Anda di halaman 1dari 33

Teori Gambar Teknik

Gambar Teknik
Fungsi dan Tujuan Gambar
1. Gambar Sebagai Bahasa Teknik
Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seseorang kepada
orang lain. Gambar sering disebut bahasa teknik, oleh karena itu diharapkan gambar
dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan ringkas namun mempunyai
pengertian yang luas. Oleh karena itu berapa tinggi mutu keterangan yang dapat
diberikan dalam gambar tergantung dari bakat perancang gambar.

2. Fungsi Gambar
Fungsi gambar digolongkan menjadi 3 :
a. Sebagai Bahan Informasi
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang kepada orang-orang
yang berkepentingan terhadap perencanaan, proses, pembuatan, perakitan, dan
pemeriksaan produk. Orang-orang yang berkepentingan tidak hanya dalam
lingkungan pabrik, tetapi juga kalangan luas diluar pabrik.
b. Sebagai Data Teknis
Gambar merupakan data teknis yang sangat penting karena memuat teknologi dari
suatu perusahaan yang dikemas dalam bentuk file. Oleh karena itu gambar perlu
diawetkan untuk kepentingan produk guna perbaikan dan diperlukan sebagai bahan
masukan rencana-rencana baru dikemudian hari.
c. Sebagai Dasar Peningkatan/pengembangan
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan
dalam bentuk gambar melalui proses yang diulang-ulang dan dievaluasi, sehingga
dapat dihasilkan gambar yang sempurna. Dengan demikian gambar juga berfungsi
sebagai peningkat daya berfikir para perencananya. Oleh karena itu seorang
perencana tanpa kemampuan menggambar akan mengalami kesulitan dalam
menyampaikan keinginan dan angan-angannya.

3. Tujuan Gambar
a. Internasionalisasi Gambar
Pada awalnya perencana dan pembuat alat merupakan orang yang sama, dengan
demikian gambar hanya merupakan alat berfikir dan konsep saja, sehingga aturan
gambar tidak diperlukan. Jika perencana dan pembuat alat tidak lagi merupakan
orang yang sama, tetapi mempunyai hubungan satu sama lain, maka diperlukan

Pelatihan K-3 1
Teori Gambar Teknik

aturan-aturan yang baku. Peraturan gambar dimulai dari persetujuan bersama


antara orang-orang yang berkepentingan dalam suatu perusahaan, yang kemudian
menjadi bentuk standar. Bersamaan dengan meluasnya industri, perdagangan dan
pengaruh kemajuan teknologi mengharuskan internasionalisasi standar gambar.
b. Mempopulerkan Gambar
Dalam lingkungan teknologi, golongan orang-orang yang membaca dan
mempergunakan gambar semakin meningkat jumlahnya, akibatnya diperlukan
penyebaran informasi gambar. Untuk itu diperlukan gambar yang jelas dan mudah
dipahami oleh semua tingkatan pengguna gambar.
c. Perumusan Gambar
Hubungan yang erat antara bidang industri dengan arsitektur yang masing-masing
mempunyai aturan sendiri, tidak memungkinkan menyelesaikan suatu proyek dari
satu bidang saja secara bebas. Untuk tujuan ini masing-masing bidang akan
mencoba untuk mengidentifikasi dan membuat perumusan gambar.
d. Sistematika Gambar
Isi gambar menyajikan banyak perbedaan-perbedaan, tidak hanya dalam penyajian
bentuk dan ukuran tetapi tanda-tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk dll. Untuk
itu gambar harus dipilih sedemikian rupa sehingga semua persyaratan dari berbagai
orang yang berkepentingan dapat dipenuhi secara sistematis.

4. Alat-alat Gambar
1. Meja gambar dan mesin gambar.
Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata dan tidak
melengkung serta memiliki tepi yang lurus. Mesin gambar yang dipasang diatas meja
gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lain, seperti
penggaris, segi tiga dan busur derajat.

2. Kertas Gambar
Menurut fungsinya kertas gambar dibagi 2 :
a. Kertas gambar untuk tata letak (kertas mm)
b. Kertas gambar untuk gambar asli (Manila, Padalarang, Kalkir dll)
Kertas gambar yang digunakan mempunyai ukuran yang telah dinormalisasikan.
Ukuran yang paling banyak digunakan adalah seri/model A yang diikuti angka 0 s/d 4.
Ukuran standar A0 mempunyai luas 1 m2 dengan perbandingan panjang dan lebar
adalah 2:1. Ukuran-ukuran berikutnya diperoleh dengan membagi dua ukuran

Pelatihan K-3 2
Teori Gambar Teknik

panjangnya. Pada umumnya kertas gambar digunakan dengan sisi panjang mendatar,
kecuali untuk model gambar tertentu yang memerlukan kertas vertical.

Lambang dan ukuran kertas model A adalah sbb :

Lambang Ukuran Kertas Sisi Kiri Sisi Kanan/Atas/Bawah


A0 1189 x 841 20 10
A1 841 x 594 20 10
A2 594 x 420 20 10
A3 420 x 297 20 10
A4 297 x 210 20 5

3. Pensil gambar dan Rapido


Menurut jenisnya pensil dibedakan menjadi 2 :
a. pensil biasa
b. pensil mekanis

Pensil dibedakan menjadi 3, yang dinyatakan oleh gabungan huruf dan angka sbb :
a. keras diberi lambang H (hard)
b. sedang diberi lambang F (firm) atau HB (half black)
c. lunak diberi lambang B (black)
Tiap-tiap golongan dibagi dalam 6 tingkatan kekerasan yang dinyatakan dengan angka:

Keras Sedang Lunak


9H 3H 2B
8H 2H 3B
7H H 4B
6H F 5B
5H HB 6B
4H B 7B

Rapido/trek pen dengan tinta gambar sebagai pengganti pensil digunakan untuk
membuat gambar kerja pada kertas kalkir.
4. Jangka
Perlengkapan ini biasanya tergabung dalam satu kotak jangka yang berisi jangka
besar, jangka kecil, jangka pegas (orleon), alat penyambung, dan pena penggaris.
Jangka dibedakan menjadi 2 golongan :
a. jangka biasa, digunakan untuk membuat lingkaran dan busur
b. jangka pembagi (kedua ujungnya runcing), digunakan untuk membagi garis,
memindahkan ukuran, dll.
Pelatihan K-3 3
Teori Gambar Teknik

5. Penggaris;
Untuk membuat gambar kerja diperlukan beberapa macam penggaris atau mistar
gambar, antara lain penggaris lurus atau bentuk T, sepasang segitiga, mal lengkung,
mal bentuk, dll. Peralatan lain yang juga diperlukan sebagai alat bantu menggambar
adalah sebagai berikut :
a. Mistar skala, digunakan untuk menentukan skala gambar secara langsung.
b. Busur derajat, digunakan untuk menentukan besar sudut atau membagi sudut.
c. Mal/sablon huruf/angka, digunakan untuk menuliskan huruf atau angka.
d. Sablon lingkaran digunakan untuk membuat lingkaran atau busur.
e. Mal lengkung untuk membuat kurva atau lengkungan tak beraturan.
f. Karet penghapus, digunakan untuk menghapus gambar yang salah.
g. Pelindung penghapus, digunakan untuk melindung bagian yang tidak dihapus.
h. Pita gambar, digunakan untuk perekat gambar diatas meja gambar.

Jenis Garis dan Huruf


1. Jenis Garis
Berdasarkan normalisasi ISO, tebal garis gambar disusun menurut deret ukur dengan
angka perkalian 2, diambil atas dasar pembesaran dan pengecilan gambar, yang
dimulai dari angka (0,13), (0,18), (0,25), (0,35), (0,5), (0,7), (1,0), (1,4) dan (2,0)
dalam satuan mm. Untuk gambar yang besar tebal garis a diambil 0,7 dan untuk
gambar yang sedang diambil 0,5.
Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan atau bertemu harus diperlihatkan
dengan jelas titik pertemuannya. Panjang garis gores dan jarak antaranya harus sama
dan jarak ruang antara harus cukup pendek.
2. Huruf dan Angka
Dalam suatu gambar kerja, penulisan huruf, angka dan lambang digunakan untuk
memberi ukuran, catatan dan keterangan-keterangan. Huruf dan angka harus dibuat
dengan jelas, agar supaya tidak menimbulkan salah baca dari pengguna yang berbeda.
Dalam ISO 3098/1-1974 diberikan contoh huruf miring dan huruf tegak. Contoh ini
dimaksudkan sebagai gambaran yang ditulis dengan bantuan sablon. Tinggi huruf
besar (h) diambil sebagai dasar ukuran huruf, dengan angka perbandingan 2, yang
diambil dari perbandingan ukuran kertas gambar. Tinggi huruf besar (h) dan huruf
kecil (c) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Bila terdapat gabungan antara huruf besar
dan kecil setinggi 2,5 mm, maka (h) akan menjadi 3,5 mm. Tebal huruf (d) ditentukan
oleh dua perbandingan standar d/h = 1/14 dan 1/10.

Pelatihan K-3 4
Teori Gambar Teknik

Untuk menggambar proyeksi sebuah benda digunakan beberapa macam garis. Ada tujuh
macam garis yang dipakai untuk menggambar teknik mesin sbb :

No. Contoh garis Tebal Macam garis Penggunaan

A a - garis tebal - garis tampak


- garis bayangan
- garis ukur
B a/2 - garis tipis lurus - garis arsir
- garis berdekatan
- garis penampang
C a/2 - garis tipis bergelombang - batas potongan
D a/2 - garis gores - garis tepi tak tampak
- garis sumbu
E a/2 - garis gores bertitik - batas bagian bergerak
- bag. depan bid. potong
F a-a/2 - garis gores bertitik ujung tebal - bidang irisan
G a - garis gores bertitik tebal - penunjukan pengerjaan

Contoh penggunaan macam-macam garis gambar sesuai dengan fungsinya


diperlihatkan pada gambar dibawah :

B2
Q
B2
Q
E2
F
B5 A

B3

B1
C

E1
B1

Pelatihan K-3 5
Teori Gambar Teknik

Gambar Proyeksi
1. Pengertian Proyeksi
Proyeksi adalah bayangan khayalan dari benda yang dipandang dan ditentukan oleh
garis-garis pandangan pengamat yang disebut garis-garis proyeksi. Garis-garis
proyeksi tersebut memotong bidang pandangan (bidang proyeksi) dan perpotongannya
disebut pandangan (proyeksi). Jadi pada kenyataanya bayangan khayalan itu
merupakan gambar yang menunjukkan bentuk benda yang dipandang oleh pengamat.
Jika kita akan membuat benda menurut gambar, kita harus membuat bayangan yang
tepat dari benda yang akan dibuat. Dalam hal ini sipembuat benda harus sanggup
membayangkan tentang bentuk dan ukuran benda yang akan dibuat sesuai dengan
pikiran perencana. Perencana menjelaskan maksudnya dengan perantaraan gambar sket
yang bisa dimengerti oleh pelaksana.

