Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas keterkaitan antara teori dan kasus
yang ditemukan pada kasus Asuhan keperawatan maternitas pada Ny. M dengan
Kista Ovarium di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari pada Tanggal 7-9 Oktober
tahun 2015. Disamping itu, penulis juga akan membahas faktor pendukung,
penghambat serta solusi dalam pemecahan masalah pada kasus tersebut.
Pembahasan yang dilakukan mengikuti tahapan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan komponen dasar dalam proses keperawatan,
sehingga dengan pengkajian yang tepat akan menentukan langkah berikutnya.
Pengkajian pada Ny. M dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2015. Pada tahap
pengkajian ini, terdapat kesamaan antara teori dan kasus yang ditemukan
pada Ny. M. Keluhan utama yang dialami Ny. M dengan Kista ovarium ini,
sama dengan teori yaitu klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen sebelah
kanan. Etiologi utamanya berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat dan
faktor genetik. Usia Ny. M sendiri saat pengkajian dilakukan adalah 26 tahun.
Ny. M mengatakan memiliki kebiasaan memakan makanan instan seperti
indomie.

48

Manifestasi klinik yang timbul pada kasus ini juga sama dengan teori,
yaitu nyeri perut sebelah kanan, nyeri hebat saat mensetruasi, gangguan siklus
menstruasi, serta konstipasi.
Hasil pemeriksaan diagnostik pada kasus ini pada tanggal 5/10/2015
pemeriksaan USG Rontgen dengan kesan kista ovarium 4 cm. Pemeriksaan
Laboratorium terlampir pada BAB III. Teori dan konsep menyebutkan bahwa
ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang
terkena kista ovarium atau tidak, seperti dari keluhan klien sendiri,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi dan lain-lain. Pada kasus ini
ditemukan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan adalah hanya dari keluhan
pasien sendiri dan pemeriksaan USG dan Laboratorium.
Faktor pedukung yang ditemukan saat melakukan pengkajian adalah
sikap kooperatif dari klien dan keluarga klien sendiri, sehingga memudahkan
perawat melakukan pengkajian. Selain itu, format pengkajian dari rumah sakit
juga sangat membantu proses ini dapat berjalan dengan lebih mudah.
Faktor penghambat yang ditemukan penulis saat melakukan
pengkajian adalah tingkat pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas
dan kondisi ruangan yang ramai oleh orang-orang yang membesuk klien.
Oleh karena itu solusi yang bisa dilakukan penulis adalah belajar lebih
banyak lagi terkait konsep dasar asuhan keperawatan maternitas pada kista
ovarium dan melakukan pengkajian saat suasana lingkungan nyaman (tidak
mengkaji pada saat jam besuk) dan tidak ada masalah dalam melakukan
pengkajian pada klien.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis perawat tentang respon
klien terhadap masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia

49

yang mendasari perencanaan keperawatan. Diagnosa keperawatan yang


ditemukan penulis dari hasil analisa data sesuai dengan konsep dan terori
asuhan keperawatan klien dengan Empiema Paru.Wikinson, 2006).
Adapun diagnosa keperawatan yang di angkat pada kasus ini adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kista ovarium).
Merupakan pengalaman sensorik dan emosi yang tidak
menyenangkan, akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau
digambarkan dengan istilah kerusakan yang tiba-tiba atau perlahan
dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih dari 6 bulan
biasanya ditandai dengan klien mengungkapkan depresi, keletihan, dan
takut kembali cedera.
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus
Merupakan penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai
oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap fases dan/atau
pengeluaran feses yang keras, kering dan banyak biasanya ditandai
dengan adanya rasa rectal penuh, distensi abdomen, keletihan, bising
usus hipoaktif, mual, nyeri pada saat defekasi dan sering flatus.
3. Ansietas

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi

tentang

penyakitnya
Merupakan perasaaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik/tidak
diketahui individu) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman.

50

C. Rencana Keperawatan
Dari ketiga diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat rencana
keperawatan sebagai tindakan pemecahan masalah keperawatan di mana
penulis membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
kemudian menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan
tindakan yang tepat.
Berdasarkan NIC (Amin Hardi, 2013), untuk diagnosa nyeri akut
rencana tindakan yang disusun antara lain Monitor kepuasan pasien terhadap
manajemen nyeri, Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat, Kelola anti
analgetik,

Jelaskan

pada

pasien

penyebab

nyeri,

Lakukan

tehnik

nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) .


