NIM
: F1D113018
PRODI
: TEKNIK PERTAMBANGAN
menggunakan ponsel BlackBerry Bold 9000 dan JK memakai ponsel Samsung SGHZ370. Beberapa pejabat lainnya juga demikian.
Penyadapan dilakukan pada 2009. Dalam dokumen itu, selama 15 hari bulan Agustus
2009, ponsel milik SBY disadap.
Kurang memuaskan
SBY sudah mengeluarkan pernyataan politik yang jelas terhadap Australia. Namun di
lain pihak, surat kepala pemerintahan Australia itu tidak diumumkan secara lengkap dan
terbuka sehingga rakyat Indonesia tidak tahu secara tepat atau persis pernyataan atau
janji- janji pemerintahan Canberra.
Karena itu, tidak aneh sama sekali jika kemudian masih muncul sejumlah komentar dari
beberapa politisi Indonesia mengenai masa depan hubungan kedua pihak.
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saefuddin , misalnya, menyatakan bahwa
seharusnya Indonesia tetap menuntut penjelasan dari Australia terhadap penyadapan
pembicaraan sejumlah pemimpin dan tokoh Indonesia itu.
"Seharusnya kita tetap menuntut Australia untuk menjelaskan alasan penyadapan itu
atau bersedia meminta maaf atas penyadapan itu," kata Lukman Hakim Saefuddin.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin juga sama pendapatnya
dengan Lukman Hakim bahwa seharusnya Indonesia tetap menuntut pernyataan maaf
dari Canberra.
"Presiden dan rakyat Indonesia tetap menghendaki agar Australia meminta maaf," kata
Hasanuddin yang juga merupakan Jenderal Purnawirawan TNI AD. Hasanuddin adalah
mantan ajudan Presiden BJ Habibie dan juga mantan Sekretaris Militer Kepresidenan
pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Karena hubungan tegang Indonesia dan Australia sudah mulai mereda pascasaling
berkirim suratnya Presiden Yudhoyono dan PM Abbott, maka pertanyaan yang dapat
muncul pada benak rakyat Indonesia adalah apakah kasus penyadapan ini akan
"hilang" begitu saja.
Sekalipun Abbott sudah "memberi jaminan" bahwa Australia tidak akan lagi melakukan
tindakan-tindakan yang bisa merugikan Indonesia maka dapat yakinkah seluruh bangsa
Indonesia tidak akan terjadi lagi kasus penyadapan oleh Australia terhadap para
pemimpin di Tanah Air?
Pertanyaan itu bisa muncul karena teknologi akan semakin canggih sehingga teknologi
komunikasi dan informatika bisa saja dimanfaatkan untuk mengetahui posisi atau sikap
politik satu negara oleh negara lainnya baik secara resmi atau tidak resmi atau secara
terbuka ataupun tertutup.
Pertanyaan itu perlu dijawab karena ternyata pembicaraan Presiden Yudhoyono juga
pernah disadap saat berada di Inggris. Bahkan Kanselir Jerman Angela Merkel barubaru ini menuntut pemerintahan Presiden AS Barack Obama untuk menjelaskan alasan
penyadapan pembicaraannya oleh intelijen AS.
Rakyat di Tanah Air tentu sudah akrab dengan nama beberapa lembaga yang sering
terkesan "menakutkan atau seram" seperti Badan Intelijen Negara (BIN), kemudian
Badan Intelijen dan Strategis (Bais) yang berada di bawah Markas Besar TNI serta
Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
Lembaga-lembaga atau instansi pemerintah itu harus mampu memberikan rasa tenang
kepada masyarakat bahwa tidak bakal terjadi lagi penyadapan pembicaraan telepon
para pemimpin di Tanah Air oleh intelijen dari negara mana pun dan dengan alasan apa
pun.