07 Juni 2010

Dra. Tertia Hutabarat

Departemen Mikrobiologi FK UKI

REAKSI ANTIGEN ANTIBODI IN VITRO

( SEROLOGI )

Digunakan untuk 2 tujuan :

1. Mendeteksi antibodi yang belum diketahui dengan
menggunakan antigen yang diketahui.
2. Mengenali antigen (kuman) yang belum diketahui dengan
menggunakan antibodi yang diketahui.

Sifat antibodi
Bereaksi spesifik dengan antigen yang menimbulkannya

ANTIBODI

ANTIGEN

HASIL REAKSI

PRESIPITIN

SOLUSI / LARUTAN

PRESIPITASI / ENDAPAN

AGLUTININ

SEL / PARTIKEL

AGLUTINASI / GUMPALAN

LISIN

SEL

LISIS

OPSONIN

SEL / PARTIKEL

FAGOSITOSIS

ANTITOKSIN

TOKSIN

NETRALISASI

ANTIBODI
NETRALISASI

KUMAN / VIRUS
INFEKTIF

NETRALISASI

antigen
antibodi

Antibodi >>

Seimbang

Antigen >>

1. Presipitasi pada tabung

0,5 ml
serum

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml
K

Buang
Antigen
NaCl
0,5 ml

1/2

Antigen

1/4

1/8

1/16

1/32

+
Antiserum

Antiserum

Na Cl

Antigen

1/2

1/4

1/8

1/16

1/32

Presipitat

1/2

1/4

1/8

Titer antigen : ..

1/16

1/32

REAKSI PRESIPITASI
2. DIFUSI GANDA MENURUT OUCHTERLONY

Ag A

Ab A
Antigen A dan A
IDENTIK

Ag AC

Ag A

Ag AB

Ab AC
Ag A

Ag C

Ab AC

Antigen AC dan AB
SEMI IDENTIK

Antigen A dan C
NON - IDENTIK

REAKSI PRESIPITASI
CONTOH. PERCOBAAN ELEK - OUCHTERLONY

KUMAN DIFTERI

ANTITOKSIN
DIFTERI
PRESIPITAT

3. DIFUSI TUNGGAL RADIAL

= SINGLE RADIAL IMMUNE DIFFUSION
( SRID )

ANTIBODI

ANTIGEN
PRESIPITAT

REAKSI AGLUTINASI

GUNA : - DETERMINASI KUMAN

- DETEKSI ANTIBODI DALAM SERUM
CARA : MIKROSKOPIK
ANTIBODI
(SERUM
SPESIFIK)

SUSPENSI
DALAM NaCl

MAKROSKOPIK ( REAKSI WIDAL )

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

Serum 0,5 ml
NaCL 0,5 ml

Pengenceran
serum

1/8

1/16

5
1/32

6 Buang

7/K

1/64

+ Antigen a 0,5 ml
Pengenceran
akhir
Hasil / Titer

1/8
+

1/16
+

1/32

1/64

1/128
-

JENIS ANTIGEN

H , O

DAN Vi

WEIL FELIX (1917)

VI (Virulensi )
O (Somatik / badan)

H (Flagel)

Antigen H

Antibodi H

Aglutinasi seperti awan

Antigen O

Antibodi O

Aglutinasi seperti pasir

Proteus

AGLUTINASI H
1

1/20

1/40

1/80

1/160

7/K

1/320 1/640

Titer : .. ?
AGLUTINASI O
1

1/20

1/40

1/80

1/160

1/320 1/640

Titer : ?

7/K

REAKSI PROZONE
1

1/20

1/40

1/80

1/160

7/K

1/320 1/640

Titer : . ?
AUTOAGLUTINASI
1

1/20

1/40

1/80

1/160
Titer : . ?

1/320 1/640

7/K

REAKSI SILANG
- dapat merugikan
- dapat menguntungkan

C
A

II

F
E

B
D

Serum anti terhadap kuman I ( Antibodi A, B, C D ) Bereaksi silang

dengan kuman II ( ada antigen D ).
Untuk mengatasi hal ini Serum monovalen ( Antibodi monoklonal )
Deteksi RICKETTSIOSIS (infeksi Rickettsia) menggunakan antigen
Proteus
Reaksi WEIL-FELIX

REAKSI KOAGLUTINASI

PARTIKEL
(LATEKS, BENTONIT)

ANTIGEN

ANTIBODI

REAKSI ANTIGEN ANTIBODI POSITIF

AGLUTINASI
(LATEKS / BENTONIT )

HEMAGLUTINASI
AGLUTINASI SEL DARAH MERAH
DAPAT TERJADI :
1. ANTIBODI TERHADAP ANTIGEN PADA PERMUKAAAN SEL DARAH MERAH

SDM

SDM

ANTIGEN

ANTIBODI

SDM

SDM
CONTOH: PENENTUAN GOL. DARAH

2. VIRUS / RICKETTSIA
MEMPUNYAI HEMAGLUTININ, DAPAT MENGGUMPALKAN
SEL DARAH MERAH.

SDM

SDM

SDM

VIRUS
HEMAGLUTININ

SDM

SDM
ANTIBODI

REAKSI INI DAPAT DIHAMBAT OLEH ANTIBODI

REAKSI HAMBATAN HEMAGLUTINASI

VIRUS + ANTIBODI

SDM

SDM

SEL DARAH MERAH

HAMBATAN
HEMAGLUTINASI

3. SEL DARAH MERAH SEBAGAI PEMBAWA ANTIGEN

SEL DARAH MERAH DAPAT DILAPISI DENGAN ANTIGEN
DIPERMUKAANNYA.

Antigen
SDM

SEL DARAH
MERAH YANG
ANTIGEN
DILAPISI DGN ANTIGEN

HEMAGLUTINASI

ANTIBODI YANG SESUAI

KEUNTUNGAN :
MEMUDAHKAN MELIHAT HASIL REAKSI (PARTIKEL BESAR).
DISEBUT JUGA : HEMAGLUTINASI PASIF

REAKSI PENGIKATAN KOMPLEMEN

Ag

Antibodi

Anti
SDM

SDM

SISTIM HEMOLISA

9/K1

Titer hemolisin : Tabung ke 4

1/4000 = 1 unit
Untuk reaksi WR digunakan 2 unit = 2 x 1/4000
= 1/ 2000

10/K2

8/K

Exact unit = tabung ke 3

Untuk Rx pengikatan komplemen digunakan 2 full unit
= 2 x 0,35 = 0,7 ml

REAKSI PENGIKATAN KOMPLEMEN

P

SISTIM HEMOLISA
SDM + ANTI SDM
KOMPLEMEN
SERUM
ANTIGEN NaCL
HEMOLISA

HASIL REAKSI PENGIKATAN KOMPLEMEN

REAKSI PENGIKATAN KOMPLEMEN

POSITIF
P

NEGATIF
K

tidak
lisis

lisis

lisis

P
REMMING
P

tidak
lisis

tidak
lisis

lisis
K

Reaksi Flokulasi
Partikel antigen (berupa lipid) dicampur dengan antibodi
(Reagin)
Flokulasi.
Digunakan pada STS (Serology Test for Syphilis).
Tes non-spesifik pada sifilis.
1. Tes VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)
Serum pasien

Antigen

NaCl

2. Tes RPR (Rapid Plasma Reagin).

Antigen diikatkan dengan charcoal + serum/plasma pasien
charcoal menggumpal (warna hitam).
Serum pasien

Antigen

NaCl

3. Tes KAHN
Dilakukan dalam tabung dengan 3 pengenceran:

0,15
Serum
0,05
Ag

0,025

3:1

0,0125

6:1

12:1

II

III

II

III

ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY = ELISA

substrat + Chromogen

Anti- human Ig
+ enzim

Human-Ig
Antigen
Solid phase

IMUNOFLUORESENS
1. TES LANGSUNG

Antibodi yg dilabel
dgn fluoresein
Antigen

2. TES TIDAK LANGSUNG

Anti human Immunoglobulin

yang dilabel dgn fluoresein

Human Immunoglobulin
Antigen

3. TES SANDWICH

Antibodi yang dilabel

dengan fluoresein

Antigen

Antibodi di dalam
Sel plasma
Sel plasma

Untuk diagnosa adanya infeksi, pada pemeriksaan antibodi dari

serum penderita, diperlukan dua kali pemeriksaan serum yaitu :
Serum pada masa akut dan serum pada masa konvalesen
(masa penyembuhan) dengan interval waktu 7 hari atau lebih,
dan ada kenaikan titer antibodi sebanyak 4x atau lebih.