan luas lempeng film
yang ideal adalah lebih kecil dari satu. Oleh sebab itu untuk proteksi
radiasi, kollimator harus diatur agar bekas sinar-X yang diterima oleh
tubuh secukupnya saja.
c. Kualitas film
Apabila digunakan kualitas film yang kurang sensitive akan diperoleh
gambaran yang kurang jelas sehingga diper;lukan sinar-X yang lebih keras
agar diperoleh gambaran yang jelas, hal ini dapat menimbulkan radiasi
semakin besar.
d. Distribusi dari hasil luas penyinaran
Ini dapat diperoleh dengan mengukur total radiasi pada penderita.
Hasil luas penyinaran berkaitan dengan perkalian penyinaran dalam
Roentgen dan luas penyinaran dalam cm2 (Rap). Selain apa yang disebut
diatas, setiap pegawai yang berkecimpung dengan sinar-X maupun
operator harus memakai led apron dan berdiri dibelakang dari arah sinar.
Harus memakai film badge sehingga jumlah dosis yang diterima dapat
diketahui dan apabila ada kesalahan dan kelainan dalam proteksi dapat
segera diselidiki. Petugas dilarang memegang tabung radium atau jarum
radium dengan tangan, melainkan harus menggunkan alat pemegang
khusus yaitu long handled forcep. Tidak diperkenankan menggunakan
sarung tangan berlapis timah hitam pada waktu bekerja dengan radium
oleh karena sinar gamma hasil pancaran radium dengan mudah dapat
menembusnya. Menurut hukum kuadrat terbalik Invers Square Law:

Dosis radiasi berbanding langsung dengan jumlah radium serta


lamnaya waktu bekerja dan berbanding terbalik dengan jarak dari
radium.
Hukum ini berlaku bagi mereka yang menggunakan radium untuk
radiasi. Terapi pada penderita dengan terapi internal radiation yaitu yang
menggunkan radioisotope yang dimasukkan ke dalam tubuh yang sakit.
Tindakan/usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah radiasi terhadap
petugas meliputi:
1. Penderita harus tinggal dalam satu ruangan khusus
2. Perawatan jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
3. Pada waktu membersihkan penderita, jangan terlalu dekat dengan
sumber radiasi
4. Menggunakan pakaian terlindung
5. Pasien-pasien yang secara permanen/menetap ditanmkan bahan
radioaktif ke dalam tubuhnya, atau yang menerima dosis terapi, harus
berada di rumah sakit samapai intensitas radiasi disekitar pasien
tersebut mencapai tingkat keselamatan
6. Kotoran penderita harus ditampung pada suatu tempat dan dibuang
pada tempat tertentu
F. Penggunaan Alat Ukur Radiasi
Berdasarkan kegunaannya, alat ukur radiasi dapat dibedakan menjadi
1. Alat ukur proteksi radiasi
2. Sistem pencacah dan spektroskopi

Alat ukur proteksi radiasi digunakan untuk kegiatan keselamatan kerja dengan
radiasi, nilai yang ditampilkan dalam satuan dosis radiasi seperti Rontgent, rem,
atau Sievert. Sedangkan sistem pencacah dan spektroskopi digunakan untuk
melakukan pengukuran intensitas radiasi dan energi radiasi secara akurat. Sistem
pencacah lebih banyak digunakan di fasilitas laboratorium.

1. Alat Ukur Proteksi Radiasi


Sebagai suatu ketentuan yang diatur dalam undang-undang bahwa setiap
pengguna zat radioaktif atau sumber radiasi pengion lainnya harus memiliki
alat ukur proteksi radiasi. Alat ukur proteksi radiasi dibedakan menjadi tiga
a. Dosimeter perorangan
b. Surveimeter
c. Monitor kontaminasi
Dosimeter perorangan digunakan untuk mencatat dosis radiasi yang telah
mengenainya secara akumulasi dalam selang waktu tertentu, misalnya selama
satu bulan. Contoh dosimeter perorangan adalah film badge, TLD dan
dosimeter saku. Setiap pekerja radiasi diwajibkan menggunakan dosimeter
perorangan.
Surveimeter digunakan untuk mengukur laju dosis (intensitas) radiasi secara
langsung. Surveimeter mutlak diperlukan dalam setiap pekerjaan yang
menggunakan zat radioaktif atau sumber radiasi pengion lainnya agar setiap
pekerja mengetahui atau dapat memperkirakan dosis radiasi yang akan
diterimanya setelah melaksanakan kegiatan tersebut. Surveimeter harus bersifat
portabel, mudah dibawa dalam kegiatan survei radiasi di segala medan.
Monitor kontaminasi digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi zat
radioaktif, baik di udara, di tempat kerja, maupun yang melekat di tangan, kaki
atau badan pekerja. Peralatan ini mutlak diperlukan bagi fasilitas yang
menggunakan zat radioaktif terbuka, misalnya untuk keperluan teknik perunut
menggunakan zat radioaktif.
2. Sistem Pencacah dan Spektroskopi
Sistem pencacah dan spektroskopi digunakan untuk aplikasi yang
memanfaatkan zat radioaktif atau sumber radiasi pengion lainnya. Sebagai
contoh aplikasi thickness

gauging untuk mengukur tebal lapisan, level

gauging untuk menentukan batas permukaan fluida, XRF untuk menentukan


jenis dan kadar material, dan sebagainya.

Sistem pencacah digunakan untuk mengukur kuantitas (jumlah) radiasi


yang mengenai detektor. Salah satu contoh penggunaan sistem pencacah adalah
pada aplikasi pengukuran tebal kertas, sebagaimana gambar berikut.
Metode di atas dapat digunakan untuk pengukuran lapisan bahan yang lain,
misalnya plastik atau bahkan lapisan logam. Tentu saja untuk setiap jenis
bahan diperlukan pengaturan jenis sumber radiasi dan detektor yang berbeda.
Sistem spektroskopi mempunyai prinsip yang sangat berbeda dengan
pencacah karena alat ini mengukur energi dari setiap radiasi yang mengenai
detektor. Hasil pengukuran alat ini berupa spektrum distribusi energi radiasi.
Terlihat dari contoh spektrum di atas bahwa terdapat beberapa tingkat
energi yang menghasilkan cacahan relatif lebih tinggi dari pada daerah lain.
Posisi atau tingkat energu tersebut disebut sebagai puncak energi (energy
peak).
Spektrum energi radiasi yang ditandai oleh puncak-puncak energinya
merupakan karakteristik dari setiap unsur atau zat radioaktif. Sehingga jenis
unsur atau isotop yang terkandung di dalam suatu bahan dapat ditentukan bila
spektrum energinya dapat diukur.
Salah satu contoh aplikasi yang harus menggunakan sistem spektroskopi
adalah penentuan jenis dan kadar unsur yang menerapkan metode XRF (X ray
fluresence) dan metode NAA (neutron activation analysis).

Anda mungkin juga menyukai