Anda di halaman 1dari 46

Ilmu Terapan

PEMANFAATAN CANGKANG KERANG HIJAU UNTUK PENINGKAT


KADAR SUSU DAN KEJU

diajukan untuk mengikuti LKTIM bagi Mahasiswa


Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015

Tim:

BRAIN CHOIRUL ICHSAN

21050112130133

Dibiayai oleh Dinas Pendidikan


Provinsi Jawa Tengah
Tahun anggaran 2015

UNIVERSITAS DIPONEGORO

KOTA SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS INOVATIF MAHASISWA

1. Judul Naskah

PEMANFAATAN KERANG HIJAU SEBAGAI PENINGKAT KADAR


KALSIUM SUSU DAN KEJU

2. Bidang Kajian

: Ilmu Terapan

3. Ketua Tim

: Brain Choirul Ichsan :


21050113130133 : Teknik
Mesin/Fakultas Teknik : Universitas
Diponegoro Semarang : Jalan
Timoho Barat 2 Nomor 9
Tembalang : rherriza@gmail.com

a. Nama Lengkap

b. NIM/NRM

c. Jurusan/Fakultas
: Norman Iskandar , ST.MT :
0021028107
d. Universitas/Institut/Politeknik

e. Alamat Rumah/Telepon/Faximili

f. e-mail

4. Anggota Tim

5. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar

b. NIP/NIDN

Menyetujui:

Dosen Pembimbing,

Ketua Tim,

Norman Iskandar , ST.MT

Rigo Muhammad Herriza

NIDN0021028107

NIM 21050113120005

Mengetahui:

Pembantu Rektor III


Universitas Diponegoro

(Drs. Warsito, SU) NIP195402021981031014PEMANFAATAN CANGKANG


KERANG HIJAU UNTUK PENINGKAT KADAR SUSU DAN KEJU

Brain Choirul Ichsan(1), Sigit Arrohman(1), Putri Rousan Nabila(2)

Dosen Pembimbing : Dr. Rifky Ismail, ST., MT.

(1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

(2) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Abstrak
Pemanfaatan cangkang kerang hijau sebagai peningkat kadar kalsium susu
merupakan solusi yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk
mengatasi limbah cangkang tersebut. Tanpa kita sadari ternyata cangkang kerang
hijau banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan dalam tubuh kita lebih tepatnya
untuk tulang. Hanya saja permasalahannya terletak pada proses pengolahan
cangkang untuk dimanfaatkan zat-zat yang bermanfaat tersebut. Pada karya tulis
ini penulis mempunyai ide bagaimana proses dan kebermanfaatan kerang tersebut
untuk masyarakat.

Kata kunci : Kerang, Cangkang, Kadar Kalsium.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamiin, segala puji syukur penulis haturkan pada


Allah SWT, yang telah memberi hidayah dan waktu luang sehingga Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul Perancangan Alat Mineral Dry Fresh ( Mineral Salt, Drying
Salted Fish, And Fresh Water )Dengan Pengembangan Konsep Blue Economy
Untuk Peningkatan Perekomonian Masyarakat Pesisir Jawa Tengah. dapat
diselesaikan.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad SAW,
tak lupa pula penulis menghaturkan terimakasih kepada :

1. Pihak Universitas Diponegoro yang sudah memberi dukungan kepada tim


Penulis

2. Dr. Rifky Ismail, ST., MT. selaku dosen pembimbing kami

3. Orang tua dan karib kerabat penulis yang senantiasa membantu dan mendoakan
penulis dalam susah maupun senang

4. Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, atas dukungannya berupa moril
maupun materil

Demikian karya tulis ini ditulis, apabila terdapat kesalahan, maka mohon
kritik dan saran yang membangun dapat disampaikan pada penulis.

Terima kasih.

Semarang, 18 Juli 2014

PenulisDAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................................i
Halaman pengesahan...........................................................................................ii
Abstrak ...............................................................................................................iii
Kata pengantar....................................................................................................iv
Daftar Isi..............................................................................................................v
Daftar Gambar....................................................................................................vi
Daftar Tabel.........................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan....................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan...............................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
11.1 Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia..............................................4
11.2 Karakteristik masyarakat pesisir..............................................................5
11.3 Perekomonian masyarakat pesisir............................................................5
11.4 Destilasi....................................................................................................5
II.4 Pengasinan ..............................................................................................5
II.5Blue Economy.............................................................................................6

II. 5Esensi blue economy................................................................................6


BAB III. METODOLOGI
III. 1. Sumber Literatur dan Data....................................................................7
III. 2. Pengolahan Data...................................................................................7
BAB IV. PEMBAHASAN
IV. 1 Inovasi dan desain alat MINERAL DRY FRESH...............................10
IV.......................2 Penjelasan dan cara kerja inovasi MINERAL DRY FRESH
........................................................................................................................10
IV.3 Penggaraman ikan ..................................................................................11
IV.4 Prinsip kerja alat destilasi.......................................................................12
IV.5 Analisa secara solid work 2011...............................................................13
IV.6 Role pengembangan konsep blue economy dalam pembentukan
IV. 7 ekosistem berkelanjutan pada masyarakat pesisir...............................15
BAB V. PENUTUP
V.

