Anda di halaman 1dari 11

REM CAKRAM

CUMA ISENG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sejalan degan kemampuan kendaraan yang makin dapat bergerak cepat maka diperlukan penelitian
untuk mendukung perencanaan rem yang lebih baik. Hingga saat ini rem tromol dan rem cakram
adalah jenis rem gesek yang paling banyak digunakan. Bagian utama rem tromol dan rem cakram
terdiri dari drum/cakram dan sepasang sepatu gesek. Menurut ilmu mekanika, gerak relatif sepatu
gesek terhadap drum/cakram pada sistim pengereman sangat berpengaruh terhadap efektifitas
pengereman.
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan atau memperlambat dan menghentikan kendaraan
atau untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan sangat penting pada
kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman.
Menurut para ahli permobilan, rem adalah merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan
berkendara dan juga dapat berhenti ditempat manapun dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi
dengan baik dan aman.
Hingga saat ini, rem utama kendaraan yang dikembangkan masih menggunakan sistekm gesek
sebagai mana ditemukan pertama kali. Pengembangan dilakukan pada mekanisme untuk
meningkatkan gaya dan mode penekanan serta sifat material permukaan gesek yang ditahan
terhadap tekanan dan temperatur tinggi. Pada umumnya bahan material gesek yang digunakan
adalah jenis asbestos atau logam hasil sinter dengan bahan induk besi atau tembaga. Koefisien
gesek asbestos lebih baik tetapi kurang tahan terhadap tekanan. Sebaliknya logam sinter koefisien
geseknya lebh kecil tetapi tahan terhadap tekanan dan temperature tinggi.
Untuk membandingkan efektifitas pengereman dari kombinasi kedua mode gerakan, maka perlu
penelitian sehingga hasilnya dapat dijadikan dasar pengembangan dalam perencanaan rem
kendaraan yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan komponen utama rem tromol dan rem
cakram standart kendaraan bermotor dengan beberapa modifikasi yang diperlukan dalam
pengujian.

1.2. TUJUAN

Adapun tujuan rem tromol dan rem cakram adalah untuk memperlambat dan menghentikan
kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Karena rem sagat berguna
bagi keselamatan pengendara.

1.3. MANFAAT
Manfaat rem cakram dan rem tromol adalah:
a. Memperlambat dan menghentikan laju kendaraan.
b. Sangat berguna bagi keselamatan pengendar.

1.4. RUMUSAN MASALAH


Efektifitas pengereman hanya dapat diketahui dengan melakukan percobaan analisa mekanisme
pengereman sangat komplek sehingga tidak dapat diganti dengan analisa menggunakan
pengukuran .

1.5. BATASAN MASALAH


Dalam analisa ini terdapat beberapa keterbatasan baik dalam analisa pengereman, kondisi
kendaraan dan alat ukur yang akan digunakan.

BAB II
PEMBAHASAN

2. PRINSIP DASAR PENGEREMAN


Rem merupakan perangkat yang digunakan pada kendaraan bermotor. Sebenarnya rem ada
beberapa macam, tetapi pada kendaraan modern ada dua macam rem yaitu: Rem Tromol dan Rem
Cakram.

2.1. REM TROMOL DAN REM CAKRAM


Rem tromol adalah: perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan modern. Rem ini
bekerja dengan cara menggesek drum tromol yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu
rem/kanvas rem. Rem jenis ini biasanya digunakan pada kendaraan bermotor.
Rem cakram adalah: perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan modern. Rem ini
bekerja dengan menjepit cakram yang biasanya dipasan pada roda kendaraan, untuk menjepit
cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem ke
cakram/piringan. Rem jenis ini jugadigunakan pada kereta api, sepeda motor, sepeda.
Rem jenis ini faforit dikalangan raiders karena lebih bertenaga dan pakem serta minim perawatan
sehingga jarang diperhatikan kecuali sudah waktunya diganti.
Pada setiap kendaraan bermotor kemampuan sistem pengereman menjadi suatu yang sangat
penting karena dapat mempengarahi keselamatan kendaraan tersebut. Semakin tinggi kemampuan
kendaraan tersebut untuk melaju maka semakin tinggi pula tuntutan kemampuan sistem rem yang
lebih handal dan optimal untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan tersebut. Untuk
mencapainya diperlukan perbaikan-perbaikan dalam sistem pengereman.
Sistem rem yang baik adalah sistem rem yang jika dilakukan pengereman baik dalam kondisi apapun
pengemudi tetap dapat mengendalikan arah dari laju kendaraan-nya. Pada umumnya sistem
pengereman pada mobil baik dalam kondisi kering maupun basah tetap dapat bekerja dengan baik.
Tetapi jika kondisi itu berubah yaitu jika salah satu sisi roda menapak pada jalan yang basah
sedangkan sisi yang lain menapak pada jalan yang kering maka sistem pengereman itu tidak mampu
untuk membaca situasi tersebut sehingga akan terjadi kegagalan pengereman dengan menariknya
kendaraan pada satu sisi akibat tidak proporsinya pengereman antara roda kanan dan roda kiri

2.1.1. Prinsip Gesekan

Sistem pengereman menggunakan gesekan untuk memperlambat laju kendaraan. Friksi adalah suatu
ukuran seberapa keras atau sulit suatu objek/benda meluncur di atas obyek yang lain. Gaya gesek
dapat juga dikatakan suatu ukuran seberapa besar usaha untuk menggeser suatu benda.

Gambar 2.1: Gaya gesek


Pada gambar 2.1 ditunjukan meskipun balok terlihat mulus/halus sebenarnya jika dilihat pada
mikroskop permukaannya sangat kasar, seperti adanya lembah dan jurang yang kecil dan mungkin
sebagian ada yang menyatu. Hal inilah yang menyebabkan semakin berat benda yang digeser maka
semakin sulit untuk dipindahkan Gesekan antar material memiliki koefisien gesek tertentu, sedang
koefisien gesek dapat menentukan gaya yang diperlukan untuk menggeser suatu benda.
Contoh:
Jika suatu benda seberat 100 kg memiliki koefisien gesek 0,1 raaka untuk memindahkan benda
tersebut diperlukan gaya sebesar 10 kg. Jika ditulis dalam bentuk rumus :
f=N
Dimana:
= koefisien gesekan
N = gaya normal pada benda ditinjau gaya gesekan
F = gaya gesek

Jadi gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan balok sebanding dengan berat balok tersebut.
Semakin berat benda semakin besar gaya yang dibutuhkan. Konsep ini biasanya diaplikasikan pada
peralatan seperti rem atau kopling, ketika pedal ditekan untuk menghentikan perputaran disk.
Semakin besar gaya yang ditekan semakin baik gaya pengeremannya.

2.1.2. Prinsip Kerja Pengungkit


Pedal didisain untuk dapat melipat gandakan gaya dari kaki/tangan seseorang sebelum
ditransmisikan melalui minyak rem.

Gambar 2.2: Pengungkit

Bagian-Bagian Tuas
Dari gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian utama pada tuas yaitu :
Benda yang berbentuk batang yang berfungsi sebagai pengungkit Penyangga/penumpu/titik tumpu
T diletakkan antara kedua ujung batang tersebut. Titik beban B yaitu ujung yang digunakan untuk
meletakkan benda yang akan diangkat. Titik kuasa F, yaitu ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa
untuk mengangkat beban.
Terlihat pada gambar 2.2 panjang jungkitan sebelah kanan lebih panjang (2X) dari pada sisi yang
kiri(X). Jika pada sisi kiri diberi gaya sebesar F maka gaya yang dihasilkan pada sisi kanan sebesar
2F. Tetapi sisi kiri membutuhkan ayunan dua kali ayunan sisi kanan. Dengan merubah-ubah
perbandingan panjang jungkitan maka akan didapat keuntungan gaya yang dibutuhkan. Jika ditulis
dalam bentuk rumus :
Fi x Xi = F2 x X2
Dimana:
Fi = gaya yang diberikan (lbs)
F2 = gaya yang dihasilkan (lbs)
Xi = panjang lengan Fi (in)
X2 = panjang lengan F2 (in)

2.1.3. Prinsip Hidrostatis


Teori dasar dari sistem hidrolik sangatlah mudah, gaya yang diterapkan pada salah satu silinder
ditransmisikan ke silinder yang lain dengan menggunakan cairan incompresible. Beberapa sistem
rem juga melipatgandakan gaya dalam prosesnya.