2. Macam-macam Gambar Proyeksi


Kesanggupan berfikir untuk membayangkan benda dalam tiga dimensi adalah satu dari
syarat-syarat paling penting bagi seorang perancang. Belajar membayangkan benda
dalam ruangan dan mempergunakan khayalan konstruktif adalah satu dari nilai pokok
yang diperoleh dari pelajaran bahasa gambar.
Proyeksi diciptakan orang untuk mengekpresikan angan-angan yang ada dalam
fikirannya, agar mudah ditangkap oleh orang lain. Ada beberapa macam proyeksi yang
masing-masing mempunyai keunggulan terhadap yang lain. Secara garis besar
proyeksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Proyeksi perspektif
b. Proyeksi sejajar

Perbedaan antara proyeksi perspektif dan proyeksi sejajar ditunjukkan pada gambar
berikut. Pada proyeksi perspektif benda dipandang dari titik mata, sedangkan pada
proyeksi sejajar benda dipandang dari titik tak berhingga.

Bidang proyeksi
V D
D'
Proyektor C' C

A' A Benda
Pengamat
B' B

Proyeksi Perspektif

Pelatihan K-3 6
Teori Gambar Teknik

Bidang proyeksi
V
D
Proyektor D'
C
Pengamat pada jarak C'
tak terhingga A' A Benda
B'
B

Proyeksi Sejajar

Dari kedua macam proyeksi tersebut dibagi lagi menjadi beberapa bagian, seperti
ditunjukkan pada gambar blok diagram proyeksi dibawah ini.

PROYEKSI

Perspektif Sejajar

Perspektif Perspektif Perspektif Proyeksi Proyeksi Proyeksi


Satu Titik Dua Titik Tiga Titik Aksonometri Miring Ortogonal

Proyeksi
Majemuk

Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi


Isometri Dimetri Trimetri Sudut Pertama Sudut Ketiga

SISTEM SISTEM
PROYEKSI PROYEKSI
EROPA AMERIKA
Proyeksi Piktorial

Proyeksi Miring

Proyeksi Perspektif

Proyeksi Aksonometri

Blok Diagram Proyeksi

Pelatihan K-3 7
Teori Gambar Teknik

Proyeksi Perspektif
Yaitu proyeksi yang diperoleh dari suatu titik pandang. Pada gambar perspektif garis-
garis proyeksi (proyektor) tidak sejajar, melainkan dipusatkan pada satu titik, yaitu mata
pengamat. Lukisan yang terdapat pada bidang pandangannya disebut proyeksi
perspektif. Pada metode ini proyeksinya tidak menunjukkan bentuk dan dimensi yang
sebenarnya dari obyek yang dipandangan.

Proyeksi Perspektip

Proyeksi Miring
Yaitu proyeksi dimana garis-garis yang diproyeksikan tidak tegak lurus terhadap bidang
proyeksi, tetapi membuat sudut sembarang (miring) dengan sudut kemiringan sebesar
30, 45 atau 60. Jika dipergunakan sudut 45, maka cara ini disebut proyeksi miring
sejajar (parallel). Untuk memperoleh proyeksi kubus yang jelas ambillah garis-garis
miring dari proyeksi kubus itu menjadi setengahnya, sedangkan garis-garis dari rusuk
yang tidak kelihatan ditarik dengan garis potong-potong.

Proyeksi Miring

Pelatihan K-3 8
Teori Gambar Teknik

Proyeksi Aksonometri
Teori proyeksi aksonometri ini termasuk bagian dari teori proyeksi orthogonal, yaitu
proyeksi sejajar dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Perbedaanya ialah
permukaan benda yang diproyeksikan dimiringkan terhadap bidang proyeksi, sehingga
tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan menggambarkan bentuk benda
seperti sebenarnya.

1
V
4 2
1

2 3

Proyeksi Aksonometri

Proyeksi Aksonometri dibagi menjadi 3 golongan :


a. Isometri (=), sumbu x, y dan z sama panjang
b. Dimetri (=), dua sumbu sama panjang
c. Trimetri (), ketiga sumbu tidak sama panjang

Tiga bentuk Proyeksi Aksonometri :

120

120 120

30 30

Isometri Dimetri Trimetri

Proyeksi Orthogonal
Yaitu proyeksi yang diperoleh dari garis-garis proyeksi yang sejajar dan tegak lurus
pada bidang proyeksi. Pada bidang proyeksinya menggambarkan bentuk dan dimensi
yang sebenarnya. Antara benda dan titik penglihatan di tak terhingga diletakkan bidang
tembus pandang sejajar dengan bidang yang akan digambar. Bayangan yang dilihat
pada bidang tembus pandang ini merupakan gambar proyeksi. Jika benda dilihat dari
depan, maka gambar pada bidang tembus pandang ini disebut pandangan depan.
Pelatihan K-3 9
Teori Gambar Teknik

Dengan cara demikian benda tadi dapat diproyeksikan pada bidang proyeksi horisontal
dan vertikal baik dari sebelah kiri maupun kanan.
Proyeksi orthogonal pada umumnya terdiri dari beberapa bidang proyeksi (majemuk).
Dengan menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut dapat diperoleh gambaran
jelas dari benda yang dimaksud.

