101
BAB
102 -
Halaman
101
2.
Halaman - 103
Menentukan banyaknya sempel dan banyaknya
observasi
Banyaknya
sampel
yang
diambil
akan
mempengaruhi jenis peta pengendali disamping
karakteristik kualitasnya
3.
Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan tentu disesuaikan dengan
jenis diagram kendali. Misalnya, suatu perusahaan
atau organisasi akan menggunakan siagram
kendali p, maka data yang dikumpulkan juga harus
diatur dalam bentuk proporsi kesalahan terhadap
banyaknya sampel yang diambil.
4.
5.
104 -
Halaman
n
n x
P D x p x 1 p
x
0,
1,
2,
. . . (4.1)
Proporsi
dalam
sampel
didefinisikan
sebagai
perbandingan banyak unit tak sesuai dalam sampel D
dengan ukuran sampel n yaitu,
D
P
n
...
(4.2)
p1 p
n
dari
. ..
(4.3)
Jika besarnya proporsi tidak sesuai yang sebenarnya
diketahui dalam proses produksi, maka garis tengah
dan batas kendali dari diagram kendali proporsi 3
dapat dihitung melalui persamaan,
Halaman -
BKA p 3
p(1 - p)
n
Pusat p
BKB p 3
105
. . .
p(1 - p)
n
(4.4)
Contoh 4.1 :
Seorang manajer produksi di sebuah pabrik ban telah
memeriksa jumlah cacat ban dalam dua puluh sampel
acak dengan masing-masing dua puluh pengamatan.
Berikut ini adalah jumlah cacat ban ditemukan pada
setiap sampel:
No. Sampel
10
Cacat
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
No. Sampel
Cacat
Tabel 4.1
106 -
Halaman
caca
t
Ukuran
Sampel
Propor
si
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
3
2
1
2
1
3
3
2
1
2
3
2
2
1
1
2
4
3
1
1
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0,15
0,10
0,05
0,10
0,05
0,15
0,15
0,10
0,05
0,10
0,15
0,10
0,10
0,05
0,05
0,10
0,20
0,15
0,05
0,05
0,10(1 - 0,10)
0,301
20
Pusat p 0,10
BKB 0,10 3
0,10(1 - 0,10)
0,101
20
Halaman -
107
Gambar 4.1
Diagram Kendali Proporsi Cacat Ban
Pada gambar 4.1 terlihat keseluruhan titik terletak
diantara BKA dan BKB dan sebaran titik tidak
menunjukan pola-pola tertentu, tersebar secara acak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi ban
terkendali.
Dalam praktek kadang kala nilai proporsi populasi tidak
diketahui, untuk kondisi seperti ini maka proporsi p
harus ditaksir berdasarkan data sampel.
Langkah
untuk menaksir nilai p dilakukan dengan mengambil
sejumlah m sampel pendahuluan yang masing-masing
berukuran n. Idealnya jumlah sampel m haruslah
bekisar antara 20 sampel atau 25 sampel. Maka jika
didefinisikan Di banyak unit cacat dalam sampel ke-i,
maka taksiran proporsi dapat diperoleh melalui
persamaan 4.2, sedangkan rata-rata proporsi dihitung
melalui persamaan,
P
(4.5)
D
mn
p
m
. . .
108 -
Halaman
p (1 - p )
n
p 3
Pusat p
BKB
...
p 3
p (1 - p )
n
(4.6)
Contoh 4.2 :
Untuk mencegah kebocoran pada kemasan minuman
kaleng, dilakukan pengendalian terhadap seal kaleng
minuman tersebut. Dari hasil inspeksi terhadap 30
sampel masing-masing dengan ukuran 250 unit
diperoleh data berikut,.
No
10
11
12
13
Cacat
12
11
26
10
No
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
16
Cacat
Halaman - 109
Berdasarkan hasil perhitungan proporsi pada tabel 4.2,
dihitung rata-rata proporsi,
D
mn
138
25 300
0, 018
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Proporsi Cacat Seal
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
n
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
12
D
12
3
9
4
0
6
6
1
8
11
2
p
0,01
0,00
0,02
0,02
0,02
0,00
0,03
0,04
0,01
0,03
0,03
300
10
0,01
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
9
3
0
5
7
8
16
2
5
6
0
3
0,00
0,02
0,02
0,03
0,05
0,01
0,02
0,02
0,00
0,01
0,01
0,00
25
300
0,02
138
110 -
Halaman
BKA 0,018 3
0,018(1 - 0,018)
0,041
300
Pusat 0,018
BKB 0,018 3
0,018(1 - 0,018)
- 0,005
300
Gambar 4.2
Plot Diagram Kendali Proporsi Kebocoran
Kemasan
Berdasarkan hasil plot, satu titik yaitu sampel nomor 19
keluar batas kendali. Sesuai dengan prosedur yang
telah diuraikan terdahulu, diagram kendali perlu
direvisi dengan menghitung ulang batas kendali tanpa
menyertakan sampel yang nilainya keluar batas kendali.
