BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MDGs (Milennium Development Goals) atau sering disebut
Tujuan Pembagunan Milenium mempunyai delapan tujuan umum
seperti : kemiskinan, kesehatan, perbaikan kesetaran gender, angka
kematian bayi, kesehatan ibu, beberapa penyakit menular utama,
lingkungan serta permasalahan global terkait perdagangan, bantuan
dan utang. MDGs bukan hanya soal ukuran dan angka-angka, namun
lebih mendorong untuk tindakan nyata. Mencegah angka kematian ibu
lebih penting dari pada hanya sekedar menghitung berapa banyak
perempuan
meninggal
sewaktu
melahirkan.
Dan
tidak
hanya
maupun anak usia dibawah lima tahun adalah sekitar 44 per 1000
kelahiran hidup, sedangkan menurut SKDI (berbagai tahun) setiap
tahun sekitar 20.000 perempuan meninggal akibat komplikasi dalam
persalinan.
Menurut Lawn (2005) penyebab dari angka kematian anak atau
bayi salah satunya adalah prilaku yang tidak tepat dan kurangnya
pengetahuan berkontribusi terhadap kematian anak salah satu
diantaranya adalah : para ibu tidak menyadari pentingnya pemberian
ASI. SDKI 2007 menunjukkan bahwa kurang dari satu dari tiga bayi di
bawah usia enam bulan diberi ASI eksklusif. Oleh karena itu, sebagian
besar bayi di Indonesia tidak mendapatkan manfaat ASI terkait
dengan gizi dan perlindungan terhadap penyakit, sedangkan menurut
SKDI penyebab dari angka kematian perempuan atau ibu adalah
perdarahan dan kelahiran yang sulit serta anemia pada ibu hamil.
Upaya yang dilakukan sesuai pada pencapaian Tujuan
Pembagunan Milenium (MDGs) ke empat adalah menurunkan angka
kematian anak hingga 2/3 harus difoskuskan pada kelompok bayi.
Praktek pemberian ASI secara optimal adalah kunci dalam upaya
menurunkan angka kematian bayi. Hasil studi ilmiah diberbagai
negara menunjukkan bahwa Inisiasi Menyusui Dini dapat menurunkan
kematian bayi baru lahir hingga 22% dan pemberian ASI secara
ekslusif sejak lahir hingga 6 bulan dapat menurunkan angka kematian
ASI sejak dini tidak selalu mudah karena banyak wanita mengalami
masalah dalam melakukannya. Keadaan yang sering terjadi pada saat
pertama kali menyusui yaitu sulitnya ASI keluar (Verney,2007).
Kesulitan ibu menyusui tersebut menyebabkan ibu merasa
cemas dan khawatir. Ibu menjadi pesimis dengan jumlah ASI yang
diperoleh dan menghambat produksi ASI. Apalagi bila gizi ibu kurang,
bisa menyebabkan kualitas ASI menjadi menurun. Dengan produksi
asi yang kurang tersebut ibu mencari alternatif lain dengan
memberikan bayinya susu formula yang menyebabkan intensitas
isapan bayi menjadi berkurang karena bergantian dengan susu
formula
yang
membuat
asi
menjadi
lebih
sedikit
keluar
(Budiasih,2008)
Sekalipun pada hari pertama ASI yang keluar hanya sedikit ibu
harus tetap menyusui. Setelah 30 menit bayi dilahirkan, bayi harus
disusukan kepada ibunya, tindakan ini bukan dimaksudkan untuk
memberikan
nutrisi,
tetapi
agar
bayi
belajar
menyusui
dan
kebutuhan ibu menyusui dan juga berfikir positif bahwa ibu mampu
memberikan ASI (Budiasih,2008).
Ada beberapa faktor-faktor yang memnyebabkan produksi ASI
yaitu : psikis, makanan atau nutrisi dan isapan bayi. Adapun faktor
lainnya adalah rawat gabung (rooming-in).
