Tutorial Neuro-HCP
Tutorial Neuro-HCP
Pembimbing :
dr.Sherly Yuniarchan,Sp.A
LABORATORIUM ILMU
KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA
2016
Radhiyana Putri
Ayu Herwan Mardatillah
Pendahuluan
Hidrosefalus hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala. Hi
drosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara akti
f yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak, dimana terjadi akumul
asi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarac
hnoid.
Penyumbatan mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal yang tid
ak terabsorbsi sehingga menyebabkan kepala menjadi besar.
Jumlah kasus hidrosefalus antara 0,2 - 4 persen setiap 1.000 kelahiran. Hid
rosefalus dapat terjadi pada semua umur.
Pendahuluan
Pada hidrosefalus infantil, 46% adalah akibat abnormalitas perkembangan
otak, 50% karena perdarahan dan meningitis, serta kurang dari 4% akibat
tumor fossa posterior. Apabila dicermati, terlihat bahwa dari tahun ke tah
un, insiden (kasus baru) maupun prevalensi antara kasus lama dan kasus
baru relatif tidak bertambah.
Secara keseluruhan, insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1 : 1
000.
Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah
kongenital yang biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus
tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh karena kongenital.
Pendahuluan
Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 50% bayi dengan perdarahan intrav
entrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus.
Pongsakdi Visudiphan dkk pada penelitiannya mendapatkan 36 dari 49 an
ak-anak dengan meningitis TB mengalami hidrosefalus, dengan catatan 8
anak dengan hidrosefalus obstruktif dan 26 anak dengan hidrosefalus ko
munikans. Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis bakteri
dapat dijumpai pada semua usia, tetapi lebih sering pada bayi daripada an
ak-anak
BAB II
STATUS PASIE
N
ANAMNESA
Pasien pernah mengalami GEA pada saat berusia 2 tahun dan sempat dirawat di RS
Pasien mengalami penyakit jantung bawaan sejak usia 3 hari dan disarankan untuk melakukan o
perasi oleh dokter namun tidak dilakukan karena adanya keterbatasan biaya dari keluarga
Anamnesis
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Berat badan lahir
: 3800gr
: 9,3 kg
: 89 cm
Gigi keluar
: 9 bulan
Tersenyum
: 3 bulan
Miring : 6 bulan
Tengkurap : 7 bulan
Duduk : 9 bulan
Merangkak
Berbicara 2 kata
Anamnesa
Makan dan Minum Anak
ASI
: sejak 0 bulan
Dihentikan
Buah
: usia 6 bulan
Bubur susu
Tim saring
:-
Pemeriksaan Prenatal
Periksa di
: Puskesma
Penyakit kehamilan
: tidak ada
Anamnesis
Riwayat Kelahiran
Lahir di
Ditolong oleh
: Bidan
: 9 bulan
Jenis partus
: Spontan
Riwayat kelahiran
Pemeliharaan Postnatal
Periksa di
Keadaan anak
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
: tidak
Memakai sistem
:-
Riwayat Imunisasi
Usia saat imunisasi
Imunisasi
II
III
IV
Booster I
Booster II
BCG
0 bulan
////////////
////////////
////////////
////////////
////////////
Polio
0 bulan
1 bulan
Campak
////////////
////////////
////////////
////////////
////////////
DPT
////////////
Hepatitis B
1 bulan
//////////
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 18 Maret 2016
Kesadaran : GCS E3V4M4
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 100/70 mm
Frekuensi nadi
: 39,0o C
ANTROPOMETRI
Berat badan
: 9,3 kg
Panjang Badan
Status Gizi
: 89 cm
Pem. Fisik
Kepala
Rambut : Warna hitam, terpasang selang dan perban di regio
temporoparietal
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), strabismus
(-/+),
pupil anisokor diameter 3mm/3mm, refleks
cahaya (+/+),
mata cowong (-/-)
Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut
faring
Leher
Pem. Fisik
Thoraks
Pulmo
Inspeksi
retraksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pem. Fisik
Thoraks
Cor:
Inspeksi : Iktus cordis tampak
Palpasi
Perkusi
: Batas jantung
Pem. Fisik
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
(-),
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Genitalia
Status Neurologik
Kesadaran :GCS E3V4M4
Meningeal Sign
Kaku kuduk (-)
Kernig sign (-)
Laseque (-)
Brudinzky I (-)
Brudzinsky II (-)
Nilai
Sela mata
SDE
SDE
Strabismus
(-)
(-/-)
diameter
4mm/3mm
Troklearis (IV)
Pergerakan mata torsi superior
Trigeminus (V)
SDE
Membuka mulut
SDE
Mengunyah
SDE
Menggigit
Abdusens (VI)
SDE
SDE
Nilai
Menutup mata
SDE
Memperlihatkan gigi
SDE
Sudut bibir
Simetris
Vestibulokoklearis (VIII)
Fungsi pendengaran (Subjektif)
SDE
Vagus (X)
Bicara
SDE
Menelan
SDE
Assesorius (XI)
Memalingkan kepala
SDE
Hipoglossus (XII)
Pergerakan lidah
SDE
Bawah
Motorik
Pergerakan
Pergerakan
Kekuatan
SDE
SDE
Kekuatan
SDE
SDE
Refleks fisiologis
Refleks fisiologis
Biseps
Patella
Triceps
Achilles
Refleks patologis
Refleks patologis
Tromner
Babinski
Hoffman
Chaddock
DIAGNOSIS
Diagnosis Utama
: Hidrocephalus post VP Shunt
Diagnosis lain
: Gizi buruk
Diagnosis Komplikasi : Ventrikulitis
PENATALAKSANAAN
Infus KAEN 3B 800 cc/24 jam
Inj. Ranitidin 2x80 mg
Inj.Ondancentron 3x1,2 mg
Inj.Meropenem 3x160 mg
Inj.Fenitoin 2x25 mg
Inj.Paracetamol 4x100 mg
Glaukon 3x100 mg
Lacto B 2x1 sachet
Zink 1x20 mg
Depakene 2x cth
Nebulisasi ventolin o,8 cc + NaCl 1,7 cc per hari
Neocate 8x75 cc
Follow Up
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Hydrocephalus berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata h
ydro yang berarti air dan cephalus yang berarti kepala. Hydroce
phalus terjadi oleh karena adanya akumulasi abnormal dari cairan
cerebrospinal di ruang-ruang ventrikel yang berada di dalam otak.
