Disusun Oleh:
Fenika Nikmatul Rizki
P27820714026
I.
kebutuhan penyelenggaraan
c. Kesimpulan
Dalam undang undang nomor 24 tahun 2007 bencana didefinisikan
sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. ( UU No. 24 tahun 2007 Pasal
1 ayat (1) )
Merujuk kepada pasal satu dalam Undang-Undang nomor 24 tahun
2007 dijelaskan beberapa istilah atau perngertian dari bencana alam yaitu
antara lain :
1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
II.
1. Keanggotaan Daerah
1) Keanggotaan Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial
kabupaten/kota, terdiri atas unsur Pemerintah Daerah dan
masyarakat.
2) Unsur Pemerintah Daerah, terdiri atas:
a)
bupati/wali kota;
b)
c)
d)
e)
f)
b) tokoh adat;
c) tokoh masyarakat;
d) pegiat perdamaian; dan
e) wakil pihak yang berkonflik dari Satuan Tugas Penyelesaian
Konflik Sosial skala kabupaten/kota.
4) Unsur
masyarakat
harus
memperhatikan
keterwakilan
yang
membidangi
koordinasi
urusan
kesejahteraan rakyat;
c) kementerian yang membidangi urusan dalam negeri;
d) kementerian yang membidangi urusan pertahanan;
e) kementerian yang membidangi urusan keuangan negara;
f) kementerian yang membidangi urusan kesehatan;
g) kementerian yang membidangi urusan sosial;
h) kementerian yang membidangi urusan agama;
i) Polri;
j) TNI;
k) Kejaksaan Agung;
l) Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
m) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia;
n) unsur Pemerintah Daerah dari Satuan Tugas Penyelesaian
Konflik Sosial skala provinsi yang berkonflik; dan
o) instansi pemerintah terkait lainnya sesuai dengan kebutuhan.
3) Unsur masyarakat, terdiri atas:
a) tokoh agama;
b) tokoh adat;
c) tokoh masyarakat;
d) pegiat perdamaian;
e) wakil pihak yang berkonflik dari Satuan Tugas
Penyelesaian Konflik Sosial skala provinsi; dan
f) lembaga masyarakat lain yang terkait sesuai dengan
kebutuhan.
4) Unsur masyarakat, harus memperhatikan keterwakilan perempuan
sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen).
VII.
b. Tugas dan Fungsi
1) Mekanisme Pranata Adat dan/atau Pranata Sosial:
2) Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial
VIII.
Konflik
melalui
musyawarah
untuk
mufakat
IX.