Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan pembangunan
sumber daya manusia. Sejalan dengan ini tujuan pembangunan kesehatan
telah ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
dengan kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tesebut
maka telah diatur oleh pemerintah dan masyarakat melalui pembatasan
pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Tanpa adanya usaha-usaha
penekanan laju peningkatan jumlah penduduk yang terlalu cepat,
pembangunan di segala bidang yang telah dilaksanakan kurang dapat
dinikmati oleh setiap penduduk. (Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC).
Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain
melalui program keluarga berencana (KB), karena salah satu tujuan
melakukan keluarga berencana adalah ingin mengatur jarak anak dan
mengurangi jumlah kehamilan. Untuk dapat mewujudkan, maka diperlukan
penggunaan alat kontrasepsi yang rasional, efektif dan yang sifatnya sesuai
tujuan. (Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2005).
Berdasarkan komposisinya, kontrasepsi pil, suntik dan implant
tergolong kontrasepsi hormonal, dimana alat kontrasepsi implant terdiri dari
non plant, jadena, indoplant, atau implanon. (Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005).
Berdasarkan data kependidikan dan KB di Indonesia pada Tahun
2002, yang menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 9.743.550 akseptor,
daerah Jawa Timur 950.719 akseptor, sedangkan dijumlah akseptor KB
secara umum 822.126 akseptor yang terdiri dari KB suntik 64.636 akseptor,

IUD 27.287 akseptor, MOP 1.596 akseptor, MOW 14.372 akseptor, implant
16.890 akseptor, pil 39.345 akseptor dan kondom 658 akseptor (IBKKBN,
2002).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembankan manajemen kebidanan Helen
Varney dalam memecahkan masalah pada ibu akseptor KB suntik 3
bulan dengan bertambah berat badan serta mendapat pengalaman nyata
dan teori yang diperoleh dalam melestarikan asuhan kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny U akseptor KB
suntik 3 bulan diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian data
2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasikan kebutuhan segera
5. Merumuskan suatu tindakan yang komprehensif
6. Melaksanakan tindakan suatu rencana
7. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
1.3 Manfaat
Penulisan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para tenaga
kesehatan khususnya pada bidan dan mahasiswa akademi kebidanan untuk
mengidentifikasi acuan dalam memberikan asuhan kepada klien akseptor KB
suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.
1.4 Uraian Kegiatan
Penulisan asuhan kebidanan pada Ny U akseptor KB suntik 3
bulan dengan bertambah berat badan di Dusun Gempol Dampit Desa
Ngrandu Lor Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang melalui :

1. Wawancara langsung dengan keluarga pasien.


2. Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fisik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Komunitas
2.1.1

Pengertian
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul/dengan istilah lain berinteraksi. Kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
(Koetjaraningrat, 1990).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada
sebagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah
(dalam arti geografi), dengan batas-batas tertentu dimana yang
lebih besar dari anggota-anggotanya

dibandingkan dengan

penduduk diluar batas wilayahnya. (Soerdjono Soekamto, 1982).


Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami
tertorial tertentu dan adanya sifat sifat saling tergantung adanya
pembagian kerja dan kebudayaan bersama. (Macliaver, 1957).
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah
lama hidup dan bekerjasama,sehingga dapat mengorganisasikan
diri dan berfikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu. (Linton, 1936).
2.1.2

Ciri-Ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Interaksi antara sesama anggota masyarakat
Didalam

masyarakat

terjadi

interaksi

sosial

yang

merupakan hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar


perseorangan,

antar

kelompok-kelompok

maupun

antar

perseorangan dengan kelompok. Untuk terjadi interaksi harus


memiliki 2 syarat, yaitu : kontak sosial dan komunitas.

2. Menempati wilayah-wilayah dengan batas tertentu


Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah
tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat
tinggal komunitasnya baik dalam ruang lingkup yang terkecil
RT/RW, Dusun, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten,
Provinsi dan bahkan Negara.
3. Saling tergantung satu dengan yang lain
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah
tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam
memenuhi kebutuhan manusia. Tiap-tiap anggota masyarakat
mempunyai ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi
masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling
memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupanya.
4. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan dicipta untuk mengatur
tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang
yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi, kelompokkelompok

yang

ada

dimasyarakat

apakah

itu

dalam

perkawinan, kesenian, mata pencaharian, system kekerabatan.


5. Memiliki identitas masalah
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang
dapat dikenali oleh anggota masyarakat lainya. Hal ini penting
untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih
kuat.identitas

kelompok

dapat

berupa

lambang-lambang

bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan bendabenda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam,
kepercayaan dan sebagainya
2.1.3

Tipe-Tipe Masyarakat
Menurut

Gilin

and

Gilin

klasifikasikan sebagai berikut :


1. Dilihat dari sudut perkembanganya

lembaga

masyarakat

di

a. Cresive Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk
untuk

memenuhi

tujuan

tertentu,

misalnya

yang

menyangkut : Lembaga hutang piutang yang secara tidak


sengaja

tumbuh

dari

adat

istadat,

misalnya

yang

menyangkut : Hak milik, perkawinan, agama, dan


seterusnya.
b. Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk
untuk

memenuhi

menyangkut:

tujuan

Lembaga

tertentu,
hutang

misalnya

piutang,

yang

lembaga

perdagangan, pertanian, pendidikan yang ke semua berakar


kepada

kebiasaan-kebiasaan

dalam

masyarakat.

Pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan kebiasaankebiasaan di sistemativasi, yang kemudian dituangkan


kedalam lembaga-lembaga.
2. Dilihat dari sudut system nilai yang diterima oleh masyarakat
a. Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib
dalam masyarakat diantaranya keluarga, sekolah-sekolah
yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
b. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul
tetapi dianggap kurang penting karena untuk memenuhi
kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan
panitia

rekreasi,

sebagainya.

pelantikan/wisuda

bersama

dan

3. Dari sudut penerimaan masyarakat


a. Approved/Sosial Sanctioned Institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat
seperti sekolah, perusahaan, koperasi, dsb.
b. Unsanctioned Instituton
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak
oleh masyarakat walaupun kadang-kadang masyarakat
tidak dapat memberantasnya misalnya kelompok penjahat,
pemeras, gelandangan, dan pengemis.
4. Dari Sudut Penyebarannya
a. Generasi Institution
Adalah lembaga masyarakat berdasarkan atas faktor
penyebaranya. Misalnya agama karena dikenal hampir
semua masyarakat dunia.
b. Restrited Institution
Adalah

lembaga-lembaga

yang

dianut

oleh

masyarakat tertentu saja misalnya Budha banyak dianut


oleh Muangtai, Vietnam, Kristen katolik banyak dianut oleh
masyarakat Italia, Perancis, Roma. Islam banyak dianut
oleh masyarakat Arab.
5. Dari Sudut Fungsi
a. Operatif Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun
pola-pola/tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan seperti lembaga industri.
b. Regulatif instituation
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi
adat istiadat / tata kelakuan yang tidak menjadi bagian
mutlak dari pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga
hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan, dan sebagainya.

2.1.4

Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia


Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat
Indonesia dibagi 3 kategori :
1. Masyarakat Desa
Ciri-cirinya :
a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
b. Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial.
c. Percaya kepada kekuatan ghaib
d. Tingkat buta huruf relatif tinggi
e. Perilaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan
dipahami oleh setiap orang
f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi
dan ketrampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada
keturunanya.
g. Sistem ekonomis sebagian besar ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan sebagaian kecil dijual dipasaran
untuk memenuhi kebutuhan dan uang berperan sangat
terbatas.
h. Semangat gotong-royong dalam bidang sosial dan ekonomi.
2. Masyarakat Madya
Ciri-cirinya :
a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan
kemasyarakatan mulai mengendor.
b. Adat istiadat masih tetap dihormati dan disikapi masyarakat
mulai terbuka dari pengaruh luar.
c. Tmbul rasionalitas pada cara berfkir, sehingga kepercayaan
terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan
timbul apabila telah kehabisan akal
d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat
terutama pendidikan dasar dan menengah.

e. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.


f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada
produksi pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi
dalam struktur masyarakat karena uang semakin meningkat
penggunaanya.
h. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial
dikalangan keluaga dan tetangga.dan kegiatan umum lainya
didasarkan upah.
3. Ciri-Ciri Masyarakat Modern
Ciri-cirinya :
a. Hubungan antar manusia dihubungkan akan kepentingankepentingan pribadi.
b. Hubungan antar masyarakat dilakukuan secara terbuka
dalam suasana saling pengaruh mempengaruhi.
c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan

dan

teknologi

sebagai

sarana

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


d. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan
keahlian yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam
lembaga-lembaga ketrampilan dan kejuruan.
2.1.5

Ciri-Ciri Masyarakat Sehat


1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan,

pencegahan,

penyembuhan

penyakit

dan

pemulihan kesehatan untuk ibu dan anak.


3. Meningkatkan
penyediaan

upaya
sanitasi

kesehatan
dasar

lingkungan

yang

terutama

dikembangkan

dan

meningkatkan mutu lingkungan hidup.


4. Peningkatan

status

gizi

masyarakat

berkaitan

peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.

dengan

5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab


dan penyakit.
2.1.6

Indikator Ciri Masyarakat Sehat


Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
1. Menurut

yang

masyarakat

berhubungan

dengan

status

kesehatan

meliputi :

a. Indikator komprehensif

Angka kematian kasar menurun

Rasio angka mortalitas prosional rendah

Umur harapan hidup rendah

b. Indikator spesifik

Angka kematian anak dan ibu menurun

Angka kematian karena penyakit menular menurun

Angka kelahiran menurun

2. Indikator pelayanan kesehatan


a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk
seimbang
b. Distrbusi nakes merata
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah
sakit, fasilitas kesehatan lain dan sebagainya.
d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan
diantaranya : rumah sakit, puskesmas, rumah barsalin, dan
sebagainya.
2.1.7

Masalah-Masalah Kesehatan Dan Masyarakat Indonesia


1. Jenis masalah:
a. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%)
b. Tingginya angka kematian ibu dan anak

Angka kematian ibu (420 per 100.000 penduduk)

Angka kemtian bayi (52 per 10.000 penduduk)

Angka kematian balita (84 per 1.000)

c. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular


diantaranya

adalah :

Penyakit infeksi usus

Tuberkulosis

Demam berdarah

ISPA

Infeksi saluran nafas bawah

d. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular


diantaranya adalah :

Penyakit jantung

Neoplasma

Penyakit karena cidera

Penyakit gangguan mental

e. Masalah kesehatan lingkungan

Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum


memadai.

Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air


bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan .

Pembinaan program peningkatan lingkungan belum


berjalan sesuai yang diharapkan.

