Ulfa Maftuchah
03091003013
Intra Lesmania
03091003043
Adesta Midkasna
03091003045
Gita Erlangga
03091003053
Rosmawati
03091003059
03091003069
M. Nasir Sulas
03081003076
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemilihan Produk
Salah satu dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan
masyarakat ialah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari
lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan, berbentuk cair dalam suhu kamar dan
biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan
dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung dan
kedelai. (Ketaren, 1986)
Minyak goreng dapat digunakan hingga 3-4 kali penggorengan. Jika digunakan
berulang kali, minyak akan berubah warna. Zat warna dalam minyak terdiri dari dua
golongan, yaitu zat warna alamiah dan warna dari hasil degradasi zat warna alamiah.
Zat warna tersebut terdiri dari dan karotein, xanthofil, klorofil dan anthosyanin.
Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan dan
kemerahmerahan. (Djatmiko dan Widjaja, 1973, Ketaren, 1986)
Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh
yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan asam lemak jenuhnya. Setelah
penggorengan berkali-kali, asam lemak yang terkandung dalam minyak akan semakin
jenuh. Dengan demikian minyak tersebut dapat dikatakan telah rusak atau dapat
disebut minyak jelantah. Suhu yang semakin tinggi dan pemanasan yang semakin
dengan kadar asam lemak jenuh yang tinggi akan mengakibatkan makanan yang lama
akan meningkatkan kadar asam lemak jenuh dalam minyak. Minyak nabati lama lama
akan meningkatkan kadar asam lemak jenuh dalam minyak. Minyak nabati dengan
kadar asam lemak jenuh yang tinggi akan mengakibatkan makanan yang digoreng
menjadi menjadi berbahaya bagi kesehatan, seperti deposit lemak yang tidak normal,
kanker, kontrol tidak sempurna pada pusat syaraf. (Djatmiko dan Widjaja, 1973,
Ketaren, 1986)
Garam dari alkali asam lemak merupakan sabun dari reaksi saponifikasi dengan
cara memanaskan lemak dan Kalium Hidroksida (KOH) sampai terhidrolisis
sempurna. Pada penelitian terdahulu, Nur Asyiah (2009), telah berhasil membuat
sabun Natrium Hidroksida dengan konsentrasi NaOH 40% dan temperatur proses
penyabunan 450C dari minyak goreng bekas. Untuk proses pemurnian minyak goreng
bekas, dilakukan proses netralisasi dengan menambahkan NaOH 15% dan proses
bleaching dengan menggunakan arang aktif buatan sendiri dari arang tempurung
kelapa sebanyak 7,5% dari berat minyak goreng yang digunakan. Nur Asyiah
menemukan bahwa konsentrasi NaOH dan temperatur proses pembuatan sabun mandi
mempunyai pengaruh yang penting terhadap kualitas sabun yang dihasilkan, yaitu
bila konsentrasi NaOH yang digunakan > 40% maka sabun yang dihasilkan adalah
sabun keras yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Sedangkan bila konsentrasi
NaOH yang digunakan < 40% maka sabun yang dihasilkan adalah sabun yang sulit
berbusa dan sukar membentuk sabun padat. Minyak yang digunakan berupa minyak
goreng bekas (menggoreng tahu, tempe) setelah pemakaian 1 4 kali penggorengan.
1.2. Kapasitas Pabrik
Dengan menggunakan ekstrapolasi, maka diperoleh kapasitas pabrik yang alkan
dibangun adalah sebesar 1426 ton/tahun. Data kebutuhan sabun adalah sebagai
berikut :
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Kapasitas (ton)
285,2
570,4
855,6
1140,8
1426
Grafik Ekstrapolasi :
: CH2COOC17H35
CHCOOC17H35
CH2COOC17H35
Berat Molekul
: 875.392 kg/kmol
Titik lebur
: 66.4 oC
Titik didih
: 310 oC
Wujud
: Cair
Densitas
: 642.656 kg/m3
: 1048.3 Kj/kmol
Hf(298)
: -504.5 Kj/kmol
SPGR
: 0.89(80/4C)
Kelarutan
: NaOH
Berat Molekul
: 40.1 kg/kmol
Titik lebur
: 322.85 oC
Titik didih
: 1556.86 oC
Wujud
: Padat
Densitas
: 2130 kg/m3
Tkritis
: 2546.85 oC
Pkritis
: 250 bar
Tekanan uap
: 1 mm pada 793 oC
Kelarutan
Cp
: 0,479 Kkal/kg K
1.3.3. Air
Rumus molekul
: H2O
Berat molekul
: 18,016 gr/mol
Wujud
: Liquid
Warna
: Tak berwarna
Titik beku, Tf
:0oC
Titik didih, Tb
: 100oC
Densitas
Berat jenis
: 998 kg/m3
Spesific gravity
:l
: 374,3 oC
: 79,9 atm
: 33,6589 kJ/mol K
1.3.4. Gliserol
Rumus molekul
: C3H5(OH)3
Berat Molekul
: 92.09 kg/kmol
Titik lebur
: 18.18 oC
Titik didih
: 287.85 oC
Wujud
Densitas
: 874.095 kg/m3
Tkritis
: 576.95 oC
Pkritis
: 75 bar
: 254.40 Kj/kmol
Hf(298)
: 665.9 Kj/kmol
SPGR
: 1.26(50/4C)
Kelarutan
: C17H35COONa
Berat Molekul
: 306 kg/kmol
Wujud
Titik didih
Moisture content
: 0,1 %
Iodine value
: 55
Acid value
: 252-270
Cp (298 K)
: 0,234 Kkal/kg K
Kelarutan
Sumber Friadi, Ade L.2009. Tugas akhir perancangan sabun padat : Universitas Sumatera
Utara
BAB II
PROSES PEMBUATAN SABUN
2.1.
