Anda di halaman 1dari 4

Ada Larangan Muslim Kenakan Jilbab di Tolikara

VIVA.co.id - Surat bernada provokatif berkepala surat Gereja Injili di Indonesia, beredar usai
insiden intolerensi beragama di Tilokara, Papua.
Tak hanya memuat larangan perayaan Hari Raya Idul Fitri di Kabupaten Tolikara pada 17 Juli
2015. Tetapi, juga menyatakan melarang umat Muslim untuk mengenakan penutup aurat, atau
jilbab.
Larangan mengenakan jilbab itu, tertulis pada butir ketiga dari tiga butir larangan yang
dimuat dalam surat edaran yang diklaim adalah hasil keputusan dari Badan Pekerja Wilatah
Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI).
Berikut isi surat yang dinilai provokatif itu:
Kepada Yth: Umat Islam Se-Kabupaten Tolikara
Badan Pekerja Wilayah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memberitahukan
bahwa pada tanggal 13-19 Juli 2015 ada kegiatan Seminar dan KKR Pemuda GIDI tingkat
Internasional.
Sehubungan dengan kegiatan tersebut kami memberitahukan bahwa:
1. Acara membuka lebaran (Idul Fitri red) tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan
dilakukan di Wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga)
2. Boleh merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara
3. Dilarang Kaum Muslimat memakai pakain Yilbab (jilbab-Red)
GIDI Wilayah Toli, selalu melarang Agama lain dan gereja Denominasi lain tidak boleh
mendirikan tempat-tempat Ibadah di Wilayah Kabupaten Tolikara. Dan Gereja adven di
Distrik Paido kami sudah tutup dan umat Gereja Adven bergabung dengan GIDI.
Demikian pemberitahuan kami dan atas perhatiannya kami mengucapkan banyak terima

kasih.
Karubaga, 11 Juli 2015
KETUA WILAYA TOLI: Pdt. Nayus Wenea, S.Th
SEKRETARIS: PDt. Marthen Jingga, S.Th.MA
(Surat ditandatangani)
Sementara itu, sebelumnya, , Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI) Pdt. Dr. A. A. Yewangoe, mengatakan muatan surat itu tidak pantas.
Yewangoe menyarankan, agar diturunkan tim untuk mencari fakta. "GIDI bukan anggota
PGI, tetapi PGLII. Mungkin perlu dikonfirmasi lagi nanti," kata Yewangoe, Jumat 17 Juli
2015.
Seperti diketahui, salah satu rumah ibadah umat Islam menjadi korban kekerasan intoleransi
beragama di Kabupaten Tolikara, Papua.
Musala itu, dirusak dan dibakar massa saat umat Islam menggelar Salat Idul Fitri 1436
Hijriah pada Jumat 17 Juli 2015. Baca selengkapnya di Kronologi Pembubaran Salat Id di
Tolikara Papua. (asp)

Kronologi Pembubaran Salat Id di Tolikara Papua


VIVA.co.id - Salat Idul Fitri yang digelar di Karubaga, ibu kota Tolikara, Papua, pada Jumat
pagi, 17 Juli 2015, diwarnai kericuhan, yakni aksi pelemparan oleh ratusan orang ke lokasi
ibadah itu. Akibatnya jemaah muslim yang sedang menggelar salat ketakutan dan
membubarkan diri.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, kronologi kejadian berawal dari imam salat Id
mengumandangkan takbir pertama. Namun, tiba-tiba ratusan orang dari beberapa penjuru
melempari jemaah yang sedang salat, sambil berteriak bubarkan.
Aparat keamanan dari kesatuan Brimob dan Yonif 756 yang melakukan pengamanan saat Idul
Fitri itu, langsung mengeluarkan tembakan peringatan guna membubarkan massa yang
melakukan pelemparan. Warga muslim yang salat kemudian memutuskan membubarkan diri.
Juru Bicara Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Rudolf Patrige Renwarin, membenarkan
peristiwa itu. Dia menceritakan saat umat muslim menggelar salat takbiran pertama, datang
sekelompok orang berteriak melarang pelaksanaan salat. "Massa berteriak melarang salat Id
di Tolikara," katanya.
Masyarakat yang sedang melaksanakan salat ketakutan dan membubarkan diri dengan
bersembunyi ke kantor Koramil dan pos tentara, tidak jauh dari lokasi kejadian. Namun,
selang sejam kemudian, sekelompok massa melakukan pelemparan ke arah Musala Baitul
Mutaqin. Setelah itu massa membakar musala dan sebelas kios serta enam rumah.
Meski demikian, Patrige mengklaim, situasi Karibaga masih aman dan terkendali. "Situasi
masih aman dan kondusif, katanya.
Sebelumnya Bupati Tolikara, Usman Wanimbo, memberikan jaminan keamanan untuk
penyelenggaraan salat Id di Tolikara. Tapi masyarakat sama sekali tidak mengindahkannya.

Kepada Yth: Umat Islam Se-Kabupaten Tolikara


Badan Pekerja Wilayah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memberitahukan
bahwa pada tanggal 13-19 Juli 2015 ada kegiatan Seminar dan KKR Pemuda GIDI tingkat
Internasional.
Sehubungan dengan kegiatan tersebut kami memberitahukan bahwa:
1. Acara membuka lebaran (Idul Fitri red) tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan
dilakukan di Wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga)
2. Boleh merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara
3. Dilarang Kaum Muslimat memakai pakain Yilbab (jilbab-Red)
GIDI Wilayah Toli, selalu melarang Agama lain dan gereja Denominasi lain tidak boleh
mendirikan tempat-tempat Ibadah di Wilayah Kabupaten Tolikara. Dan Gereja adven di
Distrik Paido kami sudah tutup dan umat Gereja Adven bergabung dengan GIDI.
Demikian pemberitahuan kami dan atas perhatiannya kami mengucapkan banyak terima
kasih.
Karubaga, 11 Juli 2015
KETUA WILAYA TOLI: Pdt. Nayus Wenea, S.Th
SEKRETARIS: PDt. Marthen Jingga, S.Th.MA
(Surat ditandatangani)

Anda mungkin juga menyukai