Gambar 2.3: Prinsip Hidrostatis

Dalam gambar diatas, dua piston terletak di dalam dua gelas silinder yang diisi dengan oli dan satu
sama yang lain dihubungkan dengan pipa oli. Jika diberikan gaya ke bawah pada salah satu piston
(sebelah kiri), kemudian gaya itu akan ditransmisikan pada piston kedua melalui oli di dalam pipa.
Karena oli adalah incompresible, maka efisiensinya sangat bagus-hampir semua gaya yang diberikan
ditransmisikan pada piston yang kedua. Satu hal yang hebat dari sistem hidrolik adalah bahwa
panjang pipa maupun bentuk pipa yang menghubungkan kedua silinder tidak mempengarahi sistem.
Pipapun dapat juga bercabang, jadi satu master silinder dapat menggerakkan lebih dari satu kaliper
piston jika diperlukan, seperti gambar 2.4.

Gambar 2.4: Master Dan Kaliper Sistem Hidrolik

Suatu hal yang lain dapat dilakukan oleh sistem hidrolik adalah melipat gandakan gaya dengan lebih
mudah. Yaitu dengan mengubah salah satu diameter dari piston dan silinder relatif terhadap yang
lain, seperti gambar 2.5:

Gambar 2.5: Hydraulic Multiplication

Untuk menentukan faktor perkalian gambar 2.5 diatas, dengan melihat diameter piston.

Diasumsikan diameter piston disebelah kiri adalah 2 in (radiusnya 1 in), sedangkan diameter piston
yang disebelah kirinya adalah 6 in (radiusnya 3 in). Luas kedua piston dapat dihitung dengan rumus
n.r2.
Oleh karena itu luas piston disebelah kiri adalah 3,14 sementara itu Iuas piston disebelah kanan
adalah 28,26. Luas piston di sebelah kanan 9 kali lebih besar dari luas piston di sebelah kiri. Ini
berarti suatu gaya yang diberikan pada piston disebelah kiri akan menghasilkan gaya sebesar 9 kali
pada piston disebelah kanan. Jadi jika diterapkan gaya ke bawah sebesar 100 lb pada piston
disebelah kiri akan menghasilkan gaya keatas sebesar 900 lb pada piston disebelah kanan, dan juga
harus menekan sejauh 9 in untuk mengangkat 1 in.

Gambar2.8: Cara Kerja Pengereman

Pada gambar 2.8 terlihat bahwa panjang pedal sampai ke engsel lebih panjang 4 kali dari panjang
silinder ke engsel, jadi gaya pada pedal akan meningkat sebesar 4 kali sebelum gaya tersebut
ditransmisikan pada master silinder.
Pada gambar juga terlihat bahwa diameter silinder pada rem adalah 3 kali lebih besar dari diameter
master silinder.
Hal ini mengakibatkan gaya yang ditransmisikan akan meningkat menjadi 9 kali. Jadi semua sistem
ini akan melipatgandakan gaya yang diberikan oleh pedal kaki menjadi 36 kali lipat. Jika diberikan
gaya sebesar 10 Ib pada pedal tekan akan dihasilkan gaya sebesar 360 Ib untuk menekan kampas
rem tersebut.
Untuk mendapatkan efek perlambatan dari gaya yang dihasilkan pada brake pad itu dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Dalam perlambatan roda dapat mengalami 2 kondisi yaitu skid atau tidak skid. Yang dimaksud skid
adalah kondisi jika gaya yang menekan brake pad dikalikan dengan jari-jari piringan cakram lebih

besar dari gaya gesek yang terjadi antara roda dengan permukaan jalan dikalikan dengan jari-jari
rodanya.
2.2. CARA KERJA REM
Menghentikan laju suatu kendaraan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Biasanya digunakan
suatu alat pengereman seperti rem cakram maupun rem tromol. Tetapi ada cara lain yang dapat
digunakan untuk menghentikan laju kendaraan yaitu dengan menggunakan bantuan engine brake.
Prinsipnya dengan menurunkan gigi persneling pada gigi yang lebih rendah akan memberikan efek
pengereman, meskipun tidak sekuat jika dilakukan dengan rem. Biasanya engine brake digunakan
untuk membantu meringankan kerja dari rem.
Alat pengereman dari suatu kendaraan dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe drum dan tipe
piringan/cakram. Tipe drum, rem ini terdiri dari sepasang kampas rem yang terletak pada piringan
yang tetap (tidak ikut berputar bersama roda), dan drum yang berputar bersama roda. Dalam
operasinya setiap kampas rem akan bergerak radial menekan drum sehingga terjadi gesekan antara
dram dan kampas rem. Tipe rem piringan terdiri dari piringan yang berputar bersama roda dan
sepasang kampas rem pada posisi radial terhadap piringan. Untuk melakukan pengereman kedua
kampas rem bergerak menjempit piringan sehingga terjadi gaya gesek antara kampas rem dengan
piringan.

Gambar 2.6: Rem Tromol

Piston akan digerakkan oleh tekanan minyak dari master silinder sehingga piston bergerak secara
radial menggerakkan brake shoes untuk menekan drum brake sehingga pengereman akan terjadi.
Ketika piston menggerakkan brake shoes, brake shoes juga menarik pegas pengembali, jadi ketika
pengereman selesai maka brake shoes akan ditarik ke posisi semula oleh pegas tersebut.

Gambar 2.7: Rem Cakram

Piston didalam caliper akan digerakan oleh tekanan minyak yang di distribusikan dari master rem,
karena tekanan tersebut maka piston akan menggerakkan brake pad untuk menjepit rotor/piringan
cakram akibatnya putaran rotor/piringan cakram akan tertahan hingga terjadi efek pengereman.
Untuk mendapatkan efek perlambatan dan gaya pengereman pada brake pad yang besar dengan
sedikit gaya pada pedal maka dapat dilakukan dengan jalan menggabungkan keuntungan mekanik
dan keuntungan hidrolis dalam sistem pengereman.

2.3. KEUNGGULAN REM TROMOL DAN REM CAKRAM


2.3.1. Rem tromol.
Rem tromol dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan
system rem tromol sebagai andalanya. Selain itu rem tromol tahan terhadap kotoran mikro seperti
rumput, battu, debu, dll. Karena rem ini sifatnya terisolasi (tertutup).

2.3.2. Rem cakram.


Rem cakram juga dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga kendaraan menerapkan system rem
cakram sebagai andalanya. Selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada
kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir dan menggunakan rem
cakram dapat berhenti lansung. Kemudian rem cakram memiliki sistim berpendingin luar (terbuka)
sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat kendaraan berjalan/melaju.

2.4. KEKURANGAN REM TROMOL DAN REM CAKRAM


2.4.1. Rem tromol
Rem tromol yang sifatnya tertutup atau terisolasi membuat rem tidak terlihat. apabila rem
terkontaminasi dengan air, debu, lumpur, dll kalau tidak cepat dibersikan akan menghambat

pengereman dan akan merusak komponen pada bagian tromol. Oleh sebab itu perlu pembersihan
sesering mungkin. Karena rem merupakan piranti keselamatan saat berkendara.

2.4.2. Rem cakram


Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan lumpur dan debu menempel, lama kelamaan
lumpur atau debu tersebut dapat menghambat kinerja pengereman sampai merusak komponen
pada bagian kaliper seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu dilakukan pembersihan
sesering mungkin.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESINPULAN
Pada dasarnya semua benda yang mengalami gesekan akan mudah rusak atau cepat aus. Jadi, kita
pemakai harus sering memperhatikan, apabila udah mengalami kerusakan atau sudah aus maka
kita harus cepat mengganti, karena rem meruakan nyawa bagi semua orang saat berkendara.

3.2. SARAN
Mungkin bagi kami belum tahu sebenarnya rem (kanvas) itu ternuat dari apa? Kenapa orang-orang
sering membicarakan rem itu mengganggu pernafasan. Dan kenapa sampai saat ini belum ada
rem yang menggunakan bahan yang tidak mengganggu pernafasan atu lingkungan kita.

Anda mungkin juga menyukai