saat ini telah dikenal tiga macam proses pembuatan sabun, yaitu proses saponifikasi
trigliserida, netralisasi asam lemak dan proses saponifikasi metil ester asam lemak.
Perbedaan antara ketiga proses ini terutama disebabkan oleh senyawa impuritis yang
ikut dihasilkan pada reaksi pembentukan sabun. Senyawa impuritis ini harus
dihilangkan untuk memperoleh sabun yang sesuai dengan standar mutu yang
diinginkan. Karena perbedaan sifat dari masing masing proses, maka unit operasi
yang terlibat dalam pemurnian ini pun berbeda pula.
Proses ini menggunakan Asam Lemak sebagai bahan baku disamping basa
alkali. Pada proses ini tidak dihasilkan gliserol tetapi dihasilkan air sebagai produk
samping. Reaksi yang terjadi adalah reaksi antara asam lemah dengan basa kuat.
Suhu reaksi pada proses ini berkisar antara 80 95 0C (Othmer, 1976) dan tekanan
operasi 1 atm. Sodium klorida juga ditambahkan dalam reaksi dan berguna untuk
mengurangi viskositas hasil reaksi sehingga memudahkan transportasi hasil reaksi
melalui pompa. Reaksi netralisasi berlangsung dalam reaktor sirkulasi yang terdiri
dari turbodisper dan mixer. Turbodisper berfungsi untuk menghomogenkan
campuran reaktan sedangkan mixer berfungsi untuk memberikan waktu tinggal yang
cukup bagi reaksi reaktan untuk bereaksi tuntas. Kecepatan putaran pengadukan
dalam turbodisperser berkisar antara 40 50 rps dan dalam mixer berkisar 15 20
rps (Spitz, 1995). Konversi reaksi asam lemak yang diperoleh dengan cara ini dapat
mencapai lebih dari 99,9% (Othmer, 1976).
Setelah reaksi netralisasi tuntas (diketahui dari conduktivity controller) maka
sabun yang terbentuk dapat langsung dikeringkan dalam unit yang sama seperti pada
proses saponifikasi trigliserida tetapi biasanya zat tambahan, seperti pelembab,
antioksidan, pengatur pH ditambahkan sebelum proses pengeringan. Proses
netralisasi ini pertama kali dikembangkan oleh Mazzoni. Proses ini telah
dikembangkan dengan menggunakan Na2CO3 bersama sama dengan NaOH dan
prosesnya disebut dengan nama Mazzoni CC. Sedangkan proses yang hanya
menggunakan NaOH dikenal dengan nama Mazzoni LB.
Pada proses yang menggunakan Na2CO3, gas CO2 dihasilkan sebagai produk
samping reaksi sehingga harus disingkirkan sebelum masuk ke mixer untuk
mencegah naiknya tekanan dalam mixer. Untuk itu, pada proses ini digunakan dua
unit turbodisperser, unit pertama digunakan untuk menghomogenkan dan
mereaksikan Na2CO3 dengan Asam Lemak dan terhubung ke unit pemisah gas, unit
kedua digunakan untuk menghomogenkan dan mereaksikan campuran sabun yang
keluar dari pemisah gas, NaOH segar dan Asam Lemak segar dan terhubung dengan
mixer.
NaOH
Metil Ester
2.2.
RCOONa
+ CH3OH
Sabun
Metanol
utama yang cukup menentukan tingkat keberhasilan proses saponifikasi dalam reaktor
adalah sebagai berikut :
2.2.1. Suhu Operasi
Proses Safonifikasi Trigliserida dapat berlangsung pada suhu kamar dan
prosesnya sangat cepat sehingga sesuai untuk produksi skala besar. Pada proses
industri, suhu reaksi saponifikasi dipilih berada di atas titik cair bahan baku dan
biasanya berada dibawah titik didih air (tekanan operasi 1atm). Hal ini bertujuan:
a. Memudahkan pencampuran antar reaktan.
b. Daya pengadukan dapat direduksi menjadi lebih kecil.