1. Kesimpulan.........................................................................................16

V.............................................................................................................2. Saran
........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Diri ....................................................................................18

Lampiran 2. Kartu Tanda Mahasiswa

21DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mineral Dry Fresh section view......................................................10


Gambar 2. Mineral Salt, Drying Salty Fish, And Fresh Water Machine...........10
Gambar 3. Bak luar/ tempat penampung luar....................................................10
Gambar 4. Bak Dalam/penampang dalam.........................................................10
Gambar 5. Lengan penggerak............................................................................11
Gambar 6. Atap evaporasi.................................................................................11
Gambar 7. Komponen-komponen Desain Produk.............................................12
Gambar 8. Analisa alumunium dengan adanya gaya ( F=100 N)......................13
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Potensi dan Produksi Sumber Daya Ikan ...........................................4
Tabel 2. Perbandingan Harga Ikan asin dengan metode inovasi dan

metode biasa 14BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh


kelenjar susu mamalia , salah satunya manusia. Susu adalah sumber gizi
utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu
binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti
mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lainlainnya untuk konsumsi manusia. Susu merupakan bahan pangan yang
dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi
susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang
sehingga tulang lebih padat, tidak rapuh dan tidak mudah terkena risiko
osteoporosis pada saat usia lanjut. Setelah umur 20 tahun, tubuh akan mulai
mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1% setiap tahun. Ketika berumur
lebih dari 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut
sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% saat usia 70 tahun (Winarno
1992). Agar tulang menjadi kuat, diperlukan asupan zat gizi yang cukup
terutama kalsium. Kalsium merupakan zat utama yang diperlukan dalam

1
2

pembentukan tulang, dan gigi yang dapat diperoleh dari susu. Kecenderungan
kebutuhan

kalsium

ini

yang

menyebabkan

sebagian

besar

orang

mengkonsumsi susu. Akan tetapi kebutuhan harian manusia akan kalsium


tidak dapat terpenuhi melalui susu saja.

Kurangnya energi dan protein yang berkepanjangan pada anak-anak


Indonesia mengakibatkan lemahnya daya ingat dan konsentrasi serta
kekurangan energi saat beraktivitas ketika berada di sekolah. Hal ini
merupakan salah satu penyebab kualitas sumber daya manusia Indonesia
berada di tingkat 108 dari 169 negara dalam Human Development Index
2010. Kekurang energi protein ini bukan saja hanya dialami oleh anak-anak,
tapi terjadi hampir dalam seluruh kelompok usia keluarga, anak-anak pra
remaja, remaja dan ibu hamil. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat Indonesia khususnya orang tua mengenal sumber nutrisi yang
tepat turut berkontribusi pada permasalahan ini. Karena susu merupakan
sumber nutrisi terbaik karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap untuk
meraih hari esok yang lebih baik.

Seseorang yang mengonsumsi susu dalam jumlah yang rendah pada


saat anak-anak dan remaja, memiliki risiko kurangnya kepadatan tulang dan
terjadinya osteoporosis pada saat dewasa. Penderita osteoporosis di Indonesia
telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan yaitu sebesar 19,7%
(Puslitbang Gizi dan Makanan). Kecenderungan osteoporosis ini enam kali
lebih tinggi dibandingkan dengan osteoporosis di Belanda (Depkes 2004).
Padahal 53% persen para peneliti mengatakan tidak adanya pengaruh minus
susu terhadap kalsium yang kita peroleh untuk tulang. Hal ini terjadi karena
minimnya jumlah kalsium dalam susu tersebut sehingga diperlukan kalsium

1
3

tambahan untuk menghasilkan susu tinggi kalsium. Apabila hal tersebut


terpenuhi maka masalah kalsium yang selama ini menghantui manusia dapat
terselesaikan dengan hanya minum susu kaya kalsium (Krumdieck 2000).

Selama ini, tanpa kita sadari cangkang kerang yang banyak


mengandung kalsium terbuang begitu saja setiap harinya. Sebut saja cangkang
kerang hijau (Perna viridis) karena permintaan pasar lokal meningkat, maka
usaha budidaya kerang hijau makin diintensifkan, khususnya di pantai Utara
Pulau Jawa. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu komoditas dari
kelompok shellfish yang sudah dikenal masyarakat luas (Hikaman 1979
dalam Suwigyo et al.1984). Kerang hijau adalah salah satu hewan laut yang
sudah lama dikenal sebagai sumber protein hewani yang murah, kaya akan
asam amino esensial (arginin, leusin, lisin). Berdasarkan data ekspor hasil
perikanan Indonesia pada tahun 2003 dan 2004, untuk komoditas kulit kerang
dihasilkan sekitar 2.752 ton (DKP, 2005). Selama ini limbah padat kerang
berupa cangkang hanya dimanfaatkan sebagai salah satu materi hiasan
dinding, hasil kerajinan, atau bahkan sebagai campuran pakan ternak.
Pengolahan limbah tersebut tentunya belum mempunyai nilai tambah yang
besar karena masih terbatas dari segi harga maupun jumlah produksinya.

