Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
P27820714004
P27820714016
P27820714026
P27820714032
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya, sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk menyusun
makalah ini dengan tidak ada halangan dan tepat pada waktunya . Dalam makalah
ini saya membahas tentang Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada
Hordeolum. Makalah ini dibuat melalui bantuan beberapa pihak untuk
menyelesaikan tugas salah satu mata kuliah yaitu, Keperawatan Medikal Bedah
II. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran dari pihak pembaca dan Ibu/Bapak pengajar yang bersangkutan,
agar makalah ini dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi seluruh pihak
pembaca.
Akhir kata saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi Hordeolum............................................................................3
2. Etiologi Hordeolum..............................................................................4
3. Patofisiologi Hordeolum.......................................................................7
4. Manifestasi Klinis Hordeolum..............................................................8
5. Pemeriksaan Penunjang Hordeolum ....................................................9
6. Komplikasi Hordeolum ........................................................................1
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien...................................................................................3
2. Riwayat Kesehatan................................................................................4
3. Pemeriksaan Fisik.................................................................................7
4. Data.......................................................................................................8
5. Diagnosa Keperawatan ........................................................................9
6. Perencanaan Keperawatan ...................................................................
7. Intervensi pada klien dengan pre dan post op operasi .........................
8. Implementasi ........................................................................................
9. Evaluasi ................................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi Hordeolum
Hordeolum yakni benjolan dikelopak mata yang disebabkan oleh
peradangan di folikel atau kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang
terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di daerah ini, penyebab utamanya
adalah infeksi akibat bakteri.(Sidarta Ilyas,2010:92)
Merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum
biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak
mata. Biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat.
Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti abses. Hordeolum
adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak mata yang biasanya disebabkan
oleh stafilokokkus(Indriana Istiqomah,2004).
2. Etiologi Hordeolum
Infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan
oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokkus).
Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul
besamaan dengan atau sesudah blefaritis, hordeolum bisa timbul secara
berulang.(Sidarta Ilyas,2004)
3. Patofisiologi Hordeolum
Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri stafilokokus
aureus yang akan menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata.
Infeksi bakteri stafilokokkus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya
menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan akan mengakibatkan
pembentukan abses (kantong nanah) kearah kulit kelopak mata dan
konjungtiva biasanya disebut hordeolum internum. Apabila infeksi pada
kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat
menyebabkan komplikasi konjungtiva.
Apabila bakteri stafilokokkus menyerang kelenjar Zeis atau moll maka
akan membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum
b.
1.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
5. Analisa Data
Nama pasien
Umur
Ruang / kelas
No.Reg
No
1
:
:
:
:
Data
Ds : pasien mengatakan nyeri
Etiologi
Kuman
Problem
Gangguan rasa
streptokokkus
nyaman (nyeri)
Membentuk purulan
Inflamasi
Pembengkakan atau
tonjolan pada
palpebral
Nyeri
Kuman
Gangguan konsep
streptokokkus
Membentuk purulen
Inflamasi
sosial
Pembengkakan atau
tonjolan pada
palpebral
Nyeri
6. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berubungan dengan penurunan
penglihatan akibat edema pada kelopak mata
6
Post op
1. Nyeri akut b/d hilangnya efek anestesi post operasi d/d pasien
meringis, skala nyeri 4-6
2. Resiko infeksi b/d masuknya mikroorganisme sekunder akibat proses
penyakit
3. Kerusakan integritas kulit b/d rusaknya kontinuitas jaringan sekunder
akibat insisi pada daerah mata.
7. Perencanaan Keperawatan
Nama pasien
:
Umur
:
Ruang / kelas
:
No.Reg
:
No. Tujuan dan KH
Dx
1.
NOC
Setelah dilakukan
Intervensi
Rasional
NIC
1. Kaji adanya
1. Dapat mengetahui
TTD
tindakan keperawatan 3 x
kemerahan pada
24 jam diharapkan
mata cairan
dari mata
eksudat, atau
ulserasi
2. Instruksikan
2. Menghindarkan mata
dari infeksi
dengan normal
4. Klien dapat melihat
penyakitnya
5. Kolaborasikan
dengan normal
dengan tim
3. Tetap menjaga
kondisi mata, serta
meminimalkan
terjadinya infeksi
4. Menambah
pengetahuan serta
mengetahui
penyakitnya
5. Pemberian obat
sebagai terapi
meminimalkan luka
pada mata
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam di
harapkan nyeri
berkurang.
Dengan KH :
1. Klien mengetahui
penyebab nyeri
2. Klien dapat
mengetahui cara
untuk mengontrol
nyeri
3. Klien dapat
tetes mata
1. Monitor dan kaji
karakteristik
nyeri
2. Ajarkan pada
klien cara
melakukan
kompres hangat
pada tepi
palpebral dan
beritahu klien
agar
mengompres
1. Mengetahui skala
nyeri klien
2. Mempercepat
supurasi sehingga
purulent dapat keluar
dan nyeri reda
mengatasi rasa
tepi palpebral
nyeri akibat
selama 20 menit,
pada kelopak
palpebral
inflamasi
4. Klien merasa
3. Mengurangi iritasi
hari
nyaman dan skala 3. Pada klien
nyeri berkurang
wanita, beritahu
agar tidak
memakai tata
rias (khususnya
4. Mengeluarkan
(drainase) material
purulen
Setelah dilakukan
kompres
1. Beritahu klien
tindakan keperawatan
bahwa
selama 3 x 24 jam di
penyakitnya bisa
disembuhkan
2. Anjurkan klien
untuk
melaksanakan
anjuran yang
telah diberikan
(kompres hangat
dan penggunaan
antibiotika)
3. Mengurangi
kecemasan klien
secara teratur
3. Beritahu klien
bahwa salep
mata dapat
membuat
4. Dapat menyebabkan
infeksi
perawatan diri
pandangan
atau tanggung
kabur.
4. Beritahu klien
jawab terhadap
peran
4. Meningkatkan
penyembuhan,
bebas drainage
5. Buruknya status
jangan pernah
predisposisi
menekan
berulangnya
pembengkakan
5. Beritahu klien
purulen, eritema
dan demam
kesehatan merupakan
hordeolum.
untuk
meningkatkan
status kesehatan
Rencana Tujuan
Setelah diberikan
Rencana Tindakan
1. Jelaskan dan bantu
Rasional
1.Pendekatan dengan
akut
menggunakan relaksasi
pereda nyeri
dan nonfarmakologi
pasien berkurang,
dengan KH :
invasif
keefektifan dalam
tidak meringis
mengurangi nyeri.
tidak mengeluh
2. Ajarkan tekhnik
2.Akan melancarkan
nyeri
Relaksasi.
3. Ajarkan metode
3.Mengalihkan perhatian
akut.
menyenangkan.
10
4. Observasi tingkat
nyeri
5. Kolaborasi dengan
5.Analgetik memblok
dokter, pemberian
analgetik.
Dx Kep.
Perubahan citra
Rencana Tujuan
Setelah diberikan
Rencana Tindakan
1. Identifikasi
Rasional
1. Mengetahui
tubuh
pandangan pasien
bagaimana pandangan
jam diharapakan
terhadap keadaan
pasien terhadap
perubahan citra
tubuhnya
perubahan tubuhnya.
diatasi.
2. Anjurkan orang
2. Menghidupkan
Kriteria hasil :
terdekat untuk
kembali perasaan
1.Mampu
mengizinkan klien
kemandirian dan
menyatakan atau
melakukan hal-hal
membantu
mengomunikasikan
untuk dirinya.
dengan orang
serta mempengaruhi
terdekat tentang
proses rehabilitasi.
situasi dan
perubahan yang
3. Anjurkan
3. Keluarga merupakan
sedang terjadi
keluarga untuk
2. Pasien dapat
memberikan
kehidupan pasien,
menerima
dukungan dan
keadaannya
motivasi kepada
pasien
11
Dukungan
pengertian tentanng
seperti peningkatan
minat atau
mendatang.
partisipasi dalam
aktivitas rehabilitasi.
5. Dapat memfasilitasi
5.
Kolaborasi
perubahan yang
penting untuk
neuropsikologi dan
perkembangan
perasaan.
indikasi.
Dx Kep.
Ansietas
Rencana Tujuan
Setelah diberikan
Rencana Tindakan
1. Anjurkan
Rasional
1. kehadiran keluarga
keluarga pasien
dapat mengurangi
jam diharapkan
untuk menemani
kecemasan pasien
pasien
dengan KH :
1. Pasien mampu
2. Kaji tingkat
2.
tingkat kecemasan
mengungkapkan
kecemasan pasien
pemahaman tentang
penyakit pasien
bertambah
2. Pasien tidak
cemas lagi.
3. Berikan
3. Dengan teratasinya
pengobatan untuk
menurunkan cemas
tepat
12
Dx Kep.
Kurang
Rencana Tujuan
Setelah diberikan
Rencana Tindakan
1. Bantu pasien mengerti
Rasional
1.Menyiapkan
pengetahuan
pasien untuk
jam diharapkan
mengatasi
kondisi serta
memperbaiki
program terapeutik.
kualit
Kriteria hasil :
1. Pasien mengerti
2.