Uraian Proses
Pada proses pembuatan sabun ini diambil dari patent US 6265370 yang terbit
2.3.1. FLOWSHEET
H-01
T-04
P-04
EDTA
Gliseri
n
MT-01
T03
G-01
R-01
C-01
steam
B01
air
MT-02
S-01
P-05
Uap
D-01
T-02
P-03
P-06
P-02
Pewarn
a
Blending
Ekstrak
tumbuhan +
H2O
T-01
NaCl
T-05
H2
O
O
Blending
Ekstrak
tumbuhan +
H2O
Parfum
P-01
T-06
Keterangan Peralatan :
T = Tanki
B = Boiler
G = Grinder
H = Heater
P = Pompa
R = Reaktor
MT = Mixing tank
C = Cooler
S = Separator
D = Dryer
Tahap awal proses adalah pre treatment bahan baku, dimana bahan baku pada
T-03 yaitu NaOH yang berupa padatan digerus terlebih dahulu hingga berbentuk
powder dengan G-01 dicampur dengan larutan garam pada T-04 dalam MT-01.
Campuran yang keluar dari MT-01 dipanaskan terlebih dahulu dengan H-01 hingga
mencapai temperatur 40 oC, baru kemudian dipompakan ke R-01. Minyak jelantah
dalam T-02 dipompakan ke R-01 yang telah dilengkapi dengan pemanas. Suhu
pencampuran dalam R-01 adalah 80 oC. Panas reaksi tersebut diperoleh dari
saturated steam yang dihasilkan oleh boiler B-01. Jika suhu tersebut telah dicapai
barulah ditambahkan pewarna dan parfum yang sebelumnya diperoleh dari ekstrak
tumbuh-tumbuhan yang disesuaikan dengan permintaan konsumen. Di dalam R-01
inilah terjadi reaksi penyabunan, yaitu sebagai berikut :
H2C-O-CO-C17H35
HC-O-CO-C17H35 + 3NaOH
H2C-OH
kalor
HC-OH
+ 3C17H35COO Na
H2C-O-CO-C17H35
H2C-OH
gliserin tristearat
gliserol
Na - Stearat
Output dari R-01 akan didinginkan di C-01 hingga mencapai suhu ruangan
(30 oC), setelah itu dipompakan ke S-01 untuk memisahkan produk sabun dengan
gliserol. Larutan garam akan keluar dari S-01, karena fungsi dari larutan garam ini
adalah sebagai agen penggumpal dan tidak ikut bereaksi selama proses berlangsung
dan direcycle kembali ke T-04. Gliserol akan disimpan dalam T-05. Sedang sabun
akan masuk ke MT-02 untuk dicampurkan dengan pelembut yaitu EDTA dan
Gliserin. Output dari MT-02 akan masuk ke vacuum dryer D-01 untuk menguapkan
kandungan airnya. Sabun yang telah terbentuk akan di simpan dalam T-06 baru
kemudian dicetak dan dipasarkan ke konsumen.
BAB III
NERACA MASSA
= 198,055 kg/jam
Spesifikasi mutu sabun yang akan digunakan dalam perhitungan pra rancangan ini di
tabulasi pada tabel di bawah ini.
PARAMETER
sabun
parfum
RANGE FRAKSI, %
87.5
gliserin
7.3
EDTA
0.2
H2O
0.1
(Riegel, 1985)
3.1. Neraca massa reaktor
NaOH
H2O
Garam
T = 40 oC
P = 1 atm
2
Minyak jelantah
T = 30 oC
P = 1 atm
1
REAKTOR
4
Reaksi Safonifikasi :
Parfum
T = 30 oC
P = 1 atm
3
3
Sabun
Gliserol
H2O
Garam
Parfum
T = 80 oC
P = 1 atm
(C7H35COO)3 + 3 NaOH
Minyak nabati
3 C17H35COONa + C3H5(OH)3
Basa kuat
Sabun
Gliserol
Berdasarkan tabulasi spesifikasi mutu sabun (Riegel 1985), diperoleh fraksi mol
sabun yaitu 87.5 %, sehingga diperoleh
Fsab3 = 0.875 x 198.055 kg/jam
= 173.298 kg
Minyak jelantah terkonversi sebanyak 99.5% (Splitz, 1995), sehingga :
Mol sabun kmol
Mol minyak jelantah =
= 0.5894 x 0.995 kmol
= 0.1954 kmol
Fminyak jelantah
= F1
= 1/3 x BM x mol minyak jelantah
= 1/3 x 936 kg/kmol x 0.5864 kmol
= 182.9568 kg
Mol NaOH
=
=
= 1.7593 kmol
FNaOH
=
=
= 0.5864 kmol
Fgliserol
Material
Input (kg)
Output (kg)
1.
70.3743
70.3743
2.
NaOH
70.3743
3.
Minyak jelantah
182.9568
4.
Sabun
173.298
5.
Impuritis
26.084
6.
Gliserol
53.9488
Total
323.7054 kg
323.7051
gliserol
sabun
separator
H2O
H2O
Garam
5 gliserol
Parfum
garam
Fgliserol4
= Fgliserol3 =53.9488
Fgaram4
Air
= 70.3743 28.149
= 42.2245 kg
Material
Input (kg)
Output(kg)
173.298-173.2984.Gliserol
TotalSabun
297.6203 kg
297.6203
10
MIX POINT
11
H2O
parfum
sabun
EDTA
Gliserin
Sabun : Fsabun4 = Fsabun3 = 173.298 kg
EDTA : F11EDTA = F8EDTA = 0.002 x 198.055 kg/jam
= 0.3961 kg
Gliserin : F11gli = F10gli
Material
Input (kg)
Output (kg)
41.
