Kearifan Lokal
Legenda Pendekar Sidoarjo
Oleh:
Rifaatul Fauziah Khoirulloh
(130611100190)
Kelas 2-D
A. Kearifan Lokal
Sarip Tambak Oso
( Legenda Pendekar Sidoarjo yang gugur melawan kompeni Belanda)
Legenda Sarip Tambak Oso terjadi ketika Belanda dengan kompeninya
masih menjajah ibu pertiwi..tidak ada catatan tahun sejarah peristiwa perlawanan
Sarip Tambak Oso terhadap kompeni Belanda karena mungkin tokoh Sarip
hanyalah kerikil-kerikil kecil sejarah bangsa Indonesia dalam melawan Belanda.
Dulu cerita ini sering dimainkan dalam kesenian LUDRUK JAWA TIMURAN,
dan setiap orang Sidoarjo pasti tau dan kenal siapa SARIP TAMBAK OSO!!
SARIP TAMBAK OSO adalah nama pemuda kampung yang tinggal di
wetan (timur) sungai Sedati Sidoarjo. Dia dikenal sebagai seorang pendekar yang
tangguh tdan sangat perhatian pada penderitaan orang-orang miskin yang menjadi
korban pemungutan pajak oleh Belanda. Sarip Tambak Oso memiliki ikatan batin
dengan ibunya, seorang janda tua yang miskin. Ketika masih kecil Sarip Tambak
Oso memakan lemah abang (Tanah Merah) bersama ibunya. Lemah Abang
tersebut adalah pemberian ayahnya, selama ibunya masih hidup, Sarip tidak
akan pernah bisa mati meski dia terbunuh 1000x dalam sehari . Sarip memiliki
paman dari jalur ayahnya, dimana dia telah mengambil harta warisan berupa
tambak peninggalan ayah Sarip untuk dimanfaatkan sendiri.
Suatu hari datang lurah Gedangan dan kompeni Belanda kerumah Sarip
dengan maksud ingin menarik pajak tambak pada ibunya Sarip. Karena tambak
yang dikelolah paman Sarip adalah atas nama Ayahnya Sarip. Sarip ketika itu
tidak ada dirumah sehingga tidak mengetahui peristiwa tersebut. Lurah Gedangan
dibantu kompeni Belanda meminta paksa pajak tanah pada ibunya Sarip yang
tidak mampu membayarnya. Ibunya Sarip dihajar, dipukul dan ditendang oleh
lurah Gedangan dibantu oleh kompeni Belanda. Ibunya Sarip yang sudah tua
rentah menangis dan merintih memanggil-manggil Sarip yang tidak ada di rumah
waktu itu Sariip reneoh leh..mbokmu dihajar londo le..Sarriiipp (terjm.
terjang Sarip yang semakin berani melawan Belanda. Belanda pun menyewa
pendekar-pendekar
untuk
melawan
Sarip,
tapi
tidak
ada
yang
bisa
mengalahkannya karena setiap Sarip mati pasti dia akan hidup kembali dan
berulang-ulang terjadi. Belanda pun mencar tahu apa gerangan yang menjadi
rahasia kehebatan Sarip sehingga bisa hidup berulang-ulang setiap dia mati.
Akhirnya Belanda dapat mengetahui rahasia kelemahan Sarip dari pamannya yang
merupakan saudara seperguruan ayahnya Sarip bahwa letak kesaktiannya Sarip
ada di ibunya. Belanda akhirnya menangkap ibunya Sarip dan menembaknya.
Sarip pun terdesak dan akhirnya tertangkap oleh Belanda. Oleh Belanda Sarip
dijatuhi hukuman mati dengan dikubur hidup-hidup dalam sumur dan ditutupi
batu dan tanah oleh Belanda. Begitulah kisah Sarip Tambak Oso seorang pemuda
pendekar Sidoarjo yang gugur melawan Belanda.
Teks Cerita Legenda Pendekar Sidoarjo
SARIP TAMBAK OSO adalah nama pemuda kampung yang tinggal di
wetan (timur) sungai Sedati Sidoarjo. Dia dikenal sebagai seorang pendekar yang
tangguh dan sangat perhatian pada penderitaan orang-orang miskin yang menjadi
korban pemungutan pajak oleh Belanda. Sarip Tambak Oso memiliki ikatan batin
dengan ibunya, seorang janda tua yang miskin. Ketika masih kecil Sarip Tambak
Oso memakan lemah abang (Tanah Merah) bersama ibunya. Lemah Abang
tersebut adalah pemberian ayahnya, selama ibunya masih hidup, Sarip tidak
akan pernah bisa mati meski dia terbunuh 1000x dalam sehari . Sarip memiliki
paman dari jalur ayahnya, dimana dia telah mengambil harta warisan berupa
tambak peninggalan ayah Sarip untuk dimanfaatkan sendiri.
Sarip : Ibu kenapa hidup ini terkadang tidak adil ?
Ibu
Sarip : Peninggalan ayah satu-satunya pun tak bisa aku selamatkan dari paman
ku yang tamak itu !
Ibu
: Ibu sudah bahagia dengan apa yang kita miliki sekarang sudahlah cukup !
Sarip : Baiklah ibu, Sarip ada urusan yang harus sarip urus ! Assalamualaikum
(Sarip pun berpamitan )
Sarip sering merampok rumah-rumah tuan tanah Belanda dan orang kaya
yang menjadi antek-antek Belanda, dimana hasil rampokannya ia bagikan pada
rakyat miskin yang ada didaerahnya.
Suatu hari, Setelah Sarip merampok salah seorang antek-antek belanda.
Dia membagikan hasil rampokannya kepada rakyat miskin.
Sarip
: Silahkan !
Rakyat
Rakyat
Kompeni
mencuri hartaku !
Sarip
: Ini bukanlah hak kalian ! Harta ini milik rakyat yang kalian ambil
dari mereka
suara tembakan
Dorrrrrr!!!
Kompeni
Ibu
Kompeni
Lurah Gedangan
: Beri pelajaran !
Ibunya Sarip yang sudah tua rentah menangis dan merintih memanggilmanggil Sarip yang tidak ada di rumah waktu itu
Ibu
lurah Gedangan dan sebagian kompeni Belanda,sisanya melarikan diri. Sejak saat
itu Sarip Tambak Oso menjadi buronan kompeni Belanda.
Sarip
: Aku akan mengambil paksa dari paman karena ini adalah milik
kami!
Setelah itu . terjadi perkelahian antara Sarip dengan Pamannya. Karena
merasa terdesak dan kalah, pamannya melarikan diri menuju kulon kali Sedati
menemui salah satu pendekar yang bernama Paidi. Paidi adalah pendekar kulon
(Barat) kali Sedati yang mempunyai senjata andalan berupa Jagang karena ia
berprofesi sebagai kusir delman. Paidi senang pada putri pamannya Sarip yang
bernama Saropah sehingga ia mau membantu pamannya Sarip.
Paman
: Paidi
Paidi
: iya paman!
Paman
Paidi
Paman
balas perlakuan Sarip pada pamannnya. Sarip dan Paidi akhirnya bertemu ditepi
sungai Sedati.
Paidi
Paman
Kompeni
Paman
Kompeni
Tangguh
Pemberani : orang yang membela yang lemah tanpa takut, berani
melawan belanda,
Baik hati : Suka menolong rakyat miskin yang kekurangan.
Membela rakyat sidoarjo
Sayang dan Patuh kepada ibu