Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumonia adalah penyakit yang banyak terjadi sepanjang sejarah
manusia. Gejalanya digambarkan oleh Hippocrates : Peripneumonia, dan
afeksi pleuritis, hal-hal berikut perlu diamati: Jika demam menjadi akut, dan
jika sakit dirasakan di salah satu sisi tubuh, atau di kedua sisi, dan jika batuk
timbul dan ludah yang berwarna kuning atau gelap, atau sedikit, kering, dan
kemerahan, atau berciri berbeda dari biasanya... Apabila pneumonia mencapai
puncaknya, keadaan ini sulit diobati dan jika penderita tidak diobati, dan
memburuk jika penderita pneumonia juga menderita dyspnoea, dan urin
sedikit dan tajam, jika keringat keluar dari daerah sekitar leher dan kepala,
karena keringat tersebut adalah keringat yang tidak sehat, karena diakibatkan
oleh sesak napas, dan kerasnya penyakit yang menyerang tangan bagian atas.
Namun, Hippocrates menyebut pneumonia sebagai penyakit dinamai di
zaman kuno. Dia juga melaporkan hasil dari drainase bedah empiema.
Maimonides melihat: Gejala umumnya yang terjadi pada pneumonia dan
tidak pernah tidak terjadi adalah sebagai berikut: demam akut, nyeri pleuritis
seperti ditusuk, napas pendek dan terengah-engah, denyut naik turun dan
batuk. Gambaran klinis ini mirip dengan yang ditemukan dalam buku teks
modern, dan mencerminkan luasnya pengetahuan medis dari Abad
Pertengahan hingga abad ke-19.
Edwin Klebs adalah orang pertama yang mengamati bakteri di saluran
napas orang yang meninggal karena pada 1875. Karya pertama yang
mengidentifikasi dua bakteri penyebab pneumonia yang paling umum,
Streptococcus pneumoniae dan Klebsiella pneumoniae ditampilkan oleh Carl
Friedlnder dan Albert Frnkel pada 1882 dan 1884, secara berturut-turut.
Karya pertama Friedlnder memperkenalkan Gram stain, tes laboratorium
dasar yang masih digunakan saat ini untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan bakteri. Tulisan Christian Gram yang menggambarkan
prosedur tersebut pada 1884 membantu untuk membedakan dua bakteri

tersebut, dan menunjukkan bahwa pneumonia dapat diakibatkan oleh lebih


dari satu mikroorganisme.
Sir William Osler, dikenal sebagai bapak kedokteran modern,
mengapresiasi kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh pneumonia,
dengan menyebutnya kapten pembunuh manusia pada 1918, karena telah
melampaui tuberkulosis sebagai penyebab utama kematian pada masa ini.
Istilah ini berasal dari istilah yang diciptakan oleh John Bunyan berkaitan
dengan

penggerogotan

(tuberkulosis).

Osler

juga

menggambarkan

pneumonia sebagai teman orang tua karena kematian yang terjadi seringkali
berlangsung cepat dan tanpa rasa sakit sedangkan sebenarnya masih ada cara
yang lebih lama dan sakit untuk mati.
Beberapa perkembangan pada 1900-an meningkatkan hasil pengobatan
untuk pasien pneumonia. Dengan kemajuan penicillin dan antibiotik lainnya,
teknik pembedahan modern, dan perawatan intensif pada abad ke-20,
mortalitas akibat pneumonia, mendekati 30%, menurun di negara-negara
maju. Vaksinasi bayi untuk melawan Haemophilus influenzae tipe B mulai
pada 1988 dan menyebabkan penurunan dramatis pada kasus tersebut
setelahnya. Vaksinasi melawan Streptococcus pneumoniae pada orang dewasa
mulai pada 1977, dan pada anak-anak pada 2000, yang menghasilkan
penurunan serupa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pneumonia ?
2. Apakah etiologi dari pneumonia ?
3. Bagaimanakah patofisiologi daari penyakit pneumonia ?
4. Apa saja tanda dan Gejala dari penyakit pneumonia ?
5. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit pneumonia ?
6. Apa saja diagnose dari penyakit pneumonia ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit pneumonia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menetahui pengertin dari penyakit pneumonia

2. Untuk megetahui etiologi dari penyakit pneumonia


3. Umtuk mengetahui tanda dan gejala dari penyaki pneumonia
4. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit pneumonia
5. Untuk mengetahui diagnose dari penyakit pneumonia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit pneumonia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak,
seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga
biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah
nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.
Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada
paru-paru. Dari jenis-jenis pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang
disebut dengan tuberkulosis atau tbc atau Tb, yang disebabkan oleh bakteri
tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang adalah pneumonia akibat
-sampai hari ini- virus.

2.2 Etiologi
Jika diteliti dengan seksama, penyebab pneumonia ini berbagai
macam, konon ada sekitar 30 macam sumber penyebabanya. Ia bisa
disebabkan oleh bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa
kimia, maupun partikel. Namun bakteri dianggap sebagai penyabab utama,
yaitu bakteri streptococcus.
Penyakit pneumonia ini terjadi bila saluran udara pada paru-paru
ikut terserang infeksi. Infeksi ini banyak masalahnya, bisa saja muncul
dengan masuknya kuman ke tenggorokan bagian atas. Kemudian ia terus
ke paru-paru.meskipun kuman itu sampai ke tenggorokan, mereka akan
memasuki kantong-kantong udara. Cairan akan cepat menumpuk di sana,
dan butir-butir udara yang lebih putih akan bercampur dengan cairan tadi.
Pneumonia bisa pula disebabkan oleh virus influenza. Namun dengan
ditemukannya obat antibiotik, kasus pneumonia tidak banyak lagi meminta
korban meninggal dunia. Meski demikian, karena begitu banyaknya

abkteri yang masuk, virus dan jamur dalam berbagai kondisi telah
memperbanyak korban dari pneumonia ini. Penyebab pneumonia adalah:
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa):
a. Streptococcus pneumonia
b. Staphylococcus aureus
c. Legionella
d. Hemophilus influenza
2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada
anak-anak dan dewasa muda)
4. Jamur tertentu.

2.3 Patofisiologi
Paru merupakan struktur komplek yang terdiri atas kumpulan unit
yang di bentuk melalui percabangan progresif jalan napas. Saluran napas
bagian bawah yang normal adalah steril, walaupun bersebelahan dengan
sejumlah besar mikroorganisme yang menepati orofaring dan terpajang
oleh mikroorganisme dari lingkungan di dalam udara yang di hirup.
Sterilisasi saluran napas bagian bawah adalah hasil mekanisme penyaring
dan pembersihan yang efektif.

Saat terjadi inhalasi-bakteri mikroorganisme penyebab pneumonia


ataupun akibat dari penyebaran secara hematogen dari tubuh dan aspirasi
melalui orofaring-tubuh pertama kali akan melakukan mekanisme
pertahanan primer dengan meningkatkan respons radang.
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara,
atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa
juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui
saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh
pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk,
atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga
gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir)
tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnyaukuran sang
penyebab tersebut.

(Bagan Patofisiologi)
Mikrorganisme
(bakteri, virus dan jamur)

Inhalasi mikrorganisme

Penyebaran hematogen dari

Ke dalam paru-paru

Fokus lain

Reaksi inflamasi pada parenkim paru


(sebagai upaya organ paru melawan mikroorganisme)

Nekrotik parenkim

Pe permeabilitas kapiler

Cairan dan protein keluar

Pleura

Eksudat

Pleuritis

Edema paru

Nyeri dada

Membran respirasi >tebal

Gangguan rasa nyaman

(alveolus)

Konsolidasi paru

*Pe kecepatan difusi

Inefektif clearance airway

* Pe compliance

Dispnoa

Inefektif pola napas


Merangsang chemo reseptor

hipoksemia

RR

Pe metabolisme

Me ventilasi

Pe produk energi

Kelelahan

Intoleransi aktivitas
2.4 Tanda dan Gejala

Kasus pneumonia ini dimulai dari rasa demam dan menggigil.


Sekitar 70% penderita akan merasakan berat, nyeri di dada karena
penyakit ini muncul memang pada paru-paru, sebagai organ penting dari
pernapasan. Rasa nyeri ini sering pindah ke bahu atau lambung, jika
infeksi tersebut sampai ke permukaan paru-paru dan diafragma turut
terserang, sekat otot yang memisahkan dada. Rasa sakit pada lambung

bagian atas dan rasa tidak enak pada dinding lambung kadang-kadang
muncul secara spontan. Pada waktu itu, semua racun yang mengakibatkan
infeksi akan mulai terasa. Suhu badan akan naik, kepala pusing, dan rasa
sakit seluruh tubuh mulai terasa, tidak dapat tidur nyenyek, pikiran kacau,
serta selalu merasa resah dan khawatir. Demikian saat itu kulit tubuh terasa
panas dan basah keringat, sedangkan napas seperti memburu dan pendekpendek.
Gejala pneumonia biasanya yang tidak pernah luput adalah rasa
demam yang tinggi, sesak napas, dan napas cepat dari biasanya, serta hasil
rontgen memperlihatkan tanda-tanda pada bagian paru. Kepadatan terjadi
karena paru dipenuhi oleh sel radang dan cairan yang sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk membunuh kuman tadi. Namun hal ini
mengakibatkan fungsi paru terganggu dan sulit untuk bernapas karena
tidak ada sisa ruang untuk oksigen.
Pada beberapa kasus yang sangat berat sampai menyebabakan
beberapa bagian tubuh tampak mebiru dan susah minum air. Kondisi ini
biasanya berlangsung selama sepekan, bila terjadi krisis, penyakit itu
mendadak akan bisa infeksi yang semakin hebat tengah berlangsung.
Namun kondisi ini sudah banyak berubah dengan adanya obat antibiotik,
sehingga rasa sakit yang muncul bisa dikurangi dengan segera.
Tanda dan Gejala berupa:
1. Batuk nonprodukti
2. Ingus (nasal discharge)
3. Suara napas lemah
4. Retraksi intercosta
5. Penggunaan otot bantu nafas
6. Demam
7. Ronchii
8. Cyanosis

9. Leukositosis
10. Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
11. Batuk
12. Sakit kepala
13. Kekakuan dan nyeri otot
14. Sesak nafas
15. Menggigil
16. Berkeringat
17. Lelah.
18. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual
dan muntah - kekakuan sendi.

2.5 Komplikasi
Komplikasi yang mugkin timbul dan terjadi akibat penyakit
pneumonia :
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium

10. Asidosis metabolik


11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular

2.6 Diagnosa
1. Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan
terdengar suara ronki.
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Rontgen dada
b. Pembiakan dahak
c. Hitung jenis darah
d. Gas darah arteri.

2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa
diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di
rumah.
b. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau
dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan
oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.

10

c. Kebanyakan

penderita

akan

memberikan

respon

terhadap

pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.


2. Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai
yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
a. Oksigen 1-2 L/menit.
IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml
cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status
hidrasi.
b. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
e. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan
Untuk kasus pneumonia community base :

Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.

Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital base :

Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah penyakit yang banyak terjadi sepanjang sejarah
manusia. Edwin Klebs adalah orang pertama yang mengamati bakteri di
saluran napas orang yang meninggal karena pada 1875. Karya pertama yang
mengidentifikasi dua bakteri penyebab pneumonia yang paling umum,
Streptococcus pneumoniae dan Klebsiella pneumoniae ditampilkan oleh Carl
Friedlnder dan Albert Frnkel pada 1882 dan 1884, secara berturut-turut.
Karya pertama Friedlnder memperkenalkan Gram stain, tes laboratorium
dasar yang masih digunakan saat ini untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan bakteri.
3.2 Saran
Karena pneumonia ini adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan
kematian, maka penyakit ini patut kita hindari dengan cara menjaga
kebersihan organ pernapasan dan memeriksakan kesehatan secara rutin setiap
bulan agar jika terdapat bbit penyakit, dapat segera diobati. Namun,
sesungguhnya mencegh lebih baik daripada mengobati. Jagalah sehat anda
sebelum datang masa sakit anda karena sehat itu mahal

12

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Taufan Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan, maternitas, anak, bedah,


dan penyakit dalam, Yogyakarta, Nuha Medika.
Irman Somantri (2009). Gangguan Pada Sistem Pernapasan, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Radang_paru-paru
http://penyakitpneumonia.com/

13

Anda mungkin juga menyukai