2
.
2
2
4
5
4
2
.
2
2
4
5
12.
7
3
.
2
9
8
1
7
3
.
2
9
8
A
i
r
- 3.
9
.
9
0
2
7
9
.
9
0
2
7
S
a
b
u
n
- 4.
0
.
3
9
6
1
0
.
3
9
6
1
p
a
r
f
u
m
- 5.
1
4
.
4
5
1
4
.
4
5
E
D
T
A
Totalgliserin
3.4.
240.2713
240.270
Sabun
H2O
parfum
gliserin
EDTA
12
DRYER
parfum 5%
sabun 87.5%
13
H2O
14
H2O 0.1%
EDTA 0.2%
Gliserin 7.3%
Material
Input (kg)
Output(kg)
Aliran12Aliran 13Aliran 14
42.224542.18220.04231.
173.298-173.2982.Air
9.9027-9.90273.Sabun
0.39610.39614.parfum
14.45-14.455.EDTA
Totalgliserin
240.2713 kg
240.270 kg
BAB IV
NERACA PANAS
Perhitungan Neraca Panas :
Kapasitas Produksi
: 1426 ton/tahun
Operasi Pabrik
: 300 hari/tahun
Suhu Referensi
: 25oC (298oK)
Satuan Perhitungan
: kkal/jam
= 140oC = 413 K
Tekanan
= 3,1216 atm
HL
= 589,1 kJ
HV
= 2.733,1 kJ
HLV
= 2.144 kJ
= 1,9915
H0f gliserol
= 584,9232
H0f minyak
= -122,18
H0f NaOH(s)
= -426,7262
H0f NaOH(l)
= -416,88
H0f H2O
= -58,7
= -411,12
= -385,92
Cp (kkal/kg.K)
0,234
1,0
0,479
0,576
0,0087
8.8
-CH2-
6.2
5.3
CH=
-COOH
19.1
2.9
C=
2.9
O
C=O
14.5
NaOH +NaCl
Heater
NaOH + NaCl
Kondisi Operasi :
Tin
= 30 C
Tout
= 40 C
= Qsteam / HLV
= 0,72747 kg/jam
= m . Hv
= 1.988,2483 kJ/jam
= m . HL
= 428,5523 kJ
Tabel Neraca Panas Heater (H-01)
Minyak jelantah
T = 30 oC
P = 1 atm
Steam
T = 140 oC
P = 3.1216 atm
1
REAKTOR
4
Parfum
T = 30 oC
P = 1 atm
Sabun
Gliserol
H2O
Garam
Parfum
T = 80 oC
P = 1 atm
Q = m.Cp. t
Minyak jelantah : Qin = 190,974 x 0,3852 x (30 - 25)
Qin = 367,81592 kkal/jam = 1.538,9787 kJ/jam
H2O : Qin = 15 x 1,0 x (40 - 25)
Qin = 225 kkal/jam = 941,4226 kJ/jam
Neraca panas masuk pada alur 2:
NaOH : Qin = 77,64 x 0,479 x (40 - 25)
Qin = 559.1484 kkal/jam = 2.339,5331 kJ/jam
Neraca panas masuk pada alur 3 :
Q = m.Cp. t
NaCl (garam) : Qin = 10 x 0,0087 x (40 - 25)
Qin = 1,305 kkal/jam = 5,46025 kJ/jam
Neraca panas masuk pada alur 4 :
Q = m.Cp. t
Parfum : Qin = 19,409 x 0,458 x (30 - 25)
Qin = 44,44661 kkal/jam = 185,9691 kJ/jam
Total panas masuk = 5.011,36375 kJ/jam
Neraca panas keluar pada alur 5 :
Q = m.Cp. t
Sabun : Qout = 178,249 x 0,234 x (80 - 25)
Qout = 2294,0646 kkal/jam = 9.598,5967 kJ/jam
H2O : Qout = 15 x 1,0 x (80 - 25)
Qout = 825 kkal/jam = 3.451,8828 kJ/jam
Qs in
= m . Hv
= 22.939,2363 kJ/jam
= m . Hl
= 4.944,387 kJ/jam
No.
QOutput (kJ/jam)
1.
Garam
5,46025
20,0209
2.
NaOH
2.339,5331
3.
Minyak jelantah
1.538,9787
4.
Sabun
9.598,5967
5.
Parfum
185,9691
2.045,6598
6.
Gliserol
7.890,0431
7.
Air
941,4226
3.451,8828
8.
Steam
22.939,2363
4.944,387
27.950,6
27.950,5903
Total
Air Pendingin
T = 28 oC
3
Sabun
Gliserol
H2O
Garam
Parfum
T = 80 oC
P = 1 atm
1
COOLER
4
Air Pendingin
T = 48 oC
Panas Masuk
Sabun
Gliserol
H2O
Garam
Parfum
T = 30 oC
P = 1 atm
= 80 C
Tref
= 25 C
= 55 C
= 30 C
Tref
= 25 C
= 5 C
= Qin Qout
=
= 20.914,7305 kJ/jam
Tpendingin (in)
= 28 C
= 301 K
Tpendingin (out)
= 48 C
= 321 K
= m.Cp. t
= 3.137,2095 kJ/jam
= m.Cp. t
= 24.051,9395 kJ/jam
Material
Qinput (kJ/jam)
Qoutput (kJ/jam)
1.
Garam
20,0209
1,82
4.
Sabun
9.598,5967
872,5996
5.
Parfum
2.045,6598
185,9691
6.
Gliserol
7.890,0431
717,2766
7.
Air
3.451,8828
313,8075
8.
Air pendingin
3.137,2095
24.051,9395
26.143,4128
26.143,4123
Total
BAB V
UTILITAS
10,94471
kg/jam
1.081,568292 kg/jam
Kebutuhan listrik
723,746
kW
149,42465
liter/jam
Heater 01 (H-01)
= 0,72747
kg/jam
Boiler 01 (B-01)
Total
= 9,12059
Safety factor
= 20 %
kg/jam
kg/jam
=
1,2
kg/jam
= 10,94471
kg/jam
5.2.
Cooler (C-01)
= 1.045,7365
Total
kg/jam
= 1.045,7365
kg/jam
= 1.045,7365 kg/jam
= 1.045,7365 liter/jam
= 276,2844
gal/jam
= 48 C
= 118,4 F
= 28 C
= 82,4 F
We
= 8,4542 gal/jam
= 31,9992 kg/jam
Drift adalah air proses pada kolom debit uap. Pengurangan drift adalah suatu
fungsi dari disain drift eliminator, yang biasanya bervariasi antara 0,1 sampai 0,2
persen dari air yang tersedia ke kolom. Perkembangan baru dalam disain eliminator
memungkinkan untuk mengurangi kerugian hinggan kurang dari 0,1 persen.
Drift loss
Wd
= 2,09147 kg/jam
= 15,9996 kg/jam
= We + Wd + Wb
= (31,9992 + 2,09147 + 15,9996 kg/jam
= 50,09027 kg/jam
MT-01
= 42,2245 kg/jam
Total kebutuhan
= 42,2245 kg/jam
Mess
Perkantoran
= 20 kg/jam
Laboratorium
= 10 kg/jam
Poliklinik
Total (D)
= 800 kg/jam
= 750 kg/jam
= 15 kg/jam
5 kg/jam
= 20 %
5.3.
Agitator (MT-01)
HP
Agitator (MT-02)
HP
Agitator (R-01)
HP
Grinder (G-01)
HP
Dryer (D-01)
HP
Separator (S-01)
HP
Reaktor (R-01)
HP
Pompa
Pompa (P-01)
HP
Pompa (P-02)
HP
Pompa (P-03)
HP
Pompa (P-04)
HP
Pompa (P-05)
HP
Pompa (P-06)
HP
34
HP
Total
= 25,3538
kW
4 ha
40.000 m2
Penerangan rata-rata =
Penerangan pabrik
750 lumen/m2
30.000.000 lumen
2 ha
20.000 m2
1.000 lumen/m2
Kebutuhan penerangan
20.000.000 lumen
10,94471 kg/jam
HLV
2.144 kJ/kg
19.800 Btu/lb
Efisiensi boiler
80 %
=
=
= 1,4041 lb/h
= 0,63689 kg/h
= 745,7 kW
= 2.546.698,9800 Btu/h
= 19.800 Btu/lb
Efisiensi Generator
=
=
233,9398 lb/h
105,20557 kg/h
0,63689 kg/jam
= 105,20557 kg/jam
= 105,84246 kg/jam
Faktor keamanan 20 %
(1,2) x (105,84246 kg/jam)
= 127,01095 kg/jam
Densitas IDO (Industrial Diesel Oil)
Kebutuhan bahan bakar
= 0,85 kg/l
=
= 149,42465 liter/jam
BAB VI
ANALISA EKONOMI
Analisa ekonomi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dari
segi ekonomi mengenai layak tidaknya Pra Rencana Pabrik Pembuatan Sabun
ini didirikan. Analisa ekonomi dilakukan dengan menghitung Total Capital
Investment (TCI) dan Total Production Cost (TCP) terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan menghitung parameter-parameter ekonomi yang diperlukan
untuk menganalisa kelayakan dan prospek dari Pra Rencana Pabrik Pembuatan
Sabun.
Penentuan Indeks Harga
Penentuan harga peralatan untuk tahun 2015 dihitung berdasarkan referensi
Chemical Engineering Plant Cost Index.
Tabel 1. Indeks Harga Tahun 1987-2002
Tahun
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
Indeks Harga
324,00
342,00
355,00
357,60
361,30
358,20
359,20
368,10
Tahun
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
Indeks Harga
381,10
381,70
386.50
389,50
390,60
394,10
394,30
390,40
Dengan cara mengekstrapolasi data dari table diatas didapat indeks harga pada tahun
2015 sebesar 455,608.
Indeks Harga
406,03
Tahun
2010
Indeks Harga
434,95
2004
2005
2006
2007
2008
2009
410,16
414,29
418,42
422,55
426,68
430,81
2011
2012
2013
2014
2015
439,08
443,21
447,34
451,47
455,60
u
a
n
U
S
$
J
u
m
l
a
h
T
o
t
a
l
H
a
r
g
a
U
S
$
T1.
a
n
g
k
i
0
1
3
2
4
,
9
8
7
2
1
3
2
4
,
9
8
7
2
K
o
d
e
T2.
a
n
g
k
i
0
2
2
.
9
5
2
,
5
3
8
1
2
.
9
5
2
,
5
3
8
T
0
1
T3.
a
n
g
k
i
0
3
1
.
6
2
9
,
6
0
4
1
1
.
6
2
9
,
6
0
4
T
0
2
T4.
a
n
g
k
i
0
4
1
.
6
2
9
,
6
0
4
1
1
.
6
2
9
,
6
0
4
T
-
0
3
T5.
a
n
g
k
i
0
5
4
6
4
,
0
9
3
6
1
4
6
4
,
0
9
3
6
T
-
0
4
T6.
a
n
g
k
i
0
6
2
.
4
7
7
,
1
8
8
1
2
.
4
7
7
,
1
8
8
T
0
5
P7.
o
m
p
a
0
1
4
2
6
,
6
0
7
3
1
4
2
6
,
6
0
7
3
T
0
6
P8.
o
m
p
a
0
2
4
2
6
,
6
0
7
3
1
4
2
6
,
6
0
7
3
P
-
0
1
P9.
o
m
p
a
0
3
5
3
6
,
3
0
6
3
1
5
3
6
,
3
0
6
3
P
0
P10.
o
m
p
a
0
4
4
6
3
,
1
7
3
6
1
4
6
3
,
1
7
3
6
P
0
3
P11.
o
m
p
a
0
5
5
1
8
,
0
2
3
1
1
5
1
8
,
0
2
3
1
P
0
4
P12.
o
m
p
a
0
6
5
7
2
,
8
7
1
5
7
2
,
8
7
P
0
5
M12.
i
x
i
n
g
T
a
n
k
0
1
3
0
5
,
0
8
5
1
1
3
0
5
,
0
8
5
1
P
0
6
M13.
i
x
i
n
g
T
a
n
k
0
2
3
0
5
,
0
8
5
1
1
3
0
5
,
0
8
5
1
M
T
0
1
R14.
e
a
k
t
o
r
0
1
9
.
9
6
4
,
4
7
8
1
9
.
9
6
4
,
4
7
8
M
T
0
2
G15.
r
i
n
d
e
r
0
1
3
0
,
6
9
8
9
1
3
0
,
6
9
8
9
R
0
1
H16.
e
a
t
e
r
0
1
5
5
,
2
2
3
1
4
1
5
5
,
2
2
3
1
4
G
0
1
C17.
o
o
l
e
r
0
1
5
5
,
2
2
3
1
4
1
5
5
,
2
2
3
1
4
H
0
1
B18.
o
i
l
e
r
0
1
5
5
,
2
2
3
1
4
1
5
5
,
2
2
3
1
4
C
0
1
S19.
e
p
a
r
a
t
o
r
0
1
1
1
0
,
0
1
0
9
1
1
1
0
,
0
1
0
9
B
0
1
D20.
