Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

Kearifan Lokal
Legenda Pendekar Sidoarjo

Oleh:
Rifaatul Fauziah Khoirulloh
(130611100190)
Kelas 2-D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD )


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP )
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN AJARAN 2014

A. Kearifan Lokal
Sarip Tambak Oso
( Legenda Pendekar Sidoarjo yang gugur melawan kompeni Belanda)
Legenda Sarip Tambak Oso terjadi ketika Belanda dengan kompeninya
masih menjajah ibu pertiwi..tidak ada catatan tahun sejarah peristiwa perlawanan
Sarip Tambak Oso terhadap kompeni Belanda karena mungkin tokoh Sarip
hanyalah kerikil-kerikil kecil sejarah bangsa Indonesia dalam melawan Belanda.
Dulu cerita ini sering dimainkan dalam kesenian LUDRUK JAWA TIMURAN,
dan setiap orang Sidoarjo pasti tau dan kenal siapa SARIP TAMBAK OSO!!
SARIP TAMBAK OSO adalah nama pemuda kampung yang tinggal di
wetan (timur) sungai Sedati Sidoarjo. Dia dikenal sebagai seorang pendekar yang
tangguh tdan sangat perhatian pada penderitaan orang-orang miskin yang menjadi
korban pemungutan pajak oleh Belanda. Sarip Tambak Oso memiliki ikatan batin
dengan ibunya, seorang janda tua yang miskin. Ketika masih kecil Sarip Tambak
Oso memakan lemah abang (Tanah Merah) bersama ibunya. Lemah Abang
tersebut adalah pemberian ayahnya, selama ibunya masih hidup, Sarip tidak
akan pernah bisa mati meski dia terbunuh 1000x dalam sehari . Sarip memiliki
paman dari jalur ayahnya, dimana dia telah mengambil harta warisan berupa
tambak peninggalan ayah Sarip untuk dimanfaatkan sendiri.
Suatu hari datang lurah Gedangan dan kompeni Belanda kerumah Sarip
dengan maksud ingin menarik pajak tambak pada ibunya Sarip. Karena tambak
yang dikelolah paman Sarip adalah atas nama Ayahnya Sarip. Sarip ketika itu
tidak ada dirumah sehingga tidak mengetahui peristiwa tersebut. Lurah Gedangan
dibantu kompeni Belanda meminta paksa pajak tanah pada ibunya Sarip yang
tidak mampu membayarnya. Ibunya Sarip dihajar, dipukul dan ditendang oleh
lurah Gedangan dibantu oleh kompeni Belanda. Ibunya Sarip yang sudah tua
rentah menangis dan merintih memanggil-manggil Sarip yang tidak ada di rumah
waktu itu Sariip reneoh leh..mbokmu dihajar londo le..Sarriiipp (terjm.