V 2
1
2
4

3
4

Proyeksi Orthogonal

Perbedaan bentuk proyeksi Perspektip dan Orthogonal sbb:

Proyeksi Perspektip

Proyeksi Orthogonal

Pelatihan K-3 10
Teori Gambar Teknik

Proyeksi Majemuk
Yang dimaksud dengan proyeksi majemuk adalah proyeksi sebuah benda yang
dipandang dari arah yang berbeda-beda. Garis proyeksi dari pandangan pengamat pada
tiap arah itu tegak lurus pada bidang proyeksi dan sejajar satu sama lain (proyeksi
orthogonal).
P. Atas

P. Depan
P. Kanan

Arah Pandangan Proyeksi Majemuk

P. Atas

P. Depan P. Kanan

Proyeksi Majemuk

Pelatihan K-3 11
Teori Gambar Teknik

Bidang Proyeksi Kotak Kaca


Kita bayangkan bahwa sebuah benda ditempatkan dalam sebuah kotak kaca yang
berbentuk kubus. Dalam hal ini tentu saja keenam sisi kubus tersebut berpotongan tegak
lurus satu sama lain. Selanjutnya sisi-sisi kubus atau dianggap bidang-bidang proyeksi
yang posisinya selalu terletak antara kita (pengamat) dan benda yang diproyeksikan.
Dengan demikian pada enam arah pandangan kita akan memperoleh enam proyeksi
pandangan benda dan terdapat pula enam bidang proyeksi yang terletak secara terpisah-
pisah.

P. atas

P. belakang

P. H
kiri

P. kanan
P. depan

P. bawah

e
a

b c

Bukaan Kotak Kaca

Pelatihan K-3 12
Teori Gambar Teknik

Jika kita menghendaki proyeksi benda dari enam pandangan dan tergambar pada enam
bidang proyeksi secara terpisah, maka sisi-sisi kotak kaca yang berbentuk kubus harus
dibentangkan sebidang dengan kertas gambar. Sisi muka vertikal kotak kaca diletakkan
pada kertas gambar, sedangkan sisi-sisi lainnya dibentangkan sedemikian rupa sehingga
keenam sisinya merupakan bidang proyeksi yang terletak pada satu bidang datar. Dari
bentangan ini diperoleh enam pandangan benda pada enam bidang proyeksi, yaitu :
Pandangan atas, tergambar pada bidang proyeksi atas (I)
Pandangan muka, tergambar pada bidang proyeksi muka (II)
Pandangan kanan, tergambar pada bidang proyeksi kanan (III)
Pandangan bawah, tergambar pada bidang proyeksi bawah (IV)
Pandangan kiri, tergambar pada bidang proyeksi kiri (V)
Pandangan belakang, tergambar pada bidang proyeksi belakang (VI)

VI V III

II

IV

Bentangan Enam Bidang Proyeksi

Pelatihan K-3 13
Teori Gambar Teknik

Analisa pandangan :
Prinsip menggambar teknik adalah memilih kombinasi pandangan yang tepat dan
terpenting dari enam kombinasi pandangan. Selanjutnya kita tinjau beberapa kombinasi
pandangan dengan menganalisa keenam pandangan yang terdapat pada kotak kaca.
1. Pandangan depan, atas dan kanan;
Kombinasi pandangan ini adalah yang paling umum dipakai untuk menggambar
teknik mesin, karena tiap pandangan dari benda yang diproyeksikan dapat langsung
memberikan dua dari tiga dimensi benda, yaitu panjang, lebar atau tinggi.
2. Pandangan depan, atas dan kiri;
Kombinasi pandangan ini menunjukkan pandangan kiri digambar pada bagian kiri
pandangan muka. Kombinasi pandangan ini kita pilih jika bentuk benda lebih nyata
dipandang dari kiri daripada dipandang dari kanan, hanya disini terdapat penunjukan
garis atau bagian yang tidak kelihatan dari benda dengan garis potong-potong.

P. Atas P. Atas

P. Depan P. Kanan P. Kiri P. Depan

Pand. Depan, Atas dan Kanan Pand. Depan, Atas dan Kiri

3. Pandangan depan, bawah dan kanan;


Bentuk kombinasi dari pandangan muka, bawah dan kanan dipakai jika pandangan
bawah lebih jelas bendanya dari pandangan atas.

4. Pandangan atas, depan, kiri dan belakang;


Disamping kombinasi pandangan atas, muka dan kiri, terdapat lagi pandangan
belakang. Kombinasi pandangan ini diperlukan, jika kita membutuhkan dimensi
mendetail dari bagian belakang.

Pelatihan K-3 14
Teori Gambar Teknik

P. Depan P. Kanan P. Atas

P. Bawah P. Blk P. Kiri P. Depan

Pand. Depan, Bawah dan Kanan Pand. Atas, Depan, Kiri dan Belakang

5. Kombinasi pandangan berganti-ganti;


Jika keempat sisi tegak kotak kaca yang berbentuk kubus itu, dibentangkan dengan
posisi pandangan atas sebagai dasarnya, maka semua sisi kotak kaca akan sebidang
pula dengan kertas gambar, kecuali sisi bawah. Ternyata posisi pandangan kiri-kanan
dan muka-belakang terhadap pandangan atas saling berganti-ganti bentuk.