CSS
Diproduksi dan reabsorbsi terus menerus dalam SSP.
Volume total serebrospinal sekitar 125 ml, sedangkan kecepatan s
ekresi pleksus koroideus sekitar 500 sampai 750 ml per hari.
Tekanan serebrospinal merupakan fungsi kecepatan pembentukan
cairan dan resistensi reabsorbsi oleh vili araknoidalis.
Tekanan serebrospinal sering diukur waktu dilakukan fungsi lumba
l dan pada posisi telentang biasanya berkisar antara 130 mm H2O
(013mm Hg).
ALIRAN CSS
Arah sirkulasi :
(foramen monro) ventrikel ketiga
akuaduktus serebri (sylvi
us) ventrikel keempat 1 foramen magendi +2foramen luscka
ruang subaraknoid vili araknoidalis
KLASIFIKASI
Menurut patofisiologinya :
- Hydrocephalus komunikans.
- Hydrocephalus kongenital
- Hydrocephalus didapat
Hydrocephalus komunikans
Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan
Penebalan leptomeningens dan/atau granulasi arakhnoid akibat:
a.Infeksi
b.Perdarahan subarachnoid
Peningkatan viskositas CSS
Produksi CSS yang berlebihan
NPH (Normal Pressure Hydrocephalus)
GEJALA KLINIK
Kepala membesar
-Sutura melebar
-Nistagmus horizontal
GEJALA KLINIK
Tipejuvenile/adult(2-10 tahun) :
Sakit kepala
Kesadaran menurun
Gelisah
Mual, muntah
Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
gangguan perkembangan fisik dan mental
Papil edema;
Tekanan intrakranial meninggi oleh karena ubun-ubun dan sutura suda
h menutup, nyeri kepala terutama di daerahbifrontal dan bioksipital.
DIAGNOSIS
Transiluminasi
Lingkaran kepala
Ventrikulografi.
Ultrasonografi
CT Scan kepala
MRI Kepala
PROGNOSIS
Pada hidrosefalus infantil dengan operasi shunt menunjukkan per
baikan yang bermakna. Jika tidak diobati 50-60% bayi akan tetap d
engan hidrosefalus atau mengalami penyakit yang berulang-ulang.
Kira-kira 40% dari bayi yang hidup dengan intelektual mendekati n
ormal. Dengan pengobatan dan pembedahan yang baik setidak-tid
aknya 70% penderita dapat hidup hingga melampaui masa anak-a
nak, di mana 40% diantaranya dengan intelegensi normal dan 60%
sisanya mengalami gangguan intelegensi dan motorik.
PEMBAHASAN
Teori
Fakta
Gejala Klinis
Bertambah besarnya ukuran lingkar kepala Lingkar kepala sulit dievaluasi
anak dibanding ukuran normal
kepala
cenderung
menjadi
Bentuk
brakhisefalik atau dolikhosefalik
Gambar brakhisefalik
Gambar dolikhosefalik
Teori
Fakta
Gejala Klinis
Setting Sun Appearance / Sign, yaitu adanya
retraksi dari kelopak mata dan sklera
menonjol keluar karena adanya penekanan
ke depan bawah dari isi ruang orbita, serta
Teori
Diagnosis
Rontgen kepala
Transiluminasi
Lingkar kepala
Ventrikulografi
Ultrasonografi
CT Scan kepala
MRI kepala
Fakta
CT Scan kepala
1. Hidrocephalus
obstruktivus
dengan
sumbatan setinggi aquaductus silvyi
2. Encephalomalasia di sebagian
hemisfer serebri terutama sinistra
besar
Teori
Fakta
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Pemasangan ETV
Teori
Fakta
kOMPLIKASI
Komplikasi dari pemasangan Shunt antara
lain :
Infeksi
Infeksi yang sering terjadi adalah
ventrikulitis. Biasanya menunjukkan
prognosis buruk pada pasien. cara yang
dapat dilakukan adalah pengangkatan
shunt yang terinfeksi dan memulai
drainase ventrikuler eksternal dan diikuti
reinsersi shunt yang baru segera setelah
infeksi teratasi
Hematoma Subdural
Obstruksi
CSS yang rendah
Asites oleh karena CSS
Kraniosinostosis
PENUTUP
KESIMPULAN
Pasien pernah mengalami kejang saat usia 1 bulan dan sempat mengalami penu
runan kesadaran kemudian dirawat di RSUD AW Sjahranie Samarinda saat itu. Pa
sien kemudian dipasang selang di kepala setelah kondisi membaik. Namun, 4 bu
lan terakhir kejang yang dialami semakin sering dan selama perawatan pasien m
engalami penurunan kesadaran serta demam
kesadaran GCS E3V4M4, suhu meningkat dan frekuensi pernapasan meningkat, p
upil anisokor.
pemeriksaan penunjang, pada CT scan kepala adanya kesan hidrosefalus dan ter
pasang VP Shunt dan pada pemeriksaan kultur LCS ditemukan adanya bakteri gr
am negatif.
TELAH SESUAI
Terima Kasih