Anda di halaman 1dari 17

BAB 4

HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN


Setelah penentuan nilai filter pasif pada inverter dan pemodelan sistem
kendali pada DVR ditentukan maka akan ditentukan parameter-parameter untuk
simulasi Dynamic Voltage Restorer pada sistem tiga fasa.
4.1. Parameter Model Pengujian
Berikut adalah parameter-parameter yang diberikan pada simulasi DVR pada
sistem tiga fasa.
Sumber tegangan : 22 KV
Daya transformator distribusi : 50 KVA
a. Frekuensi : 50 Hz
b. Tegangan lilitan primer : 20 KV
c. Resistansi lilitan primer : 2,16 ohm
d. Induktansi lilitan primer : 8,6 mH
e. Tegangan lilitan sekunder : 380 V
f. Resistansi lilitan sekunder : 0,02 ohm
g. Induktansi lilitan sekunder : 0,08 mH
h. Resistansi dan reaktansi magnetisasi : 577 ohm, 577 ohm
Daya transformator injeksi : 15 KVA
a. Tegangan lilitan primer : 100 V
b. Tegangan lilitan sekunder : 500 V
Frekuensi carrier PWM : 5 KHz
Beban sensitif : daya aktif bervariasi
Daya reaktif induktif : 40 VAR
Daya reaktif kapasitif : 10 VAR
Setelah ditentukan nilai parameter-parameter untuk simulasi, selanjutnya
dibentuk suatu model pengujian yang akan diuji menggunakan software Matlab
Simulink dibentuk suatu usulan model seperti pada Gambar 4.1.
Model pengujian dengan menggunakan Matlab-Simulink terdiri dari beberapa
komponen antara lain:
Sumber tegangan tiga fasa
Transformator tiga fasa
Blok parameter three phase V-I measurement
Transformator injeksi

Blok parameter beban


Blok parameter three phase fault
PWM IGBT inverter
Energy storage untuk PWM IGBT inverter
Mask LC filter
Mask regulator tegangan
PWM generator

Pada rangkaian simulasi tersebut Dynamic Voltage Restorer terdiri atas regulator
tegangan, PWM generator , PWM IGBT inverter dan LC filter.
Tegangan beban hasil pengukuran dalam simulasi diperoleh dari V2, akan
menjadi sinyal masukan pada regulator tegangan. Pada regulator tegangan sinyal
tersebut akan dikonversikan dari Vabc ke Vdq0, dengan tujuan mengubah tegangan
bolak-balik menjadi komponen searah. Dengan membuat suatu tegangan referensi Vd
dan Vq, maka akan dapat dibandingkan dengan tegangan masukan yang sudah
terkonversi menjadi Vdq0. Hasil perbandingan antara Vdq0 hasil konversi dengan
Vdq0 referensi akan dimasukkan ke dalam PI Controller. Dari keluaran PI controller
akan dikonversikan kembali dari Vdq0 menjadi Vabc, tegangan keluaran tersebut
merupakan sinyal acuan terhadap PWM generator untuk membangkitkan sinyal
terhadap inverter. Pada Gambar 4.2 dapat dilihat metode pendeteksian kedip tegangan
dengan menggunakan DVR.

Struktur tersebut akan diimplementasikan dalam simulasi dan merupakan mask dari
regulator tegangan seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Implementasi struktur pengendalian DVR pada Simulink


4.2. Pengujian Model Dynamic Voltage Restorer
Pada jaringan yang melayani beban 2 terjadi gangguan satu fasa ke tanah,
beban sensitif yang dilindungi terhubung pada satu jaringan yang sama dengan
jaringan yang mengalami gangguan tersebut.

Pengujian model dilakukan pada dua kondisi yaitu: kondisi pertama adalah
kondisi pada saat sistem mengalami gangguan tetapi pada beban sensitif tidak
dilindungi oleh DVR dan kondisi kedua adalah pada saat sistem mengalami gangguan
tetapi pada beban sensitif sudah dilindungi oleh DVR.
4.2.1 Pengujian Gangguan Pada Jaringan
Pada sistem dengan sumber tegangan 380 volt dengan terjadinya gangguan
satu fasa ke tanah pada salah satu bagian dari sistem distribusi tersebut, sehingga
sistem yang mengalami gangguan tegangan pada sistem tersebut akan mengalami
kedip tegangan dan pada jaringan yang terpasang suatu beban sensitif akan
mengalami kedip tegangan juga, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4.

4.2.2. Pengujian Model DVR Pada Jaringan yang Mengalami Gangguan


Pada sistem yang mengalami gangguan, dapat dilihat bahwa pada sistem
distribusi yang masih terhubung dengan jaringan yang mengalami gangguan pada
satu PCC akan mengalami kedip tegangan juga. Sehingga pada jaringan yang
terpasang suatu peralatan sensitif perlu dilindungi dengan menggunakan DVR. Pada
Gambar 4.15 berikut dapat dilihat bahwa pada jaringan yang mengalami gangguan
fasa ke tanah akan mengalami kedip tegangan, tetapi pada jaringan yang terpasang
peralatan sensitif, setelah dilengkapi dengan DVR yang di kontrol PI controller,
dengan memasukkan nilai PI Controller direct Kp (proportional gain) = 40 dan Ki
(integral gain) = 154 dan nilai PI Controller quadrature Kp (proportional gain) = 25
dan Ki (integral gain) = 260, dengan frekuensi switching inverter sebesar 5000 Hz,
maka tegangan fasa yang terganggu akan dipulihkan sehingga tegangan tersebut akan
normal kembali. Gangguan yang akan disimulasikan adalah pada lokasi yang sama,
tetapi pada beban yang bervariasi, dengan lama terjadi gangguan yang akan
disimulasikan adalah 0,03 detik sampai 0,07 detik.
Untuk menguji DVR tersebut, maka pada sistem yang akan diuji digunakan
tegangan DC konstan dengan nilai sebesar tegangan DC pada beban maksimum yang
akan dilindungi yaitu sebesar 10000 Watt, maka akan digunakan Vdc sebesar 140
Volt. Pada Gambar 4.6.a. dan 4.6.b. ditunjukkan tegangan sumber yang mengalami
kedip tegangan sebesar 0,2 pu dan tegangan pada beban sensitif setelah dipasang
DVR dengan besar tegangan DC konstan sebesar 140 Volt.

Pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa tegangan pada sisi beban yang dilindungi telah
terjadi pemulihan kedip tegangan dari kondisi tegangan sumber pada fasa A
mengalami kedip tegangan sebesar 0,2 pu dan pada sisi tegangan beban sensitif
diperbaiki oleh DVR menjadi 1 pu, dengan demikian DVR tersebut sudah melakukan
injeksi tegangan terhadap fasa yang mengalami penurunan nilai tegangan.
Tegangan injeksi DVR untuk melindungi beban sensitif diperoleh dari
tegangan yang dihasilkan oleh inverter, inverter tersebut dipicu oleh PWM dengan
frekuensi sebesar 5000 Hz. Pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 ditunjukkan tegangan
keluaran dari inverter dan tegangan injeksi menggunakan sumber tegangan dc sebesar
140 Volt pada daya beban 5000 Watt.

Dengan besar tegangan dc inverter, diperoleh tegangan puncak keluaran sebesar 100
volt AC. Tegangan keluaran inverter tersebut setelah diukur nilai RMS menggunakan
tools pada simulink discerete RMS values, diperoleh nilai puncak tegangan RMS
sebesar 53,5 volt. Tegangan keluaran inverter tersebut selanjutnya akan melewati
filter pasif yang merupakan kombinasi antara induktor dan kapasitor yang melindungi
masing-masing fasa, sehingga akan diperoleh tegangan injeksi seperti pada Gambar
4.8.

Tegangan injeksi yang dihasilkan (merupakan tegangan keluaran dari filter) adalah
tegangan respon sistem terhadap terjadinya kedip tegangan. Tegangan injeksi pada
Gambar 4.8 tersebut dapat dilihat mengalami kenaikan setelah terjadinya penurunan
nilai tegangan pada beban sensitif yaitu mulai 0,03 detik dan akan mengalami
penurunan tegangan setelah kedip tegangan pada beban sensitif berakhir yaitu pada
detik 0,07. Besar nilai tegangan puncak tegangan injeksi untuk daya beban 5000 Watt
diperoleh sebesar 28.6 Volt. Hasil tegangan keluaran dari filter tersebut atau
tegangan injeksi akan menuju transformator injeksi dengan perbandingan 1:5. Setelah
melewati transformator injeksi, maka akan diperoleh suatu tegangan keluaran yang
berada pada nilai 1 pu, dengan THDv sebesar 0,86% seperti pada Gambar 4.9

Dari hasil FFT Analysis tersebut dapat dilihat bahwa THD tegangan hasil pemulihan
setelah melewati transformator injeksi berada pada level THD dibawah standar IEEE
519:1992 yaitu THD lebih kecil dari 5%.
Pada Gambar 4.10.a. ditunjukkan tegangan sumber yang mengalami
gangguan satu fasa ke tanah dan pada Gambar 4.10.b. ditunjukkan tegangan hasil
pemulihan setelah menggunakan DVR untuk daya beban 6500 Watt dengan Vdc=140
Volt. Pada Gambar 4.10.b, dapat dilihat bahwa tegangan yang mengalami gangguan
sudah dipulihkan oleh Dynamic Voltage Restorer.

Gambar 4.10a. Tegangan sumber dengan daya beban 6500 Watt dan Vdc = 140 Volt
tanpa menggunakan DVR
Gambar 4.10b. Tegangan beban sensitif dengan daya beban 6500 Watt dan Vdc =
140 Volt setelah menggunakan DVR
Dengan supply daya DC baterai inverter yang merupakan bagian dari DVR sebesar
140 Volt untuk melindungi beban sensitif sebesar 6500 Watt, dengan terjadinya
gangguan satu fasa ke tanah, Dynamic Voltage Restorer tersebut sudah dapat
memulihkan tegangan. Pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 ditunjukkan tegangan
injeksi keluaran dari filter pasif dan FFT Analysis THD tegangan dari gelombang
keluaran transformator injeksi

Dari Gambar 4.11 diperoleh bahwa untuk melindungi daya beban 6500 Watt, dengan
terjadinya kedip tegangan sebesar 0,2 pu akan diinjeksikan tegangan setelah melalui
filter pasif sebesar 31,4 Volt, tegangan keluaran filter pasif tersebut diperoleh dari
tegangan keluaran inverter sebesar 55,6 Volt. Tegangan keluaran transformator
injeksi akan dihasilkan kembali pada tegangan 1 pu dan THDv tegangan keluaran
tersebut sebesar 0,64%.
Pada Gambar 4.13 diperoleh bahwa untuk melindungi daya beban 8000 Watt,
dengan terjadinya kedip tegangan sebesar 0,2 pu akan diinjeksikan tegangan setelah

melalui filter pasif sebesar 33,5 Volt, tegangan keluaran filter pasif tersebut diperoleh
dari tegangan keluaran inverter sebesar 57,9 Volt.

Pada Gambar 4.14a. ditunjukkan tegangan sumber yang mengalami kedip tegangan
sebesar 0,2 pu pada fasa A mulai dari 0,03 detik sampai 0,07 detik dan pada Gambar
4.14b. ditunjukkan tegangan hasil pemulihan dengan menggunakan DVR.

Gambar 4.14a. Tegangan sumber dengan daya beban 8000 Watt dan Vdc = 140 Volt
tanpa menggunakan DVR
Gambar 4.14b. Tegangan beban sensitif dengan daya beban 8000 Watt dan Vdc =
140 Volt setelah menggunakan DVR
Dari Gambar tersebut dapat dilihat kondisi tegangan sebelum dan sesudah pemulihan,
dimana setelah mengalami pemulihan kedip tegangan, tegangan pada beban sensitif
akan tetap berada pada 1 pu.
Untuk mengetahui kondisi tegangan pada beban sensitif tersebut, maka akan
dilakukan FFT Analysis terhadap THD tegangan beban sensitif tersebut, dengan hasil
FFT Analysis terhadap THD tegangan seperti pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15. FFT Analysis THD tegangan gelombang keluaran transformator injeksi
untuk daya beban 8000 Watt
Hasil FFT Analysis terhadap THD tegangan beban sensitif diperoleh sebesar 0,68%.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk beban 8000 Watt, tegangan hasil
pemulihan ditinjau dari segi amplitudo tegangan dan THD tegangan sudah cukup
baik. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan tegangan kepada kondisi
normal, setelah terdeteksi terjadinya kedip tegangan sebesar 0,1 mili detik, seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16. Waktu pemulihan terhadap terjadinya kedip tegangan


Setelah terdeteksi adanya kedip tegangan yang diakibatkan oleh terjadinya gangguan
fasa ke tanah, sehingga mengakibtkan adanya perbedaan antara tegangan pada beban
dengan tegangan referensi pada controller DVR, maka dalam simulasi ini kedip
tegangan dimulai pada 0,03 detik, maka DVR akan merespon kondisi tersebut.
Tegangan akan mengalami jatuh tegangan mulai 0,03 detik, pada saat tersebut DVR
akan langsung menginjeksikan tegangan dan tegangan akan kembali normal pada
0,0301 detik. Hasil pengukuran untuk beban bervariasi dengan besar tegangan DC
konstan sebesar 140 Volt diperoleh pada Tabel 4.1.

Data hasil pengukuran tersebut diperoleh dengan melakukan simulasi gangguan satu
fasa ke tanah pada fasa A, untuk melindungi beban sensitif yang divariasikan mulai
dari 5000 Watt sampai dengan 10000 Watt dengan besar tegangan DC inverter
sebesar 140 Volt. Kedip tegangan terjadi sebesar 0,2 pu dan oleh DVR keadaan
tersebut dapat dipulihkan kembali menjadi 1 pu pada sisi tegangan beban yang
dilindungi. Proses peralihan tegangan dari 0,8 pu menuju 1 pu membutuhkan waktu
pemulihan sebesar 0,1 ms untuk setiap beban yang bervariasi.
4.3. Hasil Simulasi dan Pembahasan
Data hasil simulasi dipilih dengan karakteristik nilai tegangan pada fasa A
atau tegangan pada fasa yang terganggu dan akan dipulihkan oleh DVR dengan cara
menyuntikkan tegangan sehingga tegangan hasil pemulihan akan kembali pada nilai
1 pu dari tegangan yang mengalami kedip tegangan sebesar 0,2 pu dan THDv < 1 %,
dengan lama waktu pemulihan untuk masing-masing beban diperoleh sebesar
0,1 mili sekon. Untuk masing-masing beban sensitif yang dilindungi dengan tegangan
dc yang konstan akan tetap mempertahankan tegangan fasa A, fasa B dan fasa C pada
nilai 1 pu.
Terdapat tiga metode kompensasi kedip tegangan pada DVR, yaitu: metode
pre-sag, metode in-phase dan metode optimasi energi. Pada model yang akan
dianalisis dilakukan metode kompensasi dengan menggunakan in-phase, dimana pada
metode ini tegangan yang akan dikompensasi sefasa dengan kedip tegangan yang
terjadi. Deteksi fasa pada model ini menggunakan phase locked loop supaya tidak
terjadi lompatan fasa antara tegangan sumber dengan tegangan hasil pemulihan.
Tegangan injeksi DVR akan dipengaruhi oleh pertambahan besar beban yang akan
dilindungi, dalam simulasi yang telah dilakukan perubahan beban dilakukan dengan
mengubah parameter daya aktif beban sensitif yang dilindungi oleh peralatan
Dynamic Voltage Restorer. Dari hasil analisa diperoleh bahwa setiap perubahan daya

aktif beban yang dilindungi, maka DVR akan memberikan respon melalui kinerja
PWM IGBT inverter dengan cara menyuntikkan tegangan sesuai dengan kebutuhan
besar beban yang dilindungi

Pada Tabel 4.2 tersebut ditunjukkan besar tegangan injeksi dengan Vdc konstan
dengan nilai sebesar nilai maksimum yang dibutuhkan oleh daya yang terbesar.
Dengan meningkatnya besar daya beban sensitif yang dilindungi maka besar
tegangan keluaran inverter dan besar tegangan injeksi akan meningkat. Tegangan
injeksi tersebut diperoleh dari tegangan yang diberikan oleh inverter. Inverter tersebut
bekerja setelah memperoleh pulsa dari PWM, dimana PWM mendapat tegangan
kontrol dari regulator tegangan yang berfungsi mendeteksi keadaan tegangan pada
sisi beban sensitif atau beban yang dilindungi. PWM akan memperoleh sinyal
sinusoidal hasil konversi dari Vdqo menjadi Vabc menggunakan transformasi Park.
Pada Gambar 4.17 dan Gambar 4.18 ditunjukkan grafik antara besar daya beban
sensitif yang dilindungi terhadap besar tegangan keluaran inverter (RMS) dan grafik
antara besar daya beban sensitif yang dilindungi terhadap tegangan keluaran filter
pasif.

Anda mungkin juga menyukai