P. Blk

P. Kiri P. Atas P. Kanan

P. Depan

Bukaan Kotak Kaca Pandangan Berganti-Ganti

Pelatihan K-3 15
Teori Gambar Teknik

3. Sistem Proyeksi
Apa yang telah diuraikan pada bab terdahulu jelaslah bahwa bidang-bidang proyeksi itu
dipakai untuk memproyeksikan benda yang terletak dalam ruang yang dibatasi oleh
bidang-bidang proyeksi itu sendiri. Dalam proyeksi orthogonal kita memakai tiga buah
bidang yang tegak lurus satu sama lain, yang berfungsi sebagai bidang-bidang proyeksi,
yaitu :
a. Bidang proyeksi horizontal (H), disebut juga bidang proyeksi I, menunjukkan
pandangan atas;
b. Bidang proyeksi vertikal (V), disebut juga bidang proyeksi II, menunjukkan
pandangan muka;
c. Bidang proyeksi profil (P), disebut juga bidang proyeksi III, menunjukkan
pandangan kanan.
Jika diumpamakan luas permukaan bidang-bidang proyeksi tak terbatas, maka bidang-
bidang H dan V akan membagi ruang dalam 4 bagian, yang dinamakan sudut-sudut
ruang atau kwadran-kwadran, maka :
a. ruang diatas H dan dimuka V adalah kwadran I
b. ruang diatas H dan dibelakang V adalah kwadran II
c. ruang dibawah H dan dimuka V adalah kwadran III
d. ruang dibawah H dan dibelakang V adalah kwadran IV

y
V
Kw II Kw I
P

O
x
H
z

Kw III Kw IV

Jika bidang-bidang proyeksi H, V dan P tersebut saling memotong menurut 3 buah garis
yang berpotongan tegak lurus satu sama lain di titik O, maka didapat sumbu x, sumbu y
dan sumbu z.

Pelatihan K-3 16
Teori Gambar Teknik

Bidang-bidang proyeksi kwadran I


Dalam ilmu proyeksi kita selalu menggambar pada sebuah bidang datar. Bidang-bidang
proyeksi H, V dan P dibentangkan diatas bidang datar dengan cara sbb :
Bidang proyeksi V, yang kita bayangkan sedemikian rupa, sehingga jatuh bersamaan
dengan kertas gambar. Bidang-bidang P dan H dianggap terlepas satu sama lain
sepanjang sumbu OZ, kini kita putarkan bidang proyeksi H sebesar 90 kebawah sumbu
OX, sehingga sebidang dengan bidang proyeksi V. Hal ini kita lakukan juga terhadap
bidang proyeksi P, kearah kiri sumbu OY.
Jika benda yang akan digambar diletakkan pada kwadran pertama dan diproyeksikan
pada bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut proyeksi kwadran pertama
atau cara proyeksi sudut pertama, yang dalam penggunaannya disebut Sistem Proyeksi
Eropa.

y y
P V
V
P Kw I
PK PD

O
x x
O H
PA z

Bentangan Kw I Kwadran I
Bidang Proyeksi Kwadran I

Bidang-bidang proyeksi kwadran III


Pada kwadran ini P ditempatkan disebelah kanan, dengan berpangkal pada bidang
proyeksi V, sehingga ketiga bidang proyeksi H, V dan P jatuh bersamaan pada kertas
gambar, dengan cara sbb :
Bidang-bidang H dan P dianggap terlepas satu sama lain sepanjang sumbu OZ,
kemudian bidang H putar keatas sebesar 90, demikian pula bidang P diputar kekanan
sebesar 90.

Pelatihan K-3 17
Teori Gambar Teknik

Jika bendanya diletakkan pada kwadran ketiga, disebut proyeksi kwadran ketiga atau
cara proyeksi sudut ketiga, yang dalam penggunaannya disebut Sistem Proyeksi
Amerika.

PA

O O
x

x H
z PD PK

V P
Kw III P
V y

Kwadran III Bentangan Kw III

Bidang Proyeksi Kwadran III

Selanjutnya komisi normalisasi menganjurkan untuk menggunakan bidang-bidang


proyeksi kwadran III sesuai dengan lembaran normalisasi N 65 tentang gambar-gambar
teknik, dengan ketentuan sbb :
a. Bidang-bidang proyeksi terletak antara kita dan benda;
b. Garis-garis proyeksi sejajar dan tegak lurus bidang-bidang proyeksi (proyeksi
orthogonal);
c. Bidang-bidang proyeksi dianggap merupakan kaca bening.

4. Perbandingan Proyeksi
Jika hasil-hasil gambar proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga dibandingkan,
maka terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikan dari yang lain. Harus
diingat bahwa dua cara proyeksi ini jangan dipakai bersamaan dalam satu gambar. Jika
dalam gambar telah ditentukan sistem proyeksi yang dipakai, maka lambang
proyeksinya harus disertakan pada kolom nama gambar.

Pelatihan K-3 18
Teori Gambar Teknik

Kelebihan Sistem Proyeksi Amerika :


a. Dari gambarnya, bentuk benda dapat langsung dibayangkan, dengan pandangan
depan sebagai pandangan utama;
b. Gambarnya mudah dibaca dan jarang terjadi salah pengertian, karena hubungan
antara gambar yang satu dengan yang lain lebih dekat;
c. Pandangan yang berhubungan diletakkan berdekatan, sehingga mudah untuk
membaca ukurannya.

