Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

DESTILASI UAP
Rabu, 18 April 2014

DISUSUN OLEH:
Yeni Setiartini
1112016200050

KELOMPOK 5:
Rizky Dayu Utami
Petry Wahyu Sari
Rizky Harry Setiawan
Kiki Sukirman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan destilasi uap pada mawar, dimana mawar yang digunakan hanya pada
bagian kelopak bunganya saja, setelah dirangkai destilasi uap selanjutnya dipanaskan air dalam
labu didih sampai uap dapat memisahkan antara minyak mawar. Hasil yang dicapai yakni larutan
berbau mawar dan berwarna agak kekuningan sebesar 6.46 gram.

PENDAHULUAN
Indonesia sangat kaya dengan tanaman yang berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang umumnya berwujud cairan dan diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan.
Minyak atsiri biasanya digunakan sebagai salah satu campuran pada bahan baku di industri
kosmetik, sabun, deterjen, farmasi, produk makanan dan minuman. Tanaman yang berpotensi
sebagai penghasil minyak atsiri antara lain yaitu sereh, cengkeh, lawang, nilam, bunga mawar,
melati (Heni Setiyowati dan Noor Fitri).
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga
minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah
menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman
asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna.
Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta
warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Destilasi tanaman aromatik secara sederhana
menggunakan penguapan atau membebaskan minyak dari membran sel tanaman dengan adanya
kelembaban, dengan menerapkan suhu yang tinggi dan kemudian mendinginkan campuran uap
untuk memisahkan minyak dari air berdasarkan ketidakbercampuran dan densitas minyak esensial
dengan air (Caroline. 2011).
Distilasi uap adalah tipe khusus dari distilasi (proses pemisahan) untuk suhu bahan sensitif
seperti senyawa aromatik alami. Banyak senyawa organik cenderung terurai pada suhu tinggi
berkelanjutan. Pemisahan dengan distilasi normal maka tidak akan menjadi pilihan, sehingga air
atau uap dimasukkan ke dalam alat distilasi (Dedi Irwandi, 2014).
Pada direct steam distillation, bahan tanaman didestilasi dengan uap yang dihasilkan dari
luar tangki dalam generator uap atau boiler. Seperti pada destilasi air dan uap, bahan tanaman
diletakkan di logam berlubang (perforated grid) diatas steam inlet. Penggunaan uap bertekanan

tinggi dalam unit destilasi uap modern menjadikan destilasi minyak esensial jauh lebih cepat dan
lengkap. Destilasi uap merupakan metode yang lebih efisien dalam memperoleh minyak yang
memiliki titik didih yang tinggi dan bahan yang keras seperti akar dan kayu, misalnya cendana,
cedarwood, dan nagarmotha. Destilasi uap juga mengurangi waktu yang diperlukan untuk
esktraksi minyak esensial. Selain itu biaya bahan bakar juga lebih rendah karena efisiensi suhu
yang lebih tinggi (Caroline. 2011).
Prinsip umum dari destilasi adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan tekanan
uap pada suhu tertentu. Istilah destilasi merujuk pada pemisahan fisik dari sebuah campuran
menjadi dua atau lebih fraksi yang memiliki titik didih yang berbeda. Jika cairan yang terdiri dari
dua bahan volatil dipanaskan, uap yang dihasilkan akan mengandung konsentrasi yang tinggi dari
bahan yang memiliki titik didih lebih rendah daripada cairan asal. Sebaliknya, jika uap panas
didinginkan, bahan yang memiliki titik didih lebih tinggi memiliki tendensi untuk berkondensasi
dalam jumlah yang besar daripada bahan dengan titik didih yang lebih rendah. Jenis destilasi
terdapat empat teknik untuk destilasi minyak esensial dari tanaman yang digunakan, yaitu:
a. Destilasi air/water distillation/hydrodistillation
b. Destilasi air dan uap (water and steam distillation)
c. Destilasi uap (direct steam distillation)
d. Destilasi dengan kohobasi (distillation with cohobation) (Caroline. 2011).
Distilasi adalah sistem perpindahan yang memanfaatkan perpindahan massa.
Masalah perpindahan massa dapat diselesaikan dengan dua cara yang berbeda. Pertama dengan
menggunakan konsep tahapan kesetimbangan (equilibrium stage) dan kedua atas dasar proses
laju difusi (difusional forces).Distilasi dilaksanakan dengan rangakaian alat berupa
kolom/menara yang terdiri dari piring (plate tower/tray) sehingga dengan pemanasan komponen
dapat menguap, terkondensasi, dan dipisahkan secara bertahap berdasarkan tekanan uap/titik
didihnya. Proses ini memerlukan perhitungan tahap kesetimbangan (Departemen Teknik Kimia
ITB, 2005)

MATERIAL DAN METODE


Material
1. Merakit alat destilasi uap

2. menggunakan labu dasar datar 250 ml sebagai pembangkit uap dan labu 250 ml putaran
dasar sebagai labu distilasi dan kondensor (pendingin Leibig) panjang 60-70 cm dan
tertutup dan pastikan semua alat-alat yang berhubungan erat
3. zat memasukkan sampel ke dalam labu 250 ml
4. memanaskan labu pembangkit uap perlahan sampai mendidih dan kemudian menggunakan
api besar sehingga uap ke dalam botol berisi zat sampel
5. berhenti distilasi ketika semua sampel zat telah dipisahkan dan disimpan dalam labu
Erlenmeyer sebagai reservoir distilasi
6. masuk ke dalam saluran distilasi
7. pisahkan zat sampel dari kotoran cair

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berat labu destilasi

146.76 gram

Berat labu destilasi +sampel mawar

169.90 gram

Mawar

23.14 gram

Suhu awal

94 oC

Suhu akhir

96 oC

Berat labu

98.8 gram

Labu +filtrat

105.26 gram

filtrat

6.46 gram

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menerapkan destilasi uap dengan membuat
Minyak atsiri menggunakan mawar sebagai bahan bakunya. Dimana mawar merupakan salah satu
tanaman yang dapat diekstraksi minyaknya. Minyak mawar ini juga memiliki banyak manfaatnya
misalnya Antidepresan, untuk meredakan demam dan peradangan, serta antiseptic. Dengan
menggunakan destilasi uap, kelopak bunga mawar yang telah dpisahkan kemudian di masukkan
kedalam labu destilasi sampai penuh dengan massa awal sampel dan labu 169, 90 gram sehingga
berat mawar 23, 14 gram. Penimbangan dimaksudkan agar kita dapat mengetahui berapa minyak
yang dihasilkan dari berat mawar tersebut. Menurut Caroline (2011) destilasi tanaman aromatik
secara sederhana menggunakan penguapan atau membebaskan minyak dari membran sel tanaman
dengan adanya kelembaban, dengan menerapkan suhu yang tinggi dan kemudian mendinginkan

campuran uap untuk memisahkan minyak dari air berdasarkan ketidakbercampuran dan densitas
minyak esensial dengan air, dari pemisahan air dan minyak tersebut seharusnya didapat minyak
hasil sulingan. Minyak dapat terlihat dari hasil sulingan yang tidak bercampur dengan air sulingan
yang menetes pada kondensor. Namun pada percobaan yang kami lakukan tidak terdapat minyak
mawar yang diinginkan hanya air hasil sulingan yang berbau mawar namun tidak ada minyak
melainkan berwarna bening namun sedikit kekuningan, menurut carolin (2012) juga dalam
keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada
penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah
menjadi lebih tua (gelap).
Menurut Nazma S.S dkk (2012) juga mengemukakan bahwa bunga yang digunakan harus
dalam kondisi kering karena bunga dengan kondisi basah yang biasa disebabkan karena embun
dapat menimbulkan ketengikan pada lemak yang disebabkan oksidasi lemak karena adanya
kandungan H2O. Kondisi bunga yang masih kuncup serta mekar penuh juga tidak dapat digunakan
untuk menghasilkan minyak atsiri selain karena tidak dapat mekar dan tidak harum, bunga pada
kondisi kuncup sangat sulit digunakan untuk proses enfleurasi karena bunga harus diletakkan
dengan posisi seluruh bagian menempel pada lemak sehingga lemak dapat mengadsorbsi minyak
di seluruh kelopak bunga. Bunga dengan kondisi mekar penuh aroma harumnya telah banyak yang
menguap sehingga tidak dapat dimanfaatkan baik. Tidak ditemukannya minyak mawar mungkin
disebebkan oleh beberapa factor yang disebutkan tadi yakni kesegaran bahan dan pada bunga
dipilih dengan kriteria seperti bau, kemekaran, serta dalam keadaan kuncupnya.

KESIMPULAN

Prinsip umum dari destilasi adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan tekanan
uap pada suhu tertentu. Destilasi merupakan pemisahan fisik dari sebuah campuran

menjadi dua atau lebih fraksi yang memiliki titik didih yang berbeda.
Didapat ekstrak mawar 6.46 gram dimana tidak terdapat minyak mawar hanya larutan hasil
destilasi yang berwarna agak kekuning dan berbau mawar.

REFERENSI
Nazma S.S dkk.2012. Pengambilan Minyak Atsiri dari Melati dengan Metode Enfleurasi dan
Ekstraksi Pelarut Menguap. Diakses dari http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-238982310105004-Paper.pdf . Pada tanggal 24 April 2014.
Irwandi, Dedi. 2014. Experiments of Organic Chemistry. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Jakarta : P.IPA-FITK Press.
Caroline. 2011. Pembuatan Minyak Esensial Dengan Cara Destilasi. Diakses dari
https://docs.google.com/viewer?url=http://xa.yimg.com/kq/groups/78262509/106226319
0/name/Tugas%252BKHI%252BPembuatan%252BMinyak%252BEsensial%252Bdenga
n%252BCara%252BDestilasi-Caroline%252B1106027655.pdf&chrome=true

pada

tanggal 24 April 2014.


Heni Setiyowati dan Noor Fitri. PENINGKATAN KUALITAS MINYAK NILAM DENGAN
MODIFIKASI

pH

AIR

PENYULING.

Diakses

dari

http://chemistry.uii.ac.id/ICJR/Heni.pdf . Pada tanggal 24 April 2014.


Departemen Teknik Kimia ITB. Panduan Pelaksanaan Laboratorium InstruksionalI/II. Diakses
dari

http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2009/02/modul-205-

distilasi.pdf pada tanggal 23 april 2014

Anda mungkin juga menyukai