Solusi alternatif yang diajukan adalah mengolah limbah kerang

1
4

dengan memanfaatkan biokeramin dari ekstrak cangkang kerang sebagai


komponen substitusi tulang. Telah diketahui bahwa cangkang kerang
memiliki kandungan kalsium karbonat, kalsium fosfat, Ca(HCO3)2, Ca3S,
dan kalsium aktif yang terbuat dari sumber kulit kerang dan jenis-jenis
kalsium yang termasuk kalsium non-organik. Kandungan mineral kalsium
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai biokeramik substitusi mineral tulang,
yang mempercepat pertumbuhan tulang. Sifatnya yang biocompatible dan
biodegradable sehingga sistem biologi manusia tak akan menolaknya.
Keunggulan dari pemanfaatan cangkang kerang ini adalah dapat menambah
nilai jual kerang, mengurangi limbah pada lingkungan, dan pemanfaatan
bahan alami sebagai substitusi komponen tulang. Oleh karena itu, gagasan ini
merupakan solusi yang potensial untuk dapat dikembangkan. Dapat kita lihat
pada tabel komposisi serbuk kulit kerang yang sebagian besar bermanfaat
dalam pertumbuhan tulang kita.

Komposisi
CaO
SiO2
Fe2O3
MgO
Al2O3

Kadar (% berat)
66,70
7,88
0,03
22,28
1,25

Rumusan Masalah

1
5

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana menangani limbah kerang yang melimpah dengan cara


memanfatkannya ?

2. Bagaimana peran Cangkang Kerang dalam mencukupi kebutuhan nutrisi


masyarakat dengan meningkatkan kadar Kalsium Susu ?

3. Bagaimana cara memanfaatkan kerang untuk hal pertumbuhan dan


penyembuhan tulang?

Tujuan Penulisan

Tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Menguraikan tentang tingkat pencemaran oleh limbah cangkang kerang


hijau.

1
6

2. Memaparkan peluang pemanfaatan limbah cangkang kerang hijau sebagai


peningkat kalsium pada susu dan keju.

3. Memberikan keuntungan ekonomi dari limbah cangkang kerang.

4. Mengatasi permasalahan kekurangan kalsium pada manusia dewasa.

5. Solusi alternatif pemanfaatan kalsium sebagai substitusi komponen tulang.

1.2. Manfaat Penulisan

Manfaat dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Diperolehnya informasi mengenai tingkat kebutuhan kalsium serta


manfaatnya .

2. Memberikan informasi masalah mengenai pemanfaatan limbah cangkang


kerang hijau sebagai bahan peningkat kalsium pada susu dan keju.

3. Memberikan inforasi teknik pembuatan tepung cangkang kerang.

1
7

4. Memberikan informasi komposisi tepung cangkang kerang yang sesuai


dalam susu untuk berbagai tingkatan usia.

I.5. Sistematika Penulisan

Bab 1

: Menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah dan

tujuan.

Bab 2

: Menjelaskan secara singkat teori dan konsep yang

mendukung penulisan Karya Tulis Ilmiah yang kami


gagaskan.

Bab 3

: Menjelaskan langkah - langkah dan metode penulisan yang kami

gunakan untuk mengumpulkan informasi dan data dalam


menyusun Karya Tulis Ilmiah

1
8

Bab 4

: Menjelaskan secara detail konsep usulan yang kami buat.

Bab 5

: Menjelaskan kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang kami

1
9

gagaskan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Kondisi Kalsium dalam Susu


Susu merupakan bahan pangan yang banyak mengandung kalsium.
Susu yang biasa dikonsumsi dan diperdagangkan saat ini pada umumnya
adalah susu sapi. Akan tetapi, hanya 20 persen kebutuhan susu nasional yang
dipasok dari produksi sapi perah lokal, sementara sisanya dari impor. Padahal,
pertumbuhan produk olahan susu mencapai 13 persen per tahun. Sementara
itu, para peternak di Jawa Timur mengaku menghadapi sejumlah keterbatasan
dalam meningkatkan kapasitas produksinya, misalnya masalah pakan ternak.
Untuk menghasilkan susu berkualitas baik, sapi harus diberi makan konsentrat
dan hijauan atau rumput. Padahal, pada musim kemarau, para peternak
menghadapi kesulitan mencari hijauan dan harga pakan sapi mengalami
kenaikan.
Berbagai upaya juga dilakukan untuk membantu peternak, misalnya
dengan memberi subsidi harga pakan ternak yang berkualitas dan memberi
pelatihan manajemen peternakan, termasuk sanitasi dan kebersihan kandang
ternak. Selain itu, anggapan susu merupakan sumber utama kalsium
masyarakat di negara-negara Barat, sedangkan di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, susu masih dianggap sebagai bahan pangan mahal, sehingga
hanya mampu dijangkau oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke
atas (Kompas 2010).

