Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Penguat RF

Penguat

RF

merupakan

perangkat

yang

berfungsi

memperkuat sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan osilator RF dan


diterima oleh antena untuk dipancarkan. Penguat RF yang ideal
harus menunjukkan tingkat perolehan daya yang tinggi, gambaran
noise yang rendah, stabilitas dinamis yang baik, admitansi pindah
baliknya rendah sehingga antena akan terisolasikan dari osilator,
dan selektivitas yang cukup untuk mencegah masuknya frekuensi
IF, frekuensi bayangan, dan frekuensi-frekuensi lainnya. Pada
penguat RF, rangkaian yang umum digunakan adalah penguat kelas
A dan Kelas C. Secara umum, penguat RF lengkap terdiri dari tiga
buah tingkatan, yaitu buffer, driver, dan final.
1. Buffer
Buffer merupakan blok rangkaian yang berfungsi sebagai
penyangga atau penyaring sinyal masukan (input) agar sesuai
dengan karakteristik kerja penguat. Buffer merupakan penguat
tingkat satu dengan daya output yang kecil. Buffer merupakan
suatu rangkaian penguat yang mempunyai impedansi input
tinggi dan impedansi output rendah. Impedansi input tinggi
berarti pembebanan yang rendah dari tingkat sebelumnya. Jika
buffer

tidak

digunakan,

maka

transfer

daya

dari

tingkat

sebelumnya ke tingkat selanjutnya tidak akan maksimum.


Penguat buffer umumnya mempunyai daya output maksimum
0,5 watt.
2. Driver
Driver
merupakan

merupakan
rangkaian

penguat

kendali

dari

tingkat

dua

penguat

RF.

yang

juga

Rangkaian

penguat pada driver akan menentukan daya pada rangkaian


final. Rangkaian penguat driver ini mempunyai daya output yang
lebih besar dari rangkaian buffer. Penguat driver umumnya
mempunyai

daya

output

maksimum

watt,

rangkaian

penguatnya dikatakan rangkaian penguat sinyal menengah atau


daya sedang.
3. Final
Final merupakan penguat tingkat akhir. Rangkaian penguat
final menentukan daya output secara keseluruhan dari penguat
RF. Rangkaian final ini merupakan penguat tingkat akhir yang
dihubungkan ke antena pemancar. Komponen penguat dari
rangkaian final ini mempunyai daya yang tinggi.
2.2 Kelas Operasi Penguat Daya
Penguat

daya

diklasifikasikan

berdasarkan

kelas

operasinya. Masingmasing kelas operasi mempunyai sifat


yang berbeda satu sama lain. Pengggunaan dari masingmasing kelas disesuaikan dengan kebutuhan. Kelas operasi
menentukan

linieritas

dan

efisiensi

dari

penguat

daya.

Linieritas berhubungan dengan besar distorsi yang terjadi


pada kaki kolektor transistor, sedangkan efisiensi menentukan
besar catu daya yang dibutuhkan utuk memperoleh keluaran
daya tertentu. Berdasarkan lokasi titik kerja, kelas operasi
penguat daya dapat dibagi beberapa kelas yaitu kelas A, B,
dan C.
2.2.1 Penguat daya Kelas A
Operasi

kelas

berarti

bahwa

transistor

selalu

beroperasi di daerah aktif. Ini mengandung arti bahwa arus


kolektor mengalir sepanjang 360o dari siklus ac. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi tanpa sinyal, basis transistor
telah diberi tegangan bias. Sifat-sifat penguat kelas A, yaitu:
Bati Tegangan dengan Beban
Di dalam penguat CE pada gambar 2.7, tegangan ac V in
menggerakkan basis, menghasilkan tegangan keluar ac V out.
Bati tegangan tanpa beban adalah

Gambar 2.1 Penguat CE


Karena resistansi yag dilihat oleh kolektor adalah

Sehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap beban dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut:
AV

rc
r 'c

....................................(2.3)

Dimana :
rc

= Resistansi emiter ac

rc

= Resistansi kolektor ac

RC

= Resistansi kolektor dc

= Bati Tegangan tanpa beban

RL

= Resistansi beban

AV

= Bati tegangan dengan beban

Bati Arus
Pada

gambar

2.1,

bati

arus

sebuah

transistor

adalah

perbandingan arus kolektor ac terhadap arus basis ac.


Persamaannya adalah sebagai berikut:

Dimana :
Ai = Bati arus
ic = Arus kolektor ac
ib = Arus basis ac
Bati Daya

Tanda minus (-) diperlukan karena adanya pembalikan


fasa. Perbandingan Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan ditulis
dengan

A p.

dengan

mengambil

perbandingan

didapatkan:

Dimana :
P in

= Daya input ac

v in

= Tegangan melintas pada resistansi emiter

ib

= Arus basis ac

ic

= Arus kolektor ac

vout

= Tegangan keluar

Pout

= Daya output ac

Ap

= Bati daya

Av

= Bati tegangan

tersebut,

Ai

= Bati arus

Daya beban
Pada gambar 2.1, daya ac ke dalam tahanan beban RL adalah

Dimana :
PL = Daya beban ac
VL = Tegangan beban rms
RL = Resistansi beban
Efisiensi Tahapan
Efisiensi tahapan kelas A diberikan oleh

Dimana :
PL(maks) =Daya beban maksimum
PS

= daya dc dari catu

= Efisiensi tahapan

(Albert Paul Malvino, Ph. D. Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid I ,


1991:260)

