ULUMUL QURAN
A. Keadaan Ilmu-Ilmu Al-Quran pada Abad I dan II H
Pada masa Nabi dan pemerintahan Abu Bakar dan Umar, ilmu-ilmu AlQuran belum dibukukan, karena umat islam belum memerlukannya. Sebab umat
islam pada waktu itu adalah para sahabat Nabi yang sebagian besar terdiri dari
bangsa Arab asli (suku Quraisy dan sebagainya), sehingga mereka mampu
memahami Al-quran dengan baik, karena bahasa Al-quran adalah bahasa mereka
sendiri dan mereka mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-quran. Karena
itu para sahabat Nabi jarang sekali bertanya kepada Nabi tentang maksud suatu
ayat.
Pada masa pemerintahan Ustman terjadi perselisihan dikalangan umat islam
mengenai bacaan Al-Quran, maka khalifah Ustman mengambil tindakan
penyeragaman tulisan Al-quran demi untuk menjaga keseragaman Al-Quran.
Dan untuk menjaga persatuan umat islam. Dan tindakan khalifah Ustman tersebut
merupakan perintisan bagi lahirnya suatu ilmu yang kemudian dinamai Ilmu
Rasmil Quran atau Ilmu Rasmil Ustman.
Pada masa pemerintahan Ali makin bertambah banyak bangsa-bangsa non
arab yang masuk islam. Dan mereka salah membaca Al-Quran, sebab mereka
tidak mengerti Irabnya.
Abu Aswad Al-Duali menyusun kaidah-kaidah bahasa arab, demi untuk
menjaga keselamatan bahasa arab yang menjadi bahasa Al-Quran.Maka tindakan
khalifah Ali yang bijaksana dipandang sebagai perintis bagi lahirnya ilmu nahwu
dan ilmu Irabil quran. Sedangkan orang yang pertama kali menulis persoalan
Qiraah adalah Abu Ubaid Al-Qasam bin salam.[1]
Pada abad I dan II selain Ustman dan Ali masih terdapat banyak ulama yang
diakui sebagai perintis bagi lahirnya ilmu yang kemudian dinamai ilmu tafsir,
ilmu asbabun nuzul, ilmu Nasikh wal Mansukh (Pergantian hukum bagi
masyarakat atau orang tertentu karena kondisinya berbeda. Dengan demikian ayat
yang hukumnya tidak berlaku lagi baginya tetap dapat bagi orang-orang lain yang
kondisinya sama dengan kondisi mereka semula)[2]dan lain sebagainya.
Adapun tokoh-tokoh yang pertam melahirkan ilmu Al-Quran tersebut diatas
adalah :
1. Dari kalangan sahabat: khalifah yang empat, ibnu abbas, ibnu masud, zaid
bin sabit dll
2. Dari kalangan tabiin: Mujahid, atta bin yasar, ikrimah dll.
3. Dari kalangan tabi tabiin: Malik bin annas,
Diantara ulama abad 2 yang menyusun tafsir ialah subah bin Al hajaj,
sufyan bin Nyainah, Waki bin Al jarrah, tafsir mereka dengan menghimpun
pendapat sahabat dan tabiin
B. Keadaan Ilmu-Ilmu AlQuran Pada Abad III dan IV H
Pada Abad ke tiga selain tafsir dan ilmu tafsir , para ulama mulai
menyusun pula beberapa ilmu alquran, ialah:
1. Ali bin almadani menyusun ilmu Asbabun nuzul
2. Abu ubaid AlQasim bin salam menyusun ilmu nasikh wal mansukh dan
ilmu Qiraat.
3. Muhammad bin Ayyub bin Al-dhirris menyusun ilmu al makki wal
madani.
4. Muhammad bin Khalaf bin marzuban menyusun kitab alhawi fil ulumil
quran.
Pada abad ke IV mulai disusun ilmu Gharibul Quran dan beberapa kitab
ulumul quran dengan memakai istilah ulumul quran. Diantara ulama yang
menyusun Ilmu Gharibul quran dan kitab-kitab ulumul quran pada abad IV ini
adalah:
1. Abu baker Al-Sijistani menyusun ilmu gharibul quran.
2. Abu bakar bin Muhammad bin Qasim Al-anbari menyusun kitab Ajaibu
Ulumil Quran.
3. Abul hasan al-asary menyusun kitab Al-Mukhtazan fi ulumil quran.
2.
[1] Dr. Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, mutiara Ilmu-Ilmu Al-Quran,(Bandung, Cv Pustaka Setia, 1999),
hlm.43
[2] Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Penerbit Mizan, 1992), hlm. 147
[3] Kumpulan makalah Ulumul quran Englihs and Literature Deparment
[4] M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran,(Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hal xi
[5] Grup Facebook, Belajar Ilmu Al-Qur'an ada di Facebook