r
y
e
r
0
1
1
6
,
2
0
5
5
1
1
6
,
2
0
5
5
S
0
1
TOTAL PURCHASED EQUIPMENT COSTD-01
Perhitungan Harga Tanah dan Bangunan
Perhitungan harga tanah
Luas tanah = 4 ha
= 40.000 m2
= Rp 500.000,00
= 40.000 m2 x Rp 500.000,00
= Rp 20.000.000.000,00
= US $ 2.000.000.00
= 20.000 m2
= Rp 1.500.000,00
= 20.000 m2 x Rp 1.500.000,00
= Rp 30.000.000.000,00
= 1.317.288,96 kg
= US $ 0.15
23.318,8382
=1.317.288,96 kg x US $ 0.15/kg
=US $ 197,593.344
NaOH
kebutuhan per tahun
harga per kg
= 506.694,96 kg
= US $ 0.38
=506.694,96 kg x US $ 0.38/kg
=US $ 192,544.0848
NaCl
kebutuhan per tahun
harga per kg
= 506.694,96 kg
= US $ 0.25
=506.694,96 kg x US $ 0.25/kg
=US $ 126,673.74
Parfum
kebutuhan per tahun
harga per kg
= 71.299,44 kg
= US $ 3.00
=71.299,44 kg x US $ 3.00/kg
=US $ 213,898.32
EDTA
kebutuhan per tahun
harga per kg
= 2.851,92 kg
= US $ 0.27
=2.851,92 kg x US $ 0.27/kg
=US $ 770.0184
Gliserin
kebutuhan per tahun
harga per kg
= 104.040 kg
= US $ 1.4
=104.040 kg x US $ 1.4/kg
=US $ 145,656
Total biaya pembelian bahan baku = US $ 731,625.1632
Perhitungan Biaya Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar/tahun
= US $ 478.756,5786
Gaji/bulan (Rp)
15.000.000
2.700.000
10.000.000
2.000.000
5.000.000
3.750.000
3.000.000
1.650.000
2.500.000
1.500.000
1.500.000
1.350.000
1.250.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
Total Gaji/bulan
15.000.000
2.700.000
20000000
4.000.000
20.000.000
30.000.000
6.000.000
37.950.000
5.000.000
6.000.000
27.000.000
2.700.000
5.000.000
3.000.000
2.000.000
6.000.000
192.350.000
= Rp 192.350.000,00
= US $ 23,318.8382
= US $ 6,887.559
= US $ 3,443.7795
= US $ 3,443.7795
2) Building
= US $ 3,000,000.00
3) Land
= US $ 2,000,000.00
= US $ 11,479.265
= US $ 5,054,312.5462
B. Indirect Cost
1. Engineering & supervision (30%PEC)
= US $ 6,887.559
= US $ 2,295.853
= US $ 688.7559
= US $ 2,295.853
= US $ 12,168.0209
= US $ 5,066,480.5671
= US $ 894,084.806
= US $ 5,960,565.3733
= US $ 731,625.1632
= US $
250,055.00
= US $
37,508.25
= US $ 273,466.0208
= US $ 183,967.2155
= US $
37,508.25
= US $
54,693.20416
= US $ 1,568,823.104
= US $
306,612.0259
= US $
61,322.40518
= US $
30,661.20259
= US $
398,595.6337
(50% MR + OL + DSCL)
= US $
235,765.2328
= US $ 2,203,183.97
General Expenses
1. Administrative Cost (20% OL)
= US $
= US $ 273,466.0208
= US $ 54,693.20416
= US $ 153,306.013
= US $ 531,476.238
50,011.00
TPC = MC + GE = US $ 2,734,660.208
Parameter yang diambil dalarn menentukan layak tidaknya pendirian pabrik
Sabun adalah:
1. Profitabilitas
2. Lama Waktu Pengembalian
a. Lama pengangsuran pinjaman
b. Pay Out Time (POT)
3. Total Modal Akhir
a. Net Profit Over Total Life Time of Project (NPOLTP)
b. Total Capital Sink (TCS)
4. Laju Pengembalian Modal
a. Rate of Return Investment (ROR)
5. Break Even Point (BEP)
Sebelum dilakukan analisa terhadap kelima hal diatas, perlu dilakukan
perhitungan terhadap beberapa hal berikut:
1. Modal Industri (Total Capital Investment), terdiri dari:
a.
b.
Keuntungan (Profitabititas)
Suatu pabrik yang akan didirikan harus mempertimbangkan keuntungannya.
Produksi Sabun
1.426.000,00 kg/tahun
US $ 3.6
US $ 5,133,600.00
Produksi Gliserol
388.431,36 kg/tahun
US $ 1.8
US $ 699,176.448
US $ 5,832,776.448
US $ 2,734,660.208
US $ 3,098,116.24
US $ 1,084,340.684
US $ 2,013,775.556
US $ 461,049.7316
US $ 2,474,825.288
2.
1.
2.
dilunasi sebelum mencapai setengah service life pabrik atau dengan kata lain, Pay
Out Time kurang dari setengah service life pabrik.
Untuk mengetahui operasi optimal dam suatu pabrik, harus diketahui service
life pabrik tersebut. Service life pabrik perlu untuk diketahui sebab lewat waktu
tersebut maka pabrik dikatakan tidak beroperasi secara ekonomi lagi. Service life
untuk chemical manufacturing adalah 11 tahun (Peter hal 270).
Depresiasi dapat dihitung dengan rumus
Depresiasi = (FCI TSV) /Service life
Keterangan :
FCI = Fixed Capital Investment = US $ 5,066,480.5671
TSV
= Salvage Value = 0
= US $ 5,960,565.3733
= US $ 3,576,339.223
= 25 %
= 4 tahun
P ( , i, n)
=
=
=
US$ 1,514,472.371
Ke-PinjamanBungaTotal
HutangAngsuranSisa
Hutang03,576,339.2230,003,576,339.2230,00003,576,339.22313,576,339.22
3894,084.8064,470,424.031,514,472.3712,955,951.65921,788,570.151738,987.9153,
694,939.5741,514,472.3712,180,467.20331,318,882.611545,116.8012,725,584.0041,
514,472.3711,211,111.6334731,773.1865302,777.9091,514,472.3711,514,472.3710,0
0Jumlah2,435,967.43115,981,759.2026,057,889.4849,923,869.718
Dari tabel diatas terlihat bahwa modal dapat dilunasi dalam jangka waktu 4
tahun dengan angsuran tetap pertahun sebesar US$ 1,514,472.371. Waktu
pengembalian modal yang kurang dari separuh umur pabrik (n < 11 tahun),
menunjukkan bahwa pabrik Sabun layak untuk didirikan.
2.2. Pay Out Time (POT)
Dari buku Plant design and Economic for Chemical Engineers"
karangan Peter hal 310. Pay Out Time dapat ditentukan menurut persamaan
berikut :
Dengan :
FCI (Fixed Capital Investment)
= US $ 5,066,480.567
= US $ 2,435,967.431
= US $ 2,474,825.288
Pay Out Time (POT) yang diperoleh adalah 3,1 tahun, yaitu kurang dari
setengah umur pabrik (5,5 tahun), dengan demikian pabrik ini layak untuk didirikan.
3. Total Modal Akhir
Total Modal akhir adalah uang tunai yang ada hingga akhir umur pabrik.
Total modal akhir terebut dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu :
1.
2.
diperoleh dalam bentuk uang tunai (termasuk angsuran untuk membayar bunga
modal) selama umur pabrik dan ditambah Capital recovery. Ini dapat ditentukan
dengan persamaan berikut :
NPOTLP = CCP + CR
Keterangan :
CCP
= Capital Recovery
= 11 tahun
= US $ 2,474,825.288
= US $ 5,960,565.3733
CCP
b. Capital Recovery
Capital Recovery (CR) adalah modal yang ada pada akhir umur pabrik.
Capital Recovery terdiri dari modal kerja (Working Capital), Salvage Value
(Vs) dan tanah (land). flarga CR dapat ditentukan dengan persamaan :
CR = WC + Vs + L
Keterangan :
WC (Working Capital)
Vs (Salvage Value)
= US $ 894,084.806
= US $ 0
Land (L)
CR
= US $ 2,000,000.000
= US $ 894,084.806+ US $ 0 + US $ 2,000,000.000
= US $ 2,894,084.806
Dengan memasukan nilai CCP dan CR diatas. besarnya NPOTLP dapat
= CCP + CR
NPOTLP
= US $ 21,262,512.795+ US $ 2,894,084.806
= US $ 24,156,597.601
n . ACF - Angsuran
Keterangan :
n (umur pabrik)
= 11 tahun
= US $ 2,474,825.288
Angsuran
= US $ 6,057,889.484
TCS
= n.ACF - Angsuran
= ( 11 x US $ 2,474,825.288) - US $ 6,057,889.484
= US $ 21,165,188.684
x 100%
ROR =
x 100%
ROR = 33,79 %
Nilai Rate of Return on Investment (ROR) yang diperoleh sebesar
33,79% (melebihi besar bunga yang ditetapkan pihak bank yakni 25%). Untuk
industri modern ROR yang diinginkan berkisar 30 % (Peters dan Timmerhaus,
1991. 295 - 315), maka angka 33,79% telah melebihi nilai yang diinginkan,
maka pabrik ini dinyatakan layak untuk didirikan.
5. Break Even Point (BEP)
Break Even Point menunjukan presentase kapasitas produksi yang seharusnya
dicapai agar seluruh modal yang diinvestasikan lunas terbayar dengan tercapainya
titik impas. atau dengan kata lain Total Production Cost (TPC) = Selling Price
(SP). Pabrik ini layak didirikan apabila BEP tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil. Nilai BEP yang memenuhi syarat yaitu mendekati 20% hingga 40 %. Break
Even Point (BEP) dapat ditentukan secara grafis maupun secara matematis :
a. Cara Matematis
Nilai BEP secara maternatis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Keterangan :
Fixed Cost
=
US $
Variable Cost =
Selling Price =
US$ 1,568,823.104
Total Income
US$ . 5,832,776.448
Sehingga:
BEP = 27,34 %
Jadi Break Even Point (BEP) yang diperoleh 27,34%. Dimana nilai
BEP yang memenuhi stiarat adalah dalam range 20 % - 40%.
b. Secara grafis
Grafik 1. Grafik BEP (Break Even Point)
Dan
grafik
BEP
berdasarkan
perhitungan
yang
telah
dilakukan
sebelumya, diperoleh data bahwa selama produksi berjalan, fixed cost terlihat
konstan untuk mengimbangi ongkos produksi yang terus meningkat secara
signifikan. Titik impas akan tercapai bila pabrik beroperasi sebesar 30,29% dari
kapasitas desain. Hal ini memenahi syarat, sehingga pabrik layak untuk didirikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa ekonomi
sebagai berikut :
27,34
1. Investasi
%%
= US $ 5,960,565.3733
= US $ 5,832,776.448
= US $ 2,734,660.288
= US $ 2,474,825.288
= 3,1 tahun
= 4 tahun
= 33,79 %
US
24,156,597.601
9. Total Capital Sink (TCS)
= US $ 21,165,188.68
= 27,34%
= 11 tahun
Maka pabrik Sabun dari minyak jelantah kapasitas 1426 ton/tahun layak
untuk didirikan.