II. Kandungan Cangkang Kerang Hijau

Cangkang pada kerang hijau tersusun atas kalsium karbonat,


kalsium fosfat, Ca(HCO3)2 Ca3S, dan kalsium aktif . Kalsium fosfat bisa
dijadikan kristal dan membentuk hidroksiapatit yang dapat diimplantasikan
karena memiliki sifat bioaktif dan osteokanduktif yang bermanfaat pada
mineralisasi tulang. Tulang mengandung materi organik yang mengandung
kalsium dalam bentuk kalisum fosfat karbonat yang disebut apatit karbonat.

Fase apatit yang stabil yaitu hidroksiapatit. Hidroksiapatit disintesis dari


cangkang kerang. Metode yang dilakukan dengan menghilangkan bahan
organik pada cangkang sehingga dapat menghasilkan senyawa kalsium.
Kalsium yang diperoleh direaksikan dengan senyawa asam fosfat sehingga
menghasilkan senyawa kalsium fosfat. Penggunaan cangkang kerang hijau
untuk menjadikan hidroksiapatit berupa tepung untuk kalsium tulang dapat
menjadi solusi masalah yang ada.Perekomonian masyarakat pesisir

II. 3. Kalsium

Kalsium adalah mineral penting yang paling banyak dibutuhkan


manusia. Kalsium membantu pembentukan tulang dan gigi dan diperlukan
untuk pembekuan darah, transmisi sinyal pada sel saraf, dan kontraksi otot.
Kalsium membantu mencegah osteoporosis. Dari semua kalsium yang
terkandung dalam tubuh manusia, 99% terletak di tulang dan gigi. Kalsium
juga berperan dalam menurunkan tekanan darah, dan terbukti mengurangi
risiko penyakit kardiovaskuler pada wanita post-menopause.

II. 5. Fermentasi

Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba


untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu
lingkungan yang dikendalikan. Fermentasi merupakan bentuk penerapan atau
aplikasi tertua dari bidang bioteknologi. Pada mulanya istilah fermentasi
digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol
yang berlangsung secara anaerob.

II. 4. Pembuatan Susu Fermentasi


Pembuatan susu fermentasi dengan bantuan lactobacillus sp.
Penguraian senyawa yang berikatan dengan kalsium dan mineral penting
lainnya bersamaan dengan proses pengasaman dalam fermentasi. Sehingga
susu siap diminum ketika proses fermentasi selesai dilakukan. Penambahan
jumlah tepung cangkang kerang 1% dari jumlah susu segar yang digunakan.
Angka tersebut diperoleh dari perkiraan takaran saji perkonsumsiadalah 200
ml yang mengandung 250 miligram kalsium sehingga denganpenambahan 1
% tepung cangkang kerang jumlah kalsium terlarut bertambah 740 miligram
kalsium yang sudah dapat memenuhi kebutan kalsium harianberdasarkan
AKG (Angka Kecukupan Gizi) . Selain itu 1% tepung kerang juga dapat
memenuhi permintaan harian tubuhakan fosfor. Langkah selanjutnya adalah
pengecekan baku mutu yang melalui pengamatan kelayakan sifat fisik dan
kimia yang dimiliki tepung cangkang kerang. Dengan demikian tepung
cangkang kerang yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. Setelah berubah
wujud menjadi tepung cangkang, selanjutnya tepung dikirim ke produsen
pengolahan susu fermentasi.

BAB III

METODE PENULISAN

II. 1. Sumber Literatur dan Data

Penelitian ini digunakan metode pengambilan data, yaitu data


sekunder. Data Sekunder ialah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan
dan dilaporkan oleh di luar diri peneliti sendiri, meskipun yang
dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli (Winarno, 1985).

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca


literatur kepustakaan, internet, media cetak yang ada hubungannya dengan
penelitian yang dilakukan. Data ini digunakan oleh peneliti sebagai data
pelengkap dari data primer. Berkaitan dengan bagaimana data dalam
penelitan ini diperoleh. Metode atau cara pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dekstop Research, Metode pengumpulan data dengan memanfaatkan


media massa internet untuk mendapatkan data dari artikel-ertikel berita
penting terkait, jurnal-jurnal ilmiah, dan hasil penelitian beberapa tokoh
yang ahli di bidang terkait atau yang sedang mempelajari bidang terkait.

2. Studi Dokumentasi, Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari


atau menggunakan catatan-catatan instansi yang diteliti.

3. Studi Kepustakaan, Studi Kepustakaan adalah mengutip hasil laporan


yang disusun oleh pihak lain (Supranto, 2001).

II.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan adalah metode analisis literatur.


Analisis literatur merupakan analisis dengan menggunakan studi pustaka
untuk menguatkan analisa.

III.

