Mesin pendingin pada rangkaian mesin bekerja untuk menghasilkan suhu atau
temperatur dingin (temperatur rendah). Hal ini sangat penting karena jika mesin terlalu
panas maka akan terjadi kerusakan pada komponennya [2]
Salah satu aplikasi pada mesin pendingin adalah truk pendingin. Yaitu sebuah truk yang
didesain berguna untuk membawa makanan agar tidak cepat rusak.[3]
3.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Dalam praktikum ini para praktikan diharapkan mampu:
1.
2.
3.
nilai-nilai
pelestarian
lingkungan.
Ini
dibuktikannya
dengan
pengaplikasian zat pendingin terbaru yang aman bagi lingkungan. Zat pendingin
(refrigerant) jenis R410A ini dipilih karena gas jenis ini terbukti tidak mengandung CFC
(Cloro Fluoro Carbon) yang menjadi pemicu utama penyebab kebocoran pada lapisan
ozon. [6]
3.3.2 BAGIAN-BAGIAN SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP
Berikut ini adalah bagian-bagian dari sistem pendingin siklus kompresi uap :
1. Kompresor pada refrigerator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan refrigerant dan menyalurkan gas refrigerant ke seluruh system refrigerator. Jika
dianalogikan, cara kerja kompresor Refrigerator layaknya seperti jantung di tubuh
manusia. Kompresor memiliki 2 pipa, yaitu pipa hisap dan pipa tekan dan memiliki 2
daerah tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi.
.
Gambar 3.6 Diagram P-H [7]
Diagram temperatur-salinitas (T-S ) perairan penting untuk difahami karena
bermanfaat untuk mengetahui sumber massa air perairan setempat. Oleh karena itu perlu
pemahaman yang baik mengenai dinamika diagram T-S di setiap perairanKarakteristik
diagram T-S khususnya ditentukan olehperubahan pola horisontal dalam tiga lapisan, yaitu
air hangat di lapisan atas, air pertengahan, dan air dingin di laut bagian dalam.
Suhu entropi diagram, atau T-s diagram, digunakan dalam termodinamika untuk
memvisualisasikan perubahan suhu dan entropi selama proses termodinamika atau siklus.
Ini adalah alat yang berguna dan umum, terutama karena hal ini membantu untuk
memvisualisasikan perpindahan panas selama proses. Untuk proses (yang ideal) reversibel,
area under curve T-s proses adalah panas yang ditransfer ke sistem selama proses.
menunjukan proses standar dari siklus kompresi uap, dan garis penuh menunjukkan proses
aktual yang berlangsung. Perbedaannya pada siklus aktual terjadi penurunan tekanan pada
peralatan evaporator dan kondensor, serta terjadi kenaikan entropi pada kompresor.
Gambar 3.8 Diagram P-H dengan siklus aktual dan ideal [9]
3.3.4 REFIGERAN DAN KARAKTERISTIKNYA
1. Hydrochlorofluorocarbons (HCFCs) dan Zeotropic
HCFCs mengandung tom hydrogen, chlorine, fluorine, dan carbon dan tidak
sepenuhnya alogeneted. HCFCs memiliki waktu yang lama untuk hidup di atmosfir
selama hampir satu dasawarsa atau sepuluh tahun) sehingga dapat menyebabkan
menipisnya lapisan ozon (ODP 0,02 0,1). R22, R123, R124 dan seterusnya adalah
kelompok HCFCs. HCFCs secara umum dimana-mana selalu digunakan. HCFCs
hampir berupa azeotropic dan HCFCs zeotropic adalah campuran dari HCFCs dengan
HFCs. Kelompok refrigeran ini penggunaannya dibatasi sampai tahun 2004.
2. Campuran Inorganik
Campuran ini digunakan pada tahun 1931, seperti amonia R717, water R718 dan udara R729.
Kelompok ini masih digunakan arena tidak mengakibatkan tipisnya lapisan ozon. Amoniak
hanya digunakan ntuk keperluan industri saja karena sifat beracun dan mudah terbakar
dilarang untuk digunakan secara umum. Campuran inorganic oleh ASHRAE ditetapkan
dengan nomor 700 dan 799.
3. Hydroflurocarbons (HFCs)
Hanya berisi atom hydrogen, fluorine dan karbon, tidak menyebabkan lapisan ozon
menipis. Kelompok HFCs adalah : 134a, R32, R125, dan R245ca.
4. HFCs campuran azeotropic atau HFCs azeotropic
Azeotropic adalah uatu zat campuran multi komponen dari refrigeran yang mudah
menguap dan mengembun dan tidak berubah komposisi volumetriknya atau
temperatur jenuh jika zat tersebut menguap atau mengembun pada tekanan konstan.
FCs azeotropic dapat bercampur dengan refrigeran HFCs. ASHRAE menetapkan
angka antara 500 dan 599 untuk azeotropic. HFCs azeotropic R507, campuran dari
R125/R143, biasa dipergunakan untuk refrigeran pada sistem pengkondisian udara
kompresi uap temperatur rendah.
5. Chlorofluorocarbons, Halon dan Azeotropic
CFCS hanya memiliki kandungan atom chlorine, fluorine dan karbon. CFC S memiliki
waktu yang lama untuk hidup di atmosfer dan menyebabkan tipisnya lapisan ozon
(ODP 0,6 - 1). Kelompok refrigeran ini adalah R11, R12, R113, R114, R115 dan
sejenisnya. Halon atau BFCS terdiri dari atom bromide, fluorine dan karbon. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah : R13B1 dan R12B1. jenis ini sangat tinggi
untuk merusak dan mengakibatkan tipisnya lapisan ozon (ODP untuk R13B1 adalah
10). Sejak tahun 1995, R13B1 dipakai untuk sistem pengkondisian udara kompresi
uap dengan temperatur yang sangat rendah.
3.3.5 APLIKASI MESIN PENDINGIN
Refrigerated truck
Truk refrigasi adalah sebuah mobil jenis van untuk membawa bahan makanan yang
tidak lama awet. Sistem refrigerasi pada truk ini adalah menggunakan carbon dioksida
dalam bentuk es yang digerakan oleh mesin diesel. Mobil ini biasa digunakan untuk
membawa makanan yang mudah rusak seperti sayur-sayuran, daging, dan buah-buahan. [3]
Dimana :
h1 h4 : perubahan entalpi refrigeran yang melewati evaporator (kJ/kg)
Pada siklus ideal, proses kompresi dapat diasumsikan dalam proses entropi konstan
yang ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut :
(kJ/kg).
Dari hukum termodinamika pertama : seluruh panas yang dibuang dari kondensor harus
sama dengan panas yang diserap ditambah dengan panas ekuivalen dari kerja mekanik
kompresi
q cond q evap q comp
Jika siklus berlangsung terus menerus dan berlangsung pada siklus tertutup, maka dapat
diperoleh :
a) Laju Aliran Massa Refrigeran ( mref )
Laju aliran massa adalah suatu subtansi yang mengalir per satuan waktu.
mref =
Daya
V I cos
=
( h2 h1 )
h2 h1
Keterangan :
m = laju aliran massa
V = tegangan pada kompresor
I = arus pada kompresor
h2 h1 = perubahan entalpi pada proses kompresi
b) Kapasitas Kompresor ( Q comp )
Kapasitas kompresor adalah jumlah tekanan udara yang dapat ditampung dalam
sekali kerja.
Q comp = mref
( h2 h1 )
Keterangan :
m = laju aliran massa
Q = kapasitas kompresor
h2 h1 = perubahan entalpi pada proses kompresi
c) Kapasitas Kondensor
Kapasitas kondensor adalah kemampuan kondensor untuk melepaskan kalor
dari refrigerant.
Q cond = mref
( h2 h3 )
Keterangan :
Q = kapasitas kondensor
m = laju aliran massa
h2 h3 = perubahan entalpi pada kondensor
d) Dampak Refrigeran ( href )
Dampak refrigeran adalah perubahan entalpi dari proses awal hingga akhir
href = h1 h4
Keterangan :
href = dampak refrigeran
h1 h2 = perubahan entalpi yang melewati evaporator
e) Laju Aliran Kalor Pendingin ( Qevap )
Laju aliran kalor adalah jumlah kecepatan kalor yang berpindah.
Qevap = mref
( h1 h4 )
Keterangan :
Q = laju aliran kalor
m = laju aliran masa refrigeran
h1 h4 = perubahan entalpi pada evaporator
f) Coefficient of Performance
Coefficient Of Performance adalah suatu indikator pada suatu sistem refrigerasi
COP =
h1 h4
h2 h1
Keterangan :
COP = koefisien dari sistem refrigerasi
h1 h4 = perubahan entalpi pada evaporator
h2 h1 = perubahan entalpi pada kompresor
g) Performance Factor ( PF )
Performance factor adalah faktor kerja mesin pada proses pendinginan
PF
Entalpi
h2 h1
h1 h4
PF = performance factor
h1 h4 = perubahan entalpi pada evaporator
h2 h1 = perubahan entalpi pada kompresor
adalah istilah dalam termodinamika yang
menyatakan
suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri dari energi dalam sistem, termasuk satu dari
lima potensial termodinamika dan fungsi keadaan juga volume dan tekanan merupakan
besaran ekstensif. Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada
mekanika klasik, hanya perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial
termodinamika, maka untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik
reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur perubahan entalpi H. Perubahan
H bernilai positif untuk reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm. [11]
Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per
satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Mungkin manifestasi
yang paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum termodinamika), entropi dari
sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas berpindah
dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada
suatu sistem yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses
reversibel/bolak-balik). Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi
tidak dapat dipakai untuk melakukan usahapada proses-proses termodinamika. Prosesproses ini hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi
diubah menjadi kerja/usaha, maka secara teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu.
Selama
kerja/usaha
tersebut,
entropi
akan
terkumpul
pada
sistem,
yang
Mencatat beberapa data setiap terjadi perubahan suhu pada T 2 setiap kenaikan
1oC dan data lain diantaranya:
a. Temperatur refrigeran di titik 1, 2, 3, dan 4.
b. Tekanan refrigeran di titik 1, 2, 3,dan 4.
6.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
ratarata
T1
(C)
1
P1
(Psi)
2
T2
(C)
3
P2
(Psi)
T3
(C)
4
P3
(Psi)
T4
(C)
P4
(Psi)
5
T5
(C)
21
24
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
18
19
20
21,5
22
22
22
22
23
23
23
24
25
25
26
26
26
27
28
29
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
200
210
210
210
210
210
210
210
220
220
220
220
220
220
220
225
225
230
230
230
37
38
38
39
39
39
39
39
39
39
39
39
40
40
40
40
40
40
41
41
200
205
210
210
210
210
210
210
220
220
220
220
220
220
220
220
225
225
225
230
13
-6
-6
-6
-6
-6
-6
-6
-6
-6
-6
-6
-6
-5
-5
-5
-5
-5
-5
-5
19
19
21
22
22
22
22
22
22
23
23
23
24
24
25
25
25
27
27
28
26
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
24
24
24
24
24
24
24
24
24,7
5
23,575
45,5
217,5
39,3
206,5
-4,2
23,25
24,65
T3 = 40C = 105.8 F
Cos = 0,8
P1 = 25 Psi
P3 = 220 Psi
I = 1 Ampere
T2 = 49C = 120,2 F
T4 = -5C = 23 F
P2 = 220 Psi
a.
P4 = 24 Psi
Tevap =
25 ( 5)
T1 T4
=
= 10oC = 50oF
2
2
Pevap =
P1 P4
25 24
=
= 24,5 Psi
2
2
Pkond =
P2 P3
220 220
=
= 220 Psi
2
2
Secara Ideal
Dalam diagram ini h3 = h4
1) Diagram P-h
Dalam tabel Termodynamic Properties of R22 on Saturation (A-8E) didapat bahwa
Pada Pevap = 24,5 Psi
h1 = 102.32 Btu/lbm
h2 = 112.27 Btu/lbm
h3 = h4 = 41.20 Btu/lbm
Konversi h ke satuan SI
h1 = 102.22 Btu/lbm = 238.78 kj/kg
h2 = 112.12 Btu/lbm = 261.85 kj/kg
h3 = h4 = 41.20 Btu/lbm = 50.01 kj/kg
225
24,5
40.99 Btu/lbm
= 0.41
105.
5
21.2
Daya
V I cos
320
=
=
= 13,29 x 10-3 kg/s
( h2 h1 )
h2 h1
(261.85 237.78)
3. Kapasitas Kondensor
Q cond = mref
( h2 h3 ) =
= 2439.81 W
4.Dampak Refrigeran ( href )
href = h1 h4
= 237.78 50,01
= 187.77 kJ/kg
5. Laju Aliran Kalor Pendingin ( Qevap )
Qevap
( h1 h4 )
= 13.29 10-3 187.77
= mref
= 2122.36 W
6. Coefficient of Performance
COP =
h1 h4 187.77
=
= 8,31
h2 h1
22.57
7. Performance Factor ( PF )
h2 h1
22.57
=
= 0,12
h1 h4 187.77
b. Secara Aktual
PF =
h4.
1) Diagram P-h
Dalam tabel Termodynamic Properties of R22 on Saturation (A-8E) didapat bahwa :
Pada Pevap = 24,5 Psi (A-9E)
h1 = 110.24 Btu/lbm
h2 = 117.27 Btu/lbm
h3 = 112.15 Btu/lbm
Pada P4 = 24 Psi
h4 = 5.06 Btu/lbm
Konversi h ke satuan SI
h1 = 102.52 Btu/lbm = 238,461kj/kg
h2 = 117.27 Btu/lbm = 272,27 kj/kg
h3 = 115.75 Btu/lbm = 269.23 kj/kg
h4 = 5.31 Btu/lbm = 12.35 kj/kg
225
24,
5
105.
5
21.2
Daya
V I cos
320
=
=
= 7.98 x 10-3 kg/s
( h2 h1 )
h2 h1
( 272.27 238.46)
( h2 h1 ) = 7.98 x 10-3
kg/s
(272.27 238.46)
= 192.72 W
3. Kapasitas Kondensor
Q cond = mref
= 33.41 W
4. Dampak Refrigeran ( href )
href = h1 h4
= 238.46 12.35
= 226.11 kJ/kg
5. Laju Aliran Kalor Pendingin ( Qevap )
Qevap
= mref ( h1 h4 )
= 7.57
226.11
= 1711.65 W
6. Coefficient of Performance
h1 h4
226.11
COP =
=
= 6,687
h2 h1
33.81
7. Performance Factor ( PF )
PF =
h2 h1
33,81
=
= 0,149
h1 h4
226.11
P3 = 206.5 Psi
T2 = 45.5 oC = 113.9 oF
T4 = -4.2o C= 24,44 oF
P2 = 217.5 Psi
P4 = 23.25 Psi
Tevap =
24.75 ( 4.2)
T1 T4
=
= 10,275 oC = 50.495 oF
2
2
Pevap =
P1 P4
23.575 23.25
=
= 23.41 Psi
2
2
Pkond =
P2 P3
217.5 206.5
=
= 212 Psia
2
2
h1 = 102.2 Btu/lbm
h2 = 112.04 Btu/lbm
h3 = h4 = 40.80 Btu/lbm
Konversi h ke satuan SI
h1 = 102.2 Btu/lbm = 237.7 kj/kg
h2 = 112.04 Btu/lbm = 260.64 kj/kg
h3 = h4 = 40.80 Btu/lbm = 94.48 kj/kg
223,25
223.2
23.4
1
40.80 Btu/lbm
= 0.35
94.48
23.4
1
3) Perhitungan
1. Laju Aliran Massa Refrigeran ( mref )
mref =
Daya
V I cos
320
=
=
= 13.74 x10-3 kg/s
( h2 h1 )
h2 h1
( 260.64 237.7)
( h2 h1 ) = 13.74 x10-3
kg/s
(260.64 237.7)
= 2733.13 W
3. Kapasitas Kondensor
Q cond = mref
= 1892.32 W
4. Dampak Refrigeran ( href )
href = h1 h4
= 237.7 94.48
= 143.22 kJ/kg
h2 h1
22.94
=
= 0,16
h1 h4 143.22
b. Secara Aktual
Dalam diagram ini h3
h4.
1) Diagram P-h
Dalam tabel Termodynamic Properties of R22 on Saturation (A-8E) didapat bahwa :
Pada Pevap = 23.41 Psi (A-9E)
h1 = 102.02 Btu/lbm
h2 = 112.04 Btu/lbm
h3 = 71.76 Btu/lbm
h4 = 4.81 Btu/lbm
Konversi h ke satuan SI
h1 = 102.02 Btu/lbm = 237.826 kj/kg
h2 = 112.22 Btu/lbm = 266.69 kj/kg
h3 = 71.76 Btu/lbm = 228.15 kj/kg
h4 = 4.81 Btu/lbm = 11.12 kj/kg
222,2
222.2
5
23.8
23,8
55
113.
23.6
3
3) Perhitungan
1. Laju Aliran Massa Refrigeran ( mref )
mref =
Daya
V I cos
320
=
=
= 6 x 10-3 kg/s
( h2 h1 )
h2 h1
( 266.69 237.82)
Q cond = mref
= 173.22 W
3. Kapasitas Kondensor
( h2 h3 ) = 6
Q cond = mref
= 231.24 W
4. Dampak Refrigeran ( href )
href = h1 h4
= 237.82 11.12
= 226.7 kJ/kg
5. Laju Aliran Kalor Pendingin ( Qevap )
Qevap = mref ( h1 h4 )
=6
10-3
226.7
= 1360.2 W
6. Coefficient of Performance
h1 h4
226.7
COP =
=
= 7.85
h2 h1
28.87
7. Performance Factor ( PF )
PF =
h2 h1
28.87
=
= 0,127
h1 h4
226.7
225
24,
225
24,
225
aktual
225
ideal
24,
5
24,
5
223,2
5
23,4
222,2
5
23,8
191.3
222,2
1
5
223,2
23,4
aktual
ideal
23,8
Tabel 3.2 Hasil analisa kondisi ideal dengan aktual berdasarkan data sample
Diagram Ideal (btu/lbm)
102,32
H
h1
112.27
h2
117.27
41.20
h3
112.15
41.20
h4
5.06
8.31
68.687
COP
Tabel 3.3 Hasil analisa kondisi ideal dengan aktual berdasarkan data rata- rata.
H
h1
112.04
h2
112.04
40.80
h3
71.76
40.80
h4
4.81
6.24
COP
7.85
Hasil analisa :
1. Pada daur kompresi uap aktual selalu mengalami pengurangan efisiensi
dibandingkan dengan daur standar. Hal ini disebabkan adanya penurunan tekanan
pada kondensor dan evaporator akibat gesekan dan kerugian- kerugian lain pada
siklus aktual.
2. Diagram ideal, enthalpy diambil dari suhu evaporasi dan kondensasi. Pada diagram
aktual enthalpy diambil dari suhu sisi masuk dan sisi keluar dari komponen utama
mesin refrigrasi, begitu juga tekanannya.
3. Nilai h3 = h4 pada diagram P-h ideal dapat terjadi karena pada katup ekspansi tidak
ada kebocoran.
4. Nilai COP pada diagram aktual lebih besar dari diagram ideal karena usaha yang
dibutuhkan kompresor lebih kecil.
5. Rugirugi pada mesin refrigerasi disebabkan adanya bagian yang tidak terisolasi
dengan sempurna, sehingga terjadi kerugian panas pada bagianbagian mesin
tersebut.
6. Perbedaan nilai entalphy pada diagram Ph ideal maupun actual diakibatkan oleh
penyimpangan pembacaan suhu yang tidak sesuai dengan tekanan aslinya.
7. Pada diagram ideal dan actual, penentuan entalphi berdasarkan P dan T akan
mengalami perbedaan nilai yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
entropi pada P dan T yang akan ditentukan.
8. Pada proses evaporasi terjadi perubahan temperature dikarenakan kondisi
refrigerant pada keadaan evaporasi di panas lanjut.
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.1 KESIMPULAN
1. Daur refrigerasi yang dipakai dalam siklus adalah tipe kompresi uap yang
menggunakan Freon 22 (R22) sebagai refrigeran. Siklus kompresi uap
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : entalphi, kapasitas kompresor,
kapasitas kondensor, laju aliran massa refrigeran dan laju aliran kalor pendingin.
2. Laju aliran massa refrigeran ditentukan oleh daya listrik, dimana daya listrik
tersebut besarnya sama dengan kapasitas kompresor. Semakin besar daya listrik
maka semakin besar pula laju aliran massa refrigerannya.
3. Kapasitas kondensor dan kapasitas laju aliran kalor pendingin (kapasitas
evaporator) ditentukan oleh laju aliran massa refrigeran. Semakin besar laju
aliran massa refrigeran maka semakin besar pula kapasitas kondensor dan
evaporator. COP akan semakin besar jika perubahan entalphi di evaporator
semakin besar. COP yang tinggi dari suatu mesin refrigerasi menunjukkan
bahwa untuk melakukan refrigerasi hanya memerlukan sedikit usaha.
3.1.2 SARAN
ideal