Rencana tindakan keperawatan yang disusun untuk diagnosa
konstipasi antara lain monitor tanda dan gejala konstipasi, monitor bising
usus, mengidentifikasi faktor penyebab dan konstribusi kostipasi, kolaborasi
pemberian laksatif, memantau gerakan usus, termasuk konsistensi, frekuensi,
bentuk, volume dan warna.
Rencana tindakan keperawatan yang disusun untuk diagnosa ansietas
antara lain gunakan pendekatan yang menenangkan, dengarkan dengan penuh
perhatian instrusikan klien untuk tehnik relaksasi, identifikasi tingkat nyeri,
kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klien termaksud reaksi fisik,
yakinkan kembali klien melalui sentuhan dan sikap empatik secara verbal dan
non verbal.
Rencana tindakan keperawatan yang disusun dalam kasus sudah
sesuai seperti rencana tindakan dalam NANDA (2013), yang disusun

51

berdasarkan

klasifikasi

kemudian

diikuti

dengan

rencana

tindakan

keperawatan yang akan dilakukan oleh klien. Tidak ada perbedaan karena
pada kasus rencana tindakan yang diberikan berdasarkan nanda begitu
rencana tindakan keperawatan pada teori.
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Tahap ini adalah tahap untuk melakukan tindakan tindakan yang
telah di rencanakan sebelumnya.Semua tindakan bisa dilakukan.
1. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
1.1 Nyeri akut b.d agen cidera biologis (kista ovarium).
Prinsip pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi resiko tinggi infeksi Nyeri akut pasien berkurang dengan
kriteria hasil:
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Mampu menggunakan manajemen nyeri
Dengan manajemen nyeri ( NIC ) :
- Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri
- Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
- Kelola anti analgetik
- Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
- Lakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung)
1.2 Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus
Prinsip pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi konstipasi pasien dengan kriteria hasil:
1. Lunak setiap 1-3 hari
2. Bebas dari ketidaknyamanan dari konstipasi
3. Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi
4. Feses lunak dan berbentuk
Dengan ( NIC ) :
- Monitor tanda dan gejala konstipasi
- Monitor bising usus
- Mengidentifikasi faktor penyebab dan konstribusi kostipasi
- Kolaborasi pemberian laksatif

52

Memantau gerakan usus, termasuk konsistensi, frekuensi,


bentuk, volume dan warna

1.3 Ansietas

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi

tentang

penyakitnya
Prinsip pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi ansietas pasien dengan kriteria hasil:
1. Ansietas berkurang dibuktikan oleh tingkat ansietas ringan sampai
sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas
Dengan ( NIC ) :
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Instrusikan klien untuk tehnik relaksasi
- Identifikasi tingkat nyeri
- Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klien termaksud
-

reaksi fisik
Yakinkan kembali klien melalui sentuhan dan sikap empatik

secara verbal dan non verbal


C. Evaluasi
Selama perawatan yang dilakukan selama 3 hari, dari 3 diagnosa yang
ditegakkan tidak ada diagnosa yang teratasi yang teratasi.
1. Evaluasi Keperawatan
1.1 Nyeri akut b.d agen cidera biologis (kista ovarium).
Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 9 oktober 2015 yang didapatkan
setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu :
S : pasien mengtakan nyeri di perut, skala nyeri 5,nyeri yang
dirasakan hilang timbul
O :ku lemah, Nampak meringis, TTV: td 130/90 n:90x/m s:36,5 rr: 20
A : msalah nyeri belum teratasi
P : intervensi dihentikan klien pulang dengan keinginan sendiri
1.2 Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus
53

Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2015, didapatkan


setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu:
S : Klien mengatakan belum BAB sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit dan klien mengatakan susah setiap kali BAB
O : Peristaltik usus 5 x/menit, Tampak distensi abdomen
A : Masalah konstipasi belum teratasi
P : intervensi dihentikan klien pulang dengan keinginan sendiri
1.3 Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakitnya Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2015 di
dapatkan setelah dilakukaan tindakan keperawatan yaitu :
S : Klien mengatakan khawatir dengan keadaannya saat ini
O : Ekspresi wajah klien nampak gelisah, Klien selalu bertanya
tentang Penyakitnya, TTV : TD : 130/90 mmHg, N : 90 x/menit, S :
36,50C, R : 20 x/ menit
A: Masalah ansietas belum teratasi
P : intervensi dihentikan klien pulang dengan keinginan sendiri

54

Anda mungkin juga menyukai