2. Penyebab Masalah
a. Faktor sosial ekonomi
b. Gaya hidup dan perilaku sehat
c. Lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan sistem
pelayanan

kesehatan.

2.2. Konsep Keluarga


2.2.1

Pengertian
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia
yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat yang
terkecil,dan biasanya,tetapi ntidak selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan-ikatan lain, mereka hidup bersama dalam
satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang
kepala rumah tangga dan makan dari satu priuk .(Dep. Kes. RI,
1993).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Dep. Kes. RI, 1993).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengakuan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga.
Beriteraksi satu sama lain dan didalam perananya masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicon
G. Bailon dan Maglaya, 1989).
Dari ketiga batasan masalah di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga itu adalah :
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri dari 2 orang atau lebih
3. Hidup dalam suatu rumah tangga
4. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
5. Berinteraksi satu sama lain
6. Setiap anggota keluarga menjalankan peranya masing-masing
7. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan

2.2.2

Struktur keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya
adalah:
1. Partilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Ciri-ciri struktur keluarga Anderson Carter
1. Terorganisasi :
Saling berhubungan, saling ketergantuhgan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatas :

Setiap anggota memiliki keterbatasan tetapi mereka juga


mempunyai keterbatasan dalam menjalani fungsi dan tugasnya
masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan :
Setiap anggota keluarga memiliki peranan dan fungsi
masing-masing.
2.2.3

Tipe / Bentuk Keluarga


1. Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak.
2. Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah
sanak keluarga misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu dan sebagainya.
3. Keluarga berantai (Serial family) adalah keluarga yang terdiri
dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan kelurga inti.
4. Keluarga Duda / janda (Single family) adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas (kahabitation) adalah 2 orang yang menjadi
satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut keluarga besar
(Extended family) karena mayarakat Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku hidup dalam komunti dengan adat istiadat yang sangat
kuat.

2.2.4

Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga


1. Partiakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ayah.

2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam


keluarga adalah pihak ibu.
3. Ekualitarian, yang memegang kekuasaan dalamkeluarga adalah
ayah dan ibu.
2.2.5

Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posis dan situasi tertentu. Peranan individu didasari oleh
harapan dan perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut :
1. Peranan ayah
Ayah adalah suami dari istri dan berperan sebagai pencari
nafkah,pendidikan,perlindungan dan memberi rasa aman sebagai
kepala keluarga,sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta anggota masyarakat
dari lingkunganya.
2. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkunganya, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembanganya baik fisik, mental, sosial dan spiritual
(uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam perawatan anak).

2.2.6

Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga


sebagai berikut :
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2.

Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara keluarga
c. Membina kedewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
Perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak yang sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk memenuhi peranan sebagai orang
dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat tingkat


perkembanganya.

Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap


anggota keluarganya, adalah:
1. Asih, adalah meberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
kebutuhannya.
2. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
3. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dan mempersiapkan
masa depannya.
2.2.7

Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga


Tahap-tahap kehidupan menurut Duvail adalah sebagai berikut:
1. Tahap pembentukan keluarga : tahap ini dimulai dari pernikahan,
yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.
2. Menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan
anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saatsaat yang dinantikan.
3. Tahap menghadapi bayi : dalam hal ini keluarga mengasuh,
mendidik, dan memberikan kasih sayang pada anak, karena pada

tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada kedua orang


tuanya kondisinya masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak pra sekolah: pada tahap ini anak sudah
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebayanya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan,
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.
Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan
norma-norma kehidupan. Norma agama, norma sosial budaya
dan sebagainya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah : dalam tahap ini tugas keluarga
adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar
secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja : tahap ini adalah tahap yang
paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari orang tuanya sangat diperlukan. Komunikasi dan
saling pengertian antar kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap melepas anak ke masyarakat : setelah melakukan tahap
remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka
tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam
memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak
akan memulai kehidupan rumah tangga.
8. Tahap berdua kembali : setelah anak besardan menempuh
kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggal suami dan istri saja.
Dalam tahap keluarga akan merasa sepi, dan apabila tidak
menerima kenyataan akan menimbulkan depresi dan stress.

9. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua
orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia.
2.2.8

Tugas-Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukan masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan semangat para anggota keluarga

2.2.9

Ciri-Ciri Keluarga
1. Di ikat dalam suatu perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerja sama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam satu rumah

2.2.10 Ciri-Ciri Keluarga Indonesia


1. Suami sebagai pengambilan keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Mengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

7. Mempunyai semangat gotong royong


2.2.11 Pola Kehidupan Keluarga Indonesia
1. Daerah pedesaan
a.

Tradisional

Agraris

Tenang

Sederhana

Akrab

Menghormati orang tua

b.

Daerah perkotaan

Dinamis

Rasional

Konsumtif

Demokratif

Individual

Terlibat dalam kehidupan politik

2.3. Kopsep Dasar Kontrasepsi


2.3.1. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent. (Hanifa
Wiknjosastro, 2005).
2.3.2. Tujuan Kontrasepsi
1. Menunda kehamilan (pasangan dengan istri berusia dibawah 20
tahun)
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

Reversibel yang tinggi karena peserta belum mempunyai anak,


efektivitasnya

yang

relatif

tinggi,

penting

karena

dapat

menyebabkan kehamilan resiko tinggi.