Sariipkesinilah nak..ibumu sedang dipukuli Belanda). Sarip yang ketika itu


tidak berada dirumah seolah mendengar rintihan ibunya dan dengan ilmu
kesaktiannya segera kembali kerumahnya dan menemukan Ibunya sedang
dianiaya oleh lurah Gedangan dan kompeni Belanda. Segera dicabutnya pisau
yang selalu terselip dipinggang dan dibunuhnya lurah Gedangan dan sebagian
kompeni Belanda,sisanya melarikan diri. Sejak saat itu Sarip Tambak Oso menjadi
buronan kompeni Belanda. Suatu hari Sarip mendatangi pamannya yang telah
mengambil tanah tambak peninggalan orang tuanya, tetapi tidak diberikan oleh
pamannya sehingga terjadi perkelahian antara Sarip dengan Pamannya. Karena
merasa terdesak dan kalah, pamannya melarikan diri menuju kulon kali Sedati
menemui salah satu pendekar yang bernama Paidi. Paidi adalah pendekar kulon
(Barat) kali Sedati yang mempunyai senjata andalan berupa Jagang karena ia
berprofesi sebagai kusir delman. Paidi senang pada putri pamannya Sarip yang
bernama Saropah sehingga ia mau membantu pamannya Sarip. Paidi akhirnya
pergi mendatangi Sarip dengan maksud untuk menuntut balas perlakuan Sarip
pada pamannnya. Sarip dan Paidi akhirnya bertemu ditepi sungai Sedati, mereka
akhirnya berkelahi dengan ilmu kesaktiannya. Sarip kalah dan terbunuh, jasadnya
dibuang oleh Paidi ke sungai Sedati. Ketika itu ibunya Sarip sedang mencuci
pakaian di sungai Sedati, melihat air sungai berwarna merah darah maka ibunya
Sarip mencari sumbernya dan betapa terkejutnya karena ternyata sumber warna
merah sungai Sedati adalah warna darah dari darah anaknya dan seketika itu juga
ibunya menjerit Sariiip..tangio leh..durung wayahe awakmu mati.. (Sariip
bangun nak! belum waktunya kamu meninggal) dan seketika itu juga Sarip
bangkit dari kematiannya seperti orang bangun dari tidur. Oleh ibunya, Sarip
diperintahkan untuk sementara waktu menyingkir dari kampungnya dan tinggal
diujung kampung. Sarip pun mencari Paidi kembali dan bertarung dimana kali ini
Paidi kalah dan terbunuh oleh Sarip. Sebagai buronan Belanda,.
Sarip sering merampok rumah-rumah tuan tanah Belanda dan orang kaya
yang menjadi antek-antek Belanda, dimana hasil rampokannya ia bagikan pada
rakyat miskin yang ada didaerahnya. Belanda merasa kewalahan dengan sepak

terjang Sarip yang semakin berani melawan Belanda. Belanda pun menyewa
pendekar-pendekar

untuk

melawan

Sarip,

tapi

tidak

ada

yang

bisa

mengalahkannya karena setiap Sarip mati pasti dia akan hidup kembali dan
berulang-ulang terjadi. Belanda pun mencar tahu apa gerangan yang menjadi
rahasia kehebatan Sarip sehingga bisa hidup berulang-ulang setiap dia mati.
Akhirnya Belanda dapat mengetahui rahasia kelemahan Sarip dari pamannya yang
merupakan saudara seperguruan ayahnya Sarip bahwa letak kesaktiannya Sarip
ada di ibunya. Belanda akhirnya menangkap ibunya Sarip dan menembaknya.
Sarip pun terdesak dan akhirnya tertangkap oleh Belanda. Oleh Belanda Sarip
dijatuhi hukuman mati dengan dikubur hidup-hidup dalam sumur dan ditutupi
batu dan tanah oleh Belanda. Begitulah kisah Sarip Tambak Oso seorang pemuda
pendekar Sidoarjo yang gugur melawan Belanda.
Teks Cerita Legenda Pendekar Sidoarjo
SARIP TAMBAK OSO adalah nama pemuda kampung yang tinggal di
wetan (timur) sungai Sedati Sidoarjo. Dia dikenal sebagai seorang pendekar yang
tangguh dan sangat perhatian pada penderitaan orang-orang miskin yang menjadi
korban pemungutan pajak oleh Belanda. Sarip Tambak Oso memiliki ikatan batin
dengan ibunya, seorang janda tua yang miskin. Ketika masih kecil Sarip Tambak
Oso memakan lemah abang (Tanah Merah) bersama ibunya. Lemah Abang
tersebut adalah pemberian ayahnya, selama ibunya masih hidup, Sarip tidak
akan pernah bisa mati meski dia terbunuh 1000x dalam sehari . Sarip memiliki
paman dari jalur ayahnya, dimana dia telah mengambil harta warisan berupa
tambak peninggalan ayah Sarip untuk dimanfaatkan sendiri.
Sarip : Ibu kenapa hidup ini terkadang tidak adil ?
Ibu

: Jangan mengeluh ! Kita hanya rakyat biasa,,, apalah daya kita?

Sarip : Peninggalan ayah satu-satunya pun tak bisa aku selamatkan dari paman
ku yang tamak itu !

Ibu

: Ibu sudah bahagia dengan apa yang kita miliki sekarang sudahlah cukup !

Sarip : Baiklah ibu, Sarip ada urusan yang harus sarip urus ! Assalamualaikum
(Sarip pun berpamitan )
Sarip sering merampok rumah-rumah tuan tanah Belanda dan orang kaya
yang menjadi antek-antek Belanda, dimana hasil rampokannya ia bagikan pada
rakyat miskin yang ada didaerahnya.
Suatu hari, Setelah Sarip merampok salah seorang antek-antek belanda.
Dia membagikan hasil rampokannya kepada rakyat miskin.
Sarip

: Silahkan !

Rakyat

: Terima Kasih Sarip !!

Rakyat

: Kamulah pahlawan kami !


Belanda merasa kewalahan dengan sepak terjang Sarip yang semakin

berani melawan Belanda. Belanda pun menyewa pendekar-pendekar untuk


melawan Sarip, tapi tidak ada yang bisa mengalahkannya karena setiap Sarip mati
pasti dia akan hidup kembali dan berulang-ulang terjadi.
Sutu hari saat Sarip merampok salah satu rumah tuan tanah belanda.
Kompeni

:Tangkap dia ! (Memerintahkan pengawal )

Kompeni

: Hei Sarip apa yang kamu lakukan? Berani-beraninya kamu

mencuri hartaku !
Sarip

: Ini bukanlah hak kalian ! Harta ini milik rakyat yang kalian ambil

dari mereka
suara tembakan
Dorrrrrr!!!
Kompeni

: hahahaha beginilah akibat kalau kamu melawan kami

Sarip meninggal tapi dia hidup kembali setelah itu


Suatu hari datang lurah Gedangan dan kompeni Belanda kerumah Sarip
dengan maksud ingin menarik pajak tambak pada ibunya Sarip. Karena tambak
yang dikelolah paman Sarip adalah atas nama Ayahnya Sarip. Sarip ketika itu
tidak ada dirumah sehingga tidak mengetahui peristiwa tersebut. Lurah Gedangan
dibantu kompeni Belanda meminta paksa pajak tanah pada ibunya Sarip yang
tidak mampu membayarnya. Ibunya Sarip dihajar, dipukul dan ditendang oleh
lurah Gedangan dibantu oleh kompeni Belanda.
Lurah Gedangan

: Kapan kau bayar pajakmu?

Ibu

: Maaf pak lurah ! saya tidak ada uang !

Kompeni

: Apa kamu bilang !

Lurah Gedangan

: Beri pelajaran !

Ibunya Sarip yang sudah tua rentah menangis dan merintih memanggilmanggil Sarip yang tidak ada di rumah waktu itu
Ibu

: Sariip reneoh leh..mbokmu dihajar londo le..Sarriiipp (terjm.

Sariipkesinilah nak..ibumu sedang dipukuli Belanda).


Sarip yang ketika itu tidak berada dirumah seolah mendengar rintihan ibunya dan
dengan ilmu kesaktiannya segera kembali kerumahnya dan menemukan Ibunya
sedang dianiaya oleh lurah Gedangan dan kompeni Belanda.
Sarip

: Apa yang kalian lakukan kepada ibu ku?


Segera dicabutnya pisau yang selalu terselip dipinggang dan dibunuhnya

lurah Gedangan dan sebagian kompeni Belanda,sisanya melarikan diri. Sejak saat
itu Sarip Tambak Oso menjadi buronan kompeni Belanda.

Suatu hari Sarip mendatangi pamannya untuk mengambil tanah tambak


peninggalan orang tuanya, tetapi tidak diberikan oleh pamannya
Sarip

: Paman! Aku datang dengan baik-baik! Kembalikalah apa yang

menjadi hak ku dan ibuku !


