Anda di halaman 1dari 7

Pengolahan Data Seismik Marine 2D dengan Menggunakan

Software Pro Max


Oleh
Arianto Fetrus Silalahi
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Lampung
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Lampung
Email : ariantogeofisika@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan Praktikum Pengolahan Data Seismik. Dalam praktikum ini menggunakan
processing data merine. Tujuan utama pemrosesan data seismik yaitu untuk meningkatkan
signal to noise ratio (S/N), untuk memperoleh gambaran yang realistik dengan koreksi
geometri, untuk memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk
gelombang sinyal, mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal refleksi dari
multiple dan gelombang-gelombang permukaan), dan untuk memperoleh informasi-informasi
mengenai bawah permukaan (kecepatan, reflektivitas, dll). Dari pengolahan dapat tersebut
dapat dibanding hasil setelah dilakukan pengolahan geometry, sebelum dilakukan pengolahan
geometry angka sourcenya masih berada pada data awal yaitu dimulai dari 79, dengan
dilakukan geometry maka dapat berubah menjadi 1. Kemudian dengan melakukan
pengolahan editing dan preprocesing terlihat bahwa setelah dilakukan picking maka bagian
yang noise bisa dihilangkan pada tahapan editing tersebut.
Kata Kunci : resolusi, koreksi geometry, reflektivitas
I.

Pendahuluan
Pemrosesan data seismik adalah untuk
mengolah data hasil perekaman yang
merupakan proses awal yang hanya
membaca data produksi yang berada di
dalam tape dari Labo. Data dari Labo
tersebut kemudian diolah menggunakan
data

koordinat

topografi,

sehingga

menghasilkan data berupa penampang


melintang stack yang selanjutnya data
ini akan diproses. Data yang disimpan
dalam disket berupa XPS (informasi
nomor record, Shot Point, dan active
channel), SEG (koordinat trace), SPS
(informasi data mengenai uphole, waktu
tembak, dan SP), RPS (informasi nomor

laporan), dan RAW (informasi mengenai


kegiatan Labo). Tahapan awal dalam
pemrosesan data adalah pengecekan
terhadap data yang terekam dalam
cartridge, disket, dan observer report.
Setelah itu dilakukan proses geometri
yaitu pemberian titik koordinat pada
data

tersebut.

pengecekan

Kemudian

dilakukan

terhadap

posisi

penembakan. Setelah data mengalami


pengecekan dan sesuai dengan kondisi
semestinya,
preprocessing

dilakukan

tahap

yaitu

proses

penyempurnaan data dengan cara true


amplitudo recovery dan deconvolution.
Tahapan selanjutnya dengan melakukan

trace dan koordinat), OBS (data seperti


1

II.

velocity analysis, NMO, dan terakhir

dengan

proses brute satck. Penampang brute

menggunakan database yang

stack ini menampilkan model struktur

dibuat atau didefinisikan sendiri

lapisan bumi berdasarkan domain waktu.

oleh user.
Pengolahan data seismik adalah suatu

Teori Dasar
ProMAX dibentuk oleh tiga level

proses yang dilakukan untuk mengubah

struktur ruang kerja yang terdiri

dilapangan) untuk menjadi data seimik.

dari

FLOW.

Dimana data seismik lapangan tersebut

ProMAX,

masih banyak di pengaruhi oleh faktor-

AREA,

Ketika

LINE,

dan

memasuki

data seismik (hasil pengukuran data

pertama-tama user harus

faktor yang tidak mencerminkan kondisi

mendefinisikan ruang kerja AREA

bawah permukaan. Dan dalam pengolahan

dengan mengetikkan nama dari

data tersebut kita membutuhkan tools-

daerah

tools (dalam hal ini biasa kita sebut

survey

seismik

yang

bersangkutan. Setelah masuk ke

sebagai

dalam

mempermudah kita dalam

direktori

AREA,

maka

software)

yang

akan

memproses

selanjutnya user harus

data seismik

mendefinisikan ruang kerja LINE

seismik tersebut sangat bergantung pada

dengan mengetikkan suatu nama

kualitas software tersebut dan yang tak

dari lintasan pada daerah survey

kalah pentingnya kemampuan dari orang

seismik yang bersangkutan. Di

yang akan mengolah data tersebut.Proses

dalam direktori LINE, user dapat

dasar dan proses lanjutan. Proses dasar di

mendefinisikan langkah - langkah

titik beratkan pada koreksi terhadap hal-

pengolahan data seismik dalam

hal

kelompok-kelompok flow dengan

Gangguan tersebut dapat terjadi pada saat

mengetikkan

perekaman, saat gelombang menjalar

nama

dari

yang

tersebut. Kualitas data

dapat

maupun

bersangkutan di dalam jendela

mempengaruhi

FLOW. Di dalam direktori FLOW

seismik mulai dari sumber sampai ke

inilah user dapat memilih proses-

receiver. Diantara sekian banyak tahap-

proses

tahap proses yang dapat dimasukkan

akan

digunakan,

berdasarkan subflow yang telah


disediakan

oleh

ProMAX

dan

saja

yang

data.

kelompok flow yang

yang

apa

menggangu

amplitude

dapat

gelombang

dalam proses data dasar antara lain:


a. Editing dan muting
b. Koreksi divergensi bola
c. Koreksi dinamis(NMO)
2

d. Filter

terhadap

permukaan
e. Filter

gelombang

untuk mengembalikan posisi reflektor


hasil rekaman ke posisi sebenarnya.

frekuensi

untuk

membuang noise
f. Dekonvolusi untuk membentuk
sinyal
g. Dekonvolusi

Sebelum pada tahapan koreksi migrasi


maka data diolah terlebih dahulu dengan
koreksi-koreksi lain. Tahapan akhir dari

untuk

menghilangkan multiple.
h. Koreksi migrasi
Hal-hal diatas perlu dilakukan untuk

data ini adalah preprocessing. Adapun


alur penelitian yang dilakukan dalam
pengolahan data adalah adalah sebagai
berikut :

menghasilkan penampilan struktur bawah


permukaan secara kualitatif, dan biasanya
akan dilanjutkan dengan proses yang lebih
teliti yakni proses advance processing.
1. Urutan proses
Urutan atau flow yang biasa kita
gunakan dalam prosessing data
seismik terbagi menjadi 3 bagian
yaitu:
Preprocessing
Processing atau analisis.
Post processing

Gambar 1. Alur Penelitian Processing


2D

Dalam penentuan flow/alur pengolahan IV.


data seismik sering terjadi perbedaan,

Pembahasan
Pada processing data seismik

tergantung bagaimana pengguna dari flow

2D yang dilakukan, digunakan

tersebut untuk mempergunakannya dan

software Promax dengan OS

harus sesuai dengan alur yang sebenarnya.

Linux.

Dalam

menginput

data

biasanya kita menggunakan data SEGY.


III.

Metodologi Penelitian
Pengolahan data seismik bertujuan untuk
mendapatkan hasil penampang hasil yang
maksimal. Tujuan dari pengolahan data
ini untuk mengurangi pengaruh lapisan

Data

ini

merupakan

data real lapangan yang didapat dari


akuisisi

yang

dilakukan

sebelum procesing. Data SEG-Y ini


kemudian diubah menjadi rawdata.

miring maka dilakukan proses migrasi


3

area picking seperti dibawah ini


untuk mendapatkan pt decon.
Gambar 2. Input Raw Data

Berikut ini hasil data picking nya:

SEG Y
Data yang digunakan dalam
praktikum ini adalah data SEGY hasil akuisisi data seismik
marine.

Pemrosesan

data

dimulai dengan input data SEGY. Selanjutnya menambahkan


pada Flow dengan nama Trace

Gambar 4. Penampang Trace


yang sudah di Picking

Display, kemudian di-execute

Setelah

dan

menghasilkan

dengan mengisi Disk Data Input

penampang seperti gambar di

( diisi dengan raw data), lalu di

bawah ini :

execute. Tambahkan pula trace

akan

itu

kembali

ke

flow

display dan di execute. Setelah


dibuat trace display nya kembali
ke flow dan di buat Geometry.
Pada

tahap

masukkan
pada

geometry

ini

di

parameter-parameter

setup

dan

Auto

2D.

Tambahkan 2D Marine Geometry


Gambar 3. Penampang Trace pada Trace

Spreadshhet dan di execute dan

Display

mucul

Tahapan

selanjutnya

memasukkan

adalah

beberapa

nilai

geometry, yaitu near channel =


168, far channel = 1, minimum
offset = 64, group interval = 12,5
, number of shot = 174, dan shot
interval
picking

=
data

12,5.

Setelah

tersebut

itu

dengan

tahapan-tahapan.

Input

Data Set up, Auto 4Data 2D,


Source,
dengan

Bin,

dan

Trace

QC

parameter-parameter

yang yang di tentukan. Setelah


itu kembali ke flow dan buat
Inline

dengan

memasukkan

Disk Data Input, Inline, dan Disk


Data Output. Setelah itu buat
kembali flow dengan membuat
4

inline dengan memasukkan Disk


Data Input, Inline dan Disk Data
Output.