Sesuai dengan langkah-langkah pembentukan diagram
kendali ciri mutu atribut, jika ada titik keluar kendali
rata-rata proporsi dihitung ulang tanpa menyertakan
pengamatan yang keluar batas kendali. Rata-rata
111
persamaan
Halaman -
proporsi
berikut,
revisi
p Revisi p 0
dapat
np - np
dihitung
melalui
. . .
mn - n d
(4.7)
dengan :
np d
nd
p0 3
p 0 (1 - p 0 )
n - nd
Pusat p 0
BKB p 0 3
...
p 0 (1 - p 0 )
n - nd
(4.8)
p 0 p baru
0,017
7500 300
0,017(1 - 0,017)
0,039
300
Pusat 0,017
BKB 0,017 - 3
0,017(1 - 0,017)
0,005
300
112 -
Halaman
Gambar 4.3
Diagram Kendali Proporsi Kebocoran Kemasan
Revisi
Proporsi untuk setiap sampel diplot kembali ke dalam
diagram kendali baru, mengingat satu unit sampel tidak
disertakan dalam perhitungan plot data berkurang satu
titik menjadi 24 titik plot. hasil ploting tersaji pada
gambar 4.3.
Berdasarkan hasil plot pada Gambar 4.3, masih ada 1
titik yaitu sampel nomor urut satu nilainya keluar batas
kendali, sehingga perhitungan batas kendali diulang
tanpa menyertakan sampel nomor 1.
122 12
p 0 p baru
0,016
7200 300
BKA 0,016 3
0,017(1 - 0,017)
0,038
300
Pusat 0,016
BKB 0,016 - 3
0,017(1 - 0,017)
0,003
300
Halaman - 113
Proporsi untuk setiap sampel yang tersisa sebanyak 23
titik diplot kembali ke dalam diagram kendali proporsi
yang baru, hasil ploting ulang disajikan pada gambar
4.4.
Gambar 4.4
Diagram Kendali Proporsi Kebocoran Kemasan
Revisi Kedua
Berdasarkan hasil plot yang ketiga kalinya, keseluruhan
proporsi yang berjumlah 23 titik berada dalam batas
kendali, sehingga dapat disimpulkan proses terkendali
dengan rata-rata proporsi cacat sebesar 0,16 serta
batas kendali atas 0,038 dan batas kendali bawah 0.
Kita kembali kepada proses pengendalian mutu
mengenai persentase kerusakkan dari suatu produksi,
Apabila yang dikendalikan merupakan produksi
barang-.barang yang kecil, misalnya paku, tablet,
Intergreted Circuit (IC) dan sebagainya, maka
penelitian yang dilakukan dalam setiap periode
penelitian biasa dilakukan terhadap ukuran sampel
yang tidak sama, hal ini dilakukan supaya penelitian
lebih praktis.
Adapun penelitian yang harus dilakukan untuk
mengendalikan proporsi kerusakan dengan ukuran
114 -
Halaman
p 3
p (1 - p )
ni
Pusat p
BKB
...
p 3
p (1 - p )
ni
(4.9)
Contoh 4.3 :
Sebanyak 20 sampel pengamatan diambil dari proses
produksi makanan ringan setiap selang waktu 1 jam
dengan masing-masing sampel berbeda ukurannya.
Pengawas produksi memeriksa setiap kemasan untuk
melihat sesuai tidaknya bentuk kemasan dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Hasil pemeriksaan
ditabulasi dengan ni menyatakan ukuran sampel D i
menyatakan jumlah produk cacat dan p i menyatakan
proporsi cacat untuk setiap sampel.
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Jumlah Cacat Kemasan
Makanan Kecil
No
1
2
3
ni
100
80
80
Di
13
8
6
pi
0.130
0.100
0.075
Halaman -
4
5
6
7
8
9
100
110
110
100
100
90
9
10
12
11
6
10
0.090
0.091
0.109
0.110
0.060
0.111
10
90
0.067
11
110
10
0.091
12
120
15
0.125
13
14
15
16
17
18
19
120
120
100
80
80
80
90
9
8
6
8
10
7
5
0.075
0.067
0.060
0.100
0.125
0.088
0.056
20
100
0.080
1960
177
115
D
n
177
0, 090
1960
116 -
Halaman
BKA 0,090 3
0,090(1 - 0,090)
0,176
100
Pusat 0,090
BKB 0,090 3
0,090(1 - 0,090)
0,004
100
0,090(1 - 0,090)
0,186
80
Pusat 0,090
BKB 0,090 3
0,090(1 - 0,090)
0,006
80
0,090(1 - 0,090)
0,176
100
Pusat 0,090
BKB 0,090 3
0,090(1 - 0,090)
0,004
100
Halaman -
Makanan Kecil
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
ni
100
80
80
100
110
110
100
100
90
90
110
120
120
120
100
80
80
80
90
100
Di
13
8
6
9
10
12
11
6
10
6
10
15
9
8
6
8
10
7
5
8
pi
0,130
0,100
0,075
0,090
0,091
0,109
0,110
0,060
0,111
0,067
0,091
0,125
0,075
0,067
0,060
0,100
0,125
0,088
0,056
0,080
BKAi
Pusa
t
0,176
0,186
0,186
0,176
0,172
0,172
0,176
0,176
0,180
0,180
0,172
0,168
0,168
0,168
0,176
0,186
0,186
0,186
0,180
0,176
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
0,090
BKBi
0,004
-0,006
-0,006
0,004
0,008
0,008
0,004
0,004
0,000
0,000
0,008
0,012
0,012
0,012
0,004
-0,006
-0,006
-0,006
0,000
0,004
Gambar 4.5
Diagram Kendali Proporsi Cacat Kemasan
117
118 -
Halaman
p 3
p (1 - p )
n
Pusa t p
BKB
...
Dengan
p
p (1 - p )
n
(4.10)
D
n
(4.11)
p 3
dan
n
m
. . .
Halaman - 119
berbeda. Himpunan dari ukuran sampel tersebut dapat
dibuat dengan ketentuan berikut ini
1.
2.
3.
pi p
p 1 p
n
j
(4.12)
Pada Persamaan 4.12, n merupakan ukuran sampel
minimum atau ukuran sampel rata-rata atau ukuran
sampel maksimum. Setelah karakteristik kualitas
masing-masing sampel ditransformasikan ke dalam
angka baku yang menggunakan tiga himpunan ukuran
sampel, kemudian digambarkan pada diagram kendali
dengan persamaan,
(4.13)
BKA 3
Pusat 0
BKB 3
. . .
120 -
Halaman
p(1- p)
BKA np n p 3
n
p(1 - p)
np n3
np 3
n 2 p (1 - p )
n
np 3
n p (1 - p )
np
np(1 -
p)
np
np
...
n p (1 -
(4.14)
Contoh 4.4 :
Pabrik pembuatan genting melakukan penyampelan
sebanyak 20 unit sampel yang masing-masing
berukuran 300. Diamati banyaknya genting rusak untuk
setiap sampel. Hasil pengamatan disajikan pada tabel
4.3. Berdasarkan data yang diperoleh buat diagram
kendali untuk mengendalikan proses pembuatan
genting tersebut.
p)
Halaman - 121
Tabel 4.5
Hasil Pengamatan Banyak Genting Rusak Pada
Proses Pembakaran
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
D
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
No
10
12
8
9
6
11
13
10
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
D
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
6000
6
19
10
7
8
4
11
10
6
7
184
Penyelesaian
Berdasarkan data dihitung rata-rata proporsi cacat
keseluruhan,
P
mn
184
0,0307
(20)(300)
122 -
Halaman
Gambar 4.6
Plot Titik untuk Diagram kendali np
Berdasarkan hasil plot, ada 1 titik yaitu subgrup nomor
12 keluar batas kendali maka perlu dilakukan revisi
dengan menghitung ulang batas kendali tanpa
menyertakan subgrup ke-12.
184 19
p 0 p baru
0,0289
6000 300
BKA (300)(0,0289) 3
Halaman -
123
Gambar 4.7
Plot Titik untuk Diagram kendali np Setelah
Revisi
Dari hasil plot titik-titik untuk setiap subgrup setelah
direvisi, keseluruhan titik berada diantara batas kendali
atas dan batas kendali bawah dan sebaran titik tidak
menunjukan pola-pola tertentu dan tersebar secara
acak, sehingga dapat disimpulkan proses pembuatan
genting terkendali dengan batas atas 17,4 dan batas
bawah 0.
124 -
Halaman
e -c c x
x!
...
(4.15)
; x 0, 1, 2, . . . , n
> 0
(4.16)
. . .
BKB c 3 c
(4.17)
c
i 1
m,
. . .
125
sehingga batas kendali 3 berdasarkan sampel untuk
diagram kendali cacat dapat dihitung melalui
persamaan,
Halaman -
BKA c 3 c
Pusat c
(4.18)
BKB c 3 c
Contoh 4.5 :
Jika diinginkan dalam satu proses produksi hanya
terdapat rata-rata banyaknya barang cacat kurang dari
10 unit, berapa batas kendali atas dan batas kendali
bawah untuk proses tersebut.
Penyelesaian
Untuk merancang diagram kendali, berdasarkan
keinginan produsen rata-rata banyaknya barang cacat
kurang dari 10 unit atau c = 9, melalui persamaan 4.12
diperoleh batas kendali,
BKA
93
9 18
Pusat c 9
BKB
93
9 0
126 -
Halaman
10
11
12
Banyak Neps
16
17
10
12
11
16
16
Contoh Uji
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Banyak Neps
14
14
10
12
16
14
214
10,7
20
neps,
Pusat 10,7
BKB
Halaman -
127
Gambar 4.8
Diagram Kendali untuk Banyaknya Neps
Pada gambar 4.6 plot titik cacat dalam sampel
keseluruhannya berada diantara batas kendali atas dan
batas kendali bawah, demikian juga dengan sebaran
titiknya tidak menunjukan gejala-gejala tidak acak,
sehingga dapat disimpulkan berdasarkan karakteristik
jumlah nep, proses pemintalan benang dalam kondisi
terkendali dengan batas atas sebesar 20,5 dan batas
bawah 0,89.
128 -
Halaman
Pusat u
BKB u 3
(4.19)
Batas-batas kendali diagram kendali u pada persamaan
4.15 dapat digunakan jika jumlah cacat total per
pemeriksaan dalam populasi diketahui. Jika nilai u tidak
diketahui dapat ditaksir melalui rata-rata jumlah cacat
total per pemeriksaan dalam sampel, yang dihitung
melalui persamaan berikut,
m
u
i 1
. . .
(4.20)
sehingga batas kendali 3 berdasarkan sampel untuk
diagram kendali cacat dapat dihitung melalui
persamaan,
Halaman -
BKA u 3
Pusat u
BKB u 3
129
u
n
u
n
(4.21)
Persamaan 4.17 digunakan jika ukuran sampel n sama,
untuk ukuran sampel bervariasi perhitungan batas
kendali dapat dilakukan melalui persamaan,
BKA
u 3
u
ni
Pusat u
BKB
u 3
u
ni
(4.22)
4.5 Komputasi
Diagram
Kendali
Atribut
Melalui Perangkat Lunak MINITAB
Perangkat lunak MINITAB Ver 15 menyediakan fasilitas
untuk menghitung diagram kendali ciri mutu atribut,
meliputi fasilitas untuk menghitung diagram kendali p,
menghitung diagram kendali np, menghitung diagram
kendali c dan diagram kendali u.
Jika diinginkan membentuk diagram kendali p, ke
dalam lembar kerja cukup dimasukan data banyaknya
cacat ke dalam satu kolom. Setelah data pengamatan
dimasukan ke dalam lembar kerja MINITAB, data dapat
dianalisis. Adapun tahap-tahap membuat diagram
kendali proporsi p adalah :
1.
130 -
Halaman
2.
3.
4.
5.
Gambar 4.9
Kotak Dialog P- Chart
Halaman -
131
Gambar 4.10
Kotak Dialog P Chart - Options
Input nilai proporsi populasi ke dalam kotak
Proportion, Klik OK hingga di layar monitor
muncul kembali tampilan seperti pada Gambar
4. , Klik OK tunggu beberapa saat hingga dilayar
muncul tampilan diagram kendali Proporsi yang
diinginkan.
Langkah 1 sampai dengan 5 dilakukan jika dalam
pembentukan diagram kendali p, besarnya proporsi
populasi diketahui. jika tidak diketahui pada
langkah ke 5 Klik menu Estimate hingga dilayar
monitor akan nampak tampilan,
Gambar 4.11
132 -
Halaman
11
35
14
05
80
5
12
40
10
60
90
5
13
45
98
0
Caca
t
10
12
11
16
10
22
10
Sam
pel
10
11
11
20
54
0
11
30
99
0
Caca
t
15
13
16
Sam
pel
17
18
19
12
15
12
50
12
05
95
0
14
n
Caca
t
12
20
13
14
15
17
00
12
75
13
00
23
60
16
14
16
12
22
23
40
5
10
80
14
75
10
60
10
10
21
16
24
Halaman - 133
Berdasarkan data pengamatan rancang diagram
kendali proprsi melalui bantuan perangkat lunak
MINITAB.
Penyelesaian
Untuk merancang diagram kendali melalui alat bantu
perangkat lunak, berdasarkan data pengamatan
langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memasukan data pengamatan ke dalam lembar kerja
(worksheet). Data pengamatan terdiri dari dua variabel,
pertama ukuran sampel dan yang kedua adalah jumlah
cacat yang ditemukan, sehingga data tersebut di dalam
lembar kerja diletakkan pada dua kolom. Kolom
pertama diberi nama n dan kolom kedua diberi nama d,
hasil input data pada lembar kerja disajikan pada
gambar berikut,
Gambar 4.12
Hasil Input Data Cacat pada Lembar Kerja
Langkah kedua setelah data pengamatan ada pada
lembar kerja pilih option Stat > Control Chart >
Atrtibutes Chart > P.
134 -
Halaman
Gambar 4.13
Pilihan Option Diagram Kendali p
Pada layar monitor akan nampak tampilan option p
chart seperti tersaji pada gambar 4.14. Selanjutnya
letakan kursor di kotak Variables, klik kolom C2 tekan
Select untuk memindahkan data banyak cacat ke kotak
variables, dengan cara yang sama pindahkan kolom c1
ke kotak Subgroup sizes. Jika tampilan pada monitor
sedah serupa dengan Gambar 4.3 Klik OK.
Gambar 4.14
Halaman -
135
Gambar 4.15
Output Diagram Kendali P untuk n Tidak
Konstan
Selain diagram kendali proporsi, pilihan lain pada menu
diagram kendali atribut pilihan untuk membentuk
diagram kendali np. Adapun tahap-tahap membuat
diagram kendali np adalah :
1.
2.
3.
136 -
Halaman
5.
Gambar 4.16
Kotak Dialog NP Chart.
Untuk diagram kendali atribut lainnya, diagram kendali
c dan diagram kendali U langkah pengerjaan
menggunakan bantuan perangkat lunak MINITAB tidak
berbeda jauh dengan langkah pengerjaan pada diagram
kendali p an NP.
Latihan
4.1
Halaman - 137
(a) Diagram kendali dapat diklasifikasikan dalam
dua kelompok besar, untuk karakteristik mutu
'variabel' dan 'atribut'. Bandingkan dua kategori
tersebut serta uraikan kegunaannya (b) Dalam
konteks pengawasan kualitas jelaskan apa yang
dimaksud dengan jumlah barang cacat pada
diagram kendali np.
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Senin
Jumlah
Pengamatan
12
Selasa
10
Rabu
Hari
138 -
Halaman
Kamis
12
Jumat
Sabtu
10
4.8
Halaman -
139
produk busa
pengamatan
Rancang diagram kendali yang sesuai. Plot nilainilai pada tabel dan interpretasikan hasilnya.
4.10 Data dalam tabel di bawah ini adalah hasil dari
inspeksi lemari arsip untuk goresan dan lekukan
kecil.
140 -
Halaman
141
terkendali
Halaman -
apakah pengiriman
secara statistik.
baut
tersebut
Sampel
Proporsi Cacat
Sampel
Proporsi Cacat
0,22
0,33
0,24
0,20
0,18
0,24
0,29
10
11
12
13
14
0,24
0,18
0,27
0,31
0,46
0,31
0,24
15
16
17
18
19
20
21
0,22
0,22
0,29
0,31
0,21
0,26
0,24
48
36
50
47
48
54
50
42
32
40
47
47
5
5
0
5
0
3
0
1
5
2
2
4
142 -
Halaman
13.
14.
15.
16.
46
46
48
49
1
0
3
0