Rawat gabung (rooming-in) adalah suatu cara perawatan
dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan , melainkan
ditempatkan dalam sebuah ruangan kamar atau tempat bersamasama selama 24 jam penuh dalam seharinya (rukiyah,2010). Dan
manfaat dari dilakukannya rawat gabung (rooming-in) sangat banyak
baik dari segi fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi dan medis
(Vivian,2010).
Menurut Mappiwali (2008) tujuan dari dilakukannya rawat
gabung (rooming-in) adalah agar ibu dapat menyusui bayinya sedini
mungkin kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahai cara
perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas,
rawat gabung (rooming-in) juga memungkinkan suami dan keluarga
dapat terlibat secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam
menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar, selain itu ibu
mendapatkan kehangatan emosional karena ibu selalu dapat kontak
pengetahuan
tentang
rawat
gabung
ilmu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012 ).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan
yang
cukup
didalam
domain
kognitif
10
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
11
adalah
kemampuan
untuk
menjabarkan
(membuat
bagan),
membedakan,
12
kriteria yang
dasar-dasar
menemukan
teori-teori
13
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi
karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan.
Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease
oleh Summers pada tahun 1926.
c) Cara kekuasaan atau otoriter
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak
sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang
dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarkat
tradisional
saja,
melainkan
juga
terjadi
pada
pada
yang
sama
prinsipnya
di
pengetahuan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
dalam
mempunyai
penemuan
14
pengalaman
itu
merupakan
sumber
15
hadiah
dan
hukuman
(reward
and
dan
dogma
agama
adalah
suatu
agama
yang
bersangkutan,
melalui
proses
penalaran
atu
berpikir.
16
Dari
sini
manusia
penalarannya
pengetahuannya.
Dengan
telah
dalam
kata
mampu
memperoleh
lain,
dalam
dari
pernyataan-pernyataan
pernyataan yang
khusus
ke
induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau halhal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi
beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal
yang abstrak.
j) Deduksi
17
yang
umum
ke
khusus.
Silogisme
merupakan
suatu
bentuk
baru
dan
modern
dalam
memperoleh
langsung,
membuat
pencatatan-pencatan
18
yang
berubah-ubah
pada
kondisi
tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan
informasi.
diperlukan
Misalnya
hal-hal
untuk
yang
mendapatkan
menunjang
19
untuk
menunjang
kehidupannya
dan
kehidupan keluarganya.
c) Umur
Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003),
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun.
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
Menurut Marinner yang dikutip Nursalam (2003),
lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada
disekitar
manusia
yang
dapat
mempengaruhi
20
Rawat
gabung
(rooming-in)
adalah
suatu
cara
menyusui
bayinya
sedini
mungkin
kapan
saja
21
dan
mendengar
tangisan
dari
bayinya.
saat-saat
awal
dan
bayi
akan
memperoleh
22
dimanfaatkan
untuk
memberikan
pendidikan
23
pemberian
ASI
sedini
mungkin,
maka
akan
dan
frekuensinya
lebih
sering.
Proses
ini
24
dan
mendapat
bimbingan
mengenai
cara
suatu
penghematan
terhadap
anggaran
medis,
pelaksanaan
rawat
gabung
dapat
25
26
1) Bagi ibu
a) Aspek emosi dan psikologis
Dapat melampiaskan kasih sayang lansung pada
bayi dan dapat membangun hubungan emosi dan
psikologis.
b) Memberikan Asi On Demand
Sesuai dengan keinginan bayi dan merupan
haknya, memberikan ASI dan mempercepat involusi
uterus dan organ lainnya, mengurangi kemungkinan
karsinoma mamae, ASI telah disiapkan untuk dapat
27
28
karbohidrat
utama
dalam
ASI
29
sinar
30
dalam
air
dan
terdapat
dalam
ASI
(Badriul,2002).