Jelaskan tentang
2.Pengetahuan
tentang penyakitnya
yang diharapkan
terjadinya penyakit.
akan membantu
mempengaruhinya
mengembangka
2. Pasien dapat
n kepatuhan
mengungkapkan
klien terhadap
pentingnya fungsi
rencana
otak dengan
teraupetik.
mematuhi program
3.
Ajarkan pasien
yang diharuskan
3.Membantu
perawatannya
meningkatkan
pengetahuan dan
memberikan
sumber
tambahan untuk
referensi
perawatan di
rumah.
4. Libatkan orang
13
4.Mengajarkan
pengajaran, sediakan
pasien tentang
materi pengajaran/
kondisinya
instruksi tertulis
aspek yang
paling penting
dari
perawatannya
Post op
Dx
Nyeri akut
Rencana Tujuan
Setelah diberikan
Rencana Tindakan
1. Jelaskan dan bantu
Rasional
1.Pendekatan
dengan
pereda nyeri
menggunakan
pasien berkurang,
relaksasi dan
dengan KH :
invasif.
nonfarmakologi
1.
tidak meringis
lainnya telah
2.
tidak mengeluh
menunjukkan
nyeri
keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
2. Ajarkan tekhnik
2. Akan
Relaksasi.
melancarkan
peredaran darah
3.Ajarkan metode
3. Mengalihkan
perhatian nyerinya
akut.
ke hal-hal yang
menyenangkan.
14
4. Observasi tingkat
4. Pengkajian
nyeri
5. Kolaborasi dengan
memblok lintasan
dokter, pemberian
nyeri, sehingga
analgetik
nyeri akan
berkurang.
Dx
Resiko Infeksi
Rencana Tujuan
Setelah diberikan
Rencana Tindakan
1.
Pantau suhu
Rasional
1.
mendeteksi
askep selama 3 X 24
kemungkinan infeksi
tanda-tanda infeksi
lainnya
2. mencegah
hasil :
terjadinya infeksi
1.Keadaan temperatur
dan lakukan
normal
perawatan luka
3. meminimalkan
terpaparnya pasien
tanda infeksi
3. Tempatkan pasien
(kalor,lubor,tumor,
dolor,fungsiolaesa)
15
4. Anjurkan semua
4. meminimalkan
pajanan pada
organisme infektif
menggunakan teknik
mencuci tangan
dengan baik
5. Gunakan teknik
5. untuk mencegah
kontaminasi
silang/menurunkan
invasive
resiko infeksi
Dx Kep.
Kerusakan
Rencana Tujuan
Setelah diberikan askep
Rencana Tindakan
1. Observasi keadaan
Rasional
1. Mengetahui
Integritas kulit
lesi sebelum
diharapkan kerusakan
mendapat pengobatan
sehingga dapat
menentukan
teratasi, dengan KH :
keluaran.
digunakan sebagai
diatasi
acuan dalam
mengevaluasi hasil
pada kulit
pengobatan.
Pasien tidak
mengeluh perih pada
2. Lakukan
2. Meminimalkan lesi
kulit
dari pajanan
Menunjukkan kulit
mikroorganisme yang
steril.
dapat memperparah
utuh
3. menurunkan iritasi
yang lembut.
16
proses penyembuhan
dan menurunkan
resiko infeksi.
9.
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan
kedalam renana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup kolaborasi dan
independent. Tindakan independent/mandiri adalah aktivitas perawat yang
didasarkan pada kesimpulan sendiri bukan merupakan petunjuk/perintah dari
petugas kesehatan yang lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
didasarkan oleh hasil keputusan antara dokter, perawat, dan petugas kesehatan
yang lain.
10.
Evaluasi
Pada diagnose Umum
1. Edema menurun, penglihatan kembali normal.
2. Nyeri dapat berkurang
3. klien tidak mengalami gangguan konsep diri dan kepercayaan diri tumbuh
PRE OP
1. Nyeri dapat berkurang
2. Dapat menerima tubuhnya
3. Pasien tidak mersakan cemas lagi
4. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya meningkat
POST OP
1. Nyeri dapat berkurang
2. Tidak terjadi infeksi
3. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Eva, Paul Riordan dan John P.Whitcher. 2009. Oftalmologi Umum Vaughan &
Ashury. Edisi 17.
Jakarta : EGC
Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Istiqomah, Indriana N. 2004. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.
Jakarta: EGC.
NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 20092010. Penerbit
Buku Kedokteran: EGC.
19