2.2.2 Penguat daya Kelas B

Operasi kelas B sebuah transistor berarti bahwa arus


kolektor hanya mengalir 180o dari siklus ac. Ini berarti bahwa
titik Q ditempatkan di dekat titik putus dari kedua garis beban
dc dan ac. Keuntungan operasi kelas B adalah rendahnya
disipasi daya transistor dan kekurangannya penguras arus.
.
Rangkaian Dorong Tarik
Bila transistor dioperasikan pada kelas B, ia akan
menggunting setengah siklus. Untuk menghindari distorsi
yang dapat terjadi maka harus menggunakan dua transistor
dalam susunan dorong tarik. Ini berarti bahwa satu transistor
bekerja selama setengah siklus dan transistor yang lain
bekerja selama setengah siklus yang lain. Dengan rangkaian
dorong tarik, kita dapat membangun penguat kelas B yang
mempunyai distorsi rendah, daya besar dan efisiensi tinggi.

Gambar 2.2 Pengikut Emiter Dorong Tarik Kelas B

Garis Beban DC
Karena tidak ada resistansi dc pada rangkaian kolektor atau
emitter pada gambar 2.3, arus jenuh dc berharga tak terhingga. Ini
berarti bahwa garis beban dc verikal, seperti ditunjukkan pada
gambar 2.4.

Gambar 2.3 Rangkaian Ekivalen DC penguat Kelas B

Gambar 2.4 Garis Beban Penguat Kelas B

Garis Beban AC
Untuk sebuah pengikut emitor, arus jenuh ac adalah

Dengan tegangan putus ac adalah

Dalam pengikut emitor kelas B pada gambar 2.2. ICQ = 0, VCEQ


= VCC/2, dan rE = RL. Dengan demikian, arus jenuh ac dan
tegangan putus ac disederhanakan menjadi:

Dimana :
I C( jen) = Arus jenuh ac
rE

= Resistansi pembenaman

RL

= Resistansi beban

VCC

= Tegangan catu

I C( jen) = Arus jenuh ac


CEQ

= Tegangan kolektoremiter tenang

V CE( put ) = Tegangan putus ac


I CQ

= Arus kolektor tenang

Gambar 2.4 memperlihatkan garis beban ac. Bila sebuah


transistor bekerja, ti0tik operasi transistor itu hanya akan berayun
ke atas sepanjang garis beban ac, sementara itu titik operasi
transistor yang lain tetap berada pada titik putusnya. Tegangan dari
transistor yang menghantar dapat berayun dari keadaan putus
sampai keadaan jenuh.

Efisiensi Tahapan
Efisiensi tahapan kelas A diberikan oleh

Dimana :

PL(maks) =Daya beban maksimum


PS

= daya dc dari catu

= Efisiensi tahapan

Kelas B mempunyai efisiensi tahapan yang lebih besar


daripada kelas A karena maenghasilkan jauh lebih banyak
daya

keluar

dengan

lebih

sedikit

daya

dc

dari

catu.

Kenyataannya, kelas B mempunyai efisiensi maksimum 78,5


persen,

sedangkan

penguat

kelas

memiliki

efisiensi

maksimum 25 persen.
(Albert Paul Malvino, Ph. D. Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid I ,
1991:266)
2.2.3 Penguat daya Kelas C
Daerah dimana arus kolektor yang mengalir kurang dari
180o siklus ac disebut daerah operasi kelas C. Hal ini berarti
bahwa arus kolektor penguat kelas C tidak sinusoidal, karena
arus mengalir dalam bentuk pulsa-pulsa. Untuk menghindari
distorsi yang disebabkan oleh beban yang bersifat tidak
murni, penguat kelas C selalu menggerakkan rangkaian
bejana resonansi. Cara ini menghasilkan tegangan keluar
berupa tegangan sinusoidal.
Penguat Tertala
Gambar 2.4 memperlihatkan salah satu cara utnuk membuat
penguat kelas C. Rangkaian bejana resonansi ditala pada frekuensi

sinyal masuk. Bila rangkaian mempunyai faktor kualitas (Q) yang


tinggi, resonansi paralel akan terjadi disekitar.

Dimana :

fr = Frekuensi resonansi
L = Induktansi
C = Kapasitansi.

Gambar 2.5 Penguat Kelas C Tertala

Garis Beban DC
Karena RS sangat kecil, garis beban dc tampak hampir
vertikal, seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. transistor tidak
mempunyai arus selain arus bocor sehingga tidak ada
pelanturan termal. Titik Q diletakkan pada titik putus tanpa
resiko pengatur termal.

Gambar 2.6 Garis beban Penguat Kelas C


Garis beban ac yang diturunkan masih tetap sama. Untuk penguat
CE

..........................................(2.17)
Dan

..........................................(2.18)

Dimana :
I C( jen

= Arus jenuh ac

rC

= Resistansi kolektor ac

V CEQ

= Tegangan kolektor emiter tenang

I CQ

= Arus kolektor tenang

V CE( put ) = Tegangan putus ac


.
Gambar 2.6 memperlihatkan garis beban ac. Bila
transistor bekerja, titik operasinya berayun ke atas sepanjang
garis beban ac. Dengan demikian arus jenuh ac pada penguat
kelas C adalah VCC/rC, dan ayunan maksimumnya adalah VCC.

Resistansi Kolektor AC
Setiap kumparan atau induktor mempunyai resistansi seri R S.
Harga Q dari

sebuah induktor diberikan oleh

Anda mungkin juga menyukai