8) Zat kekebalan
Zat kekebalan terhadap beragam mikro-organisme
yang diperoleh bayi baru lahir dari ibunya melalui
plasenta, yang membantu melindungi bayi dari serangan
penyakit.
c. Fisisologi Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan proses yang cukup
kompleks. Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian
yaitu produksi (pembuatan dan pengeluaran ASI (Ariani,2010).
1) Produksi (pembuatan) ASI
Produksi ASI adalah hasil dari perangsangan payudara
oleh hormon prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofise anterior yang ada dan berada didasar otak. Bila
bayi menghisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari
gudang
ASI
yang
disebut
sinus
laktiferus.
Proses
31
32
and
ibu
yang
menyusui
secara
ekslusif
adalah
33
34
refleks
dan
juga
ini.
Perasaan
menghambat
ibu
dapat
pengeluaran
saluran
pembuat
susu
mengerut
atau
35
bayi
mulai
menghisap
payudara,
maka
bayi
yang
36
rahang
yang
kurang
baik,
bibir
sumbing,
dapat
memperlancar
produksi
ASI
(Biancuzzo,2000).
b) Tingkah laku bayi
Tingkah laku pada bayi dapat mempengaruhi
produksi ASI pada ibu. Bayi yang terpapar oleh obat
anastesia dari ibu melalui plasenta akan tertidur, bayi
yang tertidur tidak akan menyusu pada ibunya
sehingga tidak terjadi isapan pada payudara yag
merangsang hormon prolaktin dan oksitoksin untuk
menstimulus produksi ASI (Hockenberry,2009).
2) Faktor ibu
Faktor ibu yang mempengaruhi prodksi asi dibagi
menjadi 3 yaitu : faktor fisik ibu, faktor psikologis dan sosial
budaya.
a) Faktor fisik ibu
Faktor fisik ibu yang mempengaruhi produksi ASI
adalah adanya kelainan endokrin pada ibu, dan
jaringan
payudara
hipoplastik.
Faktor
lain
yang
37
keluarga
serta
pasangan
kepada
ibu
38
serta
persepsi
yang
salah
serta
kurangnya
dukungan
masyarakan
untuk
menyusu,
yaitu
dengan
memberikan
24
jam,
atau
(Lawrence,2004)
c) Lamanya menyususi
kadang
lebih
dari
18
jam
39
40
kental
dan
lengket,
yang
dinamakan
dengan
41
terjadi
sangat
jelas,
menjadi
lunak
segera
setelah
ibu
42
43
bersifat
pasih
terhadap
lingkungannya
tubunya.
Ibu
sering
mengulang
kembali
orang
tua
yang
berhasil
dan
menerima
(misalnya :
44
merawat
bayinya
dan
ibu
sudah
harus
mampu
beradaptasi
terhadap
penurunan
anatomi,
Faktor yang
mempengaruhi produksi
ASI (faktor bayi) :
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Pengetahuan ibu
tentang rawat gabung
(rooming-in)
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
(eksternal) :
-
Lingkungan
Sosial budaya
Faktor yang
mempengaruhi produksi
ASI (faktor ibu) :
Bagan 2.1
Kerangka teori penelitian -
Fisik dan
kesehatan bayi
Tingkah laku
bayi
PRODUKSI ASI
Fisik ibu
Psikologis ibu
Sosial budaya
45
Variabel dependen
Pengetahuan
tentang rawat
gabung (rooming
in ) :
7.
Baik
Bagan 2.2
Kurang Baik
Kerangka konsep penelitian
Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan proporsi keilmuan yang dilandasi
oleh kerangka konseptual penelitian dengan penalaran deduktif
dan merupakan jawaban sementara secara teoritis terhadap
permasalahan yang dihadapi, yang dapat di uji kebenarannya
berdasarkan fakta empiris. Hipotesis penelitian adalah sesuatu
yang biasanya menunjukkan pada hubungan antara dua atau
lebih variabel (Arinkunto.2005).
Berdasarkan bentuk rumusnya hipotesa digolongkan
menjadi dua yaitu, hipotesa kerja (hipotesa alternatif) yang
menyatakan ada hubungan antara variabel A dan B, dan hipotesa
nol (hipotesa statistik) yang meyatakan tidak ada hubungan
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah sebagai suatu cara untuk memperoleh
kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah, pada dasarnya
mengunakan metode ailmiah (Notoadmojo,2010).
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting
dalam penelitian memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Dapat digunakan
peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian untuk mencapai suatu tujuan penelitian atau menjawab
47
kita
melakukan
suatu
penelitian.
Penelitian
ini
48
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
dengan non random sampling dengan metode purposive sampling
yaitu pengambilan sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti,
karena peneliti ingin mengambil sampel dari semua ibu pasca
partus yang rawat gabung (rooming-in) dan dirawat di Ruang Nifas
RSUD. Abdul Wahab Sjahranie sesuai dengan kriteria inklusi dan
49
target
yang
terjangkau
yang
akan
diteliti
penentuan
besar
sampel
ditentukan
n=
N
2
1+ N ( d )
Keterangan :
n
: Jumlah sampel
dengan
50
: Jumlah populasi
n=
97
2
1+97 ( 0,1 )
97
1+0,97
97
=49,23
1,97
51
karena didapatkan banyak kasus tentang apa yang akan diteliti oleh
peneliti.
D. Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010) definisi operasional adalah uraian
tentang batasan variabel yang dimaksud , atau tentang apa yang
diukur oleh variabel yang bersangkutan.
Tabel 3.1. Definisi Operasional
variabel
Definisi Operasional
Pengetah
Dan Parameter
Hasil dari tahu ibu pasca
uan
tentang
gabung (rooming-in)
1. Baik mean
2. Kurang baik
rawat
gabung
Parameter :
rooming-
1. Pengetahuan tentang
in
rooming-in
2. Pengertian rooming-in
3. Manfaat dilakukannya
rooming-in
4. Tujuan rooming-in
5. Syarat dilakukannya
rooming-in
6. Keuntungan dari
rooming-in
7. Kontraindikasi
dilakukannya roomingin
Cara
Ukur
kuesioner
Hasil Ukur
Skala
Distribusi normal
Ukur
Ordinal
mean
Distribusi tidak
normal :
1. Baik
median
2. Kurang baik
median
52
ASI dan
Perangsangan payudara
Produksi
ASI
Kuesioner
Distribusi normal
Ordinal
:
1. Banyak
Parameter :
1. Pengertian ASI
2. Kandungan ASI
3. Faktor yang
mempengaruhi produksi
ASI
4. Keluarnya ASI tanpa
disadari
5. Payudara terasa tegang
sebelum menyusui
6. BAK bayi 6-8 kali per 24
mean
2. Sedikit
mean
Distribusi tidak
normal :
1. Banyak
median
2. Sedikit
median
jam
7. BAB bayi 3-4 kali per 24
jam
8. Wana feses bayi
kehijauan
9. Warna urine bayi kuning
jernih
10. Bayi akan tidur 3-4 jam
setelah menyusu
11. Bayi menyusu 8-10 kali
per 24 jam
12. Ibu mendengar suara
menelai saat bayi
menyusu
13. Ibu dapat merasakan
geli kita bayi mulai
menyusu
E. Instrumen Penelitian
Menurut Nutoatmodjo (2010) instrumen penelitian adalah alatalat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini
53
dengan
pencatatan
data
sebagainya.
Peneliti
pekerjaan
responden,
bayi
yang
disusui
anak
keberapa responden.
2. Bagian B
Bagian B berisi tentang pertanyaan pengetahuan tentang rawat
gabung (rooming-in) yang menggunakan skala Guttman, yang
terdiri dari 7 pertanyaan dengan item jawaban ya dan tidak.
3. Bagian C
54
55
( XiXt ) Pi
St
Qi
( )
Keterangan :
R bis (i)
: Koefeisien korelasi biseralantara skor
butir soal i dengan skor total
Xi
Xt
: Rata-rata skor total semua responden
St
: Standar deviasi skor total semua responden
Pi
: Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i
Qi
: Proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur
56
yang
sama
penelitian
ini
(Notoatmodjo,2010).
menggunakan
Pengujan
rumus
KR
reliabilitas
20
(Kuder
pada
dan
Richhardson) (Arikunto,2006).
k Vt PQ
r 11 =
1
Vt
( )(
Keterangan :
r11
: Reliabilitas Instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya
soal
Vt
: Variasi total
p
: Proporsi subjek yang menjawab betul pada
sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat
skor 1)
p
: Banyaknya subjek yang skornya 1
q
n
: Banyaknya subjek yang skornya 1
(q=1p)
57
informed
consent.
4. Responden diminta untuk mengikuti semua arahan yang diberikan
oleh peneliti.
5. Membagikan lembar kuesioner dan menjelaskan tata cara
pengisiannya
6. Setelah selesai peneliti mengumpulkan kuesioner
7. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan
lembar kuesioner.
H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data
dan analisis data dengan tahap-tahap :
1. Pengolahan Data
Data yang terkumpul ddiolah atau dilakukan alanisis setelah
kuesioner diisi lengkap. Analisa data bertujuan mengubah data
menjadi informasi. Kegiatan dalam pengolahan data dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
58
dengan
menilai
apakah
data
yang
telah
tertentu
berupa
angka
(Tika.2005).
Setelah
data
memudahkan
dalam
melakukan
analisis
dengan
59
digunakan
untuk
data
dengan
jumlah
data
(Hastono,2008).
1) Rata-rata (mean)
fx 100
x=
n
Keterangan :
x
: Nilai rata-rata (mean)
fx
: Total nilai
n
: jumlah responden
2) Median
Me=
(n+1)
2
Keterangan :
yang
diteliti
60
Me
: Median
: Banyaknya pengamatan
Sedangkan
untuk
menghitung
presentase
frekuensi
P=
F
100
N
Keterangan :
P
: Presentase
: Frekuensi
: Jumlah Responden
f. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Untuk
melakukan perhitungan digunakan program komputer untuk
mencapai hubungan pengetahuan tentang rooming-in dengan
produksi ASI. Menurut Hastono (2003). Analisa statistik yang
digunakan adalah statistik Chi Sguare (X2) dengan rumus
sebagai berikut :
61
X 2=
(OE)2
E
df = ( b 1 ) ( k 1 )
Keterangan :
X2
: Chi Square
: Nilai Observasi
: Jumlah kolom
: jumlah baris
value
value
(0,05)
value
62
untuk
mendapatkan
rekomendasi
dari
STIKES
mendapatkan
persetujuan
dengan
menekankan
pada
63
4. Autonomy
Sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini responden
diwakili oleh keluarganya berhak menentukan keputusannya
sendiri tanpa ada unsur paksaan. Peneliti menghormati segala
keputusan responden untuk bersedia atau tidak menjadi bagian
dari penelitian dan sewaktu-waktu dapat berhenti dari proses
penelitian dan peneliti tidak akan menggugat dalam bentuk
apapun.
5. Nonmaleficience
Peneliti sebelumnya membuat kesepakatan dengan responden
dalam hal ini dapat dilakukan oleh responden atau keluarganya,
bahwa penelitian ini tidak menyebabkan kerugian atau cedera
bagi responden maupun keluarga responden apapun keputusan
yang diambil oleh responden.
6. Beneficience
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan kepada
responden dan wali responden, bahwa semua tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini akan dilakukan sebaik-baiknya oleh
penelitin. Bila terjadi kesalahan akibat tindakan yang dilakukan
maka akan dicari solusi yang terbaik sesuai kesepakatan bersama
untuk mengembalikan status kesehatan responden kembali
seperti semula.
7. Veracity
64
65