Kontrasepsi yang sesuai : pil, AKDR, minimal cara sederhana.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan)
Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk
melahirkan 2 anak dengan jarak kehamilan 3-4 tahun.
Ciri kontrasepsi yang diperlukan :
Reversibel cukup tinggi, efektivitasnya cukup tinggi karena peserta
masih mengharapkan mempunyai anak. Tidak menghambat
produksi ASI
Kontrasepsi yang sesuaii : AKDR, suntik, cara sederhana, implant,
3. Kontrasepsi mantap.
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, reversibelitas
rendah, dapat dipakai jangka panjang, tidak menambah kelainan
yang sudah ada. (Mansjoer, Arif. 2001).
2.3.3. Macam-Macam Metode Kontrasepsi
1. Metode sederhana
a. Tanpa alat
KB alamiah : metode kalender, metode suhu badan basal
metode lendir serviks, metode simpto-termal.

Koitus interuptus (senggama terputus)

b. Dengan alat

Mekanis (Barrier) : kondom, barier intra-vaginal

Kimiawi : spermisid

2. Metode Modern
a. Hormonal

Oral kontrasepsi

Suntikan

AKBK (alat kontrasepsi bawah kulit)

b. AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)


c. Kontrasepsi mantap

Pada wanita : MOW (metode operasi wanita)

Pada pria

: MOP (metode operasi pria)

(Hanafi Hartanto, 2004 : 42).


i. Syarat-Syarat Metode Kontrasepsi Yang Baik
1. Aman / tidak berbahaya
2. Dapat diandalkan
3. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang
dokter
4. Murah
5. Dapat diterima oleh orang banyak
6. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
(Hanafi Hartanto, 2004 : 36)
ii. Faktor-Faktor

Dalam

Memilih

Kontrasepsi
1. Faktor pasangan (motivasi dan rehabilitas)
-

Umur

Gaya hidup

Frekuensi senggama

Jumlah keluarga yang diinginkan

Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu

Sikap kewanitaan

Sikap kepriaan

2. Faktor kesehatan (kontraindikasi absolute atau relatif)

Metode

Status kesehatan

Riwayat haid

Riwayat keluarga

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan panggul

3. Faktor

metode

kontrasepsi

(penerimaan

dan

pemakaian

berkesinambungan)
-

Efektivitas

Efek samping minor

Kerugian

Komplikasi-komplikasi yang potensial

Biaya

(Hanafi Hartanto, 2004 : 36)

b.

Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik Depo Progestin


i. Definisi
a. Suntikan depo progestin (DMPA) adalah suatu sintesa progestin
yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita
(UNPAD Teknik Keluarga Berencana, 1980 : 65).
b. KB suntik adalah kontrasepsi yang menyuntikkan suatu sintesa
progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh
wanita (Manuaba, 1999)
ii. Macam-Macam KB Suntik
Terdapat 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progestin :
a. Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 blan dengan cara disuntikkan
intra muskuler (di daerah bokong).

b. Norigest 200 mg yang merupakan derivat testosteron, diberikan


setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan intra muskuler.
iii. Cara Kerja
a. Mencegah ovulais
b. Mengentalkan

lendir

serviks,

sehingga

sulit

ditembus

spermatozoa
c. Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi dihambat
d. Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi
iv. Efektivitas
Depo progestin memiliki efektivitas tinggi (3 kehamilan per 1000
perempuan), asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal
yang ditentukan.
v. Keuntungan
a. Tingkat efektivitasnya tinggi
b. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
c. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terdapat penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
d. Dapat dipakai, diberikan pascapersalinan, pasca keguguran atau
pasca menstruasi
e. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang
bayi
f. Dapat digunakan oleh wanita >35 tahun sampai premenopause
vi. Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
-

Siklus haid yang memendek atau memanjang

Perdarahan yang banyak atau sedikit

Perdarahan tidak teratur dan perdarahan bercak (spotting)

Tidak haid sama sekai (amenorrhoe)

b. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering


c. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS atau ineksi
virus HIV
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
vii. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8. Perokok
9. Menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat TBC
(rifampisin)
10. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
11. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

viii. Yang

Tidak

Boleh

Menggunakan

Kontrasepsi

Progestin
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

Nsuntikan

3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama


amenorea
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5. Diabetes Mellitus disertai komplikasi

ix. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar
dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan.
5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
dapat diberikan asal ibu tidak hamil. Bila ibu disuntik setelah hari
ke 7 haid, ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7
hari setelah penyuntikan
6. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan
pertama diberikan setiap saat, asal saja ibu tidak hamil dan selama
7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
x. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin
1. Diberikan setiap 12 minggu dengan suntikan IM
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol, biarkan
kering lalu suntikkan

