Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kesetimbangan mengandung pengertian bahwa suatu keadaan dimana terjadi

perubahan sifat makrokopis dari sistem terhadap waktu. Untuk material dalam
jumlah tertentu hal tersebut dapat diartikan tidak ada perubahan sifat material
tersebut dengan waktu. Keadaan setimbang yang sebenarnya barangkali tidak
pernah tercapai. Suatu proses berlangsung karena ada gaya penggerak dan selalu
menuju ke titik kesetimbangan. Gaya ini merupakan selisih antara potensi pada
keadaan seketika dan keadaan setimbang. Semakin dekat kaeaadan sistem dengan
titik kesetimbangn, semakin kecil gaya penggerak proses semakin kecil pula laju
proses dan akhirnya sama dengan 0 bila titik kesetimbangan sudah tercapai. Jadi
titik kesetimbangan hanya bisa tercapai secara teoritis dalam waktu yang tak
terhingga. Pada prakteknya di dalam pekerjaan ilmiah suatu kesetimbangan
dianggap tercapai bila tidak ada lagi perubahan sifat/keadaan seperti yang
ditunjukkan oleh alat pengukur yang digunakan. Di dalam masalah rekayasa
kesetimbangan dianggap ada bilamana sifat yang ditunjukkan oleh praktek sama
dengan sifat yang dihitung berdasarkan metode yang menggunakan anggapan
kesetimbangan. Contoh komposisi pada pelat distilasi dibanding dengan komposisis
pelat teoritis (Aulia, dkk., 2011).
Distilasi merupakan suatu proses pemisahan campuran dalam fasa liquid
menjadi beberapa komponennya berdasarkan perbedaan titik didih komponennya
yang merupakan bagian dari salah satu operasi pada penelitian di bidang kimia.
Dalam perencanaan proses distilasi untuk mendapatkan suatu produk yang
diinginkan, diperlukan kondisi operasi optimal, diantaranya : komposisi dan suhu
dari umpan dan produk, temperatur maupun tekanan operasi. Umumnya kondisi
tersebut dibaca sebagai data kesetimbangan (Kurniaty, 2011).
Dalam lingkup teknik kimia, pemahaman tentang kesetimbangan uap-cair
sangat diperlukan karena banyak proses industri kimia yang memerlukan konsep
kesetimbangan uap-cair dalam pengembangannya. Oleh karena itu, penting bagi

seorang sarjana teknik kimia untuk mempelajari kesetimbangan uap cair karena
penerapannya cukup banyak pada proses industri kimia.
1.2

Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam percobaan kesetimbangan uap-cair ini adalah

bagaimana cara untuk mencari hubungan antara komposisi uap dengan komposisi
cairan dengan suhu dan tekanan pada kondisi kesetimbangan uap-cair.
1.3

Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari hubungan antara komposisi

uap dengan komposisi cairan dengan suhu dan tekanan pada kondisi kesetimbangan
uap-cair.
1.4

Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui hubungan

antara komposisi uap dengan komposisi cairan dengan suhu dan tekanan pada
kondisi kesetimbangan uap-cair.
1.5

Ruang Lingkup Percobaan


Praktikum Kimia Fisika dengan modul percobaan Kesetimbangan Uap Cair

ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Teknik Kimia, Fakultas


Teknik, Universitas Sumatera Utara dan dalam kondisi ruangan:
Tekanan Udara : 760 mmHg
Suhu Ruangan : 30 oC
dengan menggunakan bahan bahan antara lain natrium hidroksida (NaOH) 1 N,
asam asetat (CH3COOH) 60 ml dan aquadest (H2O) 110 ml. Sedangkan untuk
peralatan digunakan alat alat seperti labu distilasi, termometer, pendingin Leibig,
gelas ukur, bunsen, erlenmeyer, buret, piknometer, corong gelas, statif dan klem.

Anda mungkin juga menyukai