Dengan

memasukkan

raw data yang telah ada, header


load, dan geometry. Setelah itu
execute semua hasilnya. Setelah
inline dibuat, kembali ke flow dan

Gambar 5. Hasil Penampang

buat editing. Didalam editing ini

Trace setelah di buat Parameter

masukkan

Tar

Disk

Data

Input,

bandpass filter, Trace Display,


dan

Disk

Editing

Data

Output.

tersebut

Pada

masukkan

parameter-parameter yang telah


di tentukan. Kembali ke flow dan
masukkan Parameter Tar. Dengan
Disk

Data

editing,

Parameter

Test, True Amplitudo Recovery,


dan

Trace

Display

dengan

parameter-parameter yang telah


ditentukan. Editing dilakukan untuk
menghilangkan trace-trace yang dianggap
error dan menghilangkan gelombang yang
dapat mengganggu proses pengolahan
data seperti gelombang langsung dan
gelombang

refraksi.

Setelah

itu

lakukan

picking.

Picking

ini

dilakukan untuk menghilangkan


noise.

Setelah

itu

langkah-langkah
dengan hasil gambar :

muncul
berikutnya

True Amplitude Recovery atau Real


Amplitude Recovery ini dibiat untuk
memperoleh

amplitudo

gelombang

seismik yang seharusnya dimiliki. Saat


perekaman,

variasi

amplitudo

terjadi

akibat geometrical spreading, atenuasi,


variasi jarak sumber-penerima dan noise.
Variasi amplitudo diatas terbagi menjadi
empat kategori:
1 Variasi amplitude secara vertikal
atau travel-time dependent. Variasi
ini

terjadi

akibat

geometrical

spreading dan atenuasi.


2 Variasi lateral yang terjadi akibat:
geologi bawah permukaan, efek
coupling sumber dan penerima,
serta

perbedaan

jarak

sumber-

penerima.
3 Variasi amplitude yang muncul
karena noise
4 Bad shots atau perekam yang
mati/rusak.
Setelah dibuat Parameter Tar nya
lalu dibuat pt decon nya dengan
Disk Data Input, Parameter Test,
Spiking/predictive, Trace Display.
5

Dengan type of decon minimum

merupakan gambar hasil dari proses

phase prediction. Berikut ini hasil

picking yang dilakukan sebelumnya.

penampang trace dari Pt Decon:

Dapat dibandingkan bahwa pada tahap


sebelum dilakukan

editing terlihat

masih ada bagian atas atau bawah yang


merupakan noise, setelah dilakukan
editing dan tahapan picking maka
diperoleh

gambar

seperti

gambar

dibawah ini.
Gambar 6. Hasil Trace setelah
dilakukan Deconvolusi
Deconvolusi

dilakukan

mempertajam

sinyal

menghilangkan
pendek.

refleksi

dan

pada

jarak

multiple

Setelah

untuk

itu

dilakukan

preprocessing yang ditambahkan pada


flow. Add Disk Data Output, True
Amplitudo,

Spiking/predictive,

Disk

Data Output, add flow Common, Disk


Data

Input

preprocessing),

diganti

dengan

Trace

Display.

dan

Hasilnya di dapatkan setelah di lakukan

V.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh
dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Picking

dilakukan

untuk

menghilangkan trace- trace yang di


anggap sebagai noise
2. Parameter Deconvolusi

berfungsi

untuk menghilangkan atau mengurangi


pengaruh

ground

roll,

multiple,

reverberation, ghost serta memperbaiki


bentuk wavelet yang kompleks akibat
pengaruh noise.
3. Setelah
dilakukan

pengolahan

preprocessing adalah sebagai berikut

geometry, maka source yang awalnya

ini :

dimulai dari 79 dapat berubah menjadi


1.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,

Agus.

2008.

www.ensiklopediseismik.blogspot.com.
Gambar 7. Hasil Trace setelah

Diakses pada tanggal 15 Januari 2015


Pukul 21.00 WIB.

dilakukan preprocessing
Tahap akhir dalam praktikum ini yaitu
Preprocesing,

dalam

tahapan

ini
6

Harahap, Albarra. 2015. http://Manifestasi


Gelombang

Seismik

dalam

rekaman

Waluyo,

Andreas.

2015.

Project

Lapangan_ Dark Wizard of Scientis.t. Di

management. http:// seismik-eksplorasi. Di

akses pada tanggal 15 januari 2015 Pukul

akses pada tanggal 15 januari 2015 Pukul

20.00 WIB.

20.10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai