Rem Cakram 1
Rem Cakram 1
CUMA ISENG
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan rem tromol dan rem cakram adalah untuk memperlambat dan menghentikan
kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Karena rem sagat berguna
bagi keselamatan pengendara.
1.3. MANFAAT
Manfaat rem cakram dan rem tromol adalah:
a. Memperlambat dan menghentikan laju kendaraan.
b. Sangat berguna bagi keselamatan pengendar.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem pengereman menggunakan gesekan untuk memperlambat laju kendaraan. Friksi adalah suatu
ukuran seberapa keras atau sulit suatu objek/benda meluncur di atas obyek yang lain. Gaya gesek
dapat juga dikatakan suatu ukuran seberapa besar usaha untuk menggeser suatu benda.
Jadi gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan balok sebanding dengan berat balok tersebut.
Semakin berat benda semakin besar gaya yang dibutuhkan. Konsep ini biasanya diaplikasikan pada
peralatan seperti rem atau kopling, ketika pedal ditekan untuk menghentikan perputaran disk.
Semakin besar gaya yang ditekan semakin baik gaya pengeremannya.
Bagian-Bagian Tuas
Dari gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian utama pada tuas yaitu :
Benda yang berbentuk batang yang berfungsi sebagai pengungkit Penyangga/penumpu/titik tumpu
T diletakkan antara kedua ujung batang tersebut. Titik beban B yaitu ujung yang digunakan untuk
meletakkan benda yang akan diangkat. Titik kuasa F, yaitu ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa
untuk mengangkat beban.
Terlihat pada gambar 2.2 panjang jungkitan sebelah kanan lebih panjang (2X) dari pada sisi yang
kiri(X). Jika pada sisi kiri diberi gaya sebesar F maka gaya yang dihasilkan pada sisi kanan sebesar
2F. Tetapi sisi kiri membutuhkan ayunan dua kali ayunan sisi kanan. Dengan merubah-ubah
perbandingan panjang jungkitan maka akan didapat keuntungan gaya yang dibutuhkan. Jika ditulis
dalam bentuk rumus :
Fi x Xi = F2 x X2
Dimana:
Fi = gaya yang diberikan (lbs)
F2 = gaya yang dihasilkan (lbs)
Xi = panjang lengan Fi (in)
X2 = panjang lengan F2 (in)
Dalam gambar diatas, dua piston terletak di dalam dua gelas silinder yang diisi dengan oli dan satu
sama yang lain dihubungkan dengan pipa oli. Jika diberikan gaya ke bawah pada salah satu piston
(sebelah kiri), kemudian gaya itu akan ditransmisikan pada piston kedua melalui oli di dalam pipa.
Karena oli adalah incompresible, maka efisiensinya sangat bagus-hampir semua gaya yang diberikan
ditransmisikan pada piston yang kedua. Satu hal yang hebat dari sistem hidrolik adalah bahwa
panjang pipa maupun bentuk pipa yang menghubungkan kedua silinder tidak mempengarahi sistem.
Pipapun dapat juga bercabang, jadi satu master silinder dapat menggerakkan lebih dari satu kaliper
piston jika diperlukan, seperti gambar 2.4.
Suatu hal yang lain dapat dilakukan oleh sistem hidrolik adalah melipat gandakan gaya dengan lebih
mudah. Yaitu dengan mengubah salah satu diameter dari piston dan silinder relatif terhadap yang
lain, seperti gambar 2.5:
Untuk menentukan faktor perkalian gambar 2.5 diatas, dengan melihat diameter piston.
Diasumsikan diameter piston disebelah kiri adalah 2 in (radiusnya 1 in), sedangkan diameter piston
yang disebelah kirinya adalah 6 in (radiusnya 3 in). Luas kedua piston dapat dihitung dengan rumus
n.r2.
Oleh karena itu luas piston disebelah kiri adalah 3,14 sementara itu Iuas piston disebelah kanan
adalah 28,26. Luas piston di sebelah kanan 9 kali lebih besar dari luas piston di sebelah kiri. Ini
berarti suatu gaya yang diberikan pada piston disebelah kiri akan menghasilkan gaya sebesar 9 kali
pada piston disebelah kanan. Jadi jika diterapkan gaya ke bawah sebesar 100 lb pada piston
disebelah kiri akan menghasilkan gaya keatas sebesar 900 lb pada piston disebelah kanan, dan juga
harus menekan sejauh 9 in untuk mengangkat 1 in.
Pada gambar 2.8 terlihat bahwa panjang pedal sampai ke engsel lebih panjang 4 kali dari panjang
silinder ke engsel, jadi gaya pada pedal akan meningkat sebesar 4 kali sebelum gaya tersebut
ditransmisikan pada master silinder.
Pada gambar juga terlihat bahwa diameter silinder pada rem adalah 3 kali lebih besar dari diameter
master silinder.
Hal ini mengakibatkan gaya yang ditransmisikan akan meningkat menjadi 9 kali. Jadi semua sistem
ini akan melipatgandakan gaya yang diberikan oleh pedal kaki menjadi 36 kali lipat. Jika diberikan
gaya sebesar 10 Ib pada pedal tekan akan dihasilkan gaya sebesar 360 Ib untuk menekan kampas
rem tersebut.
Untuk mendapatkan efek perlambatan dari gaya yang dihasilkan pada brake pad itu dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Dalam perlambatan roda dapat mengalami 2 kondisi yaitu skid atau tidak skid. Yang dimaksud skid
adalah kondisi jika gaya yang menekan brake pad dikalikan dengan jari-jari piringan cakram lebih
besar dari gaya gesek yang terjadi antara roda dengan permukaan jalan dikalikan dengan jari-jari
rodanya.
2.2. CARA KERJA REM
Menghentikan laju suatu kendaraan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Biasanya digunakan
suatu alat pengereman seperti rem cakram maupun rem tromol. Tetapi ada cara lain yang dapat
digunakan untuk menghentikan laju kendaraan yaitu dengan menggunakan bantuan engine brake.
Prinsipnya dengan menurunkan gigi persneling pada gigi yang lebih rendah akan memberikan efek
pengereman, meskipun tidak sekuat jika dilakukan dengan rem. Biasanya engine brake digunakan
untuk membantu meringankan kerja dari rem.
Alat pengereman dari suatu kendaraan dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe drum dan tipe
piringan/cakram. Tipe drum, rem ini terdiri dari sepasang kampas rem yang terletak pada piringan
yang tetap (tidak ikut berputar bersama roda), dan drum yang berputar bersama roda. Dalam
operasinya setiap kampas rem akan bergerak radial menekan drum sehingga terjadi gesekan antara
dram dan kampas rem. Tipe rem piringan terdiri dari piringan yang berputar bersama roda dan
sepasang kampas rem pada posisi radial terhadap piringan. Untuk melakukan pengereman kedua
kampas rem bergerak menjempit piringan sehingga terjadi gaya gesek antara kampas rem dengan
piringan.
Piston akan digerakkan oleh tekanan minyak dari master silinder sehingga piston bergerak secara
radial menggerakkan brake shoes untuk menekan drum brake sehingga pengereman akan terjadi.
Ketika piston menggerakkan brake shoes, brake shoes juga menarik pegas pengembali, jadi ketika
pengereman selesai maka brake shoes akan ditarik ke posisi semula oleh pegas tersebut.
Piston didalam caliper akan digerakan oleh tekanan minyak yang di distribusikan dari master rem,
karena tekanan tersebut maka piston akan menggerakkan brake pad untuk menjepit rotor/piringan
cakram akibatnya putaran rotor/piringan cakram akan tertahan hingga terjadi efek pengereman.
Untuk mendapatkan efek perlambatan dan gaya pengereman pada brake pad yang besar dengan
sedikit gaya pada pedal maka dapat dilakukan dengan jalan menggabungkan keuntungan mekanik
dan keuntungan hidrolis dalam sistem pengereman.
pengereman dan akan merusak komponen pada bagian tromol. Oleh sebab itu perlu pembersihan
sesering mungkin. Karena rem merupakan piranti keselamatan saat berkendara.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESINPULAN
Pada dasarnya semua benda yang mengalami gesekan akan mudah rusak atau cepat aus. Jadi, kita
pemakai harus sering memperhatikan, apabila udah mengalami kerusakan atau sudah aus maka
kita harus cepat mengganti, karena rem meruakan nyawa bagi semua orang saat berkendara.
3.2. SARAN
Mungkin bagi kami belum tahu sebenarnya rem (kanvas) itu ternuat dari apa? Kenapa orang-orang
sering membicarakan rem itu mengganggu pernafasan. Dan kenapa sampai saat ini belum ada
rem yang menggunakan bahan yang tidak mengganggu pernafasan atu lingkungan kita.