Proyeksi Titik
Proyeksi orthogonal suatu titik pada suatu bidang proyeksi adalah titik potong garis
proyeksi dengan bidang proyeksi. Jika jarak titik tersebut terhadap bidang V = 0 maka
proyeksinya adalah titik itu sendiri. Apabila sebuah titik A terletak dalam kwadran III
dengan posisi sembarang dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi H, V dan P,
maka proyeksi dari titik itu adalah titik potong proyektor dengan bidang proyeksi
masing-masing. Bentangkan bidang H, V dan P sehingga sebidang dengan kertas
gambar, sehingga diperoleh tiga buah titik pandangan.

H
V
Ah

O
Titik
Av Ap
V P

Proyeksi Garis Lurus


Proyeksi sebuah garis lurus cukup dengan memproyeksikan dua titik ujung garis
terhadap bidang proyeksinya dan menghubungkan kedua titik proyeksi tersebut.
Proyeksi sebuah garis dinyatakan dengan menempatkan sebuah huruf atau angka pada
kedua ujungnya. Jika garis PQ sejajar dengan bidang proyeksi V, maka proyeksinya
sama panjang dengan garis-garis yang diproyeksikan. Apabila garis tersebut
dimiringkan akan diperoleh garis yang lebih pendek, sedangkan untuk garis tegak lurus
bidang proyeksi akan diperoleh sebuah titik.

Pelatihan K-3 19
Teori Gambar Teknik

V V V
P
P

P Q
Q Q

Pada gambar berikut diperlihatkan proyeksi sebuah garis sembarang yang terletak pada
bidang proyeksi kwadran III.
z
H Qh
Ph
x
P O
Pp
Pv

Q Qp

Qv P
V
y
Proyeksi garis dalam ruang

Qh

Ph
x
O Pp
Pv

Qv Qp
y
Proyeksi Garis Pada Bentangan Bidang

Pelatihan K-3 20
Teori Gambar Teknik

Pada gambar dibawah ini diperlihatkan beberapa proyeksi garis lurus pada bidang V,
dengan posisi yang berbeda-beda :
a. Garis AB tegak lurus bidang V, maka diperoleh proyeksi titik B;
b. Garis BC sejajar bidang V, maka diperoleh proyeksi garis BC, yang panjangnya
sama dengan sisi BC;
c. Garis DE tidak sejajar bidang V, maka diperoleh proyeksi garis DE, yang lebih
pendek dari sisi DE.

A A
B B
V V
D

B,A C
B,A
C

C,D

a b

E
V

E D

Proyeksi Permukaan Datar


Sebagaimana kita ketahui bidang datar terdiri dari banyak garis dan garis-garis itu
terdiri dari titik-titik. Jadi kalau kita memproyeksikan sebuah permukaan atau bidang
datar artinya sama dengan memproyeksikan garis atau titik. Dua bidang datar yang
saling berpotongan akan membentuk garis pinggir (rusuk). Bidang datar itu dibatasi
oleh rusuk-rusuk, yang berbentuk garis lurus atau lengkung.

Pelatihan K-3 21
Teori Gambar Teknik

D
B
A V E
V D
C
E
G
A,B D F
G

D,C K F
b
a
V L
K
L
N

N M

M
c

Membaca Gambar
1. Maksud dan Tujuan :
a. Sebelum mengenali bentuk suatu benda, terlebih dahulu kita harus membaca dan
memahami gambar tersebut;
b. Berpedoman pada sistem dan gambar proyeksi yang berlaku;
c. Untuk mendapatkan pengertian atau bayangan bentuk benda berdasarkan obyek
pandangan atau proyeksi yang digunakan;
d. Dapat menghubungkan tiap-tiap proyeksi yang ada satu sama lain, sehingga bentuk
benda dalam ruang dapat dibayangkan dalam pikiran;
e. Mencari hubungan yang nyata antar elemen dari proyeksi benda;
f. Dapat menganalisa secara detail tentang dimensi lubang, ketebalan rusuk-rusuk
benda pada tiap-tiap bidang proyeksi;
g. Dengan pembacaan berulang-ulang dapat membetulkan hal-hal yang dipandang
kurang jelas.

2. Metode Membaca Gambar


Agar pembacaan gambar lebih mudah, maka titik tertentu pada tiap bidang proyeksi
ditandai dengan angka-angka, sehingga garis dan permukaan tiap proyeksi benda
dibatasi oleh angka-angka.

Pelatihan K-3 22
Teori Gambar Teknik

Cara pembacaan gambar adalah sbb :


Permukaan 2-3-10-9-6-5 pada pandangan atas dan permukaan 16-17-21-20-18-19 pada
pandangan kanan adalah bentuk huruf L yang dibatasi oleh enam sisi atau rusuk-rusuk.
Garis-garis 2-5, 6-9 dan 3-10 pada pandangan atas jika dilihat dari muka, proyeksinya
berturut-turut merupakan titik-titik 11, 13 dan 15. Ternyata permukaan berbentuk L tadi
adalah merupakan garis pinggir jika dipandang dari muka.
Permukaan 11-13-12 pada pandangan muka berbentuk segi tiga, tetapi pada pandangan
atas dan kanan tidak ada bentuk segitiga. Titik 12 pada pandangan muka, adalah garis 8-
4 pada pandangan atas. Titik 13 pada pandangan muka adalah garis 6-9 pada pandangan
atas. Bagaimanapun juga permukaan 11-12-13 pada pandangan muka tidak sama
dengan permukaan 4-6-9-8 pada pandangan atas, karena pandangan mukanya
mempunyai tiga sisi sedangkan pandangan atasnya mempunyai empat sisi. Ternyata
ketiga sisi segitiga apabila dilihat dari atas berbentuk garis 4-6 dan jika dilihat dari
kanan berbentuk garis 16-19.

1 2 3

4 5 6

7 8 9 10

11 16 17

12 13 18 19

14 15 20 21

Penandaan Titik Pandangan

Permukaan 12-13-15-14 pada pandangan muka berbentuk trapesium, sedangkan pada


pandangan atas dan kanan tidak terdapat trapesium, karena permukaan 12-13-15-14
adalah garis 7-10 pada pandangan atas dan garis 18-20 pada pandangan kanan.

Pelatihan K-3 23
Teori Gambar Teknik

3. Contoh Membaca Gambar


Membaca ketiga proyeksi benda berdasarkan proyeksi perspektif, dengan
memperhatikan fungsi garis potong-potong yang terdapat pada pandangan muka dan
kanan.

Pandangan Atas Sama

Membaca pengertian garis-garis pada ketiga proyeksi benda, perhatikan rusuk-rusuk


dari benda tersebut.

E F E F
C D C D

G H G H
A B A B

Pandangan Depan dan Atas Sama

Pelatihan K-3 24
Teori Gambar Teknik

Garis Ukur dan Garis Bantu :


Pada umumnya gambar teknik menggunakan beberapa macam garis sesuai dengan
tujuannya. Tiap macam garis mempunyai fungsi dan tebal tersendiri. Dalam hal ini
dianjurkan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam normalisasi ISO atau NNI.
Garis sumbu dan garis gambar tidak boleh dipakai sebagai garis ukur, tetapi dapat
digunakan sebagai garis bantu. Jika garis sumbu atau garis gambar diperpanjang untuk
dipakai sebagai garis bantu, garis perpanjangan tersebut harus ditarik dengan garis tipis.
Garis bantu dan garis ukur tidak boleh saling memotong, kecuali bila hal tersebut tidak
dapat dihindari. Jika beberapa ukuran dinyatakan berturut-turut, garis ukur demikian
harus diletakkan segaris. Jika terdapat beberapa garis ukur sejajar, tiap garis ukur harus
diletakkan dengan jarak yang sama, dengan ukuran yang terkecil berada disebelah
dalam. Untuk ruang yang sempit, angka ukurnya dapat diletakkan dikiri atau kanan
garis ukur.
Contoh penggunaan macam-macam garis gambar sesuai dengan fungsinya sbb :
a. Garis-garis ukuran (dimension line), harus terbaca dari arah bawah atau kanan
gambar kerja dengan jarak 7 mm dari tepi garis gambar
b. Garis bantu atau garis batas ukuran (extension line) dipanjangkan 2 mm dari
ujung anak panah, sedangkan jarak garis bantu dengan tepi garis gambar (gap) 1
mm. Jika garis bantu bertepatan dengan garis sumbu, maka garis bantu langsung
dihubungkan tanpa gap
c. Penempatan angka ukuran atau lambang-lambang 1 mm diatas garis ukuran,
dengan ketinggian angka/huruf 3 mm
d. Perbandingan panjang dan lebar ukuran anak panah adalah 3 : 1, dengan
penghitaman penuh.

Cara-cara Menuliskan dan Membaca Ukuran


Suatu gambar teknik yang detail harus memberikan informasi yang lengkap pada
pekerja tanpa ada penjelasan lanjutan oleh juru gambar. Dalam hal ini seorang juru
gambar harus mahir tentang teori menggambar teknik dan mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang macam dan tebal garis, simbul atau lambang dan penempatan
ukuran. Juga harus mempunyai pengertian tentang tanda-tanda pengerjaan, toleransi dan
pengerjaan lanjutan, sehingga gambar dapat dibuat sesuai dengan kehendak
perancangnya.

Pelatihan K-3 25
Teori Gambar Teknik

Sebaliknya jangan sampai memberi tanda-tanda atau angka-angka ukuran yang


berlebihan, seperti menuliskan ukuran yang tidak perlu atau membuat ukuran yang
berulang. Oleh karena itu cara-cara menulis angka ukuran dan penempatan garis ukuran
adalah termasuk bagian terpenting dalam menggambar teknik. Diharapkan dengan
contoh-contoh ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menempatkan dan menuliskan
ukuran yang benar.
Angka-angka ukuran harus dibuat sesuai dengan ketentuan normalisasi gambar teknik
(N 28). Angka ukuran dapat ditulis dalam satuan Metrik (mm) atau satuan British (in)
dengan eqivalen 1 = 25,4 mm dan tanda satuan tidak ditulis. Jika menggunakan sistem
satuan Metris, angka pecahan ditulis dalam decimal, sedangkan pada satuan British
dengan pecahan biasa.
Angka-angka ukuran digambarkan sedemikian rupa, sehingga mudah dibaca dari bawah
atau dari kanan gambar. Posisi angka ukuran tegak lurus dan sejajar garis gambar atau
garis ukuran (aligned system).

Contoh-contoh pemberian ukuran :


30
30

salah
20

benar
20

salah benar
20

20

30
30

20
30
3
10

benar benar
20
20

15 30

Pelatihan K-3 26
Teori Gambar Teknik

Cara Menempatkan Ukuran

Penunjukan Dimensi Bentuk Bola

Potongan Benda Tipis Penunjukan Radius Yang Panjang

Penunjukan Jumlah Lubang Penunjukan Sudut, Busur Dan Talibusur

Pelatihan K-3 27
Teori Gambar Teknik

Penunjukan Permukaan Datar

Penunjukan Dimensi Ulir Dalam dan Luar

Pandangan Khusus Potongan Setempat

Potongan Meloncat

Pelatihan K-3 28
Teori Gambar Teknik

Gambar Penampang
Untuk membedakan gambar penampang atau potongan dengan gambar pandangan
digunakan garis arsir yaitu garis-garis tipis miring dalam benda kerja. Kemiringan garis
arsir adalah 45 terhadap garis sumbu atau garis gambar. Jarak antara garis-garis arsir
disesuaikan dengan besar kecilnya gambar, tidak boleh terlalu jarang atau terlalu rapat.
Jarak garis arsir harus lebar bila bidang yang diarsir besar dan lebih rapat bila bidang yang
diarsir lebih sempit. Untuk benda yang sama, arah arsir dan jarak arsirnya harus sama.
Bila penampang arsir terlalu tipis, maka dapat dilakukan penghitaman seluruhnya.
Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama dan bagian-bagian
yang berdampingan harus debedakan arah arsirannya. Untuk gambar penampang dari
potongan-potongan sejajar benda yang sama yang terdapat pada potongan meloncat, benda
kerja diarsir bergeser. Garis-garis arsir dapat dihilangkan sebagian untuk menuliskan huruf
atau angka ukuran, jika hal ini tidak dapat dilakukan diluar daerah arsir.
Contoh gambar penampang :

Benda Asli Bidang Potong Hasil Potongan Gb.


Penampang

Potongan Seperempat Potongan Rusuk-Rusuk

Pelatihan K-3 29
Teori Gambar Teknik

R32
R17

A A Salah

Lj 106
15

50 17

45
30

70
Benar

Potongan A A Potongan Bearing

Mengatur Ruang Gambar


Gambar teknik adalah hasil buah pikiran dari seorang perencana, yang bentuk
permulaannya merupakan gambar bagan, yang sifatnya sementara. Gambar bagan ini
setiap saat bisa berubah tergantung perkembangan ide perancangnya. Jika gambar bagan
telah selesai, juru gambar harus meneliti kelengkapan ukuran dan tanda-tanda pengerjaan
sambil menunggu hasil perhitungan kekuatan, urutan pekerjaan dan prakiraan beaya.
Apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah menyetujui maka gambar bagan yang
bersifat sementara itu mulai dikerjakan, kemudian jadilah gambar kerja atau gambar
teknik. Teknik penggambarannya dilakukan oleh juru gambar pada kertas gambar menurut
ukuran standar normalisasi yang ada.
Susunan ruang gambar diatur sbb :
a. Kertas gambar ;
- kertas putih tebal (manila), kalkir dll
- ukuran kertas sesuai standar NEN 379
b. Lay out gambar ;
- gambar susunan diletakkan pada bagian kiri atas
- gambar bagan/detail diatur sedemikian rupa, sehingga jarak antara gambar
satu dengan lainya hampir sama
c. Kolom nama/label/keterangan gambar;
Kolom nama gambar diletakkan pada sudut kanan bawah kertas gambar, yang
dibedakan menjadi 2 kategori :

Pelatihan K-3 30
Teori Gambar Teknik

- kategori 1 untuk gambar benda tunggal;

30 75 30 45

Skala : 1 : 1 Digambar : Ahmad Tanggal Keterangan


NIM : 330001520 01 08 - 2017
28

Diperiksa : Rahardjo
Disetujui :
22

DUDUKAN POROS N0 : 3 A2

20 115 25 20

- kategori 2 untuk gambar susunan, sesuai dengan jumlah komponen;

15 15 75 30 45

6 1 Pena penahan Bj. 37


5 2 Mur Bj. 37
4 2 Baut pengikat Bj. 37
42

3 1/1 Metal atas dan bawah Pt. 20


2 1 Dudukan atas Bt. 14
1 1 Dudukan bawah Bt. 14

NO. JML. NAMA KOMPONEN BAHAN PERINGATAN


12

Skala : 1 : 1 Digambar : Ahmad Tanggal Keterangan


NIM : 330001520 01 08 - 2017
28

Diperiksa : Rahardjo
Disetujui :
22

DUDUKAN POROS N0 : 3 A2

20 115 25 20

Pelatihan K-3 31
Teori Gambar Teknik

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Hantoro Sirod, Pardjono, 2002, Menggambar Mesin, Adicita, Yogyakarta.


[2]. Frederick E. Giesecke, at al, alih bahasa Rahim Gussito, Zulkifli Harahap, 2001,
Gambar Teknik, Edisi 11, Erlangga Jakarta
[3]. La Heij, J., De Bruijn. L.A., 1995, Ilmu Menggambar Bangunan Mesin, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
[4]. Luzadder, W.J., 1986, Menggambar Teknik Untuk Disain, Pengembangan Produk,
Dan Kontrol Numerik, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[5]. Takeshi Sato, G., Sugiarto N.H., 1986, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO,
PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
[6]. Anwari, 1978, Menggambar Teknik Mesin 2, Proyek Pengadaan Buku, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
[7]. Nazwir, Rukmana, I. A., 1977, Menggambar Teknik Mesin 1, Proyek Pengadaan
Buku, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Pelatihan K-3 32
Teori Gambar Teknik

1 2 3

4 5 6

7 8 9 10

11 16 17

12 13 18 19

14 15 20 21

Pelatihan K-3 33

Anda mungkin juga menyukai