Paman

: Tidak ! tambak ini adalah milikku

Sarip

: Aku akan mengambil paksa dari paman karena ini adalah milik

kami!
Setelah itu . terjadi perkelahian antara Sarip dengan Pamannya. Karena
merasa terdesak dan kalah, pamannya melarikan diri menuju kulon kali Sedati
menemui salah satu pendekar yang bernama Paidi. Paidi adalah pendekar kulon
(Barat) kali Sedati yang mempunyai senjata andalan berupa Jagang karena ia
berprofesi sebagai kusir delman. Paidi senang pada putri pamannya Sarip yang
bernama Saropah sehingga ia mau membantu pamannya Sarip.
Paman

: Paidi

Paidi

: iya paman!

Paman

: Bisakah kau membantuku ?

Paidi

: Apapun itu paman !

Paman

: Balaskan dendamku kepada sarip!


Paidi akhirnya pergi mendatangi Sarip dengan maksud untuk menuntut

balas perlakuan Sarip pada pamannnya. Sarip dan Paidi akhirnya bertemu ditepi
sungai Sedati.
Paidi

: Hei sarip ! aku datang untuk membalaskan dendam paman

kepadamu ! (langsung menyerang sarip )

mereka akhirnya berkelahi dengan ilmu kesaktiannya. Sarip kalah dan


terbunuh, jasadnya dibuang oleh Paidi ke sungai Sedati.
Ketika itu ibunya Sarip sedang mencuci pakaian di sungai Sedati, melihat
air sungai berwarna merah darah maka ibunya Sarip mencari sumbernya dan
betapa terkejutnya karena ternyata sumber warna merah sungai Sedati adalah
warna darah dari darah anaknya
Ibu

: Sariiip..tangio leh..durung wayahe awakmu mati.. (Sariip bangun

nak! belum waktunya kamu meninggal)


dan seketika itu juga Sarip bangkit dari kematiannya seperti orang bangun dari
tidur. Oleh ibunya, Sarip diperintahkan untuk sementara waktu menyingkir dari
kampungnya dan tinggal diujung kampung.
Suatu hari sarip mencari Paidi kembali dan bertarung dimana kali ini Paidi
kalah dan terbunuh oleh Sarip.
Suatu ketika saat Belanda mulai geram dengan tindakan sarip. Belanda
pun mencari tahu apa gerangan yang menjadi rahasia kehebatan Sarip sehingga
bisa hidup berulang-ulang setiap dia mati
Kompeni

: Kita harus mencari kelemahan sarip !

. Akhirnya Belanda dapat mengetahui rahasia kelemahan Sarip dari


pamannya yang merupakan saudara seperguruan ayahnya Sarip bahwa letak
kesaktiannya Sarip ada di ibunya.
Kompeni

: Apakah kau paman sarip!

Paman

: iya ,, ada perlu apa?

Kompeni

: Kami kemari untuk menjalin kerja sama ! kami ingin membunuh

sarip ! Apakah kau tau ..?

Paman

: HahahahaBaiklah, Letak kelemahannya ada pada ibunya!

Kompeni

: Aku akan segera membereskannya!

Belanda akhirnya menangkap ibunya Sarip dan menembaknya. Sarip pun


terdesak dan akhirnya tertangkap oleh Belanda. Oleh Belanda Sarip dijatuhi
hukuman mati dengan dikubur hidup-hidup dalam sumur dan ditutupi batu dan
tanah oleh Belanda. Begitulah kisah Sarip Tambak Oso seorang pemuda pendekar
Sidoarjo yang gugur melawan Belanda.
Nilai dalam Cerita Pendekar dari Sidoarjo
Nilai Sosiologi yang terdapat dalam cerita Legenda Pendekar Sidoarjo :

Tangguh
Pemberani : orang yang membela yang lemah tanpa takut, berani

melawan belanda,
Baik hati : Suka menolong rakyat miskin yang kekurangan.
Membela rakyat sidoarjo
Sayang dan Patuh kepada ibu

Anda mungkin juga menyukai