3. Kocok dengan baik dan hindarkan gelembung-gelembung udara


bila terdapat endapan putih di dasar ampul. Upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkan.
xi. Informasi Yang Perlu Disampaikan
a. Kontrasepsi suntik dapat menimbulkan gangguan (emenorhe),
bersifat sementara dan sedikit mengganggu kesehatan.
b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, nyeri payudara dan efek tersebut tidak berbahaya dan
cepat hilang
c. Kembalinya kesuburan terlambat, perlu untuk ibu muda yang
ingin menunda kehamilan
d. Bila klien ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain,
maka injeksi diberikan sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi
hormonal sebelumnya
e. Setelah suntikan dihentikan, hamil tidak segera datang dan
kembali umumnya setelah 6 bulan. Tapi bila setelah 3-6 bulan
tidak haid, klien harus ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan
untuk dicari penyebabnya.
f. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan
asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
xii. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Setiap terlambat harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
b. Nyeri abdomen bagian bawah yang berat mungkin gejala
kehamilan ektopik terganggu
c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
d. Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat atau
kaburnya penglihatan
e. Perdarahan berat yang 2x lebih panjang dimasa haid atau 2x lebih
banyak dalam satu periode masa haid

xiii. Penanganan Gangguan Haid


1. Amenorhoe
-

Tidak perlu penanganan / tindakan apapun, cukup konseling


saja

Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut,


anjurkan klien memakai jenis kontrasepsi lain

2. Perdarahan
-

Perdarahan ringan / spotting sering dijumpai, tapi tidak


berbahaya

Bila perdarahan / spotting terus berlanjut atau setelah tidak


haid terjadi perdarahan maka perlu dicari penyebabnya.
Obatilah dengan cara yang sesuai

Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat


hubungan seksual

Perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari atau 2x


lebih banyak dari perdarahan yang biasanya dialami pada
siklus haid normal)

Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebab dan


bila ditemukan kelainan ginekologik, klien perlu diobati dan
dirujuk

Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau


klien tidak dapat menerima perdarahan yang terjadi, suntikan
jangan dilanjutkan untuk cegah anemia beri klien preparat
besi.

xiv. Keadaan Yang Memerlukan Perhatian


1. Penyakit hati akut (yang disebabkan oleh virus)
2. Penyakit jantung
3. Stroke

xv. Institusi Bagi Klien


Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan suntikan kembali setiap 12 minggu.
xvi. Tatalaksana Efek Samping
a. Amenorrhea
-

Pastikan hamil atau tidak, bila hamil dirujuk, bila tidak hamil
tidak perlu pengobatan, bila KET dirujuk

Jangan

berikan

terapi

hormonal

untuk

menimbulkan

perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan


kemudianbila tidak terjadi perdarahan juga dirujuk ke klinik
b. Perdarahan bercak (spotting)
-

KIE : perdarahan ringan sering dijumpai, bukan masalah


serius, tidak perlu penanganan

Klien tidak bisa menerima, dapat diberikan dan pilihan


pengobatan :
1) Satu siklus pil kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), ibu
profen (sampai 80 mg 3 x/hari untuk 5 hari)
2) Bila terjadi perdarahan banyak pil kombinasi diberikan 2
tablet/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kontrasepsi hormonal atau diberi 50 mg etinilestradiol
atau 1,25 mg estrogen equir konjugalis untuk 14-21 hari.

c. Perubahan berat badan


-

Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan


metode kontrasepsi lain

d. Depresi
-

KIE : progesteron menyebabkan kurangnya vit B6 dalam


tubuh dan adanya retensi garam natrium dalam tubuh

Berikan B6 50 mg/hari

Bila berlanjut, suntikan dihentikan

e. Leucorrhea

Penyebab : progesteron mengubah flora dan PH vagina


sehingga

jamur

mudah

tumbuh

dalam

vagina

dan

menimbulkan keputihan
-

Penanganan :
1) Kebersihan daerah vagina
2) Diberi preparat antimycolic melalui oral / vagina
Misal : albotyl, bila tidak menolong hentikan

f. Acne / jerawat
-

KIE : - Kurangi makan berlemak


- Kebersihan wajah dijaga
- Bila tidak hilang atau makin bertambah ganti
kontrasepsi lain

g. Rambut rontok
-

KIE : kembali normal tanpa pengobatan setelah penghentian


suntikan

h. Keluhan subyektif (pusing, mual, muntah, gelisah)


-

KIE : keluhan bersifat sementara akan hilang dalam waktu 3


bulan, bila keluhan tidak hilang, diberikan pengobatan
symtomatik / menghilangkan gejala

i. Perubahan libido
-

KIE : dianjutkan untuk ganti cara kontrasepsi lain

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.

Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2010

Jam : 16.00 WIB

1. Data Umum
Nama KK

: Tn G

Umur

: 52 Tahun

Agama

: Islam

Suku / Bangsa

: Jawa / Indonesia

Pekerjaan

: Swasta

Pendidikan

: Tamat

Status Perkawinan : Kawin


Lama Kawin

: 22 Tahun

Alamat

: Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng


Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

a. Susunan Keluarga
No

Nama

Hubungan Umur L/P

Pendidika

Agama Pekerjaan

KB

Sehat

Giman

KK

50

n
SLTA

Umi

Istri

40

SMP

Islam

IRT

Suntik Sehat

Kulsum

Anak

22

SMP

Islam

Swasta

Sehat

Kumaedi Anak

20

SLTA

Islam

Sehat

Islam

Swasta

Arif
Basuki
b. Denah Rumah
Ket :

2,3 : Kamar tidur

1
2

S
4

: Ruang tamu

6
5

: Ruang keluarga

: Dapur

Sehat

6,7 : Kamar mandi + WC

c. Genogram
Ket :
: Laki-laki
36 th

36 th

: Perempuan
: Garis perkawinan

23 th

: Garis keturunan

20 th

: Dalam 1 keluarga

d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga inti dimana keluarga dirumah tesebut tinggal satu
keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak.
e. Gizi Keluarga Tn G
Makan : 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, kadang buah.
Minum : 7-8 gelas/hari, air putih
f. Keadaan Rumah / Tempat Tinggal
a.

Luar rumah

: 10 x 6 = 60 m2

b.

Letak

: letak rumah jauh dari sektor dan jauh dari


sungai

c.

Dinding

: permanent

d.

Atap

: genteng

e.

Lantai

: plester

f.

Penerangan

: cukup

g.

Jalan angina

: cukup, ada ventilasi

h.

Jendela

: ada 2

i.

Kebersihan

: cukup,

penataan

tempatnya
j.

Jumlah kamar

: 2 kamar

k.

Kontruksi

: permanen

barang

tidak

pada

g. Air Minum
Asal

: sumber air, konsumsi air digunakan untuk mandi,


mencuci, memasak, dan lain-lain.

h. Pembuangan Sampah
Sampah dibakar dibelakang rumah.
i. Jamban dan Kamar Mandi
Jenis jamban

: WC leher angsa

Letak jamban

: letak dalam rumah menjadi satu dengan kamar


mandi.

Kebersihan

: cukup

Kamar mandi

: letak dalam rumah, kebersihan cukup

j. Pekarangan dan Sekolah


Pengaturan

: rapi, tanaman yang diletakkan dalam pot

Kebersihan

: halaman cukup bersih

Peralatan pekarangan : ada, seperti sapu lidi


k. Keadaan Sosial Ekonomi keluarga
-

Dikeluarga Tn G yang mencari nafkah dengan bekerja sebagai


swasta

Alat liburan keluarga Tn G adalah TV, radio

l. Kunci Keluarga
Hubungan antara anggota keluarga baik, saling mendukung dan lainlain.
m. Manajemen Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit.
n. Pola Interaksi Keluarga
Penanggung jawab keluarga : KK / hubungan dikeluarga : ayah
Pengambilan keputusan dikeluarga : KK /hubungan dikeluarga :
ayah
o. Pola Penggunaan Fasilitas oleh Keluarga
Puskesmas dan bidan praktek swasta

p. Keikutan Keluarga Dalam Organisasi Masyarakat


-

Yasinan

PKK

2. Data Khusus
A. Data Subyektif
1) Biodata
Nama

: Ny U

Nama

: Tn G

Umur

: 40 Tahun

Umur

: 50 Tahun

Status

: Istri

Status

: KK

Agama : Islam

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Klagen

Alamat : Dsn. Klagen

Desa Kepuhkembeng
Kec. Peterongan
2) Keluhan Utama

Desa Kepuhkembeng
Kec. Peterongan

Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan dan mengalami


berat badan yang bertambah.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini baik-baik saja dan tidak mempunyai
penyakit menular dan menurun.
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,
menurun dan menahun seperti HT, DM, asma, jantung, hepatitis
B dan lain-lain.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menalar, menurun dan menahun seperti DM, HT, asma
serta tidak ada riwayat kembar.
6) Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche

: 13 tahun

Haid teratur / tidak

: teratur

Siklus

: 28 hari

Lama

: 6-7 hari

Jumlah

: 2-3x/hari ganti pembalut

Flour albus

: tidak ada

Dysminore

: kadang nyeri pada pinggang

b. Riwayat KB
-

Setelah anak pertama lahir ibu menggunakan KB suntik 3


bulan selama 6 tahun dan setelah itu ibu ingin melepas
dan ingin hamil lagi.

Setelah melepas baru 3 bulan lagi anak kedua dan


menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun.

7) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah abortus, ibu juga tidak pernah
kuretase.
8) Riwayat Psikososial
a. Hubungan ibu dengan suami baik dan harmonis
b. Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga baik
9) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
Makan

: 3x/hari, nasi, lauk, sayur

Minum

: 6-7 gelas/hari air putih

b. Pola Eliminasi
BAK

: 4-5x/hari, warna kuning, konsistensi encer, bau


khas, tanpa keluhan.

BAB

: 1x/hari, warna kuning, konsistensi lembek, bau


khas

c. Pola Aktivitas
Ibu mengerjakan pekerjaan IRT sehari-hari seperti menyapu,
memasak dan lain-lain.
d. Pola Istirahat

Siang

: Jam 13.00-16.00 WIB

Malam : Jam 22.00-04.00 WIB

e. Pola Personal Hygiene


Mandi 2x/hari, ganti pakaian luar dan dalam 2x/hari, cuci
rambut 3x/minggu, gosok gigi 2x/hari.
f. Pola Seksualitas
Kurang lebih 1x/minggu tanpa keluhan.
B. Data Obyektif
1) Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

BB awal

: 60 kg

BB sekarang

: 65 kg

Kenaikan

: 5 kg

TB

: 150 cm

2) TTV
TD

: 100/70 mmHg

: 82 x/menit

: 365oC

RR

: 22x/menit

3) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala

: bersih, rambut hitam, tidak ada lesi dan


tidak benjolan.

Muka

: simetris, tidak oedem, tidak pucat

Mata

: simetris, conjungtiva merah muda, sclera


putih, tidak strabismus

Hidung

: simetris, conjungtiva, tidak ada polip, tidak


ada pernafasan cuping hidung

Mulut & gigi

: simetis, bersih, gigi tidak caries, gusi tidak


berdarahan tidak ada gigi palsu, lidah
bersih.

Telinga

: simetris, tidak ada gangguan pendengaran,


tidak ada serumen.

Leher

: simetris, tidak ada bendungan kelenjar


tyroid dan vena jugularis

Axilla

: bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada

: simetris, tidak ada retraksi intercosta

Abdomen

: bersih, tidak ada pembesaran hati / limfe

Punggung

: simetris,

tidak

ada

kelainan

bentuk

punggung
Genetalia

: simetris, tidak ada condiloma acuminate

Anus

: bersih, tidak ada hemoroid

Ekstrimitas atas : simetris, tidak ada gangguan pergerakan


Ekstrimitas bawah : simetris, tidak ada gangguan pergerakan.
b. Palpasi
Kepala

: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Leher

: tidak ada benjolan kelenjar tyroid, tidak


ada pembesaran vena jugularis.

Axilla

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Abdomen

: tidak ada pembesaran hepar

c. Auskultasi
Dada

: bersih, tidak ada ronchi maupun wheezing

Abdomen

: bising usus normal

d. Prioritas Masalah
Kriteria
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan masalah

Perhitungan
2/3x1

Skor
2/3

Ranking
I

2/2x1

II

3/3x1

III

untuk diubah
3. Potensi pencegahan

4. Penonjolan masalah
Total Skor
II.

2/2x1

1
4 2/3

III

Identifikasi Diagnosa Masalah


Diagnosa : Ny U umur 36 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
kenaikan berat badan.
DS

: Ny U mengatakan menggunakan KB suntik 2 tahun,


mengalami kenaikan berat badan 5 kg.

DO

: Keadaan umum : baik


Kesadaran

: composmentis

TTV : TD

: 100/70 mmHg

: 82 x/menit

: 365oC

RR

: 22x/menit

III. Antisipasi Masalah Potensial


-

IV.

Identifikasi Kebutuhan Segera


-

V.

Intervensi
Diagnosa : Ny U umur 36 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
kenaikan berat badan.
Tujuan jangka pendek : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama jangka
pendek 1 x 20 menit dan jangka panjang selama 1 minggu
diharapkan Ny U mengerti penjelasan dari petugas.
Kriteria

: -

Ibu mengerti penjelasan petugas


Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan
oleh petugas

Intervensi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dengan menggunakan komunikasi
terapeutik
R/ dengan menggunakan komunikasi terapeutik dapat membantu klien
dan menimbulkan suasana saling percaya.
2. Jelaskan tentang efek samping KB
R/ dengan mengetahui tentang efek samping KB agar ibu lebih
mengerti dan kecemasan ibu berkurang.
3. Jelaskan kepada ibu tentang pola diet
R/ dengan menjaga pola diet akan mencegah bertambahnya berat badan
yang berlebihan
4. Anjurkan ibu untuk ke tempat pelayanan kesehatan jika mempunyai
berat badan berlebih.
R/ dengan mengetahui berat badan lebih ibu atau keluarga akan
mengerti dan tahu apa yang harus dilakukan.
5. Anjurkan ibu untuk berolah raga
R/ dengan berolah raga ibu dapat mengontrol berat badan.
Diagnosa : Ny U umur 40 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
kenaikan berat badan.
Tujuan jangka panjang : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1
minggu kedepan diharapkan tidak terjadi kenaikan berat
badan.
Kriteria

: - Ibu dapat melakukan apa yang tenaga kesehatan anjurkan.


- Ibu dapat mengerti penjelasan tenaga kesehatan

1. Jelaskan kepada ibu tentang pola diet


R/ dengan menjaga pola diet akan mencegah bertambahnya berat badan
yang berlebihan
2. Anjurkan ibu untuk berolah raga

R/ dengan berolah raga ibu dapat mengontrol berat badan.


VI. Implementasi
Tanggal

: 5 Februari 2010

Jam : 16.10 WIB

Diagnosa : Ny U umur 36 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan


kenaikan berat badan.
Implementasi ;
Jangka Pendek :
1. Jam 16.10 WIB
Menjelaskan paada hasil pemeriksaan, dengan hasil ibu mengalami berat
bertambah 5 kg dengan menggunakan KB suntik 3 bulan.
2. Jam 16.15 WIB
Menjelaskan kepada ibu efek samping KB suntik 3 bulan :
-

Sering ditemukan gangguan haid

Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan


(harus kembali untuk suntik)

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

Penanganan :
-

Informasikan bahwa kenaikan atau penurunan berat badan sebanyak


1 - 2 kg dapat saja terjadi, perhatikan diet klien bila perubahan berat
badan

berlebihan,

hentikan

suntikan

dan

anjurkan

metode

kontrasepsi lainnya.
3. Jam 16.25 WIB
Mengajarkan ibu cara pola diet yang benar yaitu mengurangi makan
makanan yang banyak mengandung lemak, ibu juga mengurangi
karbohidrat. Ibu lebih memperbanyak makan makanan seperti buah dan
sayur-sayuran.
4. Jam 16.28 WIB
Menganjurkan ibu untuk segera ke tempat pelayanan kesehatan jika
mempunyai berat badan yang berlebih.

5. Jam 16.30 WIB


Menganjurkan ibu untuk berolah raga secara teratur seperti jalan kaki
setiap pagi.
Jangka Panjang :
Tanggal : 05 Februari 2010 s/d 20 Maret 2010
1. Pagi Jam 07.00 WIB, Siang Jam : 12.00 WIB, Malam Jam : 19.00 WIB
Mengajarkan ibu cara pola diet yang benar yaitu mengurangi makan
makanan yang banyak mengandung lemak, ibu juga mengurangi
karbohidrat. Ibu lebih memperbanyak makan makanan seperti buah dan
sayur-sayuran.
2. Setiap Pagi Jam 05.00 WIB
Menganjurkan ibu untuk berolah raga secara teratur seperti jalan kaki
setiap pagi.
VII. Evaluasi
Tanggal

: 5 Februari 2009

Jam : 16.30 WIB

Jangka Pendek
Diagnosa : Ny U umur 40 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
kenaikan berat badan.
S

: Ibu mengatakan mengerti apa yang dijelaskan petugas

: Klien dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh


petugas

: Masalah teratasi

: Intervensi dihentikan

Jangka Panjang
Diagnosa : Ny U umur 40 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
kenaikan berat badan.
S

: Ibu mengatakan berat badannya tetap

: Klien dapat melaksanakan saran yang diberikan oleh tenaga


kesehatan

: Masalah teratasi

: Intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan asuhan kebidanan komunitas pada Ny U
akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan, maka penulis
menarik kesimpulan dalam pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis, TD : 100/70 mmHg, suhu : 36,5 oC, nadi :
82x/menit, RR : 22x/menit.
Dalam pengkajian didapatkan salah satu efek samping kontrasepsi
yaitu peningkatan BB, gejala yang ditemukan adalah klien mengatakan terjadi
peningkatan BB 1 kg tiap kali suntik KB.
Evaluasi yang dilakukan dengan waktu yang ditentukan dalam
intervensi yaitu jangka pendek 1x20 menit dan jangka panjang selama 1
minggu yaitu mulai Tanggal 23 Februari 2009 sampai dengan 3 Maret 2009.
Jangka Pendek
S

: Ibu mengatakan mengerti apa yang dijelaskan petugas

: Klien dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh petugas

: Masalah teratasi

: Intervensi dihentikan

Jangka Panjang
S

: Ibu mengatakan berat badannya tetap

: Klien dapat melaksanakan saran yang diberikan oleh tenaga


kesehatan

: Masalah teratasi

: Intervensi dihentikan

4.2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan manajemen dalam asuhan
kebidanan Helen Varney dalam praktek kebidanan.

2. Bagi Lahan Praktek


Diharapkan perkembangan klien dalam asuhan kebidanan komunitas lebih
memuaskan.

3. Bagi Pendidikan
Sebagai lahan perpustakaan yang membutuhkan asuhan kebidanan
komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta, 2003.
Effendi, Nasrul, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat, Jakarta, EGC.
Hartono Hanafi, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta, Pustaka Sinar
Harapan, 2004.
Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
1998.
Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Saifudin, Abnur Bahri, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka, 1976.

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn G


TERHADAP Ny U AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN
KENAIKAN BERAT BADAN DI DUSUN KLAGEN
DESA KEPUHKEMBENG KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN
JOMBANG

Oleh :
TUTI MARIA ULFA
NIM. 2007.01.0592

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
JOMBANG
2010

LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn G Terhadap Ny U
Akseptor KB Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan di Dusun Klagen
Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

Dibuat sebagai Laporan Praktek Kerja Lapangan oleh :


Nama

: TUTI MARIA ULFA

NIM

: 2007.01.0592

Telah disahkan dan disetujui pada :


Hari

Tanggal

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Pembimbing Praktek

TRI SABTI, S.S.T

YENI B.S, Amd.Keb

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan
Komunitas Pada Keluarga Tn G Terhadap Ny U Akseptor KB Suntik 3 Bulan
Dengan Kenaikan Berat Badan di Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari tidak sedikit kendala
yang dihadapi, tetapi hal tesebut dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. dr. Suparyanto, M.Kes, selaku Kepala Dinkes yang telah memberikan
kesempatanuntuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
2. Bapak Camat beserta Staff di Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
3. Dra. Soelijah Hadi, M. Kes. MM, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
4. Tri Sabti, S.S.T, selaku Dosen Pembimbing Akademik di STIKES Husada
Jombang.
5. Yeni B. S, Amd. Keb, selaku Bidan Pembimbing Praktek Lapangan di Dusun
Klagen Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
6. Umi Salamah, Amd.Keb, selaku Pembimbing Lapangan II wilayah Peterongan
Kabupaten Jombang.
7. Seluruh Perangkat Desa dan Masyarakat Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
8. Semua mahasiswa STIKES Husada Jombang dan semua pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pelaksaan PKL.
Laporan ini merupakan hasil karya dari penulis, namun tidak ada yang
sempurna dalam hidup ini. Untuk itu penulis mengharapkan dengan segala
kerendahan hati akan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan khususnya maupun
bagi pembaca pada umumnya.

Jombang, Februari 2010


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................1
1.2. Tujuan.......................................................................................2
1.3. Manfaat.....................................................................................2
1.4. Uraian Kegiatan........................................................................3
BAB

II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Komunitas...................................................................4
2.2. Konsep Keluarga.....................................................................11
2.3. Konsep Dasar Kontrasepsi.......................................................21
2.4. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik Depo Progestin ................24
2.5. Konsep KB Implant.................................................................20
2.6. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Implan 29

BAB

III

TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian...............................................................................32
3.2. Identifikasi Diagnosa Masalah................................................39
3.3. Antisipasi Masalah Potensial...................................................39
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera.................................................39
3.5. Intervensi.................................................................................40
3.6. Implementasi............................................................................41
3.7. Evaluasi....................................................................................43

BAB

IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan..............................................................................44
4.2. Saran........................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai