Anda di halaman 1dari 12

DISUSUN OLEH :

DAFIK ADIYANTO
07 / 2ATP3
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK N 1 (STM PEMBANGGUNAN) TEMANGGUNG
Jl. Kadar Maron Kotak Pos 104, Telp.(0293)491576 Temanggung
TAHUN 2011/2012

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan YME,berkat Rahmat-Nya, kami dapat


menyusun suatu makalah yang berjudulIRIGASI yang kami buat sebagai
tuntutan sekolah.
Kami berharap Makalah ini berguna untuk kemajuan ilmu teknologi,
khususnya di dalam bidang irigasi yang mengacu pada tema makalah ini.
Tanpa dukungan dan bimbingan dari semua kalangan, kami tidak akan
dapat membuat makalah ini.
Hanya permitaan maaf dari kami yang dapat kami saampaikan apabila
makalah ini tidak sesuai keinginan/ temanya karena disini kami baru tahap
belajar.
Terima kasih dari kami apabila ada kekeliruan atau salah, kami mohon
maaf.

Wassalamialaikum Wr.Wb

Temanggung , Maret 2012


Tim

Penyusun

IRIGASI
Pengertian Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan,

irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua


proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan
tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila
ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai
media (objek). Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan
tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi tanah hanya
dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air. Oleh karena itu,
tepat kalau dikatakan air merupakan sumber kehidupan.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air
yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air
secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan
lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan
tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal.
Pemberian air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara
aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi
air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Fungsi Irigasi:

1.
2.
3.
4.

Memasok kebutuhan air tanaman

Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan

Menurunkan suhu tanah

Mengurangi kerusakan akibat frost

Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah

Tujuan Irigasi
Irigasi bertujuan untuk membantu para petani dalam mengolah
lahan pertaniannya, terutama bagi para petani di pedesaan yang
sering kekurangan air.
Meningkatkan Produksi Pangan terutama beras
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi
Meningkatkan intensitas tanam
Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam
pembangunan jaringan irigasi perdesaan
Manfaat Irigasi
Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di
pedesaan. Dengan irigasi, sawah dapat digarap tiap tahunnya,
dapat dipergunakan untuk peternakan, dan keperluan lain yang
bermanfaat.
Kebutuhan Air Irigasi


1.
2.
3.
4.
5.

Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor


berikut :
Penyiapan lahan
Penggunaan konsumtif
Perkolasi dan rembesan
Pergantian lapisan air
Curah hujan efektif
Kebutuhan air disawah dinyatakan dalam mm/hari atau lt/dt/ha.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman
1.Topograf
2.Hidrologi
3.Klimatologi
4.Tekstur Tanah
1. Topograf
Untuk lahan yang miring membutuhkan air yang lebih banyak
daripada yang datar karena air akan lebih cepat mengalir menjadi
aliran permukaan dan hanya sedikit yang mengalami infltrasi.
2.Hidrologi
Makin banyak curah hujan, makin sedikit kebutuhan air
tanaman, hal ini dikarenakan hujan efektif akan menjadi besar.
3. Klimatologi
Tanaman tidak dapat bertahan dalam cuaca buruk. Dengan
memperhatikan keadaan cuaca dan cara pemanfaatannya, maka
dapat dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode
yang tepat dan sesuai dengan keadaan tanah.
4. Tekstur Tanah
Tanah yang baik untuk usaha pertanian adalah tanah yang mudah
dikerjakan dan bersifat produktif serta subur. Tanah yang baik akan
memberikan kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh dengan
mudah, menjamin sirkulasi air dan udara serta baik pada zona
perakaran dan secara relatif memiliki hara dan kelembaban tanah
yang cukup.
Evaporasi
Laju Evaporasi dipengaruhi oleh faktor lamanya penyinaran
matahari, udara yang bertiup, kelembaban udara dll.
Beberapa metoda untuk menghitung besarnya evaporasi,
diantaranya rumus Penman yaitu :
Eo = 0.35 (Pa Pu)(1+U2/100)
Dimana :
Eo = penguapan dalam mm/hari
Pa = tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata harian dalam
mmHg
Pu = tekanan uap sebenarnya dalam mmHg
U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2m dalam mile/hari,

sehingga bentuk U2 dalam m/dt masih harus dikalikan dengan


24x60x60x1600.
Transpirasi
Ads by BlockAndSurfAd Options

Peristiwa uap air meninggalkan tubuh tanaman dan memasuki


atmosfr. Yang mempengaruhi laju transpirasi adalah: intensitas
penyinaran matahari, tekanan uap air di udara, suhu, kecepatan
angin.Transpirasi dari tubuh tanaman pada siang hari dapat
melampaui evaporasi dari permukaan air atau permukaan tanah
basah, tetapi sebaliknya pada malam hari lebih kecil bahkan tidak
ada transpirasi.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi sering disebut sebagai kebutuhan konsumtif
tanaman yang merupakan jumlah air untuk evaporasi dari
permukaan areal tanaman dengan air untuk transpirasi dari tubuh
tanaman.
Efisiensi Irigasi
1. Efsiensi Pengaliran
Jumlah air yang dilepaskan dari bangunan sadap ke areal irigasi
mengalami kehilangan air selama pengalirannya. Kehilangan air ini
menentukan besarnya efsiensi pengaliran.
EPNG = (Asa/Adb)x100%
dengan :
EPNG
: Efsiensi pemakaian
Asa
: Air yang sampai di irigasi
Adb
: Air yang diambil dari bangunan sadap
2. Efsiensi Pemakaian
Efsiensi pemakaian adalah perbandingan antara air yang dapat
ditahan pada zonaperakaran dalam periode pemberian air dengan
air yang diberikan pada areal irigasi
EPMK = (Adzp/Asa)x 100%
dengan :
EPMK
: Efsiensi pemakai
Adzp
: Air yang dapat ditahan pada zone perakaran
Asa
: Air yang diberikan (sampai) diareal irigasi
3. Efsiensi Penyimpanan
Apabila keadaan sangat kekurangan jumlah air yang dibutuhkan
untuk mengisi lengas tanah pada zone perakaran adalah Asp (air
tersimpan penuh) dan air yang diberikan adalah Adk maka efsiensi
penyimpanan adalah :
EPNY = (Adk/Asp)x100%
dengan :
EPNY : Efsiensi penyimpanan

Asp
: Air yang tersimpan
Adk
: Air yang diberikan
Sesungguhnya nilai efsiensi dapat juga terjadi pada
saluran primer, bangunan bagi, saluran sekunder dsb.
EF = [(Adbk Ahl)/Adbk] x 100 %
Dimana :
EF
: Efsiensi
Adbk : air yang diberikan
Ahl
: air yang hilang
Pola Tanam Dan Sistem Golongan
1. Pola Tanam
Penentuan pola tanam merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan air.
2. Sistem Golongan
Untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan
yang optimal guna mencapai produktiftas yang tinggi, maka
penanaman harus memperhatikan pembagian air secara merata ke
semua petak tersier dalam jaringan irigasi. Sumber air tidak selalu
dapat menyediakan air irigasi yang dibutuhkan, sehingga harus
dibuat perencanaan pembagian air yang baik agar air dapat
digunakan merata. Kebutuhan air yang tertinggi untuk mencapai
petak tersier adalah Qmax.
Kebutuhan Air
1.Penyiapan Lahan
Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air
untuk penyiapan lahan adalah :
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
penyiapan lahan
Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.
Faktor penting yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan
lahan adalah :
Tersedianya tenaga kerja dan ternak atau traktor untuk menggarap
tanah
Perlu memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia cukup
waktu untuk menanam padi sawah atau padi ladang ke dua.
Sebagai pedoman : diambil jangka waktu 1.5 bulan untuk
menyelesaikan penyiapan lahan diseluruh petak tersier.
Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
PWR =
Dengan :
PWR : kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa
: Derajat kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan
dimulai (%)
Sb
: Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai
(%)

N
: Porositas tanah dalam (%) pada harga rata-rata untuk
kedalaman tanah
d
: Asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan
lahan (mm)
Pd
: Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan
(mm)
FL
: Kehilangan air disawah selama 1 hari (mm)
Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan
IR = Mek/(ek 1)
Dengan :
IR
: Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)
M : Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat
evaporasi dan perkolasi disawah yang sudah dijenuhkan M = Eo+P
(mm/hari)
Eo : Evaporasi air terbuka yang diambil 1.1 Eto selama
penyiapan lahan (mm/hari)
P
: Perkolasi
k
: MT/S
S
: Kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan
air 50 mm, yakni 200+50= 250 mm
2. Penggunaan Konsumtif
Adalah jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk fotosintesis
dari tanaman tsb. Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus
berikut :
Etc= evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Eto= evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
Kc= koefsien tanaman
3. Perkolasi
Laju perkolasi sangat tergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada
tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan yang baik,
laju perkolasi dapat mencapai 1 3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang
lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.
4. Penggantian Lapisan Air
Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan.
Penggantian lapisan air dilakukan menurut kebutuhan. Jika tidak ada
penjadwalan semacam itu, lakukan penggantian sebanyak 2 kali,
masing-masing 50 mm (atau 3.3 mm/hari selama bulan) selama
sebulan dan 2 bulan transplantasi.
5. Curah Hujan Efektif
Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan efektif bulanan
diambil 70 % dari curah hujan minimum tengah bulanan dengan
periode ulang 5 tahun.
Re = 0.7 x Rs (setengah bulanan dengan T = 5 tahun)

A.
a.

b.
c.
d.
1.

Dimana :
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
Rs = curah hujan minimum dengan periode ulang 5 tahun (mm)
6. Kebutuhan Air di Sawah untuk Petak Tersier
Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ir = S+Et+P-Re
dimana :
Ir
= kebutuhan air irigasi
S
= kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau
penggenangan
Et
= evapotranspirasi
Re = curah hujan efektif
Padi
Perhitungan
kebutuhan
air
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan tabel.
Dengan rotasi (alamiah) didalam petak tersier kegiatan-kegiatan
penyiapan lahan diseluruh petak dapat diselesaikan secara
berangsur-angsur. Rotasi alamiah digambarkan dengan pengaturan
kegiatan-kegiatan setiap waktu bulan bertahap.
Transplantasi akan dimulai pada pertengahan bulan kedua dan akan
selesai dalam waktu 1 bulan sesudah selesainya penyiapan lahan.
Harga-harga evapotranspirasi tanaman acuan Eto, laju perkolasi P
dan curah hujan efektif Re adalah harga-harga asumsi.
Kedua penggantian lapisan air (WLR) diasumsikan. Masing-masing
WLR dibuat bertahap.
B. Tanaman Ladang dan Tebu
Penyiapan Lahan
Masa prairigasi diperlukan guna menggarap lahan untuk
ditanami dan untuk menciptakan kondisi lembab yang memadai
untuk persemaian yang baru tumbuh. Banyak air yang dibutuhkan
bergantung kepada kondisi tanah dan pola tanam yang diterapkan.
jumlah air 50-100 mm dianjurkan untuk tanaman ladang
jumlah 100-200 mm untuk tebu
2. Penggunaan Konsumtif
Asumsi harga-harga koefsien yang dipakai secara umum di
Indonesia adalah sbb:
Evapotranspirasi harian 55 mm
Kecepatan angin antara 0 dan 5 m/dt
Kelembaban relatif minimum 70 %
Frekwensi irigasi/curah hujan per 7 hari
3.Perkolasi
Pada tanaman ladang, perkolasi air kedalam lapisan bawah
tanah hanya akan terjadi setelah pemberian air irigasi. Dalam

mempertimbangkan
efsiensi
diperhitungkan.
Keberlanjutan Sistem Irigasi

irigasi,

perkolasi

hendaknya

Keberlanjutan sistem irigasi ditentukan oleh:


1. Keandalan air irigasi yang diwujudkan melalui kegiatan
membangun waduk, waduk lapangan, bendungan, bendung, pompa,
dan jaringan drainase yang memadai, mengendalikan mutu air,
serta memanfaatkan kembali air drainase;
2. Keandalan prasarana irigasi yang diwujudkan melalui kegiatan
peningkatan, dan pengelolaan jaringan irigasi yang meliputi operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi;
3. Meningkatnya pendapatan masyarakat petani dari usaha tani
yang diwujudkan melalui kegiatan pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi yang mendorong keterpaduan dengan kegiatan
diversifkasi dan modernisasi usaha tani.
Prasarana Irigasi
Prasarana irigasi meliputi Jaringan Irigasi yang dimulai dari
Pengambilan Air, yang bisa berupa waduk, bendung, pompa atau
pengambilan bebas sampai saluran dan bangunan pembawa irigasi
dan saluran dan bangunan pembuang irigasi.
Macam-macam Saluran
1. Saluran Pembawa
Saluran Pembawa : membawa air mulai Bang. Pengambilan sampai
ke Petak Tersier
Saluran Pembawa ada tiga jenis: Saluran Primer, Saluran Sekunder,
Saluran Tersier
2. Saluran Pembuang
Saluran Pembuang : membuang air mulai Petak Tersier sampai ke
Pembuang Utama (Sungai)
Saluran Pembuang ada tiga jenis: Saluran Pembuang Primer, Saluran
Pembuang Sekunder dan Saluran Pembuang Tersier
Kepemilikan Jaringan Irigasi
1). Jaringan irigasi pemerintah adalah jaringan irigasi yang dibangun
dan dikelola oleh pemerintah;
2). Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan
dikelola oleh masyarakat desa;
3). Jaringan irigasi swasta adalah jaringan irigasi yang dibangun dan
dikelola oleh perseorangan, badan usaha, dan kelompok masyarakat
di luar perkumpulan petani pemakai air.
Ads by BlockAndSurfAd Options

Pengelolaan Jaringan Irigasi


Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan

pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu


bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem
golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan
mengevaluasi.
Pemeliharaan jaringan irigasiadalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan
baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan
kelestariannya.

Jenis-jenis Irigasi
-

Irigasi Permukaan
Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap
air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui
bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi
dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian.
Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air
ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah
yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
-

Irigasi Lokal
Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga
berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih
dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara
lokal.
-

Irigasi dengan Penyemprotan


Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle.
Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat
air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke
akar.
-

Irigasi Tradisional dengan Ember


Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak
sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus
menenteng ember.
-

Irigasi Pompa Air


Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air,
kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa
atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi
sawah.
-

Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi

Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai


untuk distribusi air.

Pengalaman Penerapan Jenis Irigasi Khusus


Irigasi Pasang-Surut di Sumatera, Kalimantan, dan Papua
Dengan memanfaatkan pasang-surut air di wilayah Sumatera,
Kalimantan, dan Papua dikenal apa yang dinamakan Irigasi PasangSurat (Tidal Irrigation). Teknologi yang diterapkan di sini adalah:
pemanfaatan lahan pertanian di dataran rendah dan daerah rawarawa, di mana air diperoleh dari sungai pasang-surut di mana pada
waktu pasang air dimanfaatkan. Di sini dalam dua minggu diperoleh
4 sampai 5 waktu pada air pasang. Teknologi ini telah dikenal sejak
Abad XIX. Pada waktu itu, pendatang di Pulau Sumatera
memanfaatkan rawa sebagai kebun kelapa. Di Indonesia terdapat
5,6 juta Ha dari 34 Ha yang ada cocok untuk dikembangkan. Hal ini
bisa dihubungkan dengan pengalaman Jepang di Wilayah Sungai
Chikugo untuk wilayah Kyushu, di mana di sana dikenal dengan
sistem irigasi Ao-Shunsui yang mirip.
Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes
Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus
efsien. Jumlah air irigasi yang diberikan ditetapkan berdasarkan
kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta
sarana irigasi yang tersedia.
Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu:

(1) irigasi tetes (drip irrigation),

(2) irigasi curah (sprinkler irrigation),

(3) irigasi saluran terbuka (open ditch irrigation), dan

(4) irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).

Untuk penggunaan air yang efsien, irigasi tetes [3] merupakan


salah satu alternatif. Misal sistem irigasi tetes adalah pada tanaman
cabai.
Ketersediaan sumber air irigasi sangat penting. Salah satu
upaya mencari potensi sumber air irigasi adalah dengan melakukan
deteksi air bawah permukaan (groundwater) melalui pemetaan
karakteristik air bawah tanah. Cara ini dapat memberikan informasi
mengenai sebaran, volume dan kedalaman sumber air untuk
mengembangkan irigasi suplemen.
Deteksi
air
bawah
permukaan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan Terameter.

Pengalaman Sistem Irigasi Pertanian di Niigata Jepang


Sistem irigasi pertanian milik Mr. Nobutoshi Ikezu di Niigata
Prefecture. Di sini terlihat adanya manajemen persediaan air yang
cukup pada pengelolaan pertaniannya. Sekitar 3 km dari tempat
tersebut tedapat sungai besar yang debit airnya cukup dan tidak
berlebih. Air sungai dinaikan ke tempat penampungan air
menggunakan pompa berkekuatan besar. Air dari tempat
penampungan dialirkan menggunakan pipa-pipa air bawah tanah
berdiameter 30 cm ke pertanian di sekitarnya. Pada setiap pemilik
sawah terdapat tempat pembukaan air irigasi tersebut. Pembagian
air ini bergilir berselang sehari, yang berarti sehari keluar, sehari
tutup. Penggunaannya sesuai dengan kebutuhan sawah setempat
yang dapat diatur menggunakan tuas yang dapat dibuka tutup
secara manual. Dari pintu pengeluaran air tersebut dialirkan ke
sawahnya melalui pipa yang berada di bawah permukaan sawahnya.
Kalau di tanah air kita pada umumnya air dialirkan melalui
permukaan sawah. Sedangkan untuk mengatur ketinggian air
dilakukan dengan cara menaikan dan menurunkan penutup pintu
pembuangan air secara manual. Pembuangan air dari sawah masuk
saluran irigasi yang terbuat dari beton sehingga air dengan mudah
kembali ke sungai kecil, tanpa merembes terbuang ke bawah tanah.
Pencegahan perembesan air dilakukan dengan sangat efsien.
Pengalaman Irigasi Perkebunan Kelapa Sawit
Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas utama
bagi produksi kelapa sawit. Kekeringan menyebabkan penurunan
laju fotosintesis dan distribusi asimilat terganggu, berdampak
negatif pada pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif maupun
fase generatif. Pada fase vegetatif kekeringan pada tanaman kelapa
sawit ditandai oleh kondisi daun tombak tidak membuka dan
terhambatnya pertumbuhan pelepah. Pada keadaan yang lebih
parah kekurangan air menyebabkan kerusakan jaringan tanaman
yang dicerminkan oleh daun pucuk dan pelepah yang mudah patah.
Pada fase generatif kekeringan menyebabkan terjadinya penurunan
produksi tanaman akibat terhambatnya pembentukan bunga,
meningkatnya jumlah bunga jantan, pembuahan terganggu, gugur
buah muda, bentuk buah kecil dan rendemen minyak buah rendah.
Ads by BlockAndSurfAd Options

Manajemen irigasi perkebunan kelapa sawit, yaitu: membuat


bak pembagi, pembangunan alat pengukur debit manual di jalur
sungai, membuat jaringan irigasi di lapang untuk meningkatkan
daerah layanan irigasi suplementer bagi tanaman kelapa sawit
seluas kurang lebih 1 ha, percobaan lapang untuk mengkaji
pengaruh irigasi suplementer (volume dan waktu pemberian)
terhadap pertumbuhan vegetatif kelapa sawit dan dampak

peningkatan aliran dasar (base flow) terhadap performa kelapa sawit


pada musim kemarau, identifkasi lokasi pengembangan dan
membuat untuk 4 buah Dam Parit dan upscalling pengembangan
dam parit di daerah aliran sungai.

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.ub.ac.id/evananp/2010/05/14/pengertian-irigasi
http://wismpimrijabar.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2085924-irigasi/#ixzz1pLTWJgfD
http://nationalinks.blogspot.com/2009/03/sarana-irigasi.html

Anda mungkin juga menyukai