2.1 Metode penelitian

Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Tribologi, Proses Produksi, yang berada


di lingkungan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Serta
aplikasi langsung pada masyarakat. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu diantara
lainnya : (1) mengetahui sketsa dan gambaran desain mineral dry fresh, (2)
mengetahui kekuatan maksimal yang akan digunakan untuk pemilihan material, (3)
pengujian untuk mengetahui apakah alat ini sudah mampu menghasilkan 3
keunggulan atau belum.BAB IV

PEMBAHASAN

IV.

1. Inovasi dan desain alat Mineral Dry Fresh

Alat ini merupakan salah satu pengembangan konsep destilasi air laut
menjadi air tawar dikombinasikan dengan pengasinan ikan. Alat ini dapat
membuat 3 keunggulan yaitu bisa menghasilkan garam, air tawar, serta

produksi ikan asin. Alat ini dapat


dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Mineral Dry Fresh section view Gambar 2. Mineral Dry Fresh

III.

2. Penjelasan dan cara kerja inovasi Mineral Dry Fresh

III.

2.1 Destilasi air laut

2
6

Destilasi air laut ini menggunakan prinsip evaporasi dengan


menggunakan cahaya matahari sebagai sumber panas. Prinsip evaporasi ini
terdiri dari bak/tempat penampung 1 ( gambar 3 ) dan bak/tempat penampung
2 (gambar 4). Kedua bak terbuat dari plastik. Bak 1 berwarna hitam untuk
meningkatkan penyerapan kalor. Plastik dipilih karena sebagai penghindar
dari korosi serta awet dan tahan lama. Bak pertama sebagai alat penampung
air dan penyerap panas matahari dari kolektor. Selain itu destilasi
menggunakan alat ini lebih baik. Hasil dari destilasi ini menghasilkan garam
sebagai hasil sampingnya.

Garam yang dihasilkan dari hasil ini tidak seperti garam pada
umumnya. Hal ini dikarenakan menggunakan prinsip nanoteknologi sebagai
pembuat garam. Garam ini berupa butiran yang lebih halus. Nanoteknologi
yang digunakan untuk pembuatan garam ini memakai sistem bottom up.
Penggunaan teknologi bottom up ini membuat ukuran garam hasil samping
sadi destilasi lebih kecil dan lebih halus. Hasil ini akan masih tersisa pada bak
dalam sedangkan air tawar yang sudah mengalami kondensasi akan masuk
diantara bak dalam dan luar. Selanjutnya akan dialirkan melalui lengan

penggerak ( gambar 5).

Gambar 3. Tempat penampung luar Gambar 4. Tempat penampang dalam

2
7

Gambar 5. Lengan
penggerak

Ruang atap evaporasi terbuat dari plastik dengan rangka kayu.


Rangka kayu dipilih untuk menghindari dari sifat korosi. Sedangkan plastik
yang dipilih adalah plastik dengan warna putih. Plastik putih ini digunakan
untuk menyerap panas dari cahaya matahari. Pada atap ini adalah berbentuk
prisma segiempat yang berangka dari kayu. Kemiringan ini sekitar 400,
Kemiringan plastik penutup tidak boleh terlalu landai agar embun yang
Gambar 6. Atap evaporasi

terbentuk pada plastik penutup tidak jatuh kembali ke bak penjemuran tetapi
mengalir ke saluran antara bak luar dan dalam. Plastik yang digunakan lebih
kaku dan putih transparan. Memiliki daya tembus yang baik, serta memiliki
emisivitas yang baik yaitu sebesar 0,98. Selain itu plastik merupakan bahan
yang baik untuk mengalirnya air. Adapun gambar dari atap evaporasi dapat
dilihat dibawah ini :

IV.3. Penggaraman ikan

Teknik ini merupakan penggaraman dengan memakai air laut


sebagai media penggaraman ikan. Hal ini dilakukan dengan alat Mineral Dry
Fresh. Penggaraman dilakukan pada bak penampung dalam. Yang nantinya
digerakkan oleh lengan penggerak. Tujuan penggerakan ini adalah untuk
garam yang digunakan merata. Air laut digunakan juga untuk membuat ikan
lebih baik dalam melakukan perpindahan konsentrasi garam dari air laut ke
dalam ikan. Penggaraman ikan ini lebih efektif karena hasilnya lebih baik dari
mulai kerataan ikan asin dan juga ekonomi.

2
8

IV.4. Prinsip kerja alat destilasi

Radiasi surya yang diserap oleh air sebagai panas a Gt,


dipindahkan ke tutup dengan cara konveksi (q kon ), radiasi (q rad ), dan
penguapan (q uap ). Dengan asumsi tidak ada kehilangan panas melalui alas
dan sisi - sisinya, maka kesetimbangan energi pada air dapat ditentukan
dengan persamaan :

a Gt, = q kon+ q rad + q uap

(1)

Rumus kesetimbangan energi ini merupakan kombinasi dari


perpindahan radiasi cahaya matahari dengan radiasi dan masuk ke dalam
tutup evaporasi. Melewati tutup evaporasi ke dalam bak penampung dalam
dengan cara konduksi. Saat penguapan berpindah menjadi cara secara
penguapan.

Adapun komponen - komponen inovasi Mineral Dry Fresh adalah


sebagai berikut:

Atap, dari plastik dan bambu

Gambar'

Tempat menampung ikan, dari plastik (bak dalam)

2
9

Alas 1, dari kayu Alas 2, dari kayu

Wajan, dari aluminium

Alas 3, dari kayu

Bak luar, dari plastik (bak luar)

Lengan penggerak, dari kayu

3
0

IV.5. Analisa secara solid work 2011

Analisa ini dilakukan untuk mendukung inovasi dilihat dari material


yang digunakan sebagai pendukung inovasi. Mulai dari plastik, kayu, serta
alumunium. Namun dalam analisis ini, hanya pada wajan alumunium yang
dianalis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai beban. Material plastik
digunakan untuk menghindari sifat korosif, kayu digunakan untuk
mempermudah kinerja, sedangkan material alumunium dipilih untuk
meningkatkan kinerja, anti korosif. Adapun analisis solid work dengan
adanya gaya
dapat
dilihat
dari
gambar d
ibawah ini :

gaya

Gambar 8.
Analisa
alumunium
dengan
adanya
( F=100 N)

Persebaran gaya-gaya akibat adanya F=100 N, adalah alumunium


memiliki kondisi ketegangan yang paling banyak di titik tengah. Akibatnya
titik ini mudah untuk patah dan retah. Gaya akan semakin kecil jika
mendekati bagian pinggir. Hal ini berfungsi untuk mempermudah dalam
pemilihan material.

IV.5.1 Hasil uji coba lapangan sampel

3
1

Sampel yang kita gunakan adalah ikan asin basah dengan 2 kondisi
perendaman, yaitu menggunakan air laut saja dan menggunakan air laut
ditambahkan dengan garam. Berikut merupakan gambar-gambar hasil uji
coba :

Gambar 9. Pengeringan ikan

Gambar 10. Hasil ikan asin

3
2

Kedua kondisi ini memberikan keuntungan karena dengan


adanya inovasi ini dapat mengeringkan ikan 2 kali lebih cepat. Hal ini
dikarenakan adanya proses destilasi dan konveksi pada inovasi ini,
sehingga panas tidak mudah keluar.
IV.5.2 Tingkat efisiensi ekonomisasi produk dan peningkatan ekonomi
masyarakat

Penjualan
Ikan asin di peroleh dari 1 kg ikan layur basah adalah : 800
gram ikan asin siap jual . jika harga ikan asin layur adalah 20.000
maka akan di peroleh hasil penjualan 0,8 x 20.000 = 16.000
keuntungan metode inovasi dari modal Rp 13.000 adalah
Rp 16.000- Rp 13.000 = Rp 3000

3
3

keuntungan metode biasa dari modal Rp 14.000 adalah


Rp 16.000-14.000 =Rp 2000

IV.6. Role pengembangan konsep blue economy dalam pembentukan ekosistem


berkelanjutan pada masyarakat pesisir

Konsep pengembangan blue economy dengan penerapan teknologi


Destilator and Salted Fish ini adalah dengan menerapkan alami
berkelanjutan. Teknologi ini dapat digunakan setiap saat tanpa adanya
kendala cuaca dan juga ketergantungan potensi ikan. Pada saat musim
penghujan biasanya masyarakat pesisir tidak bisa melaut sehingga hasil ikan
menurun. Oleh karena itu banyak harga ikan yang melambung tinggi.
Sehingga alat ini bisa digunakan untuk proses penggaraman. Namun pada
saat musim panas. Hasilnya bisa maksimal karena bisa mendapatkan 3
keuntungan sekaligus. Yaitu dengan penggaraman, ikan asin, serta produksi
air bersih.

3
4

Pendekatan yang diambil untuk pengembangan ekonomi biru ini adalah melalui
pendekatan struktural dan non struktural. Pendekatan struktural adalah tertatanya
struktur dan sistem hubungan antara semua komponen dan sistem kehidupan, baik
di wilayah pesisir dan laut maupun komponen pendukung yang terkait, termasuk
komponen sosial, ekonomi dan fisik. Pendekatan subyektif (non struktural) adalah
pendekatan yang menempatkan manusia sebagai subyek yang mempunyai
keleluasaan untuk berinisiatif dan berbuat menurut kehendaknya. Pendekatan
tersebut berasumsi bahwa masyarakat lokal dengan pengetahuan, keterampilan
dan kesadarannya dapat meningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber
daya alam di sekitarnya.BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Inovasi mesin destilasi dan pengasinan ikan dibuat dengan menggunakan


konsep inovatif dan berkelanjutan.

2. Alat Mineral Dry Fresh ini mempunyai tiga keunggulan. Pertama adalah
pembuatan garam dengan ukuran kecil dan halus, kedua adalah pembuatan
air tawar, dan ketiga adalah pengasinan ikan.

3. Analisa yang digunakan menggunakan solid work 2011 untuk mengetahui


besarnya gaya F= 100 N, Hal ini bertujuan untuk mengetahui material yang
digunakan nantinya.

4. Konsep blue economy bisa membuat lingkungan pesisir berkembang secara


berkelanjutan dengan menggunakan alat Mineral Dry Fresh.

5. Konsep blue economy yang diterapkan untuk masyarakat pesisir berupa


konsep secara stuktural dan non struktural.

6. Nilai ekonomisasi dengan alat biasa adalah Rp. 1.000,00

V.2. Saran

Penulisan karya tulis ini butuh berbagai saran dan pengembangan

lebih lanjut agar inovasi lebih baik. Adapun saran yang bisa dilakukan untuk

pengembangan konsep blue economy adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan dan perbaikan desain serta pengembangan alat Mineral Dry


Fresh agar lebih ekonomis serta ramah lingkungan

2. Memberikan pengembangan akan konsep blue economy secara terpadat


dan terorganisir dengan baik

3. Memberikan inovasi-inovasi lebih lanjut untuk pengembangan ekonomi


biru

4. Membentuk badan pengembangan blue economy pada masyarakat, dan

Memberikan bantuan secara nyata baik dana dan pelatihan untuk pengembangan
lebih lanjut akan blue economyDAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Rizqi Rizaldi. 2011. Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar
Dengan Menggunakan Energi Matahari. Bogor : IPB Press Putra, Dody Yuli. 2011.
Peran Sektor Perikanan Dalam Perekonomian Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di
Indonesia: Analisis Input-Output. Universitas Andalas
Assomadi, Abdu Fadli. Dkk. Model Alat Desalinasi Dengan Evaporasi Dan
Kondensasi Menjadi Satu Sistem Ruangan. Surabaya. ITS Press Mulyani, dkk.
2006. Sistem Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Kolektor Plat Datar
Dengan Tipe Kaca Penutup Miring. Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta.
Padang Gupta. 2005. Thermodynamics. Pearson Education India. New Delhi. 552
h Hapsari, trisnani dwi. Dkk. 2012. Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat
Pesisir Pada Pengelolaan Kkld Ujungnegoro Kabupaten Batang. Semarang. Undip
Press
Mudzakir, Abdul Kohar. 2003. Analisis Potensi dan Upaya Pengembangan
Sumberdaya Perikanan Jawa Tengah. Semarang. Universitas Diponegoro Stanis,
Stefanus. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut Melalui Pemberdayaan
Kearifan Lokal Di Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur. Semarang.
Universitas Diponegoro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2001.
Pedoman Pengelolaan Terpadu Wilayah Pesisir Indonesia. Biro Kelautanan Kantor
Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Dahuri. 2002. Pengelolaan Kelautan dan Perikanan Nasional. Jakarta. PT. Bumi
Aksara.
Darmayanti. 2010. Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
(Pemp) Studi Kasus: Swamitra Mina Pantura Jaya, Cilincing Jakarta Utara
Dan Swamitra Mina Mitra Usaha, Muara Gembong Jawa Barat. Jakarta.
Universitas Indonesia.
Rahmawaty. 2004. Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Kelautan Secara Terpadu
dan Berkelanjutan. Sumatera Utara. Manajemen Hutan Universitas
Sumatera Utara

Afriyanto, eddy dan Evi Liviawaty. 1989. Pengawetan Ikan dan Pengolahan Ikan.
Kansius. Yogyakarta.

Cammack,R. 2006. Oxford Dictionary of Biochemistry and Molecular Biology.


Oxford university press. New York.
FAO. 2009. FAO Book Year. Diakses dari www.fao.orgpada tanggal 21 januari
2014pukul 21.30 WIB

Grahardyarini, bm dan Lukita. 2008. Berharap Bangkitnya Industri Perikanan.


Kompas. Jakarta. 8 oktober.

Ilyas, sofyan. 1972. Pengantar Pengolahan Ikan. Pusat antar universitas pangan dan
gizi. Yogyakarta.

Satria, a. 2004. Karakteristik Sistem SosialMasyarakat Pesisir. Medan Singgih,


wibowo. 2000. Industry Pemindangan Ikan. Penebar swadaya. Jakarta. Winarno,
budi. 2002. Teori Dan Praktek Ke Publik. Media presndo. Yogyakarta

LAMPIRAN 1
Biodata Peserta

Nama lengkap NIM


Ketua
Fakultas/Jurusan

Tempat dan tanggal lahir

Email

No telp

Alamat

Rigo Muhammad Herriza 21050113120005


Teknik/Jurusan Teknik Mesin Tangerang, 17
Agustus 1995 rherriza@gmail.com
089653823738

Jalan Timoho Barat 2 Nomor 9 Tembalang

Karya-karya ilmiah yang pernah dibuat:

1. Rancang Bangun Mesin Press biji


Jagung sebagai Upaya Pengembangan UMKM di Desa Tajen Kabupaten
Rembang

2. Pemanfaatan Asap Cair (Bio-Oil) dan Batok Kelapa Berbasis Pirolisis


Sebagai Solusi Kebutuhan Energi Listrik Demi Kebutuhan Masyarakat
Indonesia

3. Perancangan Ecopazzle Cnt ( Carbon Nano Tech ) Praktisi Jerami Dan


Kerang Hijau Sebagai Biomaterial Nanofibers

4. Perancangan (Mini Green House) Solusi Inovatif Peningkatan Produksi

Dan Proteksi Tanaman Dengan Menggunakan Sistem Manual Plc

5. Asuransi Kesehatan Berbasis Unggas Bagi Masyarakat Pedesaan Sebagai


Upaya Pemerataan Pembangunan Nasional

Penghargaan-penghargaan yang pernah diraih:

Juara Favorit Diponegoro Entrepreuner ChallengeAnggota 1

Nama lengkap

: Sigit Arrohman

NIM

:21050111130088

Fakultas/Jurusan

: Teknik/Jurusan Teknik Mesin

Tempat dan tanggal lahir

: Sragen, 08 Februari 1994

Email

: arrohmansigitkecil@gmail.com

No telp

: 081567851032

Alamat

: jalan baskoro no 90, Tembalang, Semarang

Karya-karya ilmiah yang pernah dibuat :

1. ROKER (roket air kreatif) : mainan edukatif di smp ar-ridho tembalang

sebagai model pembelajaran fisika terapan

2. Kompor ramah lingkungan berbahan bakar cangkang kemiri dan limbah


kulit pertanian dengan kombinasi sinar matahari sebagai alternative
pengganti minyak

3. Aplikasi Mini Green House Sebagai Pendukung Pertanian Untuk


Mewujudkan Desa Mam ( Masyarakat Agribisnis Mandiri ) Di Desa
Rowosari ( Rw1 ) Tembalang, Kab. Semarang

4. Perancangan (Mini Green House) Solusi Inovatif Peningkatan Produksi


Dan Proteksi Tanaman Dengan Menggunakan Sistem Manual Plc

5. Perancangan Ecopazzle Cnt ( Carbon Nano Tech ) Praktisi Jerami Dan


Kerang Hijau Sebagai Biomaterial Nanofibers

6. Bajigur (Batako Jerami Ramah Lingkungan)Fotokatalis Nano Tio2 Dari


limbah Jerami Serta Lumpur Merapi Sebagai Biomaterial untuk
Peningkatan Ecoenviront Di Magelang, Jawa Tengah

Penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih:

1. Final LKTI di nanoteknologi Fsm Undip 2011

2. Finalis paper di konferensi nasional technopreneur IPB 2013

3. Finalis LKTI karya bakti ilmiah nasional Makasar 2013

Nama lengkap NIM

Fakultas/Jurusan

Putri Rousan Nabila


21030113130182 Teknik/
Teknik Kimia 01 Agustus
1994
putrirousan@yahoo.com
081554950792
Jalan Banjarsari, Gang Nirwanasari II

Tempat dan tanggal lahir

Email

No telp

Alamat
4. 4.

Juara 2 LKTI Jateng-DIY 2013

5. Juara 3 LKTI Nasional Mechanical Fair UNY 2013

Final lkti nasional Unib 2013No.5,


Tembalang, Semarang

Karya-karya ilmiah yang pernah dibuat :

1. Susu Gudang (Kacang Gude Dan Kulit Udang) Sebagai Susu Peninggi

Badan Tanpa Obesitas Untuk Menciptakan Generasi Muda Berkualitas

2. Produksi Fuel Grade Ethanol Dari Biji Kurma Sebagai Sumber Energi
Alternatif

3. Produksi Bioetanol dari Kedelai Hitam melalui Proses Sakarifikasi dan


Fermentasi Serentak dengan Enzim Glukoamilase

4. Peningkatan Jumlah Biomassa Dan Kandungan Omega-3 Dan 6 Pada


Mikroalga Spirullina, Chorella, Dan Nitzschia Sp : Solusi Menuju
Indonesia Sehat Dan Sejahtera

5. Zonasi Mikro Alga Pantai Utara Jawa Tengah Dengan Citra Satelit Untuk
Pengolahan Spirulina Guna Mengurangi Ketergantungan Impor Dan
Penigkatan Ekonomi Jawa Tengah

6. Pembuatan MIMISAN (Metesih Ice Cream Pisang) sebagai Usaha


Peningkatan Ekonomi dan Pemberdayaan IPK, (Ibu-ibu Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga).

Penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih:

1. Finalis LKTI CFC UNIMED Tingkat Nasional (2014)


Rigo Muhammad Herriza
Foto kopi Kartu Mahasiswa yang Masih Berlaku

Sigit Arrohman

Putri Rousan